Anda di halaman 1dari 2

18/03/2020

Reaksi utama di primary reformer merupakan reaksi seimbang dan


2. Unit Reforming endotermis.
a. Primary Reformer
Fungsi : mengubah gas alam/NG (hidrokarbon) menjadi H2 Kondisi operasi di Primary reformer
Reaksi utama di dalam tube katalis (Ni) Tekanan :15 – 40 atm. Tekanan tinggi tidak menguntungkan
karena reaksi bergeser ke kiri. Bila tekanan tinggi, tube harus

CH4 + H2O ←
→ 3H2 + CO - 49,4 kcal/mol
Ni
tebal.
Temperatur : 650oC – 800oC. Temperatur tinggi mempercepat

CO + H2O ←
→ CO2 + H2 + 9,8 kcal/mol
Ni
reaksi dan menggeser keseimbangan ke kanan. T terlalu tinggi
Reaksi ini merupakan reaksi endotermis (membutuhkan merusak katalis.
panas/kalor) yang dipenuhi dengan membakar gas alam di Steam dibuat berlebihan untuk menggeser reaksi ke kanan dan
luar tube katalis. menghindari reaksi samping (biasanya S/C ratio 2,8 – 3,3?? )
Reaksi samping yang mungkin terjadi:
Reaksi di luar tube katalis (reaksi pembakaran)

→ CO 2 + 2H2O + 191,8 kcal/mol 
Ni
CH4 ← → C + 2H2 - 17,91 kcal/mol
CH4 + 2O 2 ←


2CO ←→ C + CO2 + 41,32kcal/mol

Ni

Primary reformer... Primary reformer


Karbonisasi katalis menyebabkan terjadinya hot spot. Karena Konsentrasi CH4 yang lolos/ke luar primary reformer
itu, apabila ada masalah di primary reformer, aliran gas alam/NG berkisar antara 9 - 12 %.
harus dihentikan dulu sebelum menghentikan aliran steam. Keaktifan katalis berkurang bila umur bertambah. Bila CH4
slip bertambah, penurunan tekanan semakin besar berarti
Primary reformer berupa furnace yang terdiri atas: performance katalis sudah berkurang
radiant section/seksi radiasi yang berisi tube katalis
convection section/seksi konveksi (berisi coil-coil untuk
mengambil sisa panas pada flue gas (T=1050oC),
memanaskan umpan NG/feed preheat, memanaskan udara
proses dan udara untuk pembakaran, BFW pre heating,
steam dll).
Temperatur furnace sekitar 1000oC
Temperatur flue gas sebelum dibuang ke lingkungan
minimal 160oC untuk menghindari pengembunan sulfur.
Gambar 4. Beberapa bentuk katalis Ni di primary reformer

Primary reformer
Contoh spesifikasi katalis Ni di primary reformer (Fachlevie, 2018)
NG + Steam

Gas Proses

Gambar 5. Primary Reformer (Maryono, 2010)

1
18/03/2020

b. Secondary Reformer Secondary reformer


Reaksi yang terjadi di combustion zone yaitu :
Fungsi : melanjutkan reaksi di primary reformer/mereaksikan CH4
keluar primary reformer menjadi H2. 
→ H2O + 57,8 kcal/mol
H2 + 21 O 2 ←


→ CO 2 + 2H2O + 191,7 kcal/mol
CH4 + 2O 2 ←

Reaksi utama yang terjadi sama dengan di primary reformer yaitu:

→ CO 2 + 67,8 kcal/mol
CO + 21 O 2 ←


Ni
CH4 + H2O ← → 3H2 + CO - 49,3 kcal/mol
Selain untuk reaksi pembakaran, udara yang dimasukkan di

CO + H2O ←
→ CO 2 + H2 + 9,8 kcal/mol
Ni
bagian atas secondary reformer dipakai sebagai sumber
Reaksi ini terjadi dengan katalis Ni di reaction zone (daerah reaksi) nitrogen.
yang berada di bagian bawah reaktor. Karena reaksinya endotermis Oksigen harus habis bereaksi di daerah pembakaran.
(membutuhkan kalor) maka di bagian atas reaktor (combustion Pencampuran antara gas-gas yang bereaksi harus baik supaya
zone/daerah pembakaran) terjadi reaksi antara H2, CH4, dan CO reaksi merata sehingga distribusi panas merata.
dengan O2 dari udara yang dimasukkan di bagian atas secondary
Temperatur tinggi di daerah tertentu bisa mengakibatkan
reformer. Kalor yang terjadi dari reaksi di daerah pembakaran
rusaknya katalis sehingga pressure drop meningkat.
digunakan untuk reaksi di reaction zone.

Secondary reformer
Secondary reformer

•Pada bagian atas bed katalis diberi Refractory alumina


untuk melindungi katalis.
•Udara masuk secondary reformer diatur agar
perbandingan mol hidrogen/nitrogen (H2 : N2) sesuai di
synthesis loop yaitu 3 : 1.
•Temperatur (1000oC), sehingga pada outlet dimanfaatkan
untuk membangkitkan steam/ superheated steam.
•Secondary reformer dilengkapi dengan jaket pendingin.
•Setiap terjadi kegagalan umpan (gas alam terhenti di
Primary Reformer), harus segera dilakukan penghentian
supply udara.
•CH4 yang lolos < 0,4%

Gambar 6. Secondary reformer (Maryono, 2010)

Anda mungkin juga menyukai