Makalah Warga Negara Dan Kewarganegaraan
Makalah Warga Negara Dan Kewarganegaraan
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
Makalah ini kami susun dengan kemampuan kami dan semaksimal mungkin. Namun,
kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tentu tidaklah sempurna dan masih
banyak kesalahan serta kekurangan. Maka dari itu kami sebagai penyusun makalah ini mohon
kritik, saran dan pesan dari semua yang membaca makalah ini terutama Bapak dosen
HalifatullahS. H Sebagai Pengampu Mata Kuliah Pendidikan kewarganegaraan, yang kami
harapkan sebagai bahan koreksi untuk kami.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR ....................................................................................i
DAFTARISI....................................................................................................ii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..........................................................................1
B. Perumusan Masalah..................................................................1
C. Tujuan.......................................................................................1
D. Manfaat.....................................................................................1
BAB II : PEMBAHASAN
A. Kesimpulan..............................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
D. Manfaat
1
BAB II
PEMBAHASAN
1. Negara
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, kata negara dapat diartikan kedalam dua
hal. Yang pertama, negara adalah sebuah organisasi yang berapa pada suatu wilayah dan memiliki
kekuasaan tertinggi secara sah serta ditaati oleh masyarakat di dalamnya.
Yang kedua, sebuah negara dapat disimpulkan sebagai kelompok sosial yang mendiami
sebuah wilayah maupun daerah tertentu yang berada di bawah lembaga politik maupun pemerintah
yang efektif, memiliki kesatuan politik, berdaulat yang memiliki tujuan nasional yang ingin dicapai
oleh suatu wilayah tersebut.
2
B. Negara sebagai organisasi politik
Sudut pandang sebuah negara yang kedua adalah negara sebagai organisasi politik. Negara
dianggap sebagai sebuah asosiasi yang memiliki fungsi untuk menjaga ketertiban pada masyarakat
yang ada di dalamnya menggunakan sistem hukum yang telah dijalankan oleh sistem pemerintahan
yang ada dan sifat dari kekuasaannya memaksa.
Berdasarkan sudut pandang organisasi politik, sebuah negara merupakan bentuk integrasi dari
kekuasaan politik maupun sebuah organisasi pokok dari kekuasaan politik yang berlaku.
Sebagai organisasi politik sendiri, sebuah negara memiliki fungsi sebagai alat yang digunakan
masyarakat yang memiliki kekuasaan agar dapat mengatur terbentuknya hubungan antar individu
serta menertibkan dan mengendalikan berbagai gejala kekuasaan yang mungkin akan muncul pada
kehidupan masyarakat. Ciri khas dari negara tersebut dapat dilihat melalui kedaulatan serta
keanggotaan sebuah negara yang pada umumnya memiliki sifat mengikat serta memaksa.
3
D. Negara sebagai integrasi antara pemerintah serta rakyat
Sudut pandang sebuah negara yang keempat adalah negara sebagai integrasi antara
pemerintah dan rakyat. Negara dianggap sebagai sebuah kesatuan bangsa, sedangkan seorang
individu yang ada di dalamnya dianggap sebagai bagian integral dari negara. Setiap individu tersebut
memiliki kedudukan serta fungsi dalam menjalankan sebuah negara.
Prof. Soepomo mengemukakan mengenai tiga teori mengenai pengertian dari sebuah negara, sebagai
berikut.
Teori perseorangan atau individualistik, yang menyatakan bahwa negara merupakan sebuah
masyarakat hukum yang tersusun berdasarkan perjanjian yang terjadi antar individu yang
berkumpul menjadi anggota dalam masyarakat. Selain itu, kegiatan sebuah negara juga
diarahkan dalam perwujudan kepentingan serta kebebasan pribadi. Penganjur teori perseorangan
ini diajarkan oleh beberapa ahli yang terdiri dari Thomas Hobbes, John Locke, Jean Jacques
Rousseau, Herbert Spencer, serta Harold J. Laski.
Teori Golongan atau kelas, yang menyatakan bahwa negara merupakan sebuah alat yang
digunakan dari sebuah golongan atau kelas yang memiliki kedudukan ekonomi yang paling kuat
dalam rangka untuk menindas golongan lain yang memiliki kedudukan atau tingkatan ekonomi
yang lebih rendah. Penganjur teori golongan ini diajarkan oleh beberapa ahli yang terdiri dari
Karl Marx, Friedrich Engels, dan Lenin.
Teori Integralistik atau persatuan, yang menyatakan bahwa negara merupakan sebuah susunan
masyarakat yang integral, negara juga dianggap sebagai susunan erat yang ada pada segala
golongan di dalamnya. Semua bagian yang ada pada negara yang terdiri dari seluruh anggota
masyarakat di dalamnya merupakan bentuk dari persatuan masyarakat yang organis. Negara
Integralistik juga bisa diartikan sebagai negara yang mengedepankan kepentingan umum sebagai
satu kesatuan dan memberikan pemahaman terhadap perseorangan serta golongan. Penganjur
teori integralistik ini diajarkan oleh beberapa ahli yang terdiri dari Benedictus de Spinoza, F.
Hegel, dan Adam Muller.
2. Kewarganegaraan
4
kewarganegaraan dikenal dengan kata citizenship, artinya keanggotaan yang menunjukkan hubungan
atau ikatan antara negara dengan warga negara.
a) Kewarganegaraan dalam arti Yuridis ditandai dengan adanya ikatan hukum antara
warga negara dengan negara yang menimbulkan akibat-akibat hukum tertentu. Tanda-
tandanya misalnya : akta kelahiran, surat pernyataan, bukti kewarganegaraan, dll.
b) Kewarganegaraan dalam arti Sosiologis tidak ditandai dengan ikatan hukum, tetapi
ikatan emosional, seperti : ikatan perasaan, ikatan keturunan, ikatan sejarah, ikatan
tanah air, dll.
2) Kewarganegaraan dalam arti Material menunjuk pada akibat hukum dari status
kewarganegaraan, yaitu adanya hak dan kewajiban warga negara.
B. Asas Kewarganegaraan
Secara umum ada 2 asas Kewarganegaraan yang diterapkan disuatu negara yaitu:
1. Asas Ius Sanguinis (keturunan)
Asas ius sanguinis (asas keturunan) yang menetapkan kewarganegaraan seseorang
menurut keturunan atau pertalian darah. Artinya, kewarganegaraan anak bergantung pada
orang tuanya meskipun anak tersebut lahir di negara lain (bukan kewarganegaraan orang
tuanya).
Contoh Negara dengan Sistem Asas Kewarganegaraan Ius Sanguinis :
Belanda, Belgia, Bulgaria
Korea Selatan, Kroasia
5
Inggris, Irlandia, Islandia, India, Italia
Jepang, Jerman
Polandia, Portugal
Republik Ceko, Rusia
Spanyol, Serbia
dll.
Istilah ini diambil dari bahasa Latin, yakni ius berarti hukum, pedomaan atau dalil,
Soli berasal dari kata solum berarti negeri, tanah atau dareah. Asas yang menyatakan bahwa
kewarganegaraan seseorang ditentukan dari tempat dimana orang tersebut lahir.
Argentina, Amerika Serikat
Brazil, Bangladesh
Kanada, Kamboja, Kolombia, Kosta Rika
Panama, Peru, Pakistan, Paraguay
Grenada, Guatemala, Guyana
dll
Pengertian Bipatride.
Bipatride adalah orang yang memiliki kewarganegaraan ganda. Dua kewarganegaraan
tersebut bisa terjadi karena anak lahir di negara A yang menganut asas ius soli (berdasarkan
tempat kelahiran) namun orang tua anak tersebut merupakan warga negara B yang menganut
asas ius sanguinis (berdasarkan keturunan biologis). Dengan demikian si anak akan
mendapat kewarganegaraan dari negara A karena lahir di negara A dan juga mendapat
6
kewarganegaraan dari negara B karena faktor keturunan dari orang tua yang merupakan
warga negara B.
Pengertian Multipatride
Multipatride adalah orang yang memiliki dua atau lebih kewarganegaraan. Hal ini
bisa terjadi jika seseorang yang telah memiliki kewarganegaraan ganda, saat dewasa
menerima atau meminta status kewarganegaraan dari negara lain dengan tidak melepas status
kewarganegaraan yang lama. Namun, sedikit negara yang memberikan status banyak
kewarganegaraan (multipatride) untuk warganya.
Pengertian Apatride
Apatride adalah seseorang yang tidak memiliki kewarganegaraan. Hal ini bisa terjadi
kepada orang tersebut yang lahir di negara yang memiliki asas berbeda. Anak yang lahir di
negara B dengan menganut asas ius sanguinis (berdasarkan keturunan biologis) namun kedua
orangtuanya bukan warga negara B maka negara B tidak dapat memberikan
kewarganegaraan.
Meskipun orang tua anak berasal dari negara A yang menganut asas ius
soli (berdasarkan tempat kelahiran), karena tidak lahir di negara A, maka negara A juga tidak
akan memberikan kewarganegaraan. Oleh karena kedua negara tidak mengakui
kewarganegaraan anak tersebut maka Anak pun menjadi apatride.
Dalam menentukan status kewarganegaraan seseorang, pemerintah suatu negara
menggunakan dua stelsel, yaitu:
1. Stelsel aktif, yaitu seseorang harus melakukan tindakan hukum tertentu secara aktif untuk
menjadi warga negara (naturalisasi biasa)
2. Stelsel pasif, yaitu seseorang dengan sendirinya dianggap menjadi warga negara tanpa
melakukan suatu tindakan hukum tertentu (naturalisasi istimewa)
Berkaitan dengan kedua stelsel tadi, seorang warga negara dalam suatu
negara pada dasarnya mempunyai:
Hak opsi, yaitu hak untuk memilih suatu kewarganegaraan (dalam stelsel
aktif)
7
Hak repudiasi, yaitu hak untuk menolak suatu kewarganegaraan (stelsel pasif)
8
a. Negara Indonesia
Negara Indonesia telah menetukan siapa saja yang menjadi warga negara di dalam
konstitusinya. Ketentuan tersebut tercantum dalam pasal 26 UUD 1945 yang berbunyi
sebagai berikut:
1. Yang menjadi warga negara adalah orang-orang bangsa indonesia asli dan orang-
orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara”.
2. Penduduk ialah warga indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di
indonesia”.
3. Hal-hal mengenai warga negara dan penduduk diatur dengan undang-undang”.
Ketentuan pasal 26 ayat 1 tersebut memberikan penegasan bahwa untuk orang-orang
bangsa indonesia asli secara otomatis merupakan warga negara, sedangkan bagi orang-orang
bangsa lain untuk menjadi warga negara indonesia harus disahkan terlebih dahulu dengan
undang-undang. Orang-orang bangsa lain yang dimaksud adalah orang-orang peranakan
seperti peranakan Belanda, Tionghoa, dan Arab yang bertempat tinggal di indonesia, yang
mengakui indonesia sebagai tumpah darahnya dan bersikap setia kepada Republik Indonesia.
9
Setiap anak yang lahir dari orang tua (ayah atau ibunya) berkewargaan negara indonesia
akan memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia.
2. Pengangkatan
Anak warga negara asing yang berumur 5 tahun yang diangkat secara sah menurut
penetapan pengadilan sebagai anak oleh warga negara negara indonesia memperoleh
kewarganegaraan Republik Indonesia.
3. Perkawinan/Pernyataan
Orang asing yang menikah dengan warga negara indonesia dapat memperoleh
kewarganegaraan Republik Indonesia apabila memenuhi persyaratan sebagaimana diatur
dalam pasal 19.
4. Turut Ayah atau Ibu
Anak yang belum berusia 18 tahun atau belum kawin, berada dan bertempat tinggal
diwilayah negara Republik Indonesia, dari ayah atau ibu yang memperoleh
kewarganegaraan Republik Indonesia dengan sendirinya berkewarganegaraan Republik
Indonesia.
5. Pemberian
Orang asing yang telah berjasa kepada negara Republik Indonesia atau dengan alasan
kepentingan negara dapat diberi kewarganegaraan Republik Indonesia oleh presiden
setelah memperoleh petimbangan DPR Republik Indonesia, kecuali dengan pemberian
kewarganegaraan tersebut mengakibatkan yang bersangkutan berkewarganegaraan ganda
(pasal 20).
6. Pewarganegaraan
Syarat dan tatacara memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia melalui
pewarganegaraan diatur dalam pasal 9 s/d 18 Undang-Undang ini.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Warga negara adalah orang-orang yang menurut hukum atau secara resmi merupakan
anggota dari suatu negara tertentu. Mereka memberikan kesetiaannya pada negara itu,
menerima perlindungan darinya, serta menikmati hak untuk ikut serta dalam proses politik.
Mereka mempunyai hubungan secara hukum yang tidak terputus dengan negaranya meskipun
yang bersangkutan telah didomisili diluar negeri, asalkan ia tidak memutuskan
kewarganegaraannya.
Kewarganegaraan seseorang mengakibatkan orang tersebut memiliki pertalian
hukum serta tunduk pada hukum negara yang bersangkutan. Kewarganegaraan menghasilkan
akibat hukum yaitu adanya hak dan kewajiban warga negara maupun negara. Disamping itu
akibat hukum yang lain adalah bahwa orang yang sudah memiliki kewarganegaraan tidak
jatuh pada kekuasaan atau kewenangan negara lain.negara lain juga tidak berhak
memperlakukan kaidah-kaidah hukum pada orang yang bukan warga negaranya.
Asas ius adalah asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang menurut daerah
atau negara tempat dimana orang tersebut dilahirkan.Asas ius soli disebut juga asas daerah
kelahiran. Sedang asas ius sanguinis ialah asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang
menurut pertalian daerah atau keturunan dari orang yang bersangkutan.
Asas ius solidan asas ius sanguinis dianggap sebagai asas yang utama dalam
menentukan status hukum kewarganegaraan. Pada sekarang ini umumnya negara menganut
kedua asas tersebut secara simultan. Penentuan asas kewarganegaraan yang berbeda-beda
oleh setiap warga negara dapat menimbulkan masalah kewarganegaraan bagi seorang warga.
Masalah kewarganegaraan tersebut adalah timbulnya apatride dan bipatride.
B. Saran
12
Dengan ditulisnya makalah yang menjelaskan tentang Warga Negara dan
Kewarganegaraan ini, semoga kita semua bisa benar-benar memahami tentang apa yang
seharusnya kita dapatkan sebagai warga negara.Sehingga,jika ada hak yg belum kita
dapatkan, kita bisa memperjuangkannya & begitu juga sebaliknya. jika hak sebagai warga
negara telah kita terima, maka sepatutnya kita menjalankan kewajiban kita sebagai warga
negara & dengan demikian negara ini akan maju dan penuh dengan keadilan, kemakmura,
aman dan sejahtera.
DAFTAR PUSTAKA
HABIB, M. A. (2012, november 4). Warga Negara dan Kenegeraan. Retrieved maret 29, 2019, from
http://alhada-fisip11.web.unair.ac.id/artikel_detail-63562-Makalah-Warga%20Negara%20dan
%20Kewarganegaraan.html
Markijar. (2017, juni 18). Retrieved maret 29, 2019, from Pengertian dan contoh warga negara:
http://www.markijar.com/2017/06/pengertian-dan-contoh-warga-negara.html
Pengetahuan, K. (2017, november 29). Pengertian Bipatride, Multipatride dan Apatride. Retrieved
maret 29, 2019, from https://www.kanal.web.id/pengertian-bipatride-multipatride-dan-
apatride
Pkn, M. i. (2017, november 24). Macam-macam Asas Kewarganegaraan Lengkap !! Retrieved maret
29, 2019, from https://mengakujenius.com/macam-macam-asas-kewarganegaraan/
https://www.academia.edu/38740281/Makalah_Warga_Negara_and_Kewarganegaraan
13