Anda di halaman 1dari 30

PROPOSAL MODEL ASUHAN KEPERAWATAN

PROFESIONAL (MAKP) STASE MANAJEMEN


KEPERAWATANDI RUANG NILAM III RSUD
DR. H. MOCH. ANSARI SALEH
BANJARMASIN

Disusun Oleh:
Kelompok 9 & 10

Devi Cahyana, S.Kep 11194692110095

Dona Kristina, S.Kep 11194692110097

Eka Sulistiaty, S.Kep 11194692110100

Merry Lidya, S.Kep 11194692110107

Ni Komang Tri Mega Yanti, S.Kep 11194692110111

Nor Atia, S.Kep 11194692110114

Raihana, S.Kep 11194692110117

Utari Ermawati , S.Kep 11194692110125

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MULIA
BANJARMASIN
2022
LEMBAR PERSETUJUAN

PROPOSAL MODEL ASUHAN KEPERAWATAN PROFESIONAL (MAKP)


STASE MANAJEMEN KEPERAWATANDI RUANG NILAM III RSUD
DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN

Disusun Oleh:
Kelompok 9 & 10

Devi Cahyana, S.Kep 11194692110095


Dona Kristina, S.Kep 11194692110097
Eka Sulistiaty, S.Kep 11194692110100
Merry Lidya, S.Kep 11194692110107
Ni Komang Tri Mega Yanti, S.Kep 11194692110111
Nor Atia, S.Kep 11194692110114
Raihana, S.Kep 11194692110117
Utari Ermawati , S.Kep 11194692110125

Banjarmasin, Juli 2022

Mengetahui,

RSUD DR. H. Moch. Ansari Saleh Program Studi Profesi Ners


Banjarmasin Fakultas Kesehatan
Pembimbing Klinik (PK) Universtas Sari Mulia Banjarmasin
Pembimbing Akademik

Selpy Novita, S. Kep, Ners M. Arief Wijaksono, S. Kep., Ns., MAN


NIP. 197411162000122002 NIK. 1166022015081

ii
LEMBAR PENGESAHAN

PROPOSAL MODEL ASUHAN KEPERAWATAN PROFESIONAL (MAKP)


STASE MANAJEMEN KEPERAWATANDI RUANG NILAM III RSUD
DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN

Disusun Oleh:
Kelompok 9 & 10

Devi Cahyana, S.Kep 11194692110095


Dona Kristina, S.Kep 11194692110097
Eka Sulistiaty, S.Kep 11194692110100
Merry Lidya, S.Kep 11194692110107
Ni Komang Tri Mega Yanti, S.Kep 11194692110111
Nor Atia, S.Kep 11194692110114
Raihana, S.Kep 11194692110117
Utari Ermawati , S.Kep 11194692110125

Banjarmasin, Juli 2022


Mengetahui,

RSUD DR. H. Moch. Ansari Saleh Program Studi Profesi Ners


Banjarmasin Fakultas Kesehatan
Pembimbing Klinik (PK) Universtas Sari Mulia Banjarmasin
Pembimbing Akademik

Selpy S.Kep., Ns M. Arief Wijaksono, S. Kep., Ns., MAN


NIP. NIK. 1166022015081

Mengesahkan,
Ketua Jurusan Keperawatan

Mohammad Basit, S.Kep., Ns., MM


NIK. 1166102012053

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas laporan
yang berjudul Roleplay MAKP Manajemen Keperawatan di Ruang Nilam III
RSUD. Dr. H. Moch. Ansari Saleh ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi
tugas stase manajemen keperawatan. Selain itu, laporan ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang manajemen keperawatan bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terimakasih kepada pembimbing klinik,
pembimbing akademik dan pihak RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh
Banjarmasin yang telah membantu dalam penyelesaian laporan ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang kami tekuni.
Kami menyadari, laporan yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun kami
harapkan untuk menyempurnakan laporan desiminasi awal ini sehingga
mampu memberikan manfaat bagi pembaca dan menambah ilmu dalam
keperawatan.

Banjarmasin, Juli 2022

Kelompok 9 & 10

iv
DAFTAR ISI

Halaman
COVER……………………………………………………………………………………i
LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................................ii

LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................iii

KATA PENGANTAR............................................................................................iv

DAFTAR ISI.......................................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1

A. Latar Belakang............................................................................................1

B. Tujuan......................................................................................................... 2

C. Manfaat.......................................................................................................3

BAB II TARGET DAN LUARAN............................................................................4

A. Tinjauan Teori..............................................................................................4

B. Tujuan MAKP..............................................................................................4

C. Konsep Model Asuhan Keperawatan Profesional.......................................5

D. Konsep Dasar Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Tim.........6

E. Tanggung Jawab Perawat Dalam Model Asuhan Keperawatan Profesional


(MAKP)........................................................................................................8

F. Strategi Kerja Tim......................................................................................10

BAB III RENCANA KEGIATAN...........................................................................13

A. Penerapan model asuhan keperawatan professional (MAKP)...................13

B. Pengorganisasian......................................................................................14

C. Pelaksanaan Kegiatan...............................................................................15

E. Media.........................................................................................................15

F. Kriteria Evaluasi.........................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………24

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berkembangnya informasi dan teknologi dalam menghadapi era
globalisasi memberikan dampak positif terhadap pola pikir masyarakat saat
ini baik terhadap ekonomi, sosial, politik dan kesehatan. Fenomena ini dapat
dilihat dari semakin tingginya tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan
yang optimal. Tingginya tuntutan masyarakat tersebut tantangan bagi
perawat untuk mengalami perubahan dalam sistem pelayanan. Perubahan ini
merupakan cara untuk mempertahankan diri sebagai profesi dan berperan
aktif dalam mengahdapiera globalisasi. Salah satu pelaksana perubahan
yang nyata adalah memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas
manajerial keperawatan yang andal (Nursalam, 2017).
Proses manajemen keperawatan dalam aplikasnya di lapangan berada
sejajar dengan proses keperawatan sehingga keberadaan manajemen
keperawatan dimaksudkan untuk mempermudah proses keperawatan
sehingga dapat mengarahkan keperawatan menuju profesional. Model
praktik keperawatan professional (MAKP) merupakan suatu tatanan dalam
struktur, proses, dan nilai profesional yang bertujuan untuk meningkatkan
asuhan keperawatan. Aspek struktur adalah penetapan jumlah keperawatan,
penetapan standar rencana keperawatan. Sedangkan aspek proses adalah
penggunaan metode untuk memberikan asuhan keperawatan. Melalui
penataan struktur dan proses keperawatan diharapkan hubungan perawat
dank lien berkesinambungan. Hubungan perawat dan klien yang akan
menfasilitasi penerapan nilai- nilai professional yang meliputi: otonomi,
kesinambungan, dan akuntabilitas untuk mempertanggung jawabkan asuhan
yang diberikan. Rumah sakit dalam mengembangkan suatu model
keperawatan akan menata mengenai tenganya, jenis tenaga yang
dibutuhkan, adanya standar rencana perawatan yang sudah baku, dan
ditentukannya metode pemberian asuhan keperawatan sesuain dengan
kondisi ruangan (Nursalam, 2017).
Salah satu sistem pelayanan keperawatan profesional adalah dengan
melaksanakan Model Asuhan Keperawatan Tim. Model perawatan Tim
nursing merupakan salah satu model praktek Keperawatan professional

1
2

dimana perawat bertanggung jawab penuh terhadap asuhan keperawatan


yang diberikan kepada pasien mulai dari pasien masuk sampai keluar Rumah
Sakit. Model ini mendorong kemandirian perawat, ada kejelasan antara
pembuat rencana asuhan keperawatan dan pelaksanaan asuhan
keperawatan selama pasien di rawat. Model ini ditandai dengan adanya
keterkaitan kuat dan terus menerus antara pasien dan perawat yang
ditugaskan untuk merencanakan, melakukan dan koordinasi asuhan
keperawatan selama pasien di rawat. Konsep dasar dan model ini adalah
tanggung jawab dan tanggung gugat. Keuntungan dari MAKP Tim antara lain
Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh Mendukung
pelaksanaan proses keperawatan Memungkinkan komunikasi antar tim,
sehingga konflik mudah diatasi dan memberi kepuasan kepada anggota tim
(Nursalam, 2017).

B. Tujuan
Tujuan MAKP Menurut Nursalam terbagi menjadi 2 yaitu (Nursalam, 2017). :
1. Tujuan Umum
Setelah melaksanakan praktik manajemen keperawatan, mahasiswa
memahami prinsip manajemen keperawatan dan model pemberian asuhan
keperawatan professional
2. Tujuan Khusus
Setelah melaksanakan praktik klinik manajemen keperawatan, mahasiswa
mampu:
a. Menganalisis lingkungan ruang perawatan, menghitung kebutuhan
tenaga keperawatan di suatu ruangan perawatan.
b. Melaksanakan peran sesuai dengan model MAKP yang telah
ditentukan.
c. Melakukan supervisi keperawatan
d. Melakukan ronde keperawatan
e. Melakukan timbang terima keperawatan 
f. Melakukan penerapan sentralisasi obat
g. Melakukan Discharge Planning
h. Mendokumentasikan asuhan keperawatan dengan menggunakan model
Problem, Intervensi dan Evaluasi (PIE)
3

i. Menganalisis tingkat kepuasan pasien pre dan post pelaksanaan MAKP

C. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
a. Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan suatu ruang rawat
sehingga dapat memodifikasi metode penugasan yang akan
dilaksanakan
b. Mahasiswa dapat mengumpulkan data dalam penerapan MAKP di
Ruang Nilam III RSUD DR. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin
c. Mahasiswa dapat mengetahui masalah dalam penerapan MAKP di
Ruang Nilam III RSUD DR. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin
d. Mahasiswa dapat menganalisis masalah dengan metode SWOT dan
menyusun rencana strategi.
e. Mahasiswa dapat memperoleh pengalaman dalam menerapkan model
asuhan keperawatan profesional di Ruang Nilam III RSUD DR. H. Moch.
Ansari Saleh Banjarmasin
2. Bagi Perawat Ruang Nilam III RSUD DR. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin
a. Melalui Praktik Manajemen Keperawatan dapat diketahui masalah-
masalah yang ada di Ruang Melati yang berkaitan dengan pelaksanaan
MAKP.
b. Melalui Praktik Manajemen Keperawatan perawat ruangan dapat
melaksanakan MAKP dengan optimal
c. Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal.
d. Terbinanya hubungan baik anara perawat dengan perawat, perawat
dengan tim kesehatan lain, dan perawat dengan pasien serta keluarga.
e. Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin diri perawat.
3. Bagi Pasien dan Keluarga pasien
a. Pasien dan keluarga mendapatkan pelayanan yang memuaskan
b. Tingkat kepuasan pasien dan keluarga terhadap pelayanan tinggi
c. Bagi Institusi Pendidikan Institusi pendidikan memperoleh bahan
d. masukan dan gambaran tentang pengelolaan ruangan dengan
e. pelaksanaan MAKP.
4
BAB II
TARGET DAN LUARAN

A. Tinjauan Teori
Model praktik keperawatan profesional (MPKP) adalah suatu sistem
(struktur, proses dan nilai-nilai profesional), yang memfasilitasi perawat
profesional, mengatur pemberian asuhan keperawatan, termasuk lingkungan
tempat asuhan tersebut diberikan (Ratna Sitorus & Yuli, 2017).
Model praktik keperawatan profesional (MPKP) adalah suatu sistem
(struktur, proses dan nilai-nilai profesional), yang memfasilitasi perawat
profesional, mengatur pemberian asuhan keperawatan, termasuk lingkungan
tempat asuhan tersebut diberikan. Aspek struktur ditetapkan jumlah tenaga
keperawatan berdasarkan jumlah klien sesuai dengan derajat ketergantungan
klien. Penetapan jumlah perawat sesuai kebutuhan klien menjadi hal penting,
karena bila jumlah perawat tidak sesuai dengan jumlah tenaga yang
dibutuhkan, tidak ada waktu bagi perawat untuk melakukan tindakan
keperawatan.
Selain jumlah, perlu ditetapkan pula jenis tenaga yaitu PP dan PA,
sehingga peran dan fungsi masing-masing tenaga sesuai dengan kemampuan
dan terdapat tanggung jawab yang jelas. Pada aspek struktur ditetapkan juga
standar renpra, artinya pada setiap ruang rawat sudah tersedia standar renpra
berdasarkan diagnosa medik dan atau berdasarkan sistem tubuh.
Pada aspek proses ditetapkan penggunaan metode modifikasi
keperawatan primer (kombinasi metode tim dan keperawatan primer)

B. Tujuan MAKP
1. Menjaga konsistensi asuhan keperawatan
2. Mengurangi konflik, tumpang tindih dan kekosongan pelaksanaan asuhan
keperawatan oleh tim keperawatan.
3. Menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan keperawatan.
4. Memberikan pedoman dalam menentukan kebijakan dan keputusan.
5. Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan keperawatan
bagi setiap tim keperawatan

5
6

C. Konsep Model Asuhan Keperawatan Profesional


Dasar Pertimbangan Pemilihan Model Asuhan Keperawatan Profesional
(MAKP) Mc. Laughin, Thomas dean Barterm (1995) mengidentifikasikan 8
model pemberian asuhan keperawatan, tetapi model yang umum dilakukan di
rumah sakit adalah Keperawatan Tim dan Keperawatan Primer. Karena setiap
perubahan akan berdampak terhadap suatu stress, maka perlu
mempertimbangkan 6 unsur utama dalam penentuan pemilihan metode
pemberian asuhan keperawatan (Marquis & Huston, 2017) yaitu:
1. Sesuai dengan visi dan misi institusi.
2. Dapat diterapkan proses keperawatan dalam asuhan keperawatan.
3. Efisien dan efektif penggunaan biaya.
4. Terpenuhinya kepuasan klien, keluarga dan masyarakat.
5. Kepuasan kinerja perawat.
6. Jenis Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP)
Menurut Grant & Massey (2011) dan Marquis & Huston (2017) ada 4
metode pemberian asuhan keperawatan profesional yang sudah ada dan
akan terus dikembangkan di masa depan dalam menghadapi tren pelayanan
keperawatan, yaitu:
1. Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Fungsional
Model fungsional dilaksanakan oleh perawat dalam pengelolaan
asuhan keperawatan sebagai pilihan utama pada saat perang dunia kedua.
Pada saat itu karena masih terbatasnya jumlah dan kemampuan perawat
maka setiap perawat hanya melakukan 1 – 2 jenis intervensi keperawatan
kepada semua pasien di bangsal. Model ini berdasarkan orientasi tugas
dari filosofi keperawatan, perawat melaksanakan tugas ( tindakan) tertentu
berdasarkan jadwal kegiatan yang ada (Nursalam, 2017).
2. Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Kasus
Setiap perawat ditugaskan untuk melayani seluruh kebutuhan pasien
saat ia dinas. Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda untuk setiap
shift dan tidak ada jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh orang yang
sama pada hari berikutnya. Metode penugasan kasus biasa diterapkan
satu pasien satu perawat, dan hal ini umumnya dilaksanakan untuk
perawat privat atau untuk keperawatan khusus seperti isolasi, intensive
care.Metode ini berdasarkan pendekatan holistik dari filosofi keperawatan.
7

Perawat bertanggung jawab terhadap asuhan dan observasi pada pasien


tertentu (Nursalam, 2017).
3. Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Primer
Menurut Gillies (1986) perawat yang menggunakan metode
keperawatan primer dalam pemberian asuhan keperawatan disebut
perawat primer (primary nurse). Pada metode keperawatan primer terdapat
kontinutas keperawatan dan bersifat komprehensif serta dapat
dipertanggung jawabkan, setiap perawat primer biasanya mempunyai 4 – 6
klien dan bertanggung jawab selama 24 jam selama klien dirawat dirumah
sakit. Perawat primer bertanggung jawab untuk mengadakan komunikasi
dan koordinasi dalam merencanakan asuhan keperawatan dan juga akan
membuat rencana pulang klien jika diperlukan Jika perawat primer sedang
tidak bertugas , kelanjutan asuhan akan didelegasikan kepada perawat lain
(associate nurse).
4. Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Tim
Metode tim merupakan suatu metode pemberian asuhan
keperawatan dimana seorang perawat profesional memimpin sekelompok
tenaga keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan kelompok
klien melalui upaya kooperatif dan kolaboratif (Douglas, 2014).

D. Konsep Dasar Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Tim


Metode tim merupakan suatu metode pemberian asuhan keperawatan
dimana seorang perawat profesional memimpin sekelompok tenaga
keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan kelompok klien melalui
upaya kooperatif dan kolaboratif ( Douglas, 2014). Model tim didasarkan pada
keyakinan bahwa setiap anggota kelompok mempunyai kontribusi dalam
merencanakan dan memberikan asuhan keperawatan sehingga timbul
motivasi dan rasa tanggung jawab perawat yang tinggi sehingga diharapkan
mutu asuhan keperawatan meningkat. Menurut Kron & Gray (2007)
pelaksanaan model tim harus berdasarkan konsep berikut:
1. Ketua tim sebagai perawat profesional harus mampu menggunakan tehnik
kepemimpinan.
2. Komunikasi yang efektif penting agar kontinuitas rencana keperawatan
terjamin.
3. Anggota tim menghargai kepemimpinan ketua tim.
8

4. Peran kepala ruang penting dalam model tim. Model tim akan berhasil baik
bila didukung oleh kepala ruang.
Metode yang digunakan bila perawat pelaksana terdiri dari berbagai
latar belakang pendidikan dan kemampuannya.Metode ini menggunakan tim
yang terdiri dari anggota yang berbeda- beda dalam memberikan asuhan
keperawatan terhadap sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi menjadi 2
– 3 tim/ group yang terdiri dari tenaga professional, tehnikal dan pembantu
dalam satu grup kecil yang saling membantu. Dalam penerapannya ada
kelebihan dan kelemahannya yaitu (Nursalam, 2017) :
1. Kelebihan :
a. Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh.
b. Mendukung pelaksanakaan proses keperawatan.
c. Memungkinkan komunikasi antar tim sehingga konflik mudah diatasi dan
memberi kepuasan kepada anggota tim.
2. Kelemahan :
a. Komunikasi antar anggota tim terbentuk terutama dalam bentuk
konferensi tim, yang biasanya membutuhkan waktu dimana sulit untuk
melaksanakan pada waktu-waktu sibuk.
b. Akuntabilitas dalam tim kabur
c. Jika perawat primer sedang tidak bertugas , kelanjutan asuhan akan
didelegasikan kepada perawat lain (associate nurse) :
1) Kepemimpinan
Kemampuan ini harus dipunyai oleh Ketua Tim, yaitu perawat
profesional (Registered Nurse) yang ditunjuk oleh Kepala Ruangan
untuk bertanggung jawab terhadap sekelompok pasien dalam
merencanakan asuhan keperawatan, merencanakan penugasan
kepada anggota tim, melakukan supervisi dan evaluasi pelayanan
keperawatan yang diberikan.
2) Komunikasi yang efektif
Proses ini harus dilaksanakan untuk memastikan adanya
kesinambungan asuhan keperawatan yang diberikan dalam rangka
memenuhi kebutuhan pasien secara individual dan membantunya
dalam mengatasi masalah. Proses komunikasi harus dilakukan
secara terbuka dan aktif melalui laporan, pre atau post conference
atau pembahasan dalam penugasan, pembahasan dalam
9

merencanakan dan menuliskan asuhan keperawatan dan


mengevaluasi hasil yang telah dicapai.

E. Tanggung Jawab Perawat Dalam Model Asuhan Keperawatan


Profesional (MAKP)
1. Tanggung jawab anggota tim:
a. Memberikan asuhan keperawatan pada pasien di bawah tanggung
jawabnya.
b. Bekerjasama dengan anggota tim dan antar tim.
c. Memberikan laporan.
2. Tanggung jawab ketua tim:
a. Membuat perencanaan.
b. Membuat penugasan, supervisi dan evaluasi.
c. Mengenal/ mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat
kebutuhan pasien.
d. Mengembangkan kemampuan anggota.
e. Menyelenggarakan konferensi.
3. Tanggung jawab kepala ruang:
Perencanaan:
a. Menunjuk ketua tim yang akan bertugas di ruangan masing- masing.
b. Mengikuti serah terima pasien di shift sebelumnya.
c. Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien: gawat, transisi dan
persiapan pulang bersama ketua tim.
d. Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan
aktifitas dan kebutuhan klien bersama ketua tim, mengatur
penugasan/ penjadwalan.
e. Merencanakan strategi pelaksanaan keperawatan.
f. Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi, patofisiologis,
tindakan medis yang dilakukan, program pengobatan dan
mendiskusikan dengan dokter tentang tindakan yang akan dilakukan
terhadap pasien.
g. Mengatur dan mengendalikan asuhan keparawatan:
1) Membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan.
2) Membimbing penerapan proses keperawatan dan menilai asuhan
keperawatan.
3) Mengadakan diskusi untuk pemecahan masalah.
10

4) Memberikan informasi kepada pasien atau keluarga yang baru


masuk RS.
h. Membantu mengembangkan niat pendidikan dan latihan diri.
i. Membantu membimbing terhadap peserta didik keperawatan.
j. Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan di rumah sakit.
4. Pengorganisasian
a. Merumuskan metode penugasan yang digunakan.
b. Merumuskan tujuan metode penugasan.
c. Membuat rincian tugas tim dan anggota tim secara jelas.
d. Membuat rentang kendali kepala ruangan membawahi 2 ketua tim
dan ketua tim membawahi 2 – 3 perawat.
e. Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan: membuat proses
dinas, mengatur tenaga yang ada setiap hari dan lain- lain.
f. Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan.
g. Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktik.
h. Mendelegasikan tugas kepala ruang tidak berada di tempat, kepada
ketua tim
i. Memberi wewenang kepada tata usaha untuk mengurus administrasi
pasien.
j. Identifikasi masalah dan cara penanganannya.
5. Pengarahan
a. Memberikan pengarahan tentang penugasan kepada ketua tim.
b. Memberikan pujian kepada anggota tim yang melaksanakan tugas
dengan baik.
c. Memberikan motivasi dalam peningkatan pengetahuan, keterampilan
dan sikap.
d. Menginformasikan hal – hal yang dianggap penting dan berhubungan
dengan asuhan keperawatan pasien.
e. Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan.
f. Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam
melaksanakan tugasnya.
g. Meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim lain.
11

6. Pengawasan
a. Melalui komunikasi : mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan
ketua tim dalam pelaksanaan mengenai asuhan keperawatan yang
diberikan kepada pasien.
b. Melalui supervisi:
1) Pengawasan langsung melalui inspeksi, mengamati sendiri atau
melalui laporan langsung secara lisan dan memperbaiki/
mengawasi kelemahannya yang ada saat itu juga.
2) Pengawasan tidak langsung yaitu mengecek daftar hadir ketua
tim, membaca dan memeriksa rencana keperawatan serta catatan
yang dibuat selama dan sesudah proses keperawatan
dilaksanakan (didokumentasikan), mendengar laporan ketua tim
tentang pelaksanaan tugas.
3) Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan
rencana keperawatan yang telah disusun bersama ketua tim.
Audit keperawatan.

F. Strategi Kerja Tim


Saat pasien baru masuk di ruang rawat, pasien dan keluarga akan
diterima oleh ketua tim dan diperkenalkan kepada anggota tim yang ada.
Kemudian ketua tim memberikan orientasi tentang ruang, peraturan ruangan,
perawat bertanggung jawab (ketua Tim) dan anggota tim.
Ketua tim (dapat dibantu anggota tim) melakukan pengkajian, kemudian
membuat rencana keperawatan berdasarkan rencana keperawatan yang
sudah ada setelah terlebih dahulu melakukan analisa dan modifikasi terhadap
rencana keperawatan tersebut sesuai dengan kondisi pasien.
Setelah menganalisa dan memodifikasi rencana keperawatan, ketua tim
menjelaskan rencana keperawatan tersebut kepada anggota tim, selanjutnya
anggota tim akan melaksanakan tindakan keperawatan sesuai rencana
keperawatan dan rencana tindakan medis yang dituliskan rdi format tersendiri.
Tindakan yang telah dilakukan anggota tim kemudian didokumentasikan pada
format yang tersedia.
Bila anggota tim menerima pasien pada sore dan malam hari atau pada
hari libur, pengkajian awala dilakukan oleh anggota tim terutama yang terkait
dengan masalah kesehatan utama pasien, anggota tim membuat masalah
12

keperawatan utama dan melakukan tindakan keperawatan dengan terlebih


dahulu mendiskusikannya dengan penanggung jawab sore/malam/hari libur.
Saat ketua tim ada, pengkajian dilengkapi oleh ketua timkemudian
membuat rencana yang lengkap dan selanjutnya akan menjadi panduan bagi
anggota tim dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien.Pada dinas
pagi ketua tim bersama anggota tim melakukan operan dari dians malam
(hanya pasien yang dirawat oleh tim yang bersangkutan), selanjutnya dengan
anggota tim pagi melakukan konferens tentang permasalahan pasien untuk
tiap anggota tim, dan mengkoordinasikan tugas tiap anggota tim.
Selain dengan dokter anggota tim, ketua tim juga melakukan
komunikasi langsung dengan dokter, ahli gizi dan tim kesehatan lain untuk
membahas perkembangan pasien dan perencanaan baru yang pelu dibuat.
Selain itu mengidentifikasi pemeriksaan penunjang yang telah ada dan yang
perlu dilakukan selanjutnya. Bila terdapat rencana baru atau tindakan yang
perlu dilakukan, maka ketua tim akan mengkomunikasikan kepada anggota
tim untuk melaksanakannya. Jika terdapat tindakan spesifik yang mungkin
tidak dapat dilakukan oleh anggota tim maka ketua tima yang akan melakukan
langsung tindakan tersebut.
Terutama melakukan intervensi pedidikan kesehatan kepada pasien
dan keluarga akan dilakukan oleh ketua timyang didasarkan atas hasil
pengkajian pada kebutuhan peningkatan pengetahuan. Pendidikan kesehatan
dapat dilakukan mandiri oleh ketua tim atau kolaborasi, misalnya ahli gizi
untuk penjelasan mengenai diet pasien yang benar.
Selama anggota tim melakukan asuhan keperawatan pada pasien,
ketua tim akan memonitor tindakan yang akan dilakukan dan member
bimbingan pada anggota tim. Anggota tim selama melakukan asuhan
keperawatan harus mendokumentasikan seluruh tindakan yang dilakukan
pada format-format yang terdapat pada papan dokumentasi.
Kemudian ketua tim akan memonitor dan mengevaluasi dokumentasi
yang dibuat oleh anggota tim.Setiap hari ketua tim mengevaluasi
perkembangan pasien dengan mendokumentasikan pada catatan
perkembangan dengan metoda SOAP, catatan perkembangan pasien ini bagi
anggota tim juga menjadi panutan dalam memberikan asuhan keperawatan
pada pasien.Bila ada pasien yang akan pulang atau pindah ke unit perawatan
lain, ketua tim akan membuat resume keperawatan, sebagai inormasi tentang
13

asuhan keperawatan yang telah diberikan kepada pasien selama dirawat yang
berisi masalah-masalah pasien yang timbul dan masalah yang sudah teratasi,
taindakan keperawatan yang telah dilakukan dan pendidikan kesehatan yang
telah diberikan.
Pada pergantian dinas pagi-sore dilakukan peran anggota tim sore yang
didampingi oleh ketua tim. Komponen utama yang diinformasikan dalam
operan antara lain keadaan umum pasien, tindakan/intervensi yang telah
dilakukan dan atau tindakan yang belum dilakukan, hal-hal penting yang harus
diperhatikan oleh perawat dinas sore dan malam yang berkaitan dengan
perencanaan keperawatan pasien yang akan dibuat oleh ketua tim.
Selanjutnya bila perlu ketua tim melengkapi informasi penting yang belum
disampaikan kepada dinas sore. Anggota tim juga menulis laporan
pagi/sore/malam pada format yang tersedia
BAB III
RENCANA KEGIATAN

A. Penerapan model asuhan keperawatan professional (MAKP)


1. Penanggung jawab : Eka sulistiaty, S.Kep
2. Tujuan :
Diharapkan setelah dilakukan praktik manajemen oleh mahasiswa
Universitas Sari Mulia di Ruang Nilam III dapat menerapkan MAKP secara
baik.
3. Tanggal : 18 Juli – 13 Agustus 2022
4. Rencana Strategi :
a. Mendiskusikan bentuk dan penerapan model MAKP yang dilaksanakan,
yaitu model tim.
b. Melaksanakan desiminasi awal dan mengajukan proposal MAKP
c. Sosialisasi hasil desiminasi.
d. Merencanakan kebutuhan tenaga perawat.
e. Melakukan pembagian peran perawat.
f. Menentukan diskripsi tugas dan tanggung jawab perawat.
g. Melakukan pembagian jadwal serta pembagian tugas perawat.
h. Menerapkan model MAKP yang sudah ditentukan.
5. Kriteria Evaluasi :
a. Struktur :
1) Menetukan penanggung jawab MAKP.
2) Mendiskusikan bentuk dan penerapan MAKP yaitu tim.
3) Melakukan diskripsi tugas dan tanggung jawab perawat
4) Melakukan pembagian jadwal serta pembagian tenaga perawat
b. Proses
Menerapkan MAKP :
1) Tahap uji coba pada tanggal ?
2) Tahap pelaksanaan pada tanggal ?
c. Hasil
Mahasiswa mampu menerapkan MAKP tim sesuai dengan job
description.

14
15

B. Pengorganisasian
Adapun tim kerja yang terbentuk adalah sebagai berikut :
Kepala Ruang : Eka Sulistiaty, S. Kep
Ketua Tim : Ni Komang Tri Mega yanti, S. Kep
Ketua Tim : Nor Atia S.Kep
Perawat Anggota I pagi : Merry Lidya, S.Kep
Perawat Anggota II pagi : Utari ermawati, S.Kep
Perawat Anggota I sore : Dona Kristina, S. Kep
Perawat Anggota II sore : Devi cahyana, S. kep
Perawat Anggota I malam : Raihana, S. Kep
Perawat Anggota II malam:
Pembimbing Akademik : M. Arief Wijaksono, S.Kep.,Ns., MAN
Pembimbing Klinik : Selpy Novita, S.Kep., Ners

Kepala Ruangan

Ketua Tim

Staff / Perawat Pagi

Staff / perawat sore

Staff / Perawat Malam


Pasien

Gambar 3.2 model MAKP yang di pakai


16

C. Pelaksanaan Kegiatan
Hari/tanggal : Juli 2022
Pukul : 10.00 WIB
Topik : Disminasi Akhir
Tempat : Ruang Nilam III RSUD Moch. Ansari Saleh

D. Metode
1. Diskusi
2. Tanya Jawab

E. Media
1. Status Klien
2. Buku Laporan
3. Mekanisme Kegiatan
a. Mekanisme Kegiatan Saat Timbang Terima
Tahap Kegiatan Waktu Tempat Pelaksana
Pre Timbang 1. Karu mengucapkan salam Karu
Terima dan membuka kegiatan
timbang terima
2. Karu melaporkan jumlah
pasien, BOR dan tingkat
ketergantungan pasien.
3. Karu mempersilahkan
katim pagi untuk
melaporkan kondisi pasien Katim
dan membuka diskusi
4. Katim pagi menyiapkan
semua dokumentasi
timbang terima (format
timbang terima dan rekam
medik)
5. Katim pagi menyampaikan
timbang terima untuk
masing-masing pasien
terdiri dari:
17

a. Identitas pasien (nama


dan usia)
b. Diagnosa medik
c. Masalah keperawatan
yang mungkin muncul.
d. Keluhan pasien meliputi
data objektif dan
subyektif yang
menonjol.
e. Intervensi keperawatan
yang sudah
dilaksanakan
f. Intervensi keperawatan
yang belum
dilaksanakan
g. Tindakan khusus yang
belum dilakukan seperti
foto rontgen,
pemeriksaan
laboratorium, puasa
dan diit yang akan Karu
dijalani pasien.
h. Perkembangan
masalah keperawatan
6. Katim pagi melaporkan
pasien rencana pulang
dan semua persiapan yang
belum dikerjakan
7. Katim sore berhak
menanyakan jika ada yang
kurang jelas/lengkap dan
menerima rekam medik
pasien
8. Karu mempersilahkan
semua perserta timbang
18

terima untuk melakukan


validasi data ke bed
pasien
Timbang 1. Karu mengucapkan salam Karu
Terima ke pasien dan
memperkenalkan katim
sore yang bertanggung
jawab menggantikan Katim dan
katim pagi anggota
2. Katim sore dibantu tim
anggota tim melakukan
validasi data objektif
maupun subjektif ke
masing-masing pasien Karu
(waktu tergantung dari
masalah pasien)
3. Karu mempersilahkan
kembali ke nurse station
4. Karu mempersilahkan
kepada katim untuk
mengklarifikasi data-data
yang tidak sesuai dengan
keadaan pasien
sebenarnya.
Post 1. Setelah semua pasien Karu dan
Timbang sudah ditimbang Katim
Terima terimakan dan divalidasi
data, karu mempersilahkan
untuk menandatangani
laporan timbang terima
2. Karu mengucapkan Karu
terimakasih kepada katim
pagi dan mempersilahkan
katim sore untuk bertugas
3. Karu menutup acara Karu
19

timbang terima dengan


doa menurut keyakinan
masing-masing.

b. Mekanisme Kegiatan Saat Ronde Keperawatan


No Tahap Kegiatan Pelaksana Kegiatan Tempat
klien

1. Pra Pra ronde : Katim


ronde 1. Menentukan tim Anggota tim
ronde
2. Mempersiapkan
klien ( informed
consent )
3. Diskusi
pelaksanaan
2. Ronde Pembukaan : Kepala Memberikan
1. Salam pembuka ruangan respon
2. Memperkenalkan
tim ronde
3. Menjelaskan
tujuan ronde
4. Menyampaikan
identitas dan
masalah klien
3. Penyajian masalah Katim Memberikan
1. Menjelaskan respon dan
riwayat penyakit menjawab
dan keperawatan pertanyaan
klien
2. Menjelaskan
masalah klien
dan rencana
tindakan yang
telah
dilaksanakan dan
20

atau belum
dilaksanakan
serta memilih
prioritas yang
perlu
didiskusikan

Validasi data :
1. Memberikan
salam dan
memperkenal-
kan tim ronde
pada klien dan
keluarga
2. Mencocokkan Karu,

dan menjelaskan Katim,


kembali data Anggota
yang telah katim,
disampaikan perawat

3. Diskusi antar konselor


anggota tim dan Memberikan
masalah respon dan
keperawa-tan menjawab
tersebut pertanyaan
4. Pemberian
justifikasi oleh Karu ,
perawat primer Katim,
atau kepala Anggota
ruangan tentang katim,
masalah klien perawat
serta rencana konselor
tindakan yang
akan dilakukan
5. Menentukan
tindakan
21

keperawatan
pada masalah
prioritas yang
telah dan yang
akan ditetapkan
4. Pasca 1. Evaluasi Karu,
Ronde pelaksanaan Supervisor,
ronde Perawat
2. Penutup konselor,
Katim dan
Anggota
Tim
22

Tahap Kegiatan Waktu Tempat Pelaksana

Persiapan 1. Katim menyampaikan Katim


pada Karu bahwa hari ini
ada pasien pulang,
sehingga akan diadakan
discharge planning
2. Karu mengucapkan
salam kemudian Karu
menanyakan bagaimana
persiapan untuk
discharge planning
3. Katim sudah siap
dengan status klien dan
format discharge Katim
planning, kartu
discharge planning,
resume keperawatan,
leaflet serta surat kontrol
4. Menyebutkan hal-hal
yang perlu diajarkan
pada klien dan keluarga.
5. Karu memeriksa
kelengkapan
Katim
administrasi (status
pasien, kartu discharge
planning, format
discharge planning,
resume keperawatan, Karu
leaflet serta surat
kontrol.
Pelaksanaan 1. Karu membuka acara Karu
discharge planning.
2. Katim menyampaikan Katim
pendidikan kesehatan :
- Pengertian
- Tanda dan gejala
23
24

F. Kriteria Evaluasi
1. Struktur :
a. Menentukan penanggung jawab MAKP.
b. Mendiskusikan bentuk dan penerapan MAKP yaitu tim-primer.
c. Melakukan pembagian peran perawat.
d. Menentukan diskripsi tugas dan tanggung jawab perawat.
e. Melakukan pembagian jadwal serta pembagian tenaga perawat.

2. Proses
Menerapkan MAKP
Tahap uji coba pada tanggal ?
Tahap pelaksanaan pada tanggal ?

3. Hasil
Mahasiswa mampu menerapkan MAKP tim primer sesuai dengan job.
DAFTAR PUSTAKA

Anna, B. (2015). Seminar Nasional Model Keperawatan Profesional Manajemen


Ruangan. Malang: Universitas Malang
Hidayah, N. (2014). Manajemen Model Asuhan Keperawatan Profesional (Makp)
Tim Dalam Peningkatan Kepuasan Pasien Di Rumah Sakit. Jurnal
Kesehatan, 7(2), 410-426.
Maemunah, N., Sutriningsih, A., & Rahayu, TS (2021). Hubungan Makp Primer
Modifikasi Dengan Kepuasan Kerja Perawat Rumah Sakit Panti Nirmala
Malang. Peduli: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan , 9 (2), 365-375.
Marquis, B. L. & Huston, C. J. (2017). Kepemimpinan dan manajemen
keperawatan : teori dan aplikasi, (Ed. 4). Jakarta : EGC
Nursalam. (2017). Manajemen Keperawatan Aplikasi Dalam Praktik
Keperawatan Profesional, Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika
Sitorus, Ratna. (2017). Model Praktik Keperawatan Profesional di Rumah Sakit
Penataan Struktur dan Proses (Sistem) Pemberian Asuhan Keperawatan
di Ruang Rawat Implementasi. Jakarta: EGC
Suari, Bahtiar. (2011). Manajemen Keperawatan: Dengan Pendekatan Praktis.
Jakarta: Erlangga.
Sudarsono, R. (2013). Berbagai Model Praktek Keperawatan Professional Di
Rumah Sakit. Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. Jakarta

25

Anda mungkin juga menyukai