Anda di halaman 1dari 16

Makalah

Negara dan Kewarganegaraan

DI SUSUN OLEH :

1. FITRI AULIA (A121029) 11. DESI RATNASARI (A121018)


2. FIKRAM SYAH (A21028) 12. HILDA TRIYANTI (A121033)
3. RATI APRILIA (A121080) 13. KASWAL (A121049)
4. MUH. RAFLI DIGA (A121064) 14. ARYANTO WIJAYA (A121013)
5. AGUSTRIANA (A121105) 15. RAMADHAN (A121078)
6. IIN SEPTIANA (A121120) 16. HUSEN RIANTO (A121034)
7. ARLAN (A121011) 17. FATMA PRATIWI RISMA AMILUDIN (A121027)
8. AGIL RAMADHAN (A121003) 18. NILA SARI MUKHLIS RASYID (A121131)
9. IKBAL HALIM (A121039) 19. EKO ARDIANSYAH (A121025)
10. SULRAHMI (A121141) 20. UCI (A121097)

KELOMPOK 4

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SULAWESI TENGGARA


PRODI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatulahi wabarokatuh


Puji syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
limpahan Rahmat, Taufiq dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini. Sholawat serta tak lupa kita curahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah
menunjukkan jalan kebaikan dan kebenaraan dunia dan akhirat kepada umat manusia.

Makalah ini kami susun dengan kemampuan kami dan semaksimal mungkin. Namun,
kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tentu tidaklah sempurna dan masih
banyak kesalahan serta kekurangan. Maka dari itu kami sebagai penyusun makalah ini mohon
kritik, saran dan pesan dari semua yang membaca makalah ini terutama Bapak dosen
HalifatullahS. H Sebagai Pengampu Mata Kuliah Pendidikan kewarganegaraan, yang kami
harapkan sebagai bahan koreksi untuk kami.

Wassalamualaikum Warahmatulahi wabarokatuh

Kendari, 8 November 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR ....................................................................................i

DAFTARISI....................................................................................................ii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..........................................................................1
B. Perumusan Masalah..................................................................1
C. Tujuan.......................................................................................1
D. Manfaat.....................................................................................1

BAB II : PEMBAHASAN

A. Pengertian Negara & Kewarganegaraaan.................................2


B. Asas Kewarganegaraan.............................................................4
C. Cara memperoleh dan kehilangan kewarganegaraan................7
D. Negara dan Kewarganegaraan di Indonesia..............................8

BAB III : PENUTUP

A. Kesimpulan..............................................................................12

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang


Negara sebagai suatu entitas adalah abstrak. Yang tampak adalah unsur-unsur Negara
yang berupa rakyat, wilayah, dan pemerintah. Salah satu unsur Negara adalah rakyat. Rakyat
yang tinggal di wilayah Negara menjadi penduduk suatu Negara. Warga negara memiliki
hubungan dengan negaranya. Kedudukannya sebagai warga negara menciptakan hubungan
berupa peranan, hak , dan kewajiban yang bersifat timbal balik.
Warga negara diartikan dengan orang-orang sebagai bagian dari suatu penduduk yang
menjadi unsur negara atau warga dari suatu negara yakni peserta dari suatu persekutuan yang
di dirikan dengan kekuatan bersama. Setiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban
masing-masing yang harus dilakukannya. Segala sesuatu tentang hak dan kewajiban tersebut
sudah diatur oleh negara. Dan demi terwujudnya kesejahteraan setiap warga negara kita harus
dapat menyeimbangkan antara hak dan kewajiban.
B.  Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan warga negara dan kewarganegaraan?
2. Apa yang dimaksud dengan asas kewarganegaraan?
3. Bagaimana cara untuk memperoleh kewarganegaaran?
4. Apa penyebab kehilangan kewarganegaraan?
C.  Tujuan
1. Menjelaskan pengertian negara dan kewarganegaraan.
2. Memahami asas kewarganegaraan suatu negara.
3. Menjelaskan warga negara dan kewarganegaraan di Indonesia.

D. Manfaat

Agar mahasiswa mengetahui dan memahami tentang Negara dan Kewarganegaraan


suatu Negara, termasuk Negara Indonesia

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Warga Negara dan Kewarganegaraan

1. Negara

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, kata negara dapat diartikan kedalam dua
hal. Yang pertama, negara adalah sebuah organisasi yang berapa pada suatu wilayah dan memiliki
kekuasaan tertinggi secara sah serta ditaati oleh masyarakat di dalamnya.
Yang kedua, sebuah negara dapat disimpulkan sebagai kelompok sosial yang mendiami
sebuah wilayah maupun daerah tertentu yang berada di bawah lembaga politik maupun pemerintah
yang efektif, memiliki kesatuan politik, berdaulat yang memiliki tujuan nasional yang ingin dicapai
oleh suatu wilayah tersebut.

Empat Sudut Pengertian Negara:

A. Negara sebagai organisasi kekuasaan


Sudut pandang sebuah negara yang pertama adalah negara sebagai organisasi kekuasaan. Hal
ini dikarenakan negara merupakan alat yang digunakan oleh sekelompok individu yang memiliki
kekuasaan untuk mengatur hubungan antar individu lainnya yang berada di dalam kehidupan
masyarakat di suatu wilayah tersebut.
Hal ini dikemukakan juga pada pengertian negara menurut Logemann dan Harold J. Laski.
Logemann sendiri menyatakan bahwa sebuah negara merupakan organisasi kekuasaan yang memiliki
tujuan untuk mengatur masyarakat yang ada di dalamnya menggunakan kekuasaan tersebut.
Negara yang dijadikan sebagai organisasi kekuasaan juga pada hakekatnya merupakan
sebuah tata kerja sama dalam membuat individu yang ada di dalam sebuah wilayah tertentu untuk
berbuat maupun bersikap sesuai dengan kehendak yang telah dibuat oleh negara tersebut.

2
B. Negara sebagai organisasi politik
Sudut pandang sebuah negara yang kedua adalah negara sebagai organisasi politik. Negara
dianggap sebagai sebuah asosiasi yang memiliki fungsi untuk menjaga ketertiban pada masyarakat
yang ada di dalamnya menggunakan sistem hukum yang telah dijalankan oleh sistem pemerintahan
yang ada dan sifat dari kekuasaannya memaksa.
Berdasarkan sudut pandang organisasi politik, sebuah negara merupakan bentuk integrasi dari
kekuasaan politik maupun sebuah organisasi pokok dari kekuasaan politik yang berlaku.
Sebagai organisasi politik sendiri, sebuah negara memiliki fungsi sebagai alat yang digunakan
masyarakat yang memiliki kekuasaan agar dapat mengatur terbentuknya hubungan antar individu
serta menertibkan dan mengendalikan berbagai gejala kekuasaan yang mungkin akan muncul pada
kehidupan masyarakat. Ciri khas dari negara tersebut dapat dilihat melalui kedaulatan serta
keanggotaan sebuah negara yang pada umumnya memiliki sifat mengikat serta memaksa.

C. Negara sebagai organisasi kesusilaan


Sudut pandang sebuah negara yang ketiga adalah negara sebagai organisasi kesusilaan.
Negara dianggap sebagai sebuah bentuk jelmaan dari keseluruhan individu yang ada di dalamnya.
Hal ini juga dapat kita lihat melalui pandangan Friedrich Hegel yang menyatakan bahwa negara
merupakan sebuah organisasi kesusilaan yang terbentuk sebagai sintesa antara kemerdekaan
universal bersama serta kemerdekaan bagi individu.
Negara juga merupakan sebuah organisme dimana setiap individu di dalamnya dapat
menjelma menjadi dirinya, karena negara merupakan bentuk jelmaan dari seluruh individu, dengan
begitu sebuah negara memiliki kekuasaan yang paling tinggi dan tidak ada kekuasaan lain yang lebih
tinggi dari negara.
Selain itu, adanya pemilihan umum diadakan di negara Indonesia bukanlah karena sebuah
bentuk jelmaan dari keinginan mayoritas dari masyarakat yang ada secara perseorangan namun
secara universal dan kehendak kesusilaan.
Berdasarkan pendapat Hegel tersebut, maka dapat diartikan sebuah negara yang merupakan
organisasi kesusilaan, dipandang dapat mengatur tata tertib setiap kehidupan masyarakat yang ada di
dalamnya. Selain itu berarti menandakan bahwa negara mengatur kehidupan bermasyarakat serta
bernegara setiap individunya dan individu yang ada di dalamnya tidak dapat berbuat semaunya
sendiri.

3
D. Negara sebagai integrasi antara pemerintah serta rakyat
Sudut pandang sebuah negara yang keempat adalah negara sebagai integrasi antara
pemerintah dan rakyat. Negara dianggap sebagai sebuah kesatuan bangsa, sedangkan seorang
individu yang ada di dalamnya dianggap sebagai bagian integral dari negara. Setiap individu tersebut
memiliki kedudukan serta fungsi dalam menjalankan sebuah negara.
Prof. Soepomo mengemukakan mengenai tiga teori mengenai pengertian dari sebuah negara, sebagai
berikut.

 Teori perseorangan atau individualistik, yang menyatakan bahwa negara merupakan sebuah
masyarakat hukum yang tersusun berdasarkan perjanjian yang terjadi antar individu yang
berkumpul menjadi anggota dalam masyarakat. Selain itu, kegiatan sebuah negara juga
diarahkan dalam perwujudan kepentingan serta kebebasan pribadi. Penganjur teori perseorangan
ini diajarkan oleh beberapa ahli yang terdiri dari Thomas Hobbes, John Locke, Jean Jacques
Rousseau, Herbert Spencer, serta Harold J. Laski.
 Teori Golongan atau kelas, yang menyatakan bahwa negara merupakan sebuah alat yang
digunakan dari sebuah golongan atau kelas yang memiliki kedudukan ekonomi yang paling kuat
dalam rangka untuk menindas golongan lain yang memiliki kedudukan atau tingkatan ekonomi
yang lebih rendah.  Penganjur teori golongan ini diajarkan oleh beberapa ahli yang terdiri dari
Karl Marx, Friedrich Engels, dan Lenin.
 Teori Integralistik atau persatuan, yang menyatakan bahwa negara merupakan sebuah susunan
masyarakat yang integral, negara juga dianggap sebagai susunan erat yang ada pada segala
golongan di dalamnya. Semua bagian yang ada pada negara yang terdiri dari seluruh anggota
masyarakat di dalamnya merupakan bentuk dari persatuan masyarakat yang organis. Negara
Integralistik juga bisa diartikan sebagai negara yang mengedepankan kepentingan umum sebagai
satu kesatuan dan memberikan pemahaman terhadap perseorangan serta golongan. Penganjur
teori integralistik ini diajarkan oleh beberapa ahli yang terdiri dari Benedictus de Spinoza, F.
Hegel, dan Adam Muller.
2. Kewarganegaraan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kewarganegaraan adalah hal yang berhubungan


dengan warga negara dan keanggotaan sebagai warga negara. Menurut pasal 1 angka (2) Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia, kewarganegaraan
adalah segala hal ikhwal yang berhubungan dengan warga negara. Dalam bahasa Inggris,

4
kewarganegaraan dikenal dengan kata citizenship, artinya keanggotaan yang menunjukkan hubungan
atau ikatan antara negara dengan warga negara.

1. Kewarganegaraan dalam arti yuridis dan Sosiologis

a) Kewarganegaraan dalam arti Yuridis ditandai dengan adanya ikatan hukum antara
warga negara dengan negara yang menimbulkan akibat-akibat hukum tertentu. Tanda-
tandanya misalnya : akta kelahiran, surat pernyataan, bukti kewarganegaraan, dll.

b) Kewarganegaraan dalam arti Sosiologis tidak ditandai dengan ikatan hukum, tetapi
ikatan emosional, seperti : ikatan perasaan, ikatan keturunan, ikatan sejarah, ikatan
tanah air, dll.

2. Kewarganegaraan dalam arti Formil dan Materiil

1) Kewarganegaraan dalam arti Formil menunjuk pada tempat kewarganegaraan.

2) Kewarganegaraan dalam arti Material menunjuk pada akibat hukum dari status
kewarganegaraan, yaitu adanya hak dan kewajiban warga negara.

B. Asas Kewarganegaraan

Pengertian asas kewarganegaraan adalah dasar hukum bagi kewarganegaraan untuk


penduduk (warga) sebuah negara. Orang yang sudah memiliki kewarganegaraan tidak jatuh pada
kekuasaan atau wewenang negara lain. Negara lain tidak berhak memperlakukan kaidah-kaidah
hukum kepada orang yang bukan warga negaranya.

Secara umum ada 2 asas Kewarganegaraan yang diterapkan disuatu negara yaitu:
1. Asas Ius Sanguinis (keturunan)
Asas ius sanguinis (asas keturunan) yang menetapkan kewarganegaraan seseorang
menurut keturunan atau pertalian darah. Artinya, kewarganegaraan anak bergantung pada
orang tuanya meskipun anak tersebut lahir di negara lain (bukan kewarganegaraan orang
tuanya).
Contoh Negara dengan Sistem Asas Kewarganegaraan Ius Sanguinis :

 Belanda, Belgia, Bulgaria

 Korea Selatan, Kroasia

5
 Inggris, Irlandia, Islandia, India, Italia

 Jepang, Jerman

 Polandia, Portugal

 Republik Ceko, Rusia

 Spanyol, Serbia

 dll.

2. Asas Ius Soli (tempat kelahiran)

Istilah ini diambil dari bahasa Latin, yakni ius berarti hukum, pedomaan atau dalil,
Soli berasal dari kata solum berarti negeri, tanah atau dareah. Asas yang menyatakan bahwa
kewarganegaraan seseorang ditentukan dari tempat dimana orang tersebut lahir.

Contoh Negara dengan Sistem Asas Kewarganegaraan Ius Soli :

 Argentina, Amerika Serikat

 Brazil, Bangladesh

 Kanada, Kamboja, Kolombia, Kosta Rika

 Panama, Peru, Pakistan, Paraguay

 Grenada, Guatemala, Guyana

 dll

Keberadaan kedua asas kewarganegaraan tersebut kerap kali menimbulkan masalah.


Hal ini karena ada negara yang menganut asas ius sanguinis dan ada pula negara yang
menganut asas ius soli. Sehingga kerap muncul masalah bipatride, multipatride bahkan
apatride.

 Pengertian Bipatride. 
Bipatride adalah orang yang memiliki kewarganegaraan ganda. Dua kewarganegaraan
tersebut bisa terjadi karena anak lahir di negara A yang menganut asas ius soli (berdasarkan
tempat kelahiran) namun orang tua anak tersebut merupakan warga negara B yang menganut
asas ius sanguinis (berdasarkan keturunan biologis). Dengan demikian si anak akan
mendapat kewarganegaraan dari negara A karena lahir di negara A dan juga mendapat

6
kewarganegaraan dari negara B karena faktor keturunan dari orang tua yang merupakan
warga negara B.

 Pengertian Multipatride
Multipatride adalah orang yang memiliki dua atau lebih kewarganegaraan. Hal ini
bisa terjadi jika seseorang yang telah memiliki kewarganegaraan ganda, saat dewasa
menerima atau meminta status kewarganegaraan dari negara lain dengan tidak melepas status
kewarganegaraan yang lama. Namun, sedikit negara yang memberikan status banyak
kewarganegaraan (multipatride) untuk warganya.

 Pengertian Apatride
Apatride adalah seseorang yang tidak memiliki kewarganegaraan. Hal ini bisa terjadi
kepada orang tersebut yang lahir di negara yang memiliki asas berbeda. Anak yang lahir di
negara B dengan menganut asas ius sanguinis (berdasarkan keturunan biologis) namun kedua
orangtuanya bukan warga negara B maka negara B tidak dapat memberikan
kewarganegaraan.
Meskipun orang tua anak berasal dari negara A yang menganut asas ius
soli (berdasarkan tempat kelahiran), karena tidak lahir di negara A, maka negara A juga tidak
akan memberikan kewarganegaraan. Oleh karena kedua negara tidak mengakui
kewarganegaraan anak tersebut maka Anak pun menjadi apatride.
Dalam menentukan status kewarganegaraan seseorang, pemerintah suatu negara
menggunakan dua stelsel, yaitu:

1. Stelsel aktif, yaitu seseorang harus melakukan tindakan hukum tertentu secara aktif untuk
menjadi warga negara (naturalisasi biasa)

2. Stelsel pasif, yaitu seseorang dengan sendirinya dianggap menjadi warga negara tanpa
melakukan suatu tindakan hukum tertentu (naturalisasi istimewa)

Berkaitan dengan kedua stelsel tadi, seorang warga negara dalam suatu
negara pada dasarnya mempunyai:

 Hak opsi, yaitu hak untuk memilih suatu kewarganegaraan (dalam stelsel
aktif)

7
 Hak repudiasi, yaitu hak untuk menolak suatu kewarganegaraan (stelsel pasif)

C.  Cara Memperoleh dan Kehilangan Kewarganegaraan


Ada beberapa cara orang memperoleh status kewarganegaraan dan kehilangan
kewarganegaraan. Cara memperoleh kewarganegaraan adalah:
1. Citizenship by birth, memperoleh kewarganegaraan karena kelahiran. Jadi setiap orang
yang lahir diwilayah negara dianggap sah sebagai warga negara karena suatu negara
menganut asas ius sanguinis.
2. Citizenshipby descent, memperoleh kewarganegaraan karena keturunan. Jadi orang yang
lahir diluar wilayah negara dianggap sebagai warga negara apabila orangtuanya adalah
warga negara dari negara tersebut karena negaranya menganut asas ius sanguinis.
3. Citizenship by naturalization, pewarganegaraan orang asing atas kehendak sendiri atas
permohonan menjadi warga negara suatu negara dengan memenuhi persyaratan yang telah
ditentukan.
4. Citizenship by registration, pewarganegaraan bagi mereka yang telah memenuhi syarat-
syarat tertentu yang dianggap cukup dilakukan melalui prosedur asministrasi yang lebih
sederhana dibandingkan naturalisasi.
5. Citizenship by incorporation of territory, proses kewarganegaraan karena terjadi perluasan
wilayah negara.

Selanjutnya orang dapat kehilangan kewarganegaraan karena tiga kemungkinan/cara, yaitu:


1. Renunciation, tindakan sukarela seseorang untuk meninggalkan status
kewarganegaraan yang diperoleh di dua negara atau lebih.
2. Termination, penghentian status kewarganegaraan sebagai tindakan hukum karena
yang bersangkutan mendapat kewarganegaraan negara lain.
3. Deprivation, pencabutan secara paksa status kewarganegaraan karena yang
bersangkutan dianggap telah melakukan kesalahan, pelanggaran atau terbukti tidak setia
kepada negara berdasar undang-undang.

D. Negara Dan Kewarganegaraan Di Indonesia

8
a.  Negara Indonesia
Negara Indonesia telah menetukan siapa saja yang menjadi warga negara di dalam
konstitusinya. Ketentuan tersebut tercantum dalam pasal 26 UUD 1945 yang berbunyi
sebagai berikut:
1. Yang menjadi warga negara adalah orang-orang bangsa indonesia asli dan orang-
orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara”.
2. Penduduk ialah warga indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di
indonesia”.
3. Hal-hal mengenai warga negara dan penduduk diatur dengan undang-undang”.  
Ketentuan pasal 26 ayat 1 tersebut memberikan penegasan bahwa untuk orang-orang
bangsa indonesia asli secara otomatis merupakan warga negara, sedangkan bagi orang-orang
bangsa lain untuk menjadi warga negara indonesia harus disahkan terlebih dahulu dengan
undang-undang. Orang-orang bangsa lain yang dimaksud adalah orang-orang peranakan
seperti peranakan Belanda, Tionghoa, dan Arab yang bertempat tinggal di indonesia, yang
mengakui indonesia sebagai tumpah darahnya dan bersikap setia kepada Republik Indonesia.

b. Asas Kewarganegaraan Indonesia


Asas-asas umum yang dianut dalam UU No.12 tahun 2006 adalah sebagai berikut:
1. Asas ius sanguinis (Law Of The Blood) adalah asas yang menentukan
kewarganegaraan seseorang berdasarkan keturunan bukan berdasarkan negara tempat
kelahiran.
2. Asas ius soli (Law Of The Soil) secara terbatas adalah asas yang menentukan
kewarganegaraan seseorang berdasarkan negara tempat kelahiran, yang diberlakukan
terbatas bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam UU ini.
3. Asas kewarganegaraan tunggal adalah asas yang menentukan satu kewarganegaraan
bagi setiap orang.
4. Asas kewarganegaraan ganda terbatas adalah asas yang menentukan kewarganegaraan
ganda bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam UU ini.

c.  Cara Memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia


Berdasarkan UU No. 12 tahun 2006 kewarganegaraan Republik Indonesia dapat di
peroleh melalui:
1. Kelahiran

9
Setiap anak yang lahir dari orang tua (ayah atau ibunya) berkewargaan negara indonesia
akan memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia.
2. Pengangkatan
Anak warga negara asing yang berumur 5 tahun yang diangkat secara sah menurut
penetapan pengadilan sebagai anak oleh warga negara negara indonesia memperoleh
kewarganegaraan Republik Indonesia.
3. Perkawinan/Pernyataan
Orang asing yang menikah dengan warga negara indonesia dapat memperoleh
kewarganegaraan Republik Indonesia apabila memenuhi persyaratan sebagaimana diatur
dalam pasal 19.
4. Turut Ayah atau Ibu
Anak yang belum berusia 18 tahun atau belum kawin, berada dan bertempat tinggal
diwilayah negara Republik Indonesia, dari ayah atau ibu yang memperoleh
kewarganegaraan Republik Indonesia dengan sendirinya berkewarganegaraan Republik
Indonesia.
5.   Pemberian
Orang asing yang telah berjasa kepada negara Republik Indonesia atau dengan alasan
kepentingan negara dapat diberi kewarganegaraan Republik Indonesia oleh presiden
setelah memperoleh petimbangan DPR Republik Indonesia, kecuali dengan pemberian
kewarganegaraan tersebut mengakibatkan yang bersangkutan berkewarganegaraan ganda
(pasal 20).
6.   Pewarganegaraan
Syarat dan tatacara memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia melalui
pewarganegaraan diatur dalam pasal 9 s/d 18 Undang-Undang ini.

d.   Kehilangan Kewarganegaraan Republik Indonesia


Perihal kehilangan kewarganegaraan Republik Indonesia diatur dalam pasal 123 UU
No.12 tahun 2006 yang menyatakan bahwa warga negara indonesia kehilangan
kewarganegaraannya jika yang bersangkutan:
1. Memperoleh kewarganegaraan lain atas kemauannya sendiri.
2. Tidak menolak atau tidak melepaskan kewarganegaraan lain, sedangkan orang yang
bersangkutan mendapatkan kesempatan untuk itu.
3. Dinyatakan hilang kewarganegaraannya oleh Presiden atas permohonannya sendiri,
yang bersangkutan sudah berusia 18 tahun atau sudah kawin, bertempat tinggal diluar
10
negeri, dan dengan dinyatakan hilang kewarganegaraan Republik Indonesia tidak
menjadi tanpa kewarganegaraan.
4. Masuk dalam dinas tentara asing tanpa ijin terlebih dahulu dari presiden.
5. Secara sukarela masuk dalam dinas negara asing, yang jabatan semacam itu di
indonesia sesuai dengan ketentuan perundang-undangan hanya boleh dijabat oleh
warga negara indonesia.
6. Secara sukarela menyatakan sumpah atau janji setia kepada negara asing.
7. Tidak diwajibkan tetapi turut serta dalam pemilihan sesuatu yang bersifat
ketatanegaraan untuk suatu negara asing.
8. Mempunyai paspor dari negara asing atau surat yang dapat diartikan sebagai
kewarganegaraan yang masih berlaku dari negara lain atas namanya.
9. Bertempat tinggal diluar wilayah negara republik indonesia selama 5 tahun terus
menerus bukan dalam rangka dinas negara, tanpa alasan yang sah dan dengan sengaja
tidak menyatakan keinginannya untuk tetap menjadi warga negara indonesia sebelum
jangka waktu 5 tahun itu berakhir, dan setiap 5 tahun berikutnya yang bersangkutan
tidak mengajukan pernyataan ingin tetap menjadi warga negara indonesia kepada
perwakilan negara republik indonesia.

e.  Cara Memperoleh Kembali Kewarganegaraan Republik Indonesia


Dalam pasal 31 UU No.12 tahun 2006 dinyatakan bahwa seseorang yang kehilngan
kewarganegaraan Republik Indonesia dapat memperoleh kembali kewarganegaraannya
melalui procedur pewarganegaraan dengan mengajukan permohonan tertulis pada Menteri.
Bila pemohon bertempat tinggal diluar wilayah negara indonesia, permohonan disampaikan
melalui perwakilan negara Republik Indonesia yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal
pemohon.
Permohonan untuk memperoleh kembali kewarganegaraan Republik Indonesia dapat
juga diajukan oleh perempuan atau laki-laki yang kehilangan kewarganegaraannya akibat
perkawinan dengan orang asing sejak putusnya perkawinan. Kepala Perwakilan Republik
Indonesia akan merumuskan permohonan tersebut kepada Menteri dalam waktu paling lama
14 hari setelah menerima permohanan.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Warga negara adalah orang-orang yang menurut hukum atau secara resmi merupakan
anggota dari suatu negara tertentu. Mereka memberikan kesetiaannya pada negara itu,
menerima perlindungan darinya, serta menikmati hak untuk ikut serta dalam proses politik.
Mereka mempunyai hubungan secara hukum yang tidak terputus dengan negaranya meskipun
yang bersangkutan telah didomisili diluar negeri, asalkan ia tidak memutuskan
kewarganegaraannya.
Kewarganegaraan seseorang mengakibatkan orang tersebut memiliki pertalian
hukum serta tunduk pada hukum negara yang bersangkutan. Kewarganegaraan menghasilkan
akibat hukum yaitu adanya hak dan kewajiban warga negara maupun negara. Disamping itu
akibat hukum yang lain adalah bahwa orang yang sudah memiliki kewarganegaraan tidak
jatuh pada kekuasaan atau kewenangan negara lain.negara lain juga tidak berhak
memperlakukan kaidah-kaidah hukum pada orang yang bukan warga negaranya.
Asas ius adalah asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang menurut daerah
atau negara tempat dimana orang tersebut dilahirkan.Asas ius soli disebut juga asas daerah
kelahiran. Sedang asas ius sanguinis ialah asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang
menurut pertalian daerah atau keturunan dari orang yang bersangkutan.
Asas ius solidan asas ius sanguinis dianggap sebagai asas yang utama dalam
menentukan status hukum kewarganegaraan. Pada sekarang ini umumnya negara menganut
kedua asas tersebut secara simultan. Penentuan asas kewarganegaraan yang berbeda-beda
oleh setiap warga negara dapat menimbulkan masalah kewarganegaraan bagi seorang warga.
Masalah kewarganegaraan tersebut adalah timbulnya apatride dan bipatride.

B. Saran

12
Dengan ditulisnya makalah yang menjelaskan tentang Warga Negara dan
Kewarganegaraan ini, semoga kita semua bisa benar-benar memahami tentang apa yang
seharusnya kita dapatkan sebagai warga negara.Sehingga,jika ada hak yg belum kita
dapatkan, kita bisa memperjuangkannya & begitu juga sebaliknya. jika hak sebagai warga
negara telah kita terima, maka sepatutnya kita menjalankan kewajiban kita sebagai warga
negara & dengan demikian negara ini akan maju dan penuh dengan keadilan, kemakmura,
aman dan sejahtera.
DAFTAR PUSTAKA

class, T. (2017). Makalah kewarganegaraan. Retrieved maret 29, 2019, from


https://www.academia.edu/24986271/MAKALAH_KEWARGANEGARAAN

HABIB, M. A. (2012, november 4). Warga Negara dan Kenegeraan. Retrieved maret 29, 2019, from
http://alhada-fisip11.web.unair.ac.id/artikel_detail-63562-Makalah-Warga%20Negara%20dan
%20Kewarganegaraan.html

Markijar. (2017, juni 18). Retrieved maret 29, 2019, from Pengertian dan contoh warga negara:
http://www.markijar.com/2017/06/pengertian-dan-contoh-warga-negara.html

padamu, a. (2017, november 28). Pengertian Kewarganegaraan Dan Asas Kewarganegaraan.


Retrieved maret 29, 2019, from https://www.padamu.net/pengertian-kewarganegaraan-dan-
asas-kewarganegaraan

Pengetahuan, K. (2017, november 29). Pengertian Bipatride, Multipatride dan Apatride. Retrieved
maret 29, 2019, from https://www.kanal.web.id/pengertian-bipatride-multipatride-dan-
apatride

Pkn, M. i. (2017, november 24). Macam-macam Asas Kewarganegaraan Lengkap !! Retrieved maret
29, 2019, from https://mengakujenius.com/macam-macam-asas-kewarganegaraan/

https://www.academia.edu/38740281/Makalah_Warga_Negara_and_Kewarganegaraan

13

Anda mungkin juga menyukai