Situs: Online Learning Universitas Negeri Jakarta Dicetak Oleh: Vivi Fathiyaturrahmah
Kursus: Landasan Pendidikan (Neti Karnati PG PAUD) Tanggal: Selasa, 24 November 2020, 09:00
Buku: Pertemuan 9-Landasan Psikologis dan Filosofis
onlinelearning.unj.ac.id/mod/book/tool/print/index.php?id=37793 1/6
11/24/2020 Pertemuan 9-Landasan Psikologis dan Filosofis
Keterangan
pendidikan
Indikator
onlinelearning.unj.ac.id/mod/book/tool/print/index.php?id=37793 2/6
11/24/2020 Pertemuan 9-Landasan Psikologis dan Filosofis
Daftar Isi
onlinelearning.unj.ac.id/mod/book/tool/print/index.php?id=37793 3/6
11/24/2020 Pertemuan 9-Landasan Psikologis dan Filosofis
Pemahaman peserta didik merupakan kunci keberhasilan pendidikan. Oleh karena itu hasil kajian dan penemuan psikologis sangat diperlukan
penerapannya dalam pendidikan terutama yang berkaitan dengan :
1) Perbedaan individual, tiap individu mempunyai bakat, kemampuan, minat, kekuatan serta tempo dan irama perkembangan yang
berbeda. Sebagai implikasinya pendidik tidak boleh memperlakukan sama pada setiap peserta didik.
3) Guru perlu memahami perkembangan kepribadian anak agar dapat dimanfaatkan dalam pendidikan, terutama dalam membantu
setiap peserta didik mengembangkan kepribadiannya.
5) Perlu diciptakan kondisi lingkungan yang dapat membantu peserta didik untuk mengembangkan potensi, kecerdasan, emosi dan
keterampilan dalam pendidikan.
onlinelearning.unj.ac.id/mod/book/tool/print/index.php?id=37793 4/6
11/24/2020 Pertemuan 9-Landasan Psikologis dan Filosofis
Landasan filosofis terhadap pendidikan mengkaji masalah sekitar pendidikan dengan sudut pandang filsafat. Terdapat kaitan yang erat
antara pendidikan dan filsafat karena filsafat mencoba merumuskan citra tentang manusia dan masyarakat, sedangkan pendidikan berusaha
mewujudkan citra tersebut.
Ada empat madzab filsafat pendidikan yang besar pengaruhnya dalam pemikiran dan penyelenggaraan pendidikan, yaitu:
Esensialisme – merupakan madzab filsafat pendidikan yang menerapkan prinsip idealisme dan realisme secara eklektis. Madzab
Essensialisme mulai dominan di Eropa sejak adanya semacam pertentangan diantara para pendidik sehingga timbul pemisahan antara
pelajaran teoritik (liberal arts) yang memerdekakan akal dengan pelajaran praktek. Karena itu esensialisme mencurahkan usaha mereka untuk
:
1. Menelaah isi kurikulum dengan memisahkan mana yang esensial (pokok, penting) dan mana yang tidak esensial dari program sekolah.
2. Membangun kembali kewibawaan guru di dalam sekolah. Untuk itu prinsip pokok yang dikemukakan dalam penyelenggaraan pendidikan
adalah :
a. Belajar pada dasarnya meliputi kegiatan yang berupa kerja keras.
c. Inti dari proses pendidikan adalah terserapnya bahan pelajaran yang telah direncanakan.
d. Anak tidak dijadikan obyek pasif yang perlu disesuaikan terhadap hal-hal yang ada diluar dirinya.
Perenialisme – Perenialisme menekankan keabadian dan menolak pandangan bahwa segala sesuatu itu berubah. Dinamakan Perenialisme
karena kurikulumnya berisi materi yang konstan atau perenial. Prinsip pendidikan yang dikemukakan antara lain adalah ;
a) Konsep pendidikan itu bersifat abadi karena hakekat manusia yang tidak pernah berubah.
b) Inti pendidikan harus mengembangkan kekhususan manusia yang unik yaitu kemampuan berfikir.
e) Kebenaran abadi diajarkan melalui pelajaran dasar (basic subject). Untuk mengenal berbagai keadaan yang sifatnya tetap.
f) Harus ada sistem pendidikan yang berlaku umum dan terbuka untuk umum sesuai dengan prinsip kebenaran yang satu.
Progresivisme – Berbeda dengan konsep perenialisme, konsepsi progresivisme memandang bahwa perubahan merupakan inti dari
kenyataan. Oleh karena itu pendidikan merupakan proses perubahan. Pendidikan harus siap mengubah baik metoda maupun kebijakan
pendidikan untuk disesuaikan dengan perubahan lingkungan. Mutu pendidikan tidak terletak pada kesetiaannya pada standar kebaikan,
kebenaran, keindahan yang abadi tetapi pada kemampuannya untuk terus-menerus memperbaharui pengalaman.
b) Pengalaman langsung merupakan cara terbaik untuk merangsang minat belajar.
c) Guru harus menjadi seorang peneliti dan pembimbing kegiatan belajar.
d) Sekolah progresif harus merupakan suatu laboratorium untuk melakukan reformasi pedagogis dan experimentasi.
f) Pendidikan bukan perisapan untuk hidup, tetapi merupakan kehidupan itu sendiri.
g) Hanya demokrasilah yang memungkinkan saling tukar-menukar ide secara bebas yang amat berguna bagi perkembangan pribadi yang
utuh.
h) Belajar melalui pemecahan masalah hendaklah diutamakan daripada pelajaran yang pasif yang bersifat “subject-matter”.
Rekonstruksisme – konsepsi ini mengarahkan perhatian kepada tanggung jawab pendidikan dalam mengadakan pembaharuan
(rekonstruksi) di masyarakat. Pokok-pokok konsepsi rekonstruksisme adalah :
a) Dalam pendidikan individu tidak hanya belajar tentang pengalaman kemasyarakatan masa kini tetapi harus mempelajari kearah
masyarakat baru yang diinginkan.
c) Peranan guru adalah sebagai pemimpin dalam metode proyek yang memberikan peranan murid cukup besar dalam proses
pendidikan.
d) Guru harus dapat meyakinkan murid tentang kebenaran dan mendesaknya untuk memecahkan masalah melalui rekonstruksi sosial
dengan cara demokratis.
e) Guru sebagai peneliti dituntut untuk menguasai sejumlah pengetahuan dan basic science agar dapat mengarahkan potensi dan
perkembangan murid.
Filsafat Pancasila – Filsafat yang dibentuk berdasarkan budaya yang ada pada bangsa Indonesia. Budaya yang mengakar pada bangsa
Indonesia dijalankan menjadi falsafah hidup. Filsafat Pancasila ini tidak dimiliki oleh bangsa lain. Misalnya kehidupan budaya gotong royong,
saling membantu sesame warga masyarakat dalam kehidupan. Membangun kepedulian diantara masyarakat. Guru harus dapat membentuk
onlinelearning.unj.ac.id/mod/book/tool/print/index.php?id=37793 5/6
11/24/2020 Pertemuan 9-Landasan Psikologis dan Filosofis
karakter-karakter peduli, empati, gotong royong dan sebagai pada anak didik di sekolah, sehingga bentukan karakter ini akan mengkristal
menjadi kepribadian anak didik di Indonesia. Karakter yang dibentuk guru ini merupakan nilai-nilai yang dijadikan norma dalam kehidupan
bemasyarakat di Indonesia.
onlinelearning.unj.ac.id/mod/book/tool/print/index.php?id=37793 6/6