Situs: Online Learning Universitas Negeri Jakarta Dicetak Oleh: Vivi Fathiyaturrahmah
Kursus: Landasan Pendidikan (Neti Karnati PG PAUD) Tanggal: Selasa, 24 November 2020, 09:05
Pertemuan 10- Landasan Sosiologis, Ideologi dan Politik dalam
Buku:
Pendidikan
onlinelearning.unj.ac.id/mod/book/tool/print/index.php?id=37798 1/8
11/24/2020 Pertemuan 10- Landasan Sosiologis, Ideologi dan Politik dalam Pendidikan
Keterangan
INDIKATOR :
1. Mahasiswa mampu menghasilkan kajian ilmiah tentang penerapan landasan dan asas pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan
2. Mahasiswa memiliki karakter kuat dalam mengaplikasikanlandasan dan azas pendidikan dalam melaksanakan pendidikan
onlinelearning.unj.ac.id/mod/book/tool/print/index.php?id=37798 2/8
11/24/2020 Pertemuan 10- Landasan Sosiologis, Ideologi dan Politik dalam Pendidikan
Daftar Isi
onlinelearning.unj.ac.id/mod/book/tool/print/index.php?id=37798 3/8
11/24/2020 Pertemuan 10- Landasan Sosiologis, Ideologi dan Politik dalam Pendidikan
a. Sosiologi
Secara etimologis sosiologi berasal dari kata latin “socius” dan kata Yunani “logos”. “Socius” berarti kawan, sahabat, sekutu, rekan, masyarakat.
“logos” berarti ilmu.Jadi sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang masyarakat (Chaerudin, dkk, 1995:67).
W.F. Ogburn dan M.F. Nimkoff dalam buku mereka “A Handbook of Sociology”, memberikan definisi “sosology is the scientific of social life” yang
maksudnya: sosiologi adalah studi secara ilmiah terhadap kehidupan sosial.
Roucek dan Wafren mengemukakan Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok-kelompok
(Soekanto, 1989:16).
1. Pendidikan
Paedegogic berasal dari bahasa Yunani, terdiri dari kata “pais”, artinya anak, dan ”again” diterjemahkan membimbing, jadi paedagogic yaitu
bimbingan yang diberikan kepada anak. Secara definitif pendidikan (paedagogic) diartikan, sebagai berikut:
Pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional ke arah alam dan sesama manusia.
b) Langeveld
Mendidik adalah mempengaruhi anak dalam membimbingnya supaya menjadi dewasa. Usaha membimbing adalah usaha yang disadari
dan dilaksanakan di sengaja antara orang dewasa dengan anak yang belum dewasa.
c) Ki HajarDewantara
Mendidik adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat
dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tinginya. (Ahmadi dan Uhbiyati, 2001:69).
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Berdasarkan uraian diatas, pendidikan pada hakekatnya suatu kegiatan yang secara sadar dan disengaja, serta penuh tanggung jawab yang
dilakukan oleh orang dewasa yang bertanggungjawab moral kepada anak sehingga timbul interaksi dari keduanya agar anak tersebut
mencapai kedewasaan yang dicita-citakan dan berlangsung terus-menerus (Suwarno, 1992:49).
R.J. Stalcup mengemukakan bahwa sociology of education merupakan suatu analisis terhadap proses-proses sosiologis yang berlangsung
dalam lembaga pendidikan. Tekanan dan wilayah telaahnya pada lembaga pendidikan itu sendiri.
Pengertian sosiologi pendidikan yang lain termuat dalam (Nasution,2004:4) sebagai berikut:
a) Menurut George Payne, yang kerap disebut bapak sosiologi pendidikan, secara spesifik memandang sosiologi pendidikan sebagai studi
yang komprehensif tentang segala aspek pendidikan dari segala segi ilmu yang dterapkan. Baginya, sosiologi pendidikan tidak hanya meliputi
segala sesuatu dalam bidang sosiologi yang dapat dikenakan sosiologis. Tetapi memberikan para guru, peneliti yang efektif dalam sosiologi
yang dapat memberikan sumbangan pemahaman yang lebih mendalam tentang pendidikan.
b) F.G Robbins dan Brown mengemukakan bahwa sosiologi pendidikan adalah ilmu yang membicarakan dan menjelaskan hubungan-
hubungan sosial yang mempengaruhi individu untuk mendapatkan serta mengorganisasikan pengalamannya. Sosiologi pendidikan juga
mempelajari kelakuan sosial serta prinsip-prinsip untuk mengontrolnya.
c) E.B.Reutern: Sosiologi pendidikan mempunyai kewajiban untuk menganalisa lembaga-lembaga pendidikan dalam hubungannya dengan
perkembangan manusia dan dibatasi oleh pengaruh-pengaruh lembaga-lembaga pendidikan yang menentukan kepribadian sosial dari
tiap-tiap individu. Jadi pada dasarnya antara individu dengan lembaga sosial saling mempengaruhi (process social interaction).
Tidak ketinggalan, Gunawan mengemukakan definisinya tentang sosiologi pendidikan, yaitu ilmu pengetahuan yang berusaha memecahkan
masalah pendidikan dengan analisis atau pendekatan sosiologis (Gunawan,2006:2).
Dari beberapa definisi, dapat disimpulkan bahwa sosiologi pendidikan adalah ilmu yang mempelajari seluruh aspek pendidikan, baik struktur,
dinamika, masalah pendidikan ataupun aspek lainnya secara mendalam melalui analisis atau pendekatan sosiologis.
Penelitian dan analisis terhadap sistem pendidikan berdasarkan keduanya yang sekarang, tentunya sudah bisa dikuatkan antar ruang lingkup
sosiologi pendidikan. Karena minat dan pengalaman, ruang lingkup yang diajukan ini terbatas pada wilayah analisis seputar sistem
pendidikan formal.
onlinelearning.unj.ac.id/mod/book/tool/print/index.php?id=37798 4/8
11/24/2020 Pertemuan 10- Landasan Sosiologis, Ideologi dan Politik dalam Pendidikan
d. Fungsi sistem pendidikan formal bertalian dengan kelompok rasial, kultural dan sebagainya
b. Pola interaksi sosial dan stuktur masyarakat Sekolah, yang antara lain meliputi berbagai hubungan kekuasaan, stratifikasi sosial dan pola
kepemimpinan informal
3. Pengaruh Sekolah terhadap Perilaku dan Kepribadian semua Pihak di sekolah/lembaga Pendidikan
c. Pengaruh kepribadian guru / tenaga kependidikan terhadap kelakuan anak / peserta didik,dan
d. Fungsi Sekolah / lembaga pendidikan dalam sosial murid / peserta didik.
Interaksi antara sekolah/ lembaga pendidikan dengan kelompok sosial dalam masyarakat di sekitar sekolah / lembaga pendidikan.
b. Analisis proses pendidikan yang terdapat dalam sistematis sosial dalam masyarakat luarsekolah.
d. Faktor-faktor demografi dan ekologi dalam masyarakat yang berkaitan dengan organisasisekolah.
Kegiatan pendidikan merupakan suatu proses interaksi antara dua individu (pendidik dan anak didik). Oleh karena itu kegiatan pendidikan
dapat berlangsung baik di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Oleh karena itu kajian sosiologis tentang pendidikan mencakup
semua jalur pendidikan tersebut.
Pendidikan keluarga sangat penting, karena keluarga merupakan lembaga sosial yang pertama bagi setiap manusia. Oleh karena itu proses
sosialisasi dimulai dari keluarga dimana anak mulai mengembangkan diri. Dalam keluarga itulah mulai ditanamkan nilai-nilai dan sikap yang
dapat mempengaruhi perkembangan anak. Nilai-nilai agama, nilai-nilai moral, budaya dan ketrampilan perlu dikembangkan dalam
pendidikan keluarga.
Kegiatan pendidikan yang sistematis terjadi di lembaga sekolah yang dengan sengaja dibentuk oleh masyarakat dengan perencanaan dan
pelaksanaan yang mantap. Selanjutnya disamping sekolah, proses pendidikan juga dipengaruhi oleh berbagai kelompok kecil dalam
masyarakat seperti kelompok keagamaan, organisasi kemasyarakatan, dll.
Yang menjadi penekanan dalam kegiatan ini adalah pendidikan itu mempersiapkan anak untuk hidup dalam masyarakat (penekanan pada
sosiologis) ataukah mempersiapkan anak untuk memperbaharui masyarakatnya (penekanan pada aspek pembaharuan). Dalam
pelaksanaan di berbagai negara diupayakan keseimbangan antara pelestarian dan pengembangan budaya dan masyarakat
onlinelearning.unj.ac.id/mod/book/tool/print/index.php?id=37798 5/8
11/24/2020 Pertemuan 10- Landasan Sosiologis, Ideologi dan Politik dalam Pendidikan
Definisi Ideologi - Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan. Kata ideologi sendiri diciptakan oleh Destutt de Tracy pada akhir abad ke-18
untuk mendefinisikan “sains tentang ide“. Ideologi dapat dianggap sebagai visi yang komprehensif, sebagai cara memandang segala sesuatu
(bandingkan Weltanschauung), secara umum (lihat Ideologi dalam kehidupan sehari hari) dan beberapa arah filosofis (lihat Ideologi politis),
atau sekelompok ide yang diajukan oleh kelas yang dominan pada seluruh anggota masyarakat. Tujuan utama dibalik ideologi adalah untuk
menawarkan perubahan melalui proses pemikiran normatif. Ideologi adalah sistem pemikiran abstrak (tidak hanya sekadar pembentukan ide)
yang diterapkan pada masalah publik sehingga membuat konsep ini menjadi inti politik. Secara implisit setiap pemikiran politik mengikuti
sebuah ideologi walaupun tidak diletakkan sebagai sistem berpikir yang eksplisit.(definisi ideologi Marxisme).
Ideologi berasal dari kata idea (Inggris), yang artinya gagasan, pengertian. Kata kerja Yunani oida = mengetahui, melihat dengan budi. Kata
“logi” yang berasal dari bahasa Yunani logos yang artinya pengetahuan.
Secara etimologis, ideologi berasal dari dua suku kata yaitu ‟idios‟yang berartiide atau konsep dan ‟logos‟yang berarti ilmu; sehingga
ideologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari ide-ide manusia, atau ilmu tentang ide-ide. Secara terminologis, ideologi diartikan oleh
Lyman Tower Sargent dalam bukunya Contemporary Political ideologies yang dikutip William F. O‟Neil, sebagai sistem nilai atau keyakinan yang
diterima sebagai fakta atau kebenaran oleh kelompok tertentu. Ideologi berupaya menggambarkan mengenai karakteristik-karakteristik
umum tentang alam dan masyarakat; serta keterkaitan antar hakekat moral, politik, dan panduan-panduan perilaku lainnya yang bersifat
evaluatif. Pendapat D. Tracy yang dikutip oleh Aryanto Abidin, mengartikan ideologi adalah sebuah pemahaman atau ide konseptual yang
mampu melihat wajah dunia dengan ketertarikannya pada masalah-masalah sosial dan mampu menawarkan pemecahan masalah dalam
suatu lembaga kemasyarakatan.
a) NicolloMachiavelli
Ideologi adalah pengetahuan mengenai cara menyembunyikan kepentingan, mendapatkan, serta mempertahankan kekuasaan dengan
memanfaatkan konsepsi-konsepsi keagamaan dan tipu daya.
b) GunawanSetiardjo
Ideologi adalah kumpulan ide, gagasan, atau akidah yang melahirkan aturan- aturan dalam kehidupan.
c) AliSyariati
Ideologi adalah keyakinan-keyakinan dan gagasan-gagasan yang ditaati oleh suatu kelompok, suatu kelas sosial, suatu bangsa, atau suatu
ras tertentu.
d) KarlMarx
Ideologi adalah kesadaran palsu, karena ideologi adalah suatu hasil pemikiran yang diciptakan oleh pemikirnya yang ditentukan oleh
kepentingannya.
e) Machiavelli
Ideologi adalah sekelompok ide dan konsep yang normatif yang memiliki pola, yang merupakan representasi dari kekuatan politik yang ada.
Ideologi adalah peta konsep yang membantu masyarakat dalam mengarahkan kompleksnya kehidupan berpolitik dan keyakinan akan
kebenaran sosial.
g) KarlMaanheim
Ideologi adalah sistem pemikiran yang berguna dalam mempertahankan orde sosial tertentu.
Ideologi adalah keseluruhan sistem berpikir dan sikap dasar rohaniah sebuah gerakan, kelompok sosial, atau individu.
Ideologi adalah suatu pandangan atau sistem nilai yang menyeluruh dan mendalam tentang bagaimana cara yang sebaiknya, yaitu secara
moral dianggap benar dan adil, guna mengatur tingkah laku bersama dalam berbagai segi kehidupan.
j) LouisAlthuser
Ideologi adalah suatu gagasan yang spekulatif, namun bukan gagasan palsu, karena bukan dimaksudkan untuk menggambarkan suatu
realitas melainkan untuk dapat memberikan gambaran mengenai bagaimana semestinya manusia itu dapat menjalani hidupnya
Konservatif adalah sikap hendak mempertahankan keadaaan dan tradisi lama. Sedangkan paradigma pendidikan konservatif ini bermula dari
suatu konstruksi filosofis yang lebih banyak berkiblat pada aliran filsafat pendidikan “Perenialisme” dan “Esensialisme”. Dikatakan bahwa
pendidikan konservatif itu bermuara pada aliran perenialisme karena aliran ini memahami orientasi akhir dari pendidikan itu adalah
pengakuan terhadap nilai-nilai transendental. Sedangkan menurut aliran esensialisme yaitu meyakini nilai-nilai kemanusiaan yang paling
fundamental, yakni dimensi moralitas yang bersumber dari ajaran agama.
onlinelearning.unj.ac.id/mod/book/tool/print/index.php?id=37798 6/8
11/24/2020 Pertemuan 10- Landasan Sosiologis, Ideologi dan Politik dalam Pendidikan
Dari pemaparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa ideologi pendidikan konservatif itu adalah rangkaian konsep pendidikan dari sudut
filosofi tertentu yang kemudian menjadi model pendidikan tertentu dengan sikap hendak mempertahankan keadaaan dan tradisi lama.
Selanjutnya, ideologi-ideologi pendidikan konservatif ini terdiri dari tiga tradisi pokok yaitu fundamentalisme pendidikan, intelektualisme
pendidikan, dan konservatisme pendidikan
a) FundamentalismePendidikan
Fundamentalisme meliputi semua corak Konservatisme politik yang pada dasarnya anti-intelektual. Dengan artian bahwa mereka ingin
meminimalkan pertimbangan-pertimbangan filosofis dan intelektual, serta cenderung untuk mendasarkan diri mereka pada penerimaan
yang relatif kritik terhadap kebenaran yang diwahyukan atau konsensus sosial yang sudah mapan.
b) Intelektualismependidikan
Intelektualisme ini lahir dari ungkapan-ungkapan Konservatisme politik yang didasarkan pada sistem-sistem pemikiran filosofis atau religius
yang pada dasarnya otoritarian. Secara umum, Konservatisme filosofis ini ingin mengubah praktik-praktik politik yang ada (termasuk praktik-
praktik pendidikan), demi menyesuaikannya secara lebih sempurna dengan cita-cita intelektual atau rohaniah yang sudah mapan dan tidak
bervariasi.
Dalam pendidikan kontemporer, Konservatisme filosofis mengungkapkan diri terutama sebagai intelektualisme pendidikan bahwasanya
terdapat dua variasi mendasar yaitu intelektualisme pendidikan yang pada intinya bersifat sekular, dan intelektualisme teologis yang memiliki
orientasi sebagaimana terpantul dalam tulisan-tulisan para filosof pendidikan Katolik Roma kontemporer seperti William McGucken dan John
Donahue.
c) KonservatismePendidikan
Konservatisme pada dasarnya adalah posisi yang mendukung ketaatan terhadap lembaga-lembaga dan proses-proses budaya yang sudah
teruji oleh waktu. Dalam dunia pendidikan, seorang Konservatif beranggapan bahwa sasaran utama sekolah adalah pelestarian dan
penerusan pola-pola sosial serta tradisi-tradisi yang sudah mapan.
Ada dua ungkapan dasar Konservatif dalam pendidikan: pertama, konservatisme pendidikan religius, yang menekankan peran sentral
pelatihan ruhaniah sebagai landasan pembangunan karakter moral yang tepat. Kedua, konservatisme pendidikan secular, yang memusatkan
perhatian pada perlunya melestarikan dan meneruskan keyakinan- keyakinan dan praktik yang sudah ada.
onlinelearning.unj.ac.id/mod/book/tool/print/index.php?id=37798 7/8
11/24/2020 Pertemuan 10- Landasan Sosiologis, Ideologi dan Politik dalam Pendidikan
Politik adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang antara lain berwujud proses pembuatan keputusan,
khususnya dalam negara. Pengertian ini merupakan upaya penggabungan antara berbagai definisi yang berbeda mengenai hakikat politik
yang dikenal dalam ilmu politik.
Di samping itu politik juga dapat dititik dari sudut pandang berbeda, antara lain:
3. Politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama (teori klasikAristoteles)
4. Politik adalah hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan dan negara
5. Politik merupakan kegiatan yang diarahkan untuk mendapatkan dan mempertahankan kekuasaan dimasyarakat
6. Politik adalah segala sesuatu tentang proses perumusan dan pelaksanaan kebijakanpublik.
Secara umum, ekonomi adalah sebuah bidang kajian tentang pengurusan sumber daya material individu, masyarakat, dan negara untuk
meningkatkan kesejahteraan hidup manusia. Karena ekonomi merupakan ilmu tentang perilaku dan tindakan manusia untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya yang bervariasi dan berkembang dengan sumber daya yang ada melalui pilihan-pilihan kegiatan produksi, konsumsi
dan distribusi.
Ekonomi pendidikan merupakan bagian yang terpenting dari ilmu ekonomi sumber daya manusia untuk pembangunan nasional. Sebagai
landasan konseptual tentang ilmu ekonomi pendidikan, berikut ini diuraikan definisi yang dikemukakan oleh (Elchnan Cohn,1979) sebagai
berikut:
Ekonomi pendidikan adalah suatu studi tentang bagaimana manusia, baik secara perorangan maupun di dalam kelompok masyarakatnya
membuat keputusan dalam rangka mendayagunakan sumber-sumber daya yang terbatas agar dapat menghasilkan berbagai bentuk
pendidikan dan latihan, pengembangan ilmu pengetahuan dan keterampilan, pendapat, sikap dan nilai-nilai khususnya melalui pendidikan
formal, serta bagaimana mendiskusikannya secara merata (equal) dan adil (equality) di antara berbagai kelompok masyarakat.
Pada pola perbaikan hidup dirinya, keluarganya, masyarakatnya maupun kesejahteraan bangsanya. Sumber daya manusia dikatakan bernilai
jika kemampuan, keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki sesuai dengan kebutuhan hidup dan sektor pembangunan yang memberikan
keuntungan, baik kepada individu yang bersangkutan maupun kepada masyarakatnya. Pendidikan memproses manusia hingga menjadi
manusia produktif yang memiliki kemampuan membangun, pembangunan itu sendiri dilakukan oleh manusia yang dibangun oleh pendidikan.
Modal yang ditanam untuk pendidikan berperan sebagaimana modal yang ditanam untuk memproduksi barang dalam industri yang
menguntungkan. Bedanya produk yang diharapkan menjadi output pendidikan bukan merupakan komoditi tetapi berupa manusia terampil
yang berkemampuan membangun. Karena itulah konsep investasipendidikandisebut“investmentinhumancapital”atau investasi sumber daya
manusia. Manusia dianggap sebagai modal utama dalam menggerakkan kehidupan ekonomi. Keuntungan dari produk pendidikan berupa
manusia cerdas terampil akan sanggup menggerakkan sumber-sumber ekonomi, sehingga ekonomi bergerak, masyarakat menjadi aktif dan
segala kebutuhan hidup disediakan. Konsep lama terhadap manusia sangat ketinggalan, sebab manusia dianggap sama sederajat dengan
mesin dan perlengkapan industri lainnya. Teori lama menganggap yang disebut modal itu terdiri dari uang, mesin, tanah atau lahan.
Kedudukan manusia tak ubahnya seperti mesin, asal diberi bensin maka mesin bergerak. Begitu juga dengan manusia, asal dibayar ia akan
berkeja. Teori manusia sebagai modal atau teori Human Capital lebih populer setelah Teodore Schultz, memperoleh nobel ekonomi di tahun
1979. Awalnya teori ini dikembangkan oleh Adam Smith. Di Harvard University teori ini dikembangkan oleh Talcot Parson (Ace Suryadi, 1991).
M. Idochi Anwar mengulas tentang biaya pendidikan yang harus dikeluarkan dalam investasi dibidang SDM, menurutnya ada dua komponen
penting yang harus dibiayai dalam ekonomi pendidikan, yaitu biaya langsung (direct cost) dan biayai tidak langsung (indirect cost). Biaya
langsung adalah biaya yang benar-benar dirasakan manfaatnya oleh peserta didik. Biaya ini merupakan biaya bagi terlaksananya
pendidikan. Kriteria biaya langsung harus memenuhi persyaratan; inheren pada hasil, kuantitaif dapat dihitung, pengeluarannya tak dapat
dihindarkan, dan dapat diperhitungkan sebelumnya. Biaya yang harus dikeluarkan antara lain untuk gaji guru dan pegawai lainnya, pembelian
buku, perlengkapan belajar, biaya evaluasi belajar. Biaya langsung ini terwujud dalam pengeluaran uang yang secara langsung membiayai
keperluan pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat yang berpengaruh pada kualitas output Biaya tidak langsung adalah
biaya yang harus dikeluarkan oleh murid, keluarga dan masyarakat yang menanggung biaya seperti biaya makan, perumahan, buku, pakaian,
transportasi, kesehatan. Kategori biaya ini disebut private cost. (M. IdochiAnwar,1991)
Biaya pengorbanan yang dikeluarkan masyarakat, baik berupa tenaga, pikiran, waktu maupun benda yang dapat dituangkan termasuk ke
dalam kategori biaya publik disebut social cost. Biaya lain yang perlu diperhitungkan dalam pengertian biaya tidak langsung adalah biaya
pengorbanan anak, berupa hilangnya pendapatan peserta didik karena belajar disebut earning for gone by student (J. Alan Thomas, 1971:31),
yaitu keuntungan yang hilang pada waktu mengikuti pendidikan, berupa kesempatan yang dikorbankan karena tidak bekerja atau keuntungan
yang tidak diperoleh selama menenpuh pendidikan. Kedua biaya ini dihitung sebagai semua pengeluaran, investasi, disebut “total cost”
dihitung menurut jumlah murid dalam satuan perkapita dalam periode satu tahun. Biaya pendidikan permurid adalah keseluruhan biaya yang
diperlukan oleh murid untuk memperoleh pendidikan. Definisi ini mengandung arti modal dan belanja kebutuuhan dengan segala unsurnya
dan juga seluruh biaya hidup murid selama ia menempuh pendidikan seperti biaya makan, buku, pakaian,transport dan lain sebagainya.
Namun untuk kepentingan perhitungan praktis biasanya komponen biaya hidup dan biaya learning for gone karena tidak bekerja, tidak
dimasukkan ke dalam totalcost.
onlinelearning.unj.ac.id/mod/book/tool/print/index.php?id=37798 8/8