DOSEN PENGAMPU
Disusun oleh :
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tentang “Penyakit Endocarditis”
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal
jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari penyusunan
maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami dengan rendah
hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga inspirasi
untuk pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB II PENDAHULUAN..............................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................3
3.1 KESIMPULAN...........................................................................................16
3.2 SARAN.......................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
Endocarditis merupakan penyakit serius dengan gejala yang sedikit meskipun pada
dunia kesehatan dan terapi bedah telah berkembang. Perlunya diagnosa dengan cepat dan
akurat untuk menentukan terapi yang akan digunakan (Thuny et al., 2012). Keterlambatan
akan diagnose akan menyebabkan keterlibatan organ lainya seperti emboli cerebral dan sepsis
sistemik (Dunne et al., 2014) Pada saat ini insiden oleh Infeksi Endokarditis pada Negara
berkembang antara 1,9 hingga 10,0 tiap 100.000/tahun dan meningkat pada saat terjadi
penurunan pada berbagai penyakit katup. Di Denmark insiden terjadi pada 10 tiap
100.000/orang/tahun, ekivalen dengan 500pasien/ tahun (Rasmussen et al., 2012). Meskipun
terjadi perkembangan pada diagnose dan metode terapetik, kematian yang disebabkan oleh IE
mencapai 40% pada negara berkembang (Bjurman et al., 2012). Meskipun begitu kejadian
meningkat dengan peningkatan penggunaan intracardiac device implantation. Infeksi
endocarditis dapat menyerang setiap bagian pada endokardium tetapi yang lebih karakteristik
adalah pada katup jantung.
TINJAU TEORITAS
1. Definisi Endocarditis
Endokarditis adalah radang padh katup jantung dan endokardium yang disebabkan
olchkuman dan jamur (Murwani, A, 2009) Endokarditis adalah suatu infeksi yang melibatkan
endokardium yang utuh atau rusak atau katup jantung protesa (Edward K. Chung, 1995)
Endokarditis adalah infeksi yang serius dari salah satu dari empat klep-klep (katup-katup)
jantung (Anonim, 2011). Endokarditis adalah penyakit infeksi yang dischabkan oleh
mikroorganisme pada endokard atau katub jantung Infiksi endokarditis biasanya terjadi pada
jantung yang telah mengalami kerusakan Penyakit ini didahuka dengan endokarditis,
biasanya berupa penyakit jantung bawaan, maupun penyakit jantung yang didapat. Dahulu
Infeksi pada endokard banyak disebabkan oleh bakteri sehingga disebut endokarditis
baldurial. Sekarang infeksi bukan disebabkan oleh bakteri saja, tetapi bisa dischabkan oleh
mikroorganisme lain, seperti jamur,virus, dan lain-lain.
2. Etiologi Endocarditis
Gejala endokarditis dapat berkembang pelan-pelan dalam hitungan minggu atau bulan
(subacute endocarditis). Gejala endokarditis juga dapat terjadi secara mendadak dalam
beberapa hari (acute endocarditis). Hal tersebut tergantung pada kuman penyebab infeksi,
dan apakah penderita mengalami gangguan jantung. Gejalanya pun dapat bervariasi untuk
setiap penderita, yaitu:
Pada kasus yang jarang, gejala lain yang mungkin muncul adalah:
4. Patofisiologi Thalasemia
Pada Endokarditis bisa bersifat endokarditis rematik dan endokarditis infeksi. Pada
Endokarditis rematik di sebabkan langsung oleh demam rematik, suatu penyakit rematik yang
di sebabkan oleh infeksi streptokokus grup A. Demam rematik mempengaruhi semua
persendian sehingga menyebabkan poliartritis. Jantung juga merupakan organ sasaran yang
merupakan dan bagian yang kerusakannya paling serius. Kerusakan jantung dan lesi sendi
bukan akibat infeksi, artinya jantung tersebut tidak mengalami infeksi atau secara langsung di
rusak oleh organisme tersebut, namun hal ini merupakan fenomena sensitifitas atau reaksi
yang terjadi sebagai respons terhadap streptokokus hemolitikus.
Pada klien lain, tepi bilah katub yang meradang menjadi lengket satu sama lain
mengakibatkan stenosis katub, yaitu penyempitan lumen katub. Sebagian kecil klien dengan
demam rematik menjadi sakit berat yang diiringi oleh gagal jantung yang berat, disritmia
serius, dan pneumonia rematik. Klien dengan kondisi seperti ini harus di rawat di ruang
perawatn intensif.
5. Penatalaksanaan penyakit Endocarditis
1) Medis
a. Tirah baring
b. Farmakoterapi : Antibiotic (penicillin, streptomycin, vancomycyn, gentamicyn)
c. Penderita dirawat di rumah sakit dan mendapatkan antibiotic intravena dosis finggi
selama minimal 2 minggu. Pemberian antibiotik saja tidak cukup pada infeksi katub
buatan. Mungkin perlu dilakukan pembedahan jantung untuk memperbaiki atau
mengganti katuh yang rusak dan membuang vegetasi. Sebagai tindakan pencegahan,
kepada penderita kelainan katub jantung, setiap akan menjalani tindakan gigi maupun
pembedahan sebaiknya diberikan antibiotik.
Pengobatan akan berhasil baik bila dimulai sedini mungkin, obat
tepat(terutama sesuai dengan uji resistensi) valid, dan waktu yang cukup. Pengobatan
empiris untuk endokarditis akut adalah dengan nafisilin 2g/4 jam, ampisilin 2g 4 jam
dan gntamisin 1.5 mg/kg BB 8 jam. Sedangkan untuk endokarditis sub akut cukup
dengan ampisilin dan gematisin. Pada orang dewasa atau anak-anak dengan
endokarditis disertai kelainan jantung reumatik dan bawaan dapat diberi pinisilin G
2.4- 6 juta unit hari diteruskan selama 4 minggu. Penisilin diberi secara parenteral
selama 2 minggu dan selanjutya diberi parenteral atau oral (penisislin V). dapfat
ditambahkan streptomicyn 0,5 mg tiap 12 jam selama 2 minggu. Pada orang tua atau
wanita setelah tindakan stentri dan ginekologis dapat diberi penisilin G 1,2- 2,4 juta
unit/ hari parenteral ditambah gentamicyn 3.5 mg/kg BB yang dibagi dalam 2-3 dosis.
Ampisilin dapat dipakai dengan dosis 6-12 g sehari. Lama pengobatan minimal 4-6
minggu. Bila kuman resisten terhadap penisilin, dapat dipakai sefalotin 1.5 g tiap 3
jam iv atau nafsin 1,5 g tiap 4 jam, oksasilin 12g/ hari atau vankomisin tiap 6 jam atau
eritromisin 0,5 g tiap 8 jam. Endokarditis yang disebabkan oleh jamur biasanya fatal,
doberikan amfotetisin B 0.5-1,2 mg/ hari iv dan flurositosin 150 mg/kg BB per oral.
Resiko mortalitas dan morbiditas tinggi pada tindakan bedah yang terlalu
awal. Tapi apabila pembedahan terlambat dilakukan, pasien dapat meninggal karena
hemidinamik yang buruk atau komplikasi berat. Indikasi bedah adalah gagal jantung
yang tidak dapat diatasi dengan obat-obatan, septikimia yang tidak berespon dengan
pengobatan antibiotik perluasan infeksi intrakardiak, endokarditis pada lesi jantung
bawaan, dan endokarditis karena jamur Profilaksis antibiotik diperlukan pada
tindakan yang memungkinkan terjadinya bakterimia, misalnya operasi atau
pencabutan gigi, American heart association merekomendasikan pemberian
amoksisilin 3g secara oral pada 1 ajm sebelum prosedur, diikuti 1,5g pada 6 jam
setelah dosis inisial. Bila pasien alergi terhadap penisilin. dapat diberiakan 800mg
klindamisin oral 1 ajm sebelum prosedur, diikuti pemberian berikutnya 6 jam setelah
dosis inisial.
2) Tindakan keperawatan diberikan berdasarkan kewenangan dan tanggung jawab
perawat secara profesional sebagaimana terdapat dalam standar praktek keperawatan
yaitu sebagai berikut:
a. Independent
b. Dependent
c. Interdependent
6. Diagnosa Keperawatan
1 Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekresi mucus yangkental,
upaya batuk buruk dan edema tracheal/ faringeal.
2 Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kelemahan, anoreksia,
ketidak cukupan nutrisi.
3 Gangguan keseimbangan cairan tubuh berhubungan dengan defisiensi volume cairan
4 Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan penurunan jaringan efektif paru.
kerusakan membran di alveolar- kapiler.
5 Intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan keletihan dan inadekuat oksigen
untuk aktivitas.
6 Hipertermi berhubungan dengan adanya inflamasi