LKKMFKLNRKLNFKLNF
LKKMFKLNRKLNFKLNF
Institusi Pendidikan
: Universitas Diponegoro
Universitas Sultan Agung
Universitas Abdurrab
Universitas Swadaya Gunung Jati
Universitas Kristen Indonesia
Universitas Muhammadiyah Semarang
Universitas Wahid Hasyim Semarang
Universitas Katolik Soegijapranata Semarang
Nama
: Cynthia Andrina Illahi Hermawan
NIM
: 30101700045
Periode Kepaniteraan Klinik : 13 September 2021 – 1 Oktober 2021
PEMERIKSAAN RIWAYAT PSIKIATRI
I. IDENTITAS
a. Identitas Pasien
Nama : Tn. D
Umur : 22 tahun
Tempat/tanggal lahir : Semarang, 3 Agustus 1999
Jenis kelamin : Laki laki
Alamat :Jl. Sisingamangaraja
Agama : Islam
Suku bangsa :-
Pendidikan terakhir : SMA
Pekerjaan : Mahasiswa
Status pernikahan : Belum menikah
Tanggal periksa : 16 September 2021
No. RM :-
b. Identitas Pengantar
Nama : Tn. B
Jenis Kelamin : Laki laki
Alamat : Jl. Sisingamangaraja
Hubungan dengan pasien : Ayah Kandung
II. KELUHAN UTAMA
- Autoanamnesis : mendengar suara bisikan, melihat sosok bayangan yang tidak
diketahui sumbernya, dan mencium bau anyir.
- Alloanamnesis : sering berteriak teriak dan pernah melakukan percobaan
bunuh diri serta membahayakan orang lain.
III. Riwayat Penyakit Sekarang
Seorang pasien laki laki berusia 22 tahun datang diantar ayahnya dengan
keluhan sering mendengar suara bisikan sejak 1 bulan yang lalu. Hal itu muncul
karena pasien ditinggal menikah oleh pacarnya 2 bulan yang lalu. 2 minggu setelah
ditinggal menikah pacarnya, pasien mulai mendengar suara bisikan yang memerintah
pasien untuk bunuh diri dan mati . Suara itu terus terdengar hingga sekarang. Pasien
pernah melakukan percobaan bunuh diri dengan meminum obat nyamuk dan
menyayat lengannya.
Sekitar dua bulan yang lalu, pasien juga melihat sosok bayangan hitam. Pasien
mengatakan bahwa sosok bayangan hitam muncul beberapa saat setelah suara
muncul. Pasien juga merasakan bahwa ada yang memata-matai, mengawasi dirinya
untuk membunuhnya. Sehingga pasien tidak berani untuk keluar rumah. Saat ini
pasien cuti dari perkuliahannya. (GAF=20)
Pasien menceritakan bahwa dulunya ia adalah anak yang pintar dan rajin di
sekolah, aktif mengikuti berbagai ekstrakulikuler contohnya bola voli dan pernah
menjadi atlet tennis saat berada di bangku SMP dan SMA. ( GAF= 91)
Pasien melakukan perawatan dirumah sakit dan masih dapat berinteraksi
dengn keluarga, saat ini pasien masih rajin minum obat, untuk Makan, minum, dan
mandi pasien melakukan tanpa disuruh. Pasien masih bisa bekerja, hubungan dengan
tetangga baik, pemanfaatan waktu luang pasien untuk menonton TV atau bernyanyi,
bermain catur dengan teman satu ruanganna (GAF=60)
IV. Riwayat Penyakit Dahulu
1. Riwayat penyakit/gangguan psikiatrik : -
2. Riwayat penyakit medis umum :
- Hipertensi :-
- Diabetes Mellitus :-
- Jantung :-
- Asma :-
- Trauma Kepala :-
- Penyakit Lain :-
3. Riwayat penggunaan Alkohol, Rokok, dan zat lainnya :
Pasien tidak merokok dan tidak mengonsumsi alcohol
V. Kurva GAF
GAF
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Mutakhir
Premorbid Saat masuk RS
(18-8-2021)
Keterangan :
= perempuan
= laki-laki
= Pasien
PEMERIKSAAN STATUS MENTAL
A. Penampilan
= Tinggal serumah
Seorang laki laki usia 22 tahun, penampilan sesuai usia, kebersihan dan kerapian
cukup.
B. Kesadaran
- Psikiatri : jernih
- Sensorium : kompos mentis
a. Tingkah laku a. Sikap
Hipoaktif ( - ) Apatis ( - )
Kooperatif ( + )
Hiperaktif ( - )
Negativisme ( - )
Normoaktif ( + ) Permusuhan ( - )
Stupor ( - ) Dependent ( - )
Pasif ( - )
Agresif ( - ) Aktif ( - )
Verbigrasi ( - ) Rigid ( - )
Perseverasi ( - )
Eshoprasi ( - )
Escholalia ( - )
Halusinasi Visual
Pasien melihat sosok bayangan hitam yang mengawasi
Halusinasi Olfaktori
Pasien mengaku suka mencium bau anyir tetapi tidak ada benda benda
yang dapat menimbulkan hal tersebut
2. Ilusi: tidak ada
i. Visual ( - )
ii. Auditorik ( - )
iii. Olfaktorik ( - )
iv. Taktil ( - )
v. Haptik ( - )
2. Depersonalisasi ( - )
3. Derealisasi ( - )
E. Gangguan proses pikir
a. Bentuk pikir : realistik/non-realistik/autistik
b. Arus pikir
i. Flight of idea ( - )
Asosiasi longgar ( - )
ii. Inkoherensi ( - )
iii. Sirkumstansial ( - )
iv. Koheren ( + )
v. Hedonisme ( - )
vi. Retardasi ( - )
vii. Regresi ( - )
viii. Blocking ( - )
ix. Prevalensi ( - )
x. Verbigerasi ( - )
c. Isi pikir : ada
Tough of echo ( - )
Tough of invertion ( - )
Tough of withdrawal ( - )
Tough of broadcasting ( - )
Delution of control ( - )
Delution of influence ( - )
Delution of pasivity ( - )
Delution of perception ( - )
Waham somatik ( - )
Waham kebesaran ( - )
Waham kejar ( + )
Waham curiga ( - )
Waham berdosa ( - )
Waham magistik ( - )
Miskin isi pikir ( - )
Fobia ( - )
Obsesif kompulsif ( - )
Preocupation ( - )
2. Orientasi
a. Tempat : baik
b. Waktu : baik
c. Personal : baik
d. Situasional : baik
3. Daya ingat
a. Segera : baik
b. Sesaat : baik
c. Jangka panjang : baik
4. Konsentrasi : baik
5. Perhatian : baik
6. Pikiran abstrak : baik
- Menilai konsep dan gagasan pasien (peribahasa)
7. Baca tulis : baik
8. Visuospasial : baik
9. Daya nilai : baik
G. Pengendalian impuls : Baik
H. Reliabilitas : Non-Reliabel
I. Pertimbangan (judgement) : Baik
J. Tilikan (insight) : 5 Karena pasien merasa sakit, dan penyakitnya
disebabkan oleh sesuatu yang diketahui pasien, akan tetapi dalam rasa ingin
menyembuhkannya masih dipengaruhi oleh orng lain ( datang karena dibawa ayahnya)
PEMERIKSAAN FISIK
A. Pemeriksaan fisik umum
1. Kesadaran umum : Kompos mentis
2. Tanda vital
Tek. Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 80x/menit
Suhu : 36,7ºC
Pernafasan : 20x/menit
1. Kulit : tidak ada sikatrik, tidak ada tanda peradangan
2. Kepala : mesocephal, nyeri tekan-, massa-
3. Mata : refleks cahaya +/+, diameter pupil 3/3mm, isokor
4. Telinga : nyeri tekan -/-, discharge -/-
5. Hidung : hipertrofi konka -/-, corpus alienum -/-, sekret -/-, dbn
6. Tenggorokan : hiperemis -/-, T1/T1, detritus -/-
7. Leher : pembesaran KGB -/-
8. Thorax : dalam batas normal
Inspeksi :
- Pergerakan dinding dada simetris.
- Retraksi intercostal (-/-).
- Penggunaan otot-otot bantu pernapasan (-)
Palpasi :
- Nyeri tekan (-/-), tidak teraba massa
- Vokal fremitus positif di kedua lapang paru.
- Iktus cordis : tidak dilakukan
B. Pemeriksaan neurologis
1. GCS : E4V5M6
2. Kaku kuduk : Tidak dilakukan Pemeriksaan
3. Nervus craniales : Tidak dilakukan Pemeriksaan
4. Motorik : 5/5
5/5
5. Sensorik : +/+
+/+
6. Refleks fisiologis : +/+
+/+
7. Refleks patologis : -/-
-/-
8. Rangsang kaku kuduk : Tidak dilakukan Pemeriksaan
9. Kernig sign : Tidak dilakukan Pemeriksaan
10. Brudzinsky
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak dilakukan
FORMULASI DIAGNOSIS
Seorang laki laki berusia 22 tahun, alamat Sisingamangaraja Semarang, beragama islam,
pekerjaan sebagai mahasiswa, pendidikan terakhir SMA, status pernikahan belum
menikah, penampilan sesuai dengan usia, kebersihan dan kerapihan cukup.
AXIS I
Berdasarkan anamnesis pasien seorang laki laki berusia 22 tahun, alamat
Sisingamangaraja Semarang, beragama islam, pekerjaan sebagai mahasiswi, pendidikan
terakhir SMA, status pernikahan belum menikah, datang ke Poli Rawat Jalan RSJD
Gondohutomo diantar ibunya pada tanggal 16 September 2021 dengan keluhan
mendengar suara-suara, melihat bayangan, dan mencium bau bau-an.
Pada anamnesis, keluhan utama pasien adalah halusinasi auditorik phoneme yang
sudah terjadi selama 2 bulan. Suara itu menyebabkan pasien pernah melakukan
percobaan bunuh diri dan membahayakan orang lain. Pasien merasa orang-orang sedang
memata-matainya, bahkan bersekongkol untuk membunuhnya. Selain itu, terdapat
halusinasi visual berupa pasien melihat sosok bayangan hitam yang sudah terjadi selama
1 bulan. Pasien mengalami hendaya dalam merawat diri sendiri, sehingga untuk makan
dan mandi harus dibantu oleh kedua orang tuanya. Waktu luang pasien hanya digunakan
untuk melamun. Saat ini pasien sudah cuti dari perkuliahannya sebagai mahasiswa sejak
2 bulan yang lalu. Pasien sudah tidak pernah bersosialisasi dengan tetangga/teman karena
merasa ada yang ingin memata-matainya.
2 bulan sebelum dibawa ke Poli Rawat Jalan RSJD Gondohutomo (5 Juli 2021),
pasien ditinggal menikah oleh pacarnya. 3 hari setelah itu (8 Agusust 2021), pasien
sering mendengar suara yang menyuruh pasien untuk melakukan bunuh diri. Pasien
pernah melakukan percobaan bunuh diri menggunakan pisau sebanyak satu kali dan
meminum obat nyamuk. Pasien tidak mengonsumsi alkohol, rokok dan NAPZA. Pasien
tidak menderita penyakit/gangguan sistemik atau otak.
Berdasarkan pemeriksaan status mental, kontak psikis ada, wajar, dan dapat
dipertahankan, kesadaraan pskiatri jernih, kesadaran sensorium komposmentis, tingkah
laku normoaktif, sikap kooperatif, mood Disforik, afek serasi, pembicaraan (kualitas:
Koheren : pembicaraan jelas, intonasi sedang, volume cukup, kecepatan cukup, artikulasi
jelas) kuantitas : Cukup, menjawab sesuai pertanyaan. Halusinasi audiotorik phonema
(mendengar suara bisikan “ udah kamu mati aja, toh dia sudah dengan yang lain”, atau
kadang suaranya begini dokter “bunuh diri saja kamu, sudah tidak ada gunanya kamu
hidup”), halusinasi visual (pasien melihat sosok bayangan hitam), halusinasi olfaktori “
mencium bau anyir”. Gangguan proses pikir : bentuk pikir Non-Realistik, arus pikir :
koheren. Isi pikir pasien terdapat ide bunuh diri (pasien pernah memiliki pikiran
percobaan bunuh diri menggunakan pisau sebanyak satu kali) dan waham kejar.
Sensorium dan kognisi : kesadaran (medis umum) : kompos mentis, memiliki Orientasi
baik dan daya ingat pasien baik, perhatian dan konsentrasi baik dapat dipertahankan.
Pengendalian impuls baik, Reliabilitas : Non-Reliabel dan Tilikan pasien 5 Karena pasien
merasa sakit, dan penyakitnya disebabkan oleh sesuatu yang diketahui pasien, akan tetapi
dalam rasa ingin menyembuhkannya masih dipengaruhi oleh orng lain ( datang karena
dibawa ayahnya)Sesuai PPDGJ III dapat dikategorikan F 20.0 Skizofrenia Paranoid
karena memenuhi pedoman diagnostik skizofrenia, yaitu:
Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan
biasanya dua gejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau
kurang jelas):
a) – “though of echo”= isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau
bergema dalam kepalanya (tidak keras), dan isi pikiran ulangan,
walaupun isinya sama, namun kualitasnya berbeda; atau
- Thought insertion or withdrawal = isi pikiran yang asing dari
luar masuk kedalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya
diambil keluar oleh sesuatu dari luar dirinya (withdrawal); dan
- Thought broadcasting = isi pikirannya tersiar keluar sehingga
orang lain atau umumnya mengetahuinya
b) - Delusion of control = waham tentang dirinya dikendalikan oleh
suatu kekuatan tertentu dari luar; atau
- Delusion of influence = waham tentang dirinya dipengaruhi oleh
suatu kekuatan tertentu dari luar; atau
- Delusion of passivity = waham tentang dirinya tidak berdaya
dan pasrah terhadap suatu kekuatan dari luar (tentang dirinya
secara jelas, merujuk ke pergerakan tubuh serta anggota gerak
atau pikiran, tindakan atau penginderaan khusus);
- Delusion perception = pengalaman inderawi yang tidak wajar,
yang bermakna sangat khas bagi dirinya, biasanya bersifat
mistik dan mukjizat.
c) Halusional Auditorik
- suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus
terhadap prilaku pasien.
- mendiskusikan perihal pasien di antara mereka sendiri (diantara
berbagai suara yang berbicara atau jenis suara halusinasi lain
yang berasal dari salah satu bagian tubuh).
d) Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya
setempat dianggap tidak wajar dan sesuatu yang
mustahil,misalnya perihal keyakinan agama atau politik tertentu
atau kekuatan dan kemampuan diatas manusia biasa (misalnya
mampu mengendalikan cuaca atau berkomunikasi dengan mahluk
asing atau dunia lain)
Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas
e) Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja, apabila
disertai baik oleh waham yang mengambang maupun yang
setengah berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas, ataupun
disertai oleh ide-ide berlebihan (over-valued ideas) yang menetap,
atau apabila terjadi setiap hari selama berminggu-minggu atau
berbulan-bulan terus menerus.
f) Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan
(interpolation) yang berakibat inkoherensia atau pembicaraan
yang tidak relevan atau neologisme.
g) Perilaku katatonik seperti keadaan gaduh gelisah (excitement),
posisi tubuh tertentu (posturing), negativisme, mutisme, dan
stupor.
h) Gejala negatif seperti sikap apatis, bicara yang jarang dan respons
emosional yang menumpul tidak wajar, biasanya yang
mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial dan
menurunya kinerja sosial, tetapi harus jelas bahwa semua hal
tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi neureptika.
Adanya gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun waktu
satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik
prodromal)
Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu
keseluruhan (overall quality) dari beberapa aspek perilaku pribadi (personal
behaviour), bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan,
tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri (self absorbed attitude),
dan penarikan diri secara sosial.
Didapatkan halusinasi auditorik, visual, olfaktori dan waham kejar yang telah
berlangsung selama 2 bulan, terdapat hendaya dalam mutu keseluruhan pasien, seperti :
tidak berbuat sesuatu dan menarik diri secara sosial
Sehingga dapat di diagnostic sebagai F 20.09 Skizofrenia Paranoid Periode
Pengamatan kurang dari satu tahun
- AXIS II
Berdasarkan anamnesis riwayat masa kanak-kanak hingga dewasa, pasien
tidak ditemukan gangguan kepribadian paranoid dan schizoid. Pada pasien
tidak ditemukan gangguan kepribadian maupun ciri kepribadian.
- AXIS III
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik dapat disimpulkan tidak didapatkan
gangguan kondisi medik umum.
- AXIS IV
Masalah/ stressor berkaitan dengan masalah relationship (putus pacar)
- AXIS V
o Premorbid: 90 (terdapat gejala mnimal, masih bisa berfungsi
baik disemua area, tertarik dan terlibat dalam berbagai aktivitas,
efektif secara sosial, cukup puas, tidak lebih dari masalah
harian
o 2020 : 75 (terdapat gejala minimal, masih
berfungsi baik disemua area, tertarik dan terlibat dalam semua
area, tertarik dan terlibat berbagai aktivitas, efektif dan terlibat
dlam berbagai aktivitas, kurang efektif secara sosial, tidak lebih
dari masalah harian biasa)
o GAF saat pasien masuk Puskesmas adalah 20 (perilaku sangat
dipengaruhi oleh halusinasi atau gangguan serius dalam
komunikasi dan bahaya dan mencederai diri sendiri / orang lain,
disabilitas sangat berat dalam komunikasi dan mengurus diri)
DIAGNOSIS MULTIAXIAL
Axis I : F20.09 Skizofrenia Paranoid Periode pengamatan kurang dari
satu tahun
PENATALAKSANAAN
A. FARMAKOLOGI
RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO
Jl. Brigjen Sudiarto No.347, Gemah, Kec. Pedurungan, Kota
Semarang, Jawa Tengah
KHUSUS RAWAT JALAN
Tanggal : 16/09/2021
Nama Dokter : dr. Cynthia Andrina Illahi Hermawan
R/ Risperidone Tab 1 mg No X
S 2 dd tab 1
Pro : Tn. D
Umur : 22 th
1. Risperidone merupakan obat anti-psikosis atipikal yang bermanfaat untuk mengontrol gejala
positif dan negative serta memiliki efikasi yang lebih baik .
2. Mekanisme kerja risperidone adalah memblokade dopamine pada reseptor pasca-sinaptik
neuron di otak (Dopamine D2 Receptors); dan memblokade serotonin (Serotonin 5HT2
Receptors) sehingga bermanfaat untuk gejala positif dan negative.
3. Risperidone merupakan lini-pertama pengobatan skizofrenia, selain itu pasien baru pertama
kali mengonsumsi obat anti-psikotik, sehingga pasien diberikan risperidone dengan dosis
awal yaitu 2 mg/hari.
4. Obat anti-psikosis memiliki efek samping yaitu:
Sedasi dan inhibisi psikomotor (rasa mengantuk, kewaspadaan berkurang,
kinerja psikomotor menurun, kemampuan kognitif menurun).
Gangguan otonomik (hipotensi, antikolinergik/ parasimpatolitik : mulut
kering, kesulitan miksi & defekasi, hidung tersumbat, mata kabur, tekanan
intraokuler meninggi, gangguan irama jantung).
Gangguan ekstrapiramidal (distonia akut, akathisia, sindrom parkinson :
tremor, bradykinesia, rigiditas).
Ganguan endokrin (amenorrhoe, gynaecomastia), metabolik (Jaundice),
hematologic (agranulocytosis), biasanya untuk pemakaian jangka panjang.
B. Non Farmakologi :
a. Psikoterapi Suportif
Terapi suportif merupakan psikoterapi yang ditujukan untuk klien baik
secara individu maupun secara kelompok yang ingin mengevaluasi diri,
melihat kembali cara menjalani hidup, mengeksplorasi pilihan-pilihan yang
tersedia bagi individu maupun kelompok dan bertanya kepada diri sendiri hal
yang diingini di masa depan (Palmer, 2011). Terapi suportif merupakan jenis
terapi psikologis yang bertujuan untuk membantu klien agar dapat berfungsi
lebih baik dengan memberikan dukungan secara pribadi
Dalam prakteknya psikoterapi suportif terdapat beberapa teknik terapi
suportif antara lain adaiah :
1. Bimbingan (guidance).
2. Manipulasi fingkungan (environmental manipulation).
3. Perluasan minat (externalization &interests).
4. Terapi menenangkan (reassurance).
5. Sugesti (suggestion)
6. Tekanan dan paksaan (pressure & coersion)
7. Persuasi (persuasion).
8. Katarsis emosional(emotional catharsis).
9. Hipnosis sugestif (suggestive hypnosis).
10. Terapi kelompok(group psychotherapy).
11. Okupasi terapi (Occupational therapy)
12. Terapi Seni (Art therapy)
13. Jenis lainnya seperti terapi somatik, relaksasi otot, aroma terapi
dan hidro terapi, rekreasi terapi dsb.
b. Terapi Okupasional
Terapi okupasi merupakan suatu cara untuk meningkatkan kesembuhan
pasien. Terapi okupasi membantu menstimulasi pasien melalui kativitas yang
disenengi pasien, salah satunya adalah aktivitas mengisi waktu luang.
Aktivitas mengisi waktu luang yang diberikan dapat berupa aktivitas sehari-
hari, yaitu seperti menyapu, membersihkan tempat tidur, menyiram tanaman.
Aktivitas waktu luang dapat membantu pasien mencegah terjadinya stimula
panca indra tanpa adanya rangsang dari luar, dan membantu pasien untuk
berhubungan dengan orang lain dan lingkungannya.
C. Psikoedukasi
Memberikan penjelasan dan pengertian kepada pasien tentang kondisi penyakitnya
agar pasien dapat memahami kondisi dirinya, memahami cara menghadapinya, serta
memberikan motivasi agar pasien mengkonsumsi obat secara teratur.
Obat antipsikotik atipikal akan menimbulkan efek samping rasa mengantuk, mulut
kering, sulit BAK, dan gangguan ekstrapiramidal.
Pasien diminta untuk meminum obat secara rutin, dan datang ke Puskesmas Tlogosari
Wetan setelah 2 minggu untuk mengevaluasi kinerja obat.
PROGNOSIS
D. Premorbid
Riwayat gangguan dalam keluarga : tidak ada baik
Dukungan keluarga / sosial : ada baik
Status sosial ekonomi : cukup baik
E. Morbid
Onset usia dewasa baik
Jenis penyakit psikotik buruk
Perjalanan penyakit akut baik
Ide bunuh diri ada buruk
Penyakit organik tidak ada baik
Insight tilikan derajat 5 baik