DISUSUN OLEH:
KELAS A
FAKULTAS PSIKOLOGI
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Atas
rahmat, berkat dan nikmat yang diberikan kepada kami. Berkat rahmat yang
diberikan, kami dapat menyelesaikan tugas makalah kelompok pada mata kuliah
Teori – Teori Kepribadian dengan judul “TEORI – TEORI KEPRIBADIAN
OLEH TOKOH Erik H. Erickson, Dollard & Miller, Hans Eysenck”.
Makalah ini kami susun dengan tujuan pemenuhan tugas mata kuliah Teori
Kepribadian serta dalam usaha kami menambah pengetahuan dan mendalami ilmu
yang sedang kami tempuh saat ini. Dengan adanya makalah ini kami berharap
menghasilkan output yang positif baik untuk kami sebagai tim penulis dan juga
pembaca sehingga dapat memetik pengetahuan baru dan juga bermanfaat bagi
kehidupan sehari – hari.
Dalam pembuatan makalah ini kami menyadari bahwa makalah ini tidak
sempurna. Masih terdapat kalimat atau sepatah kata baik kami sengaja maupun
tidak sengaja kurang tepat dalam penulisannya. Kami memohon maaf dan dengan
rendah hati, dengan tangan terbuka kami menerima masukan yang sifatnya
membangun sehingga kedepannya kami dapat menuliskan makalah yang lebih
baik dari makalah pada kali ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
ii
2.3.3. DINAMIKA KEPRIBADIAN HANS EYSENCK ......................... 26
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
5. Bagaimana iImplikasi mengenai kepribadian menurut Erik H. Erickson??
6. Bagaimana biografi dari Dollard & Miller?
7. Bagaimana konsep tentang kepribadian menurut Dollard & Miller?
8. Bagaimana dinamika kepribadian menurut Dollard & Miller?
9. Bagaimana pembahasan tentang kepribadian menurut Dollard & Miller?
10. Bagaimana implikasi mengenai kepribadian menurut Dollard & Miller?
11. Bagaimana biografi dari Hans Eysenck?
12. Bagaimana konsep tentang kepribadian menurut Hans Eysenck?
13. Bagaimana dinamika kepribadian menurut Hans Eysenck?
14. Bagaimana pembahasan tentang kepribadian menurut Hans Eysenck?
15. Bagaimana implikasi mengenai kepribadian menurut Hans Eysenck?
1.3. TUJUAN
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Medical School dan di Rumah Sakit Umum Massachusetts, dan ia segera
berafiliasi juga dengan Harvard Psychological Clinic dan Hakim Baker Pusat
Bimbingan, Klinik perintis untuk pengobatan anak – anak yang terganggu
dengan emosinya. Dari Harvard, Erikson pindah ke University of California di
Berkeley. Di mana ia menulis buku pertamanya yang berjudul “Childhood and
Society”(1950,rev.1963).
4
awal, yang mempengaruhi kepribadian seseorang ketika dewasa. Erikson
berpendapat bahwa masa dewasa bukanlah sebuah hasil dari pengalaman –
pengalaman masa lalu tetapi merupakan proses kelanjutam dari tahapan
kehidupan sebelumnya. Erik Erickson membantah ide Freud yang mengatakan
bahwa identitas sudah ditentukan dan terbentuk sejak kanak – kanak, pada
usia lima tahun atau enam tahun, Erikson berpendapat bahwa pembentukan
identitas merupakan proses yang berlangsung seumur hidup. Manusia adalah
makhluk unik dan menerapkan sistem terbuka serta saling berinteraksi.
Manusia selalu berusaha untuk mempertahankan keseimbangan hidupnya.
Keseimbangan yang dipertahankan oleh setiap individu untuk dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungannya, keadaan ini disebut dengan sehat.
Sedangkan seseorang dikatakan sakit apabila gagal dalam mempertahankan
keseimbanagan diri dan lingkungannya. Sebagai makhluk sosial, untuk
mencapai kepuasan dalam kehidupan, mereka harus membina hubungan
interpersonal positif.
5
dan setelah itu dapat mempergunakananya untuk sesuatu keperluan coping
behavior. Individu yang memiliki fungsi kognitifnya dalam bertingkah
laku selalu menggunakan aspek pikiran, dan selalu diiringi dengan
kemampuan mengingat dan memutuskan. Sebaliknya, apabila tidak
berfungsi aspek kognitif ego ini maka tingkah laku individu nampak
cenderung sembrono, impuls dan kekanak – kanakan.
c. Fungsi Pengawas disebut juga dengan fungsi control, maksudnya ego
tidak membiarkan tingkah laku seseorang itu sembarangan atau acak tetapi
tingkah laku yang dilahirkan itu hendaknya merupakan tingkah laku yang
berpola dan menurut aturan tertentu. Secara khusus fungsi ego yang
mengontrol ini termasuk juga mengontrol perasaan dan emosi terhadap
tingkah laku yang dimunculkan. Tingkah laku yang baik adalah
penampilan tingkah laku tersebut tidak begitu juga saja dicakari oleh
emosi, dan sebagai sifat kerasionalannya tingkah laku lebih tampak. Ciri
fungsi control ini adalah individu yang bertingkah laku tanpa diganggu
oleh emosinya, orang yang paling tidak ada kontrolnya adalah “Manic
Depressive”.
Stage And
Approximat Psychosocia Psychosocia Major
Virtue
-E Age l Aspect l Crisis Development
Range
Relasi antara ibu
dan bayi
memberikan
fondasi
Oral - Trust vs kepercayaan orang
I Infacy 0-1) Hope
sensory Mistrust lain dan dirinya
sendiri, tetapi juga
memberikan
tantangan untuk
ketidak percayaan
6
Stage And
Approximat Psychosocia Psychosocia Major
Virtue
-E Age l Aspect l Crisis Development
Range
orang lain dan
kurang percaya
diri. Harapan
adalah kepercayaan
yang
mempertahankan
apa yang bis akita
capai yang
dibutuhkan dan
diinginkan.
Mempelajari
pengendalian diri
membentuk
perasaan yang
bebas, tapia nak
juga berkembang
menjadi merasa
malu dan ragu –
II Early Autonomy
Anal – ragu tentang
Childhood ( vs Shame, Will
Muscular kapasitasnya untuk
1-3) Doubt
melakukan sendiri.
Kemauan adalah
kemampuan untuk
bebas memilih dan
mengendalikan dan
menerapkan
terhadap diri
sendiri.
Mobilitas dan rasa
ingin tahu untuk
mendorong
perkembangan
dalam inisiatif
untuk menguasai
Infantile
III Play age Intitiative vs lingkunagn, tetapi
Genital, Purpose
(3-6) Guilty perasaan bersalah
Locomotor
lebih bersikap
agresif dan berani
mungkin muncul.
Maksud/cita – cita
adalah kemampuan
untuk menentukan
7
Stage And
Approximat Psychosocia Psychosocia Major
Virtue
-E Age l Aspect l Crisis Development
Range
dan mengejar
tujuan dengan
percaya diri tanpa
takut akan
hukuman.
Belajar untuk
mengontrol satu
imajinasi dan untuk
IV School Industry vs Competenc
Latency melakukan
Age (6-12) Inveriority -e
pekerjaan sekolah
mengembangankan
.
Rasa dari keunikan
sebagai seseorang,
Hasrat untuk
mengetahui seluruh
peran dan
lingkungan dalam
sosial dan upaya
untuk menerapkan
diri dan memimpin
tujuan untuk
perkembangan rasa
identitas, Tetapi
pubertas,
pertumbuhan fisik,
V Identity vs
kebutuhan untuk
Adolescence Puberty Identify Fidelity
meninggalkan masa
(12-20) Confusion
anak – anak, dan
ketidak tentuan
nilai membuat
perpindahan fase
ini menjadi paling
sulit dibandingkan
dengan fase – fase
lainnya, dan masa
dewasa akan
menjadi
membingungkan
lebih dari siapa dan
apa yang dia
inginkan. Ketaatan
8
Stage And
Approximat Psychosocia Psychosocia Major
Virtue
-E Age l Aspect l Crisis Development
Range
adalah kekuatan
untuk menjadi setia
kepada orang dan
ideal, keduanya
hasil dari dan
kekuatan identitas.
Keinginan untuk
mempersatukan
satu identitas
dengan yang
lainnya memimpin
orang untuk
mencari kerukunan,
tetapi identitas
VI Young
Intimacy vs yang goyah bisa
Adulthood ( Genitality Love
Isolation membuat menjauhi
20-30)
satu relasi dengan
yang lain dan
memimpin isolasi.
Cinta adalah
kekuatan untuk
peralihan bersama
dalam berbagai
relasi
Kebutuhan untuk
menciptakan
berbagai hal
kebutuhan anak,
ide, produk
terdepan jika itu
tidak membutuhkan
keterangan, orang
Generativit
VII beresiko tidak
y vs Care
Adulthood berkembang dan
Stagnation
pemiskinan, Peduli
adalah kekuatan
untuk membimbing
menjadi apa
membangkitkan
anak, proyek dan
masa depan.
9
2.1.4. PEMBAHASAN ERIK H. ERICKSON
Dalam tahap ini, seorang anak tidak yakin akan dunia ini dan
kepercayaan itu terjadi apabila lingkungannya dapat mememnuhi
kebutuhan mereka. Mereka akan merasa aman bahkan dalam situasi
mengancam sekalipun. Jika tahapan ini tidak memenuhi maka, si anak akan
tumbuh dengan rasa ketidakpercayaan dalam lingkungannya, seperti
kecurigaan dan kecemasan
Tahap kedua ini difokuskan pada rasa kontrol diri atas keterwampilan
fisik dan kemandirian. Apabila seorang anak didorong dan didukung dalam
peningkatan kemandirian dan keterampilan, maka dia akan lebih percaya
diri dan mampu untuk melanjutkan ketahap berikutnya. Jika anak selalu
dikritik, terlalu dikendalikan, ataupun tidak diberikan kesempatan, maka
mereka mulai kurang percaya diri, merasa ragu, selalu bergantung pada
orang lain.
Pada tahapan ini, anak memiliki rasa keingintahuan yang sangat tinggi,
hal ini dapat mendorong perkembangan mereka untuk berinisiatif diberikan
kesempatan untuk melakukan eksplorasi dunia. Pada masa ini pula anak
10
telah memiliki beberapa kecakapan atau keterampilan yang membuatnya
terdorong untuk melakukan beberapa kegiatan, akan tetapi kemampuan
mereka dalam melakukan hal tersebut adakalanya mengalami kegagalan.
Saat anak mengalami kegagalan, disaat itu pula akan menyebabkan mereka
memiliki perasaan bersalah. Biasanya untuk sementara waktu dia tidak mau
untuk melakukan apapun ataupun berinisiatif.
Tahap kelima merupakan tahap adolsen (remaja), yang dimula pada saat
masa puber dan berakhir pada usia 18 tahun. Biasanya masa ini ditandai
dengan adanya kecenderungan identitas dan kebingungan identitas, hal ini
menjadi salah satu bentuk persiapan menjadi dewasa. Remaja yang berhasil
menangani krisis dan mencapai identitas akan berkembang akan menjadi
orang dewasa yang sehat secara fisik dan mental. Apabila dia gagal dalam
masa ini, maka mereka akan ada gangguan dalam kesehatan mereka baik
secara fisik maupun mental. Pada masa ini anak ditandai dengan memiliki
ikatan dengan kelompok sebaya.
11
pacaran, hal ini mengandung arti adanya kerjasama yang terjalin dengan
orang lain. Akan tetapi, peristiwa ini akan memiliki pengaruh berbeda
apabila seseorang dalam tahap ini tidak mempunyai kemampuan menjalin
relasi dengan secara baik, sehingga akan tumbuh sifat merasa terisolasi.
Kecenderungan antara keakraban dan isolasi harus berjalan dengan
seimbang guna memperoleh nilai yang positif.
Menurut Erikson, apabila pada tahap terdapat salah satu tugas untuk
dicapai yaitu dengan mengabdikan diri guna keseimbangan antara sifat
melahirkan sesuatu (generativitas) dengan tidak berbuat apapun (stagnasi).
Generativitas adalah perluasan cinta ke masa depan. Sifat ini adalah
kepedulian terhadap generasi yang akan datang. Melalui generativitas akan
dapat dicerminkan sikap memedulikan orang lain. Pemahaman ini sangat
jauh berbeda dengan arti kata stagnasi yaitu pemujaan terhadap diri sendiri
dan sikap yang digambarkan dalam stagnasi ini adalah tidak peduli
terhadap siapapun.
Dalam teori Erikson, orang yang sampai pada tahap ini berarti sudah
cukup berhasil melewati tahap-tahap sebelumnya dan yang menjadi tugas
pada usia senja ini adalah integritas dan berupaya menghilangkan putus asa
dan kekecewaan. Jika di dalam diri orang pada tahap paling tinggi dalam teori
Erikson terdapat integritas yang memiliki arti tersendiri yakni menerima
hidup, berarti menerima akhir hidup itu sendiri. Namun, sikap ini akan
bertolak belakang jika dalam diri mereka tidak terdapat integritas yang mana
sikap terhadap datangnya kecemasan dan putus asa akan terlihat
12
Konseling ego memiliki ciri khas yang lebih menekankan pada fungsi ego,
yang merupakan energi psikologis seorang individu dibandingkan id dan super
ego.
a. Seseorang kurang atau tidak mampu merespon dengan cara yang tepat.
b. Pola tingkah yang dimiliki tidak lagi cocok dengan tuntutan lingkungan
(situasi).
c. Rusaknya fungsi ego.
13
Kita harus mampu mencegah perasaan yang muncul yang
kemungkinan nantinya dapat memengaruhi proses dari klien.
Ketika sampai pada tahap ini, seharusnya kita sudah melakukan
analisis sejak awal. Sehingga kita dapat menyimpulkan melalui apa
yang diceritakan klien kita dan memberikan kesempatan pada klien
untuk memahami kembali apa dan bagaimana konflik yang mereka
hadapi.
Apabila klien sudah memahami, tahap selanjutnya akan beralih ke
Pembentukan Tingkah Laku Baru yang dapat dilakukan dengan
mneggunakan cara-cara baru yang tidak seperti klien lakukan
sebelumnya, tentu membutuhkan waktu sebagai bentuk latihan yang
dimana hal-hal seperti ini dapat mampu untuk membantu klien
memperkuat egonya agar berfungsi dengan tepat.
a. John Dollard
14
dedikasi pribadi pribadi terhadap penyatuan ilmu-ilmu pengetahuan sosial
tercermin tidak hanya dalam tulisan-tulisannya tetapi dalam fakta bahwa
Dollard pernah mengambil tugas-tugas akademik dibidang antropologi,
sosiologi, dan psikologi pada satu Universitas.
b. Neal Miller
15
sumbangan sumbangannya tercerminkan pada berbagai tanda jasa yang ia
terima.
16
a. Motivasi – Dorongan (Motivation – Drives)
b. Proses Belajar
i. Drive
17
Semakin kuat drivenya, maka semakin keras usaha tingkah laku yang
dihasilkan. Kekuatan drive sekunder ini tergantung pada kekuatan drive
primer dan jumlah reinforcement yang diperoleh.
ii. Cue
iii. Respone
iv. Reinforcement
ii. Reasoning
18
tindakan pada masa yang akan datang, serta mengantisipasi respon agar
menjadi lebih efektif.
Menurut Dollard dan Miller, stimulus atau cue yang sering berasosiasi
dengan kepuasan dorongan primer dapat menjadi reinforcement sekunder.
Semua drive sekunder, bisa dianalisis asosiasinya dengan drive primer,
meskipun terkadang asosiasi itu begitu kompleks sehingga sukar ditemukan
jejaknya.
d. Model Konflik
Formulasi tingkah laku konflik dari Dollard dan Miller sangat terkenal.
Menurut Dollard dan Miller, konflik membuat orang tidak dapat merespon
secara normal. Ada tiga bentuk konflik yaitu konflik approach-avoidance
(orang dihadapkan dengan pilihan nilai positif dan negatif yang ada di satu
situasi), konflik avoidance-avoidance (orang dihadapkan dengan dua pilihan
yang sama-sama negatif), dan konflik approach-approach (orang dihadapkan
dengan pilihan yang sama-sama positif). Ketiga bentuk konflik tersebut
mengikuti lima asumsi dasar mengenai tingkah laku konflik, yaitu:
19
Kecenderungan mendekat (gradient of approach)
Kecenderungannya menghindar (gradient of avoidance)
Peningkatan gradient of avoidance lebih besar dibandingkan gradient of
approach
Meningkatnya dorongan yang berkaitan dengan mendekat atau
menghindar akan meningkatkan gradient.
Manakala ada dua respon bersaing, maka yang lebih kuat yang akan
terjadi.
e. Ketidaksadaran
20
Drives memmotivasi bayi untuk melakukan tindakan namun tidak
menentukan tindakan spesifik apa yang harus dilakukan.
Melalui proses belajar bayi berkembang dari tiga repertoir tingkah laku
primitif menjadi dewasa yang kompleks, bayi terus-menerus berusaha untuk
mengurangi tegangan dorongan, memunculkan respon untuk menjawab
stimuli baru, memberi reinforcement respon baru, menumbuhkan motive
sekunder dari drive primer, dan mengembangakn proses mental yang lebih
tinggi melalui mediated stimulus generalization.
21
makan, toilet training, latihan seks awal, dan latihan mengatur marah dan
agresi.
i. Feeding Situation
Proses belajar mengontrol proses urinisasi dan defakasi yang sullit dan
kompleks untuk bayi. Toilet Training sangat pebting bagi orang tua dan
anak, anak yang terlambat dalam proses ini cepat dihukum oleh orang
tuanya sehingga mengembangkan asosiasi orang tua dengan hukuman.
Menghindari atau menolak orang tua dapat mengurangi respon kecemasan,
namun terkadang anak merasa harus menuruti kemauan orang tuanya
sehingga anak menjadi sangat penurut.
22
Tanpa emosi kepribadian individu tidak dapat berkembang dengan baik dan
semestinya.
23
di London dan menerima gelar PhD pada tahun 1940
saat beliau bekerja di perguruan tinggi di departemen
psikologi.
24
N rendah. E rendah menghasilkan kepribadian apatis yaitu orang yang
konsisten dan tenang.
Introvert Ekstrovert
Pendiam, pasif, ragu, banyak Lincah, asertif, mencari sensasi,
fikiran, penurut, pesimis, riang, bersemangat, berani,
Sifat penakut, berhati-hati, impulsive, senang bercanda, penuh
tertutup, penuh perhatian, gairah, cepat dalam berfikir, dan
dan damai. optimis.
Tidak membutuhkan individu Membutuhkan teman untuk bicara,
lain untuk bercakap-cakap, gemar akan gurau-gurauan,
Interaksi kurang dapat menarik hati menyukai dunia luar, menyenangi
Sosial orang lain, kurang yakin akan interaksi sosial, beraktifitas
Individu hubungan dengan orang lain dengan orang lain.
dan tidak suka berada
ditempat keramaian.
Lebih gemar membaca Kurang suka membaca, umumnya
sehingga, lebih lancar melakukan suatu pekerjaan dengan
Gaya menulis daripada berbicara, cepat namun kurang teliti, lebih
Belajar senang belajar sendirian efektif apabila belajar dengan
Individu daripada belajar kelompok, metode diskusi (interaksi), lebih
lebih efektif apabila belajar efektif apabila belajar dengan
tanpa melibatkan komunikasi melibatkan fisik, dan belajar
25
Introvert Ekstrovert
(diskusi) secara dominan. secara berkelompok
Lebih memperhatikan Cenderungan untuk berspekulasi
pikiran, suasana hati, reaksi- dengan sembrono pada situasi
reaksi yang terjadi dalam diri yang belum dikenal dan mereka
Sikap Dan
mereka, dan kontrol diri yang cenderung untuk cepat melakukan
Tindakan
kuat tindakan tanpa pertimbangan yang
matang, dan senang mengambil
tantangan
a. Ekstraversi
b. Neurotisme.
c. Psikotisisme
26
Individu dengan tingkat psikotisisme yang tinggi adalah individu dengan
kepribadian yang memiliki sifat agresif, implusif, anti sosial, dan keras hati.
Walaupun begitu individu dengan sifat ini memiliki kreativitas yang tinggi.
Sebaliknya individu dengan tingkat psikotisme yang rendah adalah individu
yang memiliki kepribadian hangat, akrab, penuh perhatian, dan memiliki rasa
empatik yang tinggi terhadap sesama.
27
tersebut. Alih-alih menunjukkan rasa takut, Albert malah tampak senang.
Menggunakan pengkondisian klasik Watson membuat fobia terhadap tikus
putih pada Albert dengan cara memberikan stimulus secara bersamaan, tikus
putih dengan suara keras yang ditakuti Albert.
28
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Erikson H. Erickson lahir di Jerman pada tanggal 15 Juni 1902 dari orang
tua Denmark yang dipisahkan sebelum erikson lahir ke dunia ini. Bertahun –
tahun lamanya , Erikson diasumsikan bahwa ayah Jerman, memiliki profesi
seorang dokter anak padahal yang sebenarnya erikson tidak pernah menemui
ayah kandungnya.
29
ego memiliki ciri khas yang lebih menekankan pada fungsi ego, yang merupakan
energi psikologis seorang individu dibandingkan id dan super ego.
Miller yang bekerja sama dengan John Dollard juga sangat di kalangan
psikologi berkat karya eksperimental dan teoritisnya yang cermat tentang proses
pemerolehan dorongan-dorongan, hakikat perkuatan, serta penelitian tentang
konflik. Penelitian pada awalnya bersifat behavioral, tetapi sejak tahun 1950-an
Miller mulai menaruh perhatian pada mekanisme-mekanisme fisiologis yang
mendasari dorongan dan perkuatan serta gejala-gejala sejenis lainnya.
Habit merupakan satu-satunya elemen dalam teori Dollard dan Miller yang
meiliki sifat struktural. Mereka menganggap penting suatu kelompok habit dalam
bentuk stimulus verbal. Dollard dan Miller menyerahkan kepada ahli yang lain
tentang rincian perangkat habit tertentu yang mungkin akan menjadi ciri
seseorang, sebab mereka lebih memusatkan bahasan mengenai proses belajarnya,
melainkan bukan ke pemilikannya ataupun hasilnya.
Implikasi teori Dollard dan Miller dalam psikoterapi. Dollard dan Miller
memakai kondisi dan prosedur kondisi teraputik konvensional yaitu terapis yang
simpatetik dan permisif mendorong pasien untuk berasosiasi bebas dan
mengungkapkan perasaanya. Kemudian terapis membantu pasien untuk
memahami perasaanya sendiri dan bagaimana perasaan itu berkembang.
Pembaharuan Dollard dan Miller terhadap psikoterapi tradisional adalah dengan
pemakaian analisis teori belajar tentang apa yang telah terjadi.
30
sebuah klub malam. Eysenck pindah ke Inggris pada tahun 1934 setelah
bangkitnya kekuasaan Nazi di Jerman.
31
DAFTAR PUSTAKA
Krismawati, Yeni. "Teori psikologi perkembangan Erik H. Erikson dan
manfaatnya bagi tugas pendidikan Kristen dewasa ini." KURIOS (Jurnal
Teologi dan Pendidikan Agama Kristen) 2.1 (2018): 46-56.
Kadir, A. A., Hikmawati, F., & Gamayanti, W. (2012). Hubungan Antara Tipe
Kepribadian Menurut Eysenck Dengan Komitmen Organisasi Pada Osis
Sman 2 Cimahi. Psympathic: Jurnal Ilmiah Psikologi, 5(1), 521-534.
32