Anda di halaman 1dari 20

EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR

MAKALAH EPIDEMIOLOGI

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Statistika Dasar


yang dibina oleh Imam Syahputra Yamin, S. KM., M.Epid.

Disusun oleh Kelompok 9:


HIMAYATI NURUL WAHDAH (2109060025)

PROGRAM STUDI ILMU GIZI


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA NUSA TENGGARA BARAT
Mei 2023

1
KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami panjatkan puja & puji syukur atas rahmat dan ridho Allah SWT.
Yang telah meridhoi kami, memberikan kesehatan, dan kesejahteraan pada kami dalam
menyelesaiakan makalah ini dengan baik dan tepat waktu. Dan tidak lupa pula kita haturkan
shalawat beserta salam kepada nabi besar kita Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wassalam dari
zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang .

Makalah ini berisikan tentang materi Seputaran materi yang membahas tentang
epidemiologi penyakit menular.

Tidak lupa pula kami ucapkan terimakasih atas bimbingan dari bapak dosen Imam
Syahputra Yamin, S. KM., M.Epid. pembimbing mata kuliah epidemiologi yang membimbing
kami dalam pembuatan makalah ini. Sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini dengan
baik. Kami menyadari sepenuhnya bahawa dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan
yang mesti kami perbaiki kedepannya, maka dari itu kami selaku pemilik makalah meminta
saran dan perbaikan yang membangun demi kebaikan bersama.

2
DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN...................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.................................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................................
B. Tujuan Penulisan...............................................................................................................
C. Topik Pembahasan............................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................
1. Pengertian epidemiologi penyakit menular dan pentingnya dalam kesehatan masyarakat......
2. Faktor risiko dan penyebab penyakit menular...........................................................................
3. Siklus penyakit menular dan cara penularannya.......................................................................
4. Jenis-jenis penyakit menular dan gejala-gejalanya....................................................................
5. Pemeriksaan dan diagnosis penyakit menular...........................................................................
6. Pencegahan dan pengendalian penyakit menular, termasuk vaksinasi dan pengobatan...........
7. Peran pemerintah dan masyarakat dalam mengatasi penyakit menular.....................................
8. Studi kasus tentang penyakit menular yang pernah menjadi wabah atau pandemi, seperti flu
burung, SARS, atau COVID-19...................................................................................................
9. Tantangan dan peluang dalam epidemiologi penyakit menular di masa depan........................

BAB III PENUTUP.....................................................................................................................


A. Kesimpulan........................................................................................................................
B. Saran..................................................................................................................................

DAFTAR RUJUKAN.................................................................................................................
(Menggunakan Style American Psychological Association (APA), di urutkan berdasarkan abjad)

3
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Epidemiologi penyakit menular adalah cabang ilmu kedokteran yang mempelajari bagaimana
penyakit menyebar dan berinteraksi dengan populasi manusia. Latar belakang untuk
epidemiologi penyakit menular meliputi sejarah kesadaran manusia tentang penyakit menular,
penemuan mikroorganisme penyebab penyakit, dan kemajuan dalam teknologi medis dan
pengobatan.

Sejarah kesadaran manusia tentang penyakit menular dapat dilacak kembali ke masa lalu,
ketika wabah penyakit menular seperti pes dan kolera menjadi ancaman serius bagi populasi
manusia. Namun, pemahaman ilmiah tentang penyakit menular baru berkembang pada abad ke-
19, ketika ilmuwan seperti Louis Pasteur dan Robert Koch menemukan mikroorganisme
penyebab penyakit dan mengembangkan teknik untuk memerangi penyebarannya.

Kemajuan dalam teknologi medis dan pengobatan juga berkontribusi pada perkembangan
epidemiologi penyakit menular. Penemuan antibiotik dan vaksin yang efektif telah
memungkinkan pengendalian dan pencegahan penyakit menular secara efektif.

Saat ini, epidemiologi penyakit menular terus berkembang dan menjadi semakin penting
dalam mengatasi wabah dan pandemi global seperti COVID-19. Epidemiolog memainkan peran
penting dalam mengumpulkan data, menganalisis tren penyebaran penyakit, dan
mengembangkan strategi untuk mengendalikan dan mencegah penyebaran penyakit menular.
Selain itu, epidemiologi penyakit menular juga memperhatikan faktor-faktor yang
mempengaruhi penyebaran penyakit, seperti faktor lingkungan, sosial, dan perilaku manusia.
Dalam hal ini, epidemiologi penyakit menular juga berhubungan dengan bidang-bidang seperti
epidemiologi lingkungan, epidemiologi sosial, dan epidemiologi perilaku.

Dalam penanganan wabah dan pandemi, epidemiologi penyakit menular bekerja sama
dengan berbagai disiplin ilmu lainnya, seperti kedokteran klinis, ilmu mikrobiologi, statistik, dan

4
ilmu pengetahuan data. Selain itu, epidemiologi penyakit menular juga berperan dalam
mengembangkan strategi vaksinasi, pelacakan kontak, dan pengujian massal untuk
mengendalikan penyebaran penyakit.

Dalam konteks global, epidemiologi penyakit menular juga memiliki peran penting dalam
mempromosikan kesehatan masyarakat, memperkuat sistem kesehatan, dan meningkatkan
kemampuan negara-negara untuk merespons wabah dan pandemi. Hal ini melibatkan kerja sama
internasional antara negara-negara dan organisasi-organisasi kesehatan global untuk
mengembangkan strategi dan program yang efektif dalam mengendalikan penyebaran penyakit
menular.

Secara keseluruhan, epidemiologi penyakit menular merupakan bidang ilmu yang sangat
penting dalam mengatasi ancaman kesehatan global yang disebabkan oleh penyakit menular.
Melalui pemahaman yang lebih baik tentang faktor-faktor yang mempengaruhi penyebaran
penyakit dan pengembangan strategi yang efektif dalam mengendalikannya, kita dapat
mengurangi dampak buruk dari wabah dan pandemi dan meningkatkan kesehatan masyarakat
secara keseluruhan.

B. TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan makalah epidemiologi penyakit menular adalah untuk memberikan
pemahaman yang lebih baik tentang penyakit menular, bagaimana mereka menyebar, dan apa
yang dapat dilakukan untuk mengendalikan dan mencegah penyebarannya. Makalah ini juga
bertujuan untuk membahas berbagai faktor yang mempengaruhi penyebaran penyakit, seperti
faktor lingkungan, sosial, dan perilaku manusia.

C. TOPIK PEMBAHASAN
Berikut adalah beberapa topik yang dapat dibahas dalam makalah epidemiologi penyakit
menular yang lengkap:
1. Pengertian epidemiologi penyakit menular dan pentingnya dalam kesehatan masyarakat.
2. Faktor risiko dan penyebab penyakit menular.
3. Siklus penyakit menular dan cara penularannya.

5
4. Jenis-jenis penyakit menular dan gejala-gejalanya.
5. Pemeriksaan dan diagnosis penyakit menular.
6. Pencegahan dan pengendalian penyakit menular, termasuk vaksinasi dan pengobatan.
7. Peran pemerintah dan masyarakat dalam mengatasi penyakit menular.
8. Studi kasus tentang penyakit menular yang pernah menjadi wabah atau pandemi, seperti flu
burung, SARS, atau COVID-19.
9. Tantangan dan peluang dalam epidemiologi penyakit menular di masa depan.

6
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian epidemiologi penyakit menular dan pentingnya dalam kesehatan


masyarakat.
Epidemiologi penyakit menular adalah ilmu yang mempelajari penyebaran dan
pengendalian penyakit menular di dalam populasi. Epidemiologi ini mencakup studi tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi penyebaran penyakit, seperti cara penularan, gejala, tingkat
keparahan, dan pencegahan. Epidemiologi penyakit menular juga mempelajari bagaimana
penyakit menular dapat dikontrol dan dieliminasi dari populasi.

Pentingnya epidemiologi penyakit menular dalam masyarakat adalah untuk melindungi


kesehatan masyarakat dari ancaman penyakit menular. Epidemiologi ini membantu dalam
mengidentifikasi faktor risiko yang mempengaruhi penyebaran penyakit dan membantu dalam
pengembangan strategi pencegahan dan pengendalian. Epidemiologi penyakit menular juga
membantu dalam mengembangkan vaksin dan terapi untuk penyakit menular, serta membantu
dalam pengembangan kebijakan kesehatan masyarakat.

Dalam situasi wabah atau pandemi, epidemiologi penyakit menular menjadi semakin
penting untuk mengidentifikasi kasus, melacak penyebaran penyakit, dan mengendalikan
penyebarannya. Oleh karena itu, epidemiologi penyakit menular menjadi salah satu ilmu yang
sangat penting dalam menjaga kesehatan masyarakat dan mencegah penyebaran penyakit
menular.

2. Faktor risiko dan penyebab penyakit menular.


Faktor resiko dan penyebab penyakit menular terjadi dalam epidemiologi meliputi:
1. Faktor lingkungan - Kelalaian dalam sanitasi dan higiene, kualitas air dan makanan, serta
kepadatan populasi dapat mempengaruhi pertumbuhan dan penyebaran penyakit menular.2.
Faktor sosial - Kondisi ekonomi, penyediaan pelayanan kesehatan, pendidikan dan budaya

7
mempengaruhi tingkat kesehatan masyarakat, yang dapat mempengaruhi tingkat prevalensi dan
insidensi penyakit menular.
3. Faktor perilaku - Perilaku individu seperti merokok, minum alkohol, dan perilaku seksual
yang berisiko dapat memperburuk kondisi kesehatan masyarakat dan mempengaruhi penyebaran
penyakit menular.
4. Faktor mikroorganisme - Bakteri, virus, parasit, dan jamur yang terus-menerus berevolusi
dapat menyebabkan munculnya penyakit menular baru dan menyebar dalam komunitas.
5. Faktor genetik - Ada beberapa penyakit menular yang bersifat genetik dan dapat diturunkan
melalui kehamilan, seperti HIV / AIDS dan hepatitis B.
6. Faktor imunisasi - Kurangnya vaksinasi dapat mempengaruhi penyebaran penyakit menular di
populasi.
Semua faktor ini dapat mempengaruhi penyebaran penyakit menular dalam epidemiologi dan
membutuhkan tindakan pencegahan untuk menghentikan penyebaran penyakit.

3. Siklus penyakit menular dan cara penularannya


Dalam usaha-usaha pencegahan dan kontrol yang efektif terhadap penyakit perlu
dipelajari mekanisme interaksi yang terjadi antara agen penyakit, manusia dan lingkungannya
Interaksi ketiganya akan menghasilkan kondisi sehat maupun sakit pada manusia, selengkapnya
dijelaskan sebagai berikut : a). Interaksi antara agent penyakit dan lingkungan Suatu keadaan
terpengaruhnya agen penyakit secara langsung oleh lingkungan yang menguntungkan agen
penyakit. Terjadi pada saat prapatogenesis suatu penyakit, misalnya viabilitas bakteri terhadap
sinar matahari, stabilitas vitamin yang terkandung dalam sayuran di dalam ruang pendingin dan
penguapan bahan kimia beracun oleh proses pemanasan global.
H

A
E

Gambar Ketidakseimbangan agen dan lingkungan

8
b). Interaksi antara pejamu (manusia) dan lingkungan Suatu keadaan terpengaruhnya manusia
secara langsung oleh lingkungannya dan terjadi pada saat prapatogenesis suatu penyakit,
misalnya udara dingin, hujan dan kebiasaan membuat dan menyediakan makanan.

E H

Gambar Ketidakseimbangan Pejamu dan lingkungan

c). Interaksi antara pejamu (manusia) dan agent penyakit Suatu keadaan agen penyakit yang
menetap, berkembang biak dan dapat merangsang manusia untuk menimbulkan respons berupa
tanda-tanda dan gejala penyakit, misalnya demam, perubahan fisiologis jaringan tubuh dan
pembentukan kekebalan atau mekanisme pertahanan tubuh lainnya. Interaksi yang terjadi dapat
berupa sembuh sempurna, kecacatan atau kematian.
H

Gambar Ketidakseimbangan Agen dan pejamu

d) Interaksi agent penyakit, pejamu (manusia) dan lingkungan Suatu keadaan saling
mempengaruhi antara agen penyakit, manusia dan lingkungan secara bersama-sama dan keadaan
tersebut memperberat satu sama lain sehingga memudahkan agen penyakit baik secara tidak
langsung maupun langsung masuk ke dalam tubuh manusia, misalnya pencemaran air sumur
oleh kotoran manusia akan dapat menimbulkan penyakit muntaber (water borne diseases).

9
A

H
E

Gambar Ketidakseimbangan Agen, Pejamu dan Lingkungan


4. Jenis-jenis penyakit menular dan gejala-gejalanya.
Ada begitu banyak penyakit menular yang sering dijumpai dilingkungan, diantaranya
yakni: HIV dan AIDS, Malaria, TB, Diare, dan Falariasis.
A. HIV dan AIDS
AIDS Penyakit AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) merupakan suatu
syndrome/kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh Retrovirus yang menyerang sistem
kekebalan atau pertahanan tubuh. Dengan rusaknya sistem kekebalan tubuh, maka orang yang
terinfeksi mudah diserang penyakit-penyakit lain yang berakibat fatal, yang dikenal dengan
infeksi oportunistik. Kasus AIDS pertama kali ditemukan oleh Gottlieb di Amerika Serikat pada
tahun 1981 dan virusnya ditemukan oleh Luc Montagnier pada tahun 1983.
Penyakit AIDS dewasa ini telah terjangkit dihampir setiap negara didunia (pandemi),
termasuk diantaranya Indonesia. Virus HIV terdapat dalam darah, sehingga dapat disimpulkan
bahwa semua yang berupa cara tubuh yang bersal dari tubuh penderita HIV dapat dipastikan
infeksius dan sangat berpotensial untuk menularkan virus ini pada orang lain, termasuk ketika
seseorang penderita HIV positif melakukan hubungan seksual dengan pasangannya. Dan bukan
tidak mungkin jika pasangan seksual itu juga terjangkit penyakit HIV/AIDS apalagi tidak
menggunakan kondom.
Adapun gejala atau tanda-tanda klinis penderita AIDS :
1. Berat badan menurun lebih dari 10 % dalam 1 bulan
2. Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan
3. Demam berkepanjangan lebih dari1 bulan
4. Penurunan kesadaran dan gangguan-gangguan neurologis
5. Dimensia/HIV ensefalopati

10
B. Malaria
Malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh parasit (protozoa) dari genus
plasmodium, yang dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles. Istilah malaria diambil
dari dua kata bahasa Italia yaitu mal (buruk) dan area (udara) atau udara buruk karena dahulu
banyak terdapat di daerah rawa-rawa yang mengeluarkan bau busuk. Penyakit ini juga
mempunyai nama lain, seperti demam roma, demam rawa, demam tropik, demam pantai, demam
charges, demam kura dan paludisme. Seperti yang dijelaskan di atas, penyebab utama malaria
adalah Plasmodium. Meskipun ada banyak jenis dari parasit ini, tetapi yang menyebabkan malaria hanya
ada lima. Khusus di Indonesia, ada dua jenis parasit Plasmodium, yakni Plasmodium
falciparum serta Plasmodium vivax.
Pada malam hari, nyamuk yang terinfeksi parasit ini lebih banyak beredar dan menggigit.
Jika seseorang sudah terkena gigitan nyamuk, parasit pun akan langsung masuk ke aliran
darah.Selain melalui gigitan nyamuk, parasit ini pun mampu menyebar melalui transfusi darah
atau jarum suntik yang digunakan bergantian.Beberapa gejala yang timbul setelah parasit beredar
dalam darah adalah sakit kepala, demam tinggi, berkeringat, mengigil serta nyeri otot, bahkan
muntah dan diare. Namun, apabila tidak segera ditangani, maka hal ini bisa berdampak negatif
pada pernapasan hingga kegagalan fungsi organ tubuh.

Gejala klasik malaria yang umum terdiri dari tiga stadium (trias malaria) yaitu:

1. Periode dingin. Mulai menggigil, kulit dingin, dan kering, penderita sering membungkus diri
dengan selimut atau sarung dan saat menggigil seluruh tubuh sering bergetar dan gigi-gigi saling
terantuk, pucat sampai sianosis seperti orang kedinginan. Periode ini berlangsung 15 menit
sampai 1 jam diikuti dengan peningkatan temperatur.

2. Periode panas. Penderita berwajah merah, kulit panas dan kering, nadi cepat dan panas badan
tetap tinggi dapat mencapai 400C atau lebih, respirasi meningkat, nyeri kepala, terkadang
muntahmuntah, dan syok. Periode ini lebih lama dari fase dingin, dapat sampai dua jam atau
lebih diikuti dengan keadaan berkeringat.

3. Periode berkeringat. Mulai dari temporal, diikuti seluruh tubuh, sampai basah, temperatur
turun, lelah, dan sering tertidur. Bila penderita bangun akan merasa sehat dan dapat
melaksanakan pekerjaan seperti biasa.

11
C. TB
Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit granulomatosa kronis menular yang disebabkan
oleh MT. Penyakit ini biasanya mengenai paru, tetapi dapat menyerang semua organ atau
jaringan tubuh, misalnya pada lymph node, pleura dan area osteoartikular. Biasanya pada bagian
tengah granuloma tuberkel mengalami nekrosis perkijuan (Depkes RI, 2002).
Penularan penyakit Tuberkulosis disebabkan oleh kuman Mycobacteriun tuberculosis
ditularkan melalui udara (droplet nuclei) saat seorang pasien Tuberkulosis batuk dan percikan
ludah yang mengandung bakteri terhirup oleh orang lain saat bernapas. Sumber penularan adalah
pasien Tuberkulosis paru BTA positif, bila penderita batuk, bersin atau berbicara saat
berhadapan dengan orang lain, basil Tuberkulosis tersembur dan terhisap ke dalam paru orang
sehat dan bisa menyebar ke bagian tubuh lain melalui peredaran darah pembuluh limfe atau
langsung ke organ terdekat. Sekali batuk dapat menghasilkan sekitar 3000 percikan dahak. Masa
inkubasinya selama 3-6 bulan (Widoyono, 2005).
Gejala sistemik/umum:
i. Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah).
ii. ii. Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari
disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan
bersifat hilang timbul.
iii. Penurunan nafsu makan dan berat badan.
iv. iv. Perasaan tidak enak (malaise), lemah.
D. Diare
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah yang lebih banyak dari biasanya
(normal 100-200 ml perjam tinja), dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair (setengah
padat), dapat pula disertai frekuensi defekasi yang meningkat. Pengertian lain diare adalah
sebuah penyakit dimana penderita mengalami buang air besar yang sering dan masih memiliki
kandungan air berlebihan. Ada ribuan jenis organisme yang dapat menginfeksi saluran
pencernaan dan menjadi penyebab diare. Dari kelompok bakteri, ada empat jenis bakteri
penyebab diare yaitu: campylobacter, salmonella, shigella, dan E. Coli. Secara umum agent
penyebab diare dapat berupa bakteri, viris, parasit {Janmur, cacing dan protozoa}, keracuanan
makanan dan minuman yang mengandung bakteri maupun bahan kimia, serta akibat penurunan
daya tahan tubuh {immuno defisiensi).

12
Kuman penyakit diare dapat ditularkan melalui :
• Air dan makanan yang tercemar
• Tangan yang kotor
• Berak disembarang tempat
• Botol susu yang kurang bersih
Tanda penyakit diare yang umum adalah penderita mengalami berak encer, biasanya tiga kali
atau lebih dalam sehari, kadangkadang disertai dengan demam, muntah, lemah dan lesu.
E. Falaris
Filariasis adalah penyakit menular yang dikenal dengan istilah penyakit Kaki Gajah yang
disebabkan oleh cacing Filaria dan ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk. Penyakit ini bersifat
menahun (kronis) dan bila tidak mendapatkan pengobatan dapat menimbulkan cacat menetap
berupa pembesaran kaki, lengan dan alat kelamin baik perempuan maupun laki-laki. Akibatnya
penderita tidak dapat bekerja secara optimal bahkan hidupnya tergantung kepada orang lain
sehingga memnjadi beban keluarga, masyarakat dan negara. Di Indonesia penyakit Kaki Gajah
tersebar luas hampir di Seluruh Provinsi. WHO sudah menetapkan Kesepakatan Global (The
Global Goal of Elimination of Lymphatic Filariasis as a Public Health problem by The Year
2020).
Seseorang dapat tertular atau terinfeksi penyakit kaki gajah apabila orang tersebut digigit
nyamuk yang infektif yaitu nyamuk yang mengandung larva stadium III ( L3 ). Nyamuk tersebut
mendapat cacing filarial kecil ( mikrofilaria ) sewaktu menghisap darah penderita mengandung
microfilaria atau binatang reservoir yang mengandung microfilaria. Siklus Penularan penyakit
kaiki gajah ini melalui dua tahap, yaitu perkembangan dalam tubuh nyamuk ( vector ) dan tahap
kedua perkembangan dalam tubuh manusia (hospes) dan reservoair.
Filariasis dapat ditegakkan secara Klinis ; yaitu bila seseorang tersangka Filariasis
ditemukan tanda-tanda dan gejala akut ataupun kronis ; dengan pemeriksaan darah jari yang
dilakukan mulai pukul 20.00 malam waktu setempat, seseorang dinyatakan sebagai penderita
Filariasis, apabila dalam sediaan darah tebal ditemukan mikrofilaria.
5. Pemeriksaan dan diagnosis penyakit menular.
Pemeriksaan dan diagnosis penyakit menular menjadi penting dalam epidemiologi,
karena hal ini akan membantu untuk menentukan apakah seseorang telah terinfeksi penyakit
menular dan bagaimana mengontrol penyebaran penyakit di masyarakat.

13
Berikut adalah beberapa metode pemeriksaan dan diagnosis penyakit menular pada
epidemiologi:
1. Pemeriksaan Fisik - Dokter melakukan pemeriksaan fisik pada pasien yang dicurigai terkena
penyakit menular seperti wabah flu atau kulit terinfeksi. Dokter melakukan pemeriksaan fisik
dan melihat gejala-gejala, seperti demam, sakit kepala, muntah, bintik merah atau kulit
terkelupas.
2. Pemeriksaan Laboratorium - Tes laboratorium dapat digunakan untuk mengidentifikasi agen
penyebab yang terlibat dalam penyakit menular. Contohnya, tes darah, urin, swab tenggorokan
atau tes swab yang diambil dari lokasi infeksi dapat membantu mendiagnosis penyakit menular
seperti COVID-19.
3. Tes Imunoserologis - Tes ini digunakan untuk menemukan apakah seseorang memiliki
antibodi terhadap agen penyebab penyakit menular tertentu. Tes ini memiliki kegunaan dalam
melacak penyebaran penyakit menular, serta untuk menentukan paparan terhadap penyakit
menular tertentu.
4. Kultur Bakteri - Pengambilan contoh dari cairan tubuh, seperti darah, cairan spinal, atau
lendir, untuk membantu mengidentifikasi agen penyebab bakteri penyebab penyakit menular,
seperti tuberculosis.
5. Radiografi - Pemeriksaan radiologi seperti X-ray atau CT-scan dapat membantu untuk melihat
adanya infeksi atau kerusakan di area tubuh yang terkena penyakit menular.
Dalam epidemiologi, diagnosis penyakit menular penting untuk menentukan tindakan
pengendalian yang akan dilakukan oleh tenaga medis atau pejabat kesehatan masyarakat untuk
menghentikan penyebaran penyakit menular.
6. Pencegahan dan pengendalian penyakit menular, termasuk vaksinasi dan
pengobatan.
Prinsip pokok pencegahan penyakit menular yaitu dengan mengetahui riwayat alamiah
perjalanan penyakit dan memutuskan rantai penularan penyakit. Riwayat alamiah perjalanan
penyakit adalah proses perkembangan atau perjalanan suatu penyakit tanpa adanya pengobatan
apapun atau intervensi dari manusia dengan sengaja ataupun terencana. Pengertian pencegahan
secara umum adalah mengambil tindakan terlebih dahulu sebelum kejadian. Dalam mengambil
langkah-langkah untuk pencegahan, haruskan didasarkan pada data/keterangan yang bersumber
dari hasil analisis epidemiologi atau hasil pengamatan penelitian epidemiologis.

14
Pencegahan penyakit merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk mencegah terjadinya
penyakit yang mencakup semua kalangan. Dalam melakukan pencegahan penyakit ini dibagi atas
beberapa tingkatan, yaitu :
1. Pencegahan primordial Usaha yang dilakukan untuk menghindari terjadinya faktor
resiko, serta diperlukannya keterlibatan instansi-instansi terkait sehingga cepat terlaksana.
Contohnya pelarangan Ilegalloging.
2. Pencegahan primer Usaha yang dilakukan pada tahap prepatogenesis sehingga derajat
kesehatan dapat ditingkatkan pada jenis penyakit tertentu. Usaha yang dilakukan berupa ; Health
promotion berupa peningkatan derajat kesehatan individu secara optimal, mengurangi faktor
resiko dan memodifikasi lingkungan dan Specific protection, pencegahan ini ditujukan kepada
host (manusia) dan penyebab untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
3. Pencegahan sekunder Usaha yang dilakukan pada saat sakit dengan diangosis dini serta
pengobatan yang cepat dan tepat.
4. Pencegahan tersier Usaha yang dilakukan untuk mencegah kecacatan atau kematian,
mencegah terulangnya penyakit serta melakukan proses rehabilitasi fisik, sosial serta psikologi.
7. Peran pemerintah dan masyarakat dalam mengatasi penyakit menular.
Penyakit menular menjadi masalah kesehatan publik yang serius dan memerlukan
tindakan dari pemerintah dan masyarakat untuk mencegah penyebarannya. Berikut adalah peran
pemerintah dan masyarakat dalam mengatasi penyakit menular dalam epidemiologi:
1. Pemerintah:
a. Membuat kebijakan dan program kesehatan yang efektif untuk penanggulangan penyakit
menular seperti vaksinasi, peningkatan sanitasi dan higiene, pengendalian vektor dan
pengobatan.
b. Mengkoordinasikan program kesehatan di berbagai tingkatan agar dapat efektif mencapai
masyarakat.
c. Menyiapkan sistem pelaporan dan surveilans untuk memantau dan memeriksa penyakit
menular yang muncul.
d. Memastikan ketersediaan sarana kesehatan yang memadai, seperti rumah sakit, puskesmas,
dan laboratorium di seluruh wilayah.

15
e. Sosialisasi dan edukasi terkait pandemi yang dibuat dari berbagai media, seperti televisi dan
radio, agar masyarakat memiliki pengetahuan yang cukup tentang virus dan tahu cara mencegah
penyebarannya.
2. Masyarakat:
a. Meningkatkan kesadaran dan kedisiplinan dalam menjaga kesehatan diri sendiri melalui cara-
cara seperti mencuci tangan dengan sabun, menjaga kebersihan rumah, dan menggunakan
masker (terutama untuk melindungi diri dan orang yang berinteraksi dengan kita)
b. Menjaga jarak dalam pergaulan sehari-hari dan menjaga diri dari kerumunan yang dapat
memicu penyebaran virus.
c. Melakukan isolasi mandiri untuk orang yang menunjukkan gejala penyakit menular.
d. Menolak isu dan rumor yang belum jelas kebenarannya, dan hanya mengikuti informasi atau
saran yang diberikan oleh instansi resmi seperti pemerintah dan WHO.
e. Berpartisipasi dalam program-program yang diselenggarakan oleh pemerintah, seperti
vaksinasi dan program sanitasi lingkungan.
Mengatasi penyakit menular memerlukan kerjasama pemerintah dan masyarakat.
Pemerintah dan masyarakat dapat melaksanakan berbagai tindakan untuk mencegah penyebaran
penyakit menular dengan tekun dan konsisten.
8. Studi kasus tentang penyakit menular yang pernah menjadi wabah atau
pandemi, seperti flu burung, SARS, atau COVID-19.
1. Flu Burung
Flu burung atau H5N1 adalah jenis flu yang menyebar dari burung ke manusia. Pada
2003-2007, flu burung menyebar di beberapa wilayah di Asia dan menimbulkan kematian pada
manusia. Studi kasus flu burung menunjukkan bahwa pemerintah dan masyarakat harus bekerja
sama dalam mengatasi penyakit menular. Pemerintah harus memiliki rencana dan strategi untuk
mengatasi penyakit tersebut, seperti melakukan pengawasan dan pencegahan penyebaran virus
pada hewan dan manusia. Masyarakat juga harus menerapkan tindakan pencegahan seperti
menjaga kebersihan lingkungan dan makanan yang dikonsumsi, serta melakukan vaksinasi untuk
melindungi diri dari virus flu burung.

2. SARS

16
SARS adalah penyakit menular yang menyebar melalui udara dan menimbulkan gejala
seperti demam, batuk, dan sesak napas. Studi kasus SARS menunjukkan perlunya koordinasi dan
kerjasama internasional dalam mengatasi penyakit menular. Pemerintah dan masyarakat juga
harus melaksanakan tindakan pencegahan, seperti pemantauan penyebaran virus dan isolasi
terhadap orang yang terinfeksi untuk memutuskan mata rantai penyebaran.

3. COVID-19
COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus corona baru dan
menyebar secara global pada tahun 2020. Studi kasus COVID-19 telah menunjukkan pentingnya
tindakan cepat dan efektif dalam mengatasi pandemi. Pemerintah dan masyarakat harus bekerja
sama dalam melindungi diri dan mencegah penyebaran virus melalui tindakan seperti lockdown
atau isolasi mandiri, penggunaan masker, mencuci tangan, dan menerapkan protokol kesehatan
seperti menjaga jarak sosial. Pemerintah juga harus memastikan tersedianya fasilitas kesehatan
dan alat medis yang memadai serta memberikan vaksin secara luas kepada masyarakat.
9. Tantangan dan peluang dalam epidemiologi penyakit menular di masa depan.
Tantangan:
1.Resisten Antibiotik
Meningkatnya ketahanan terhadap antibiotik menjadi tantangan besar bagi epidemiologi
penyakit menular, karena ini membuat pengobatan lebih sulit.
2. Perubahan iklim dan lingkungan
Perubahan iklim dan lingkungan dapat mempengaruhi penyebaran penyakit menular, seperti
malaria dan demam berdarah.
3. Urbanisasi
Perkotaan yang padat penduduk membawa risiko lebih tinggi bagi penyebaran penyakit menular
seperti influenza, TB, dan HIV / AIDS.
Peluang:
1. Teknologi
Penggunaan teknologi seperti Big Data, Analisis Data, dan AI dapat membantu epidemiologi
dalam mengidentifikasi tren baru dan memperkuat pemodelan prediksi penyebaran penyakit.
2. Kampanye Kesadaran Kesehatan

17
Kampanye kesadaran kesehatan dapat membantu meningkatkan pemahaman masyarakat tentang
penyakit menular dan mengajak mereka untuk mengambil tindakan preventif seperti mencuci
tangan, memakai masker, dan menjaga jarak sosial.
3. Vaksinasi
Vaksinasi dapat mengurangi penyebaran penyakit menular dan menghentikan pandemi seperti
yang terjadi pada masa pandemi COVID-19.
4. Kerjasama Internasional
Kerjasama internasional antara negara-negara dapat memasok dukungan untuk mengatasi
penyakit menular, menyebar tenaga ahli dan sumber daya manusia ke seluruh dunia, dan
memberikan informasi tentang ancaman baru atau merebaknya suatu pandemi.

18
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Penyebaran penyakit menular sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan, perilaku manusia,
dan kualitas kesehatan masyarakat.
Vaksinasi adalah salah satu cara paling efektif untuk mencegah penyebaran penyakit menular.
Upaya pencegahan dan pengendalian penyakit menular harus dilakukan secara terintegrasi dan
berkelanjutan oleh semua pihak terkait.

B. SARAN
Melakukan vaksinasi secara massal dan menyediakan fasilitas kesehatan yang memadai
untuk masyarakat.
Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan
diri sendiri. Melakukan penelitian lebih lanjut tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
penyebaran penyakit menular untuk memperbaiki strategi pencegahan dan pengendalian
penyakit.

19
DAFTAR RUJUKAN
Epidemiology of Infectious Diseases" oleh John P. Fox dan Madison L. Kilpatrick.
Infectious Disease Epidemiology" oleh Kenrad E. Nelson, Carolyn Williams, dan Marnie
L. Peterson.
Principles of Epidemiology in Public Health Practice" oleh Richard Dicker, Robert J.
Kim-Farley, dan John R. Moran.
Epidemiology and Prevention of Vaccine-Preventable Diseases" oleh William Atkinson,
Jennifer L. Liang, dan Rafael Harpaz.
Irwan-Buku-Epidemiologi-Penyakit-Menular.pdf
Djafri, D. (2015). Pemodelan epidemiologi penyakit menular. Jurnal Kesehatan
Masyarakat Andalas, 10(1), 1-2.
Ismah, Z., Harahap, N., Aurallia, N., & Pratiwi, D. A. (2021). Buku Ajar Epidemiologi
Penyakit Menular.
Wahidin, M., Kong, F., & Safaat, H. (2020). JURNAL BERKALA EPIDEMIOLOGI.
Munaya Fauziah, S. K. M. MAKALAH EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR
TUBERKULOSIS (TB).
Hestina, N. A. (2020). Wabah Penyakit Menular (Covid 19) dan Perumpamaan dalam Al-
Quran. Mumtaz: Jurnal Studi Al-Quran dan Keislaman, 4(02), 125-138.
Agustina, S., & Wahjuni, C. U. (2017). Pengetahuan dan tindakan pencegahan penularan
penyakit tuberkulosa paru pada keluarga kontak serumah. Jurnal Berkala Epidemiologi, 5(1), 85-
94.
pidemiology and Prevention of Vaccine-Preventable Diseases by Centers for Disease
Control and Prevention

20

Anda mungkin juga menyukai