Disusun Oleh :
Tugas ini disusun untuk memenuhi nilai mata kuliah konsep dasar keperawatan
yang dibimbing oleh Ns.Donny Sahensolar,S.Kep.,M.Kes
A. Proses Keperawatan
1) Pengkajian
a) Biodata Diri Pasien :
Nama : An.H.K
Umur : 6 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
TTL : 09 Maret 2017
Alamat : Sea, Malalayang
b) Keluhan Utama : Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien diare
sejak 1 hari yang lalu dengan BAB sebanyak 7 kali sehari.
c) Riwayat Penyakit Dahulu : -
d) Riawayat Penyakit Keluarga : -
e) Data Subjektif : Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien diare
sejak 1 hari yang lalu dengan BAB sebanyak 7 kali sehari.
f) Data Objektif :
Kesadaran : Compos Mentis
Keadaan Umum : Pasien tampak lemah badan, ekstremitas dingin,
wajah pucat, dan mata anemis. Pasien juga tampak rewel, gelisah
dan cemas.
Pemeriksaan Status Nutrisi :
Didapati berat badan pasien menurun 10% dari 7 kali defekasi
dalam sehari
Pemeriksaan TTV :
TD : 90/60 mmHg
SB : 36,8 ℃
N : 100×/menit
RR : 20×/menit
SPO2 :96%
2) Diagnosa Keperawatan
a) (D.0020-SDKI) (Diagnosa Utama/Prioritas)
Diare b/d proses infeksi, perubahan air dan makanan, dan bakteri
pada air d/d defekasi lebih dari tiga kali dalam 24 jam, dan
frekuensi peristaltik meningkat
b) (D.0019-SDKI)
Defisit Nutrisi b/d ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien d/d
berat badan menurun minimal 10% di bawah rentang ideal,
membran mukosa pucat, dan diare
3) Tujuan Khusus
a) Tujuan
“Eliminasi Fekal membaik”
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3×24 jam maka
diharapkan eliminasi fekal membaik, dengan
Kriteria Hasil :
Kontrol pengeluaran feses meningkat
Keluhan defekasi lama dan sulit menurun
Mengejan saat defekasi menurun
Konsistensi feses membaik
Frekuensi BAB membaik
Peristaltik usus membaik
b) Perencanaan
Perencanaan sengaja dibuat sebelum tindakan agar lebih membuat
tindakan yang akan dibuat terstruktur sehingga kebutuhan akan
kondisi pasien terpenuhi secara bertahap. Perencanaan sesuai
kebutuhan pasien berfokus pada :
“Manajemen Diare”
Observasi
Identifikasi penyebab diare (mis: inflamasi
gastrointestinal, iritasi gastrointestinal, proses infeksi,
malabsorpsi, ansietas, stres, obat-obatan, pemberian
botol susu)
Identifikasi Riwayat pemberian makanan
Identifikasi gejala invaginasi (mis: tangisan keras,
kepucatan pada bayi)
Monitor warna, volume, frekuensi, dan konsistensi
feses
Monitor tanda dan gejala hypovolemia (mis: takikardia,
nadi teraba lemah, tekanan darah turun, turgor kulit
turun, mukosa kulit kering, CRT melambat, BB
menurun)
Monitor iritasi dan ulserasi kulit di daerah perianal
Monitor jumlah dan pengeluaran diare
Monitor keamanan penyiapan makanan
Terapeutik
Berikan asupan cairan oral (mis: larutan garam gula,
oralit, Pedialyte, renalyte)
Pasang jalur intravena
Berikan cairan intravena (mis: ringer asetat, ringer
laktat), jika perlu
Ambil sampel darah untuk pemeriksaan darah lengkap
dan elektrolit
Ambil sampel feses untuk kultur, jika perlu
Edukasi
Anjurkan makanan porsi kecil dan sering secara
bertahap
Anjurkan menghindari makanan pembentuk gas, pedas,
dan mengandung laktosa
Anjurkan melanjutkan pemberian ASI
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat antimotilitas (mis:
loperamide, difenoksilat)
Kolaborasi pemberian antispasmodik/spasmolitik (mis:
papaverine, ekstrak belladonna, mebeverine)
Kolaborasi pemberian obat pengeras feses (mis:
atapugit, smektit, kaolin-pektin)
4) Tindakan Keperawatan
P : Lanjutkan Intervens
18.00 Memonitor warna, volume, frekuensi, S : Keluarga pasien
WIB dan konsistensi feses mengatakan bahwa
Memonitor jumlah dan pengeluaran perasaan diare menurun
diare
Memonitor keamanan penyiapan O:
makanan Kesadaran : Compos
Memberikan asupan cairan oral seperti Mentis
oralit (jika pasien masih memerlukan) Keadaan Umum : Pasien
Memantau jalur intravena dengan tampak masih lemah
cairan ringer laktat badan. Pasien juga
Menganjurkan makan makanan porsi tampak masih cemas.
kecil dan sering secara bertahap Pemeriksaan TTV :
Kolaborasi pemberian obat
TD : 98/70 mmHg
antimotilitas (mis: loperamide,
SB : 36,6 ℃
difenoksilat)
N : 97×/menit
Kolaborasi pemberian
RR : 19×/menit
antispasmodik/spasmolitik (mis:
SPO2 :98%
papaverine, ekstrak belladonna,
mebeverine)
A : Masalah Belum
Kolaborasi pemberian obat pengeras
Teratasi
feses (mis: atapugit, smektit, kaolin-
pektin)
P : Lanjutkan Intervensi
06.00 Memonitor warna, volume, frekuensi, S : Keluarga pasien
WITA dan konsistensi feses mengatakan bahwa
(Besok Memonitor jumlah dan pengeluaran perasaan diare menurun
Hari) diare
Memonitor keamanan penyiapan O:
makanan Kesadaran : Compos
Memberikan asupan cairan oral seperti Mentis
oralit (jika pasien masih memerlukan) Keadaan Umum : Pasien
Memantau jalur intravena dengan tampak masih lemah
cairan ringer laktat badan. Pasien juga
Menganjurkan makan makanan porsi tampak masih cemas.
kecil dan sering secara bertahap Pemeriksaan TTV :
Kolaborasi pemberian obat
TD : 98/70 mmHg
antimotilitas (mis: loperamide,
SB : 36,6 ℃
difenoksilat)
N : 88×/menit
Kolaborasi pemberian
RR : 18×/menit
antispasmodik/spasmolitik (mis:
SPO2 :98%
papaverine, ekstrak belladonna,
mebeverine)
A : Masalah Belum
Kolaborasi pemberian obat pengeras
Teratasi Sepenuhnya
feses (mis: atapugit, smektit, kaolin-
pektin)
P : Lanjutkan Intervensi
B. Komunikasi Terapeutik
1) Fase Orientasi
a) Salam Terapeutik
Contoh :
Selamat pagi Ibu/Bapak/Adik, saya perawat martstella dan panggil
saja saya suster stella. Suster saat ini yang bertugas diruangan
rawat inap anak dan yang akan merawat serta memberi obat pada
adik nantinya. Kalo suster boleh tahu, adik kecil namanya siapa?
b) Evaluasi / validasi
Contoh :
Namanya cantik yah. Baik, adik kecil bagaimana perasaannya?
Suster lihat adik kecil ini murung, lemah, terus kelihatan gelisah
dari tadi
c) Kontrak : topik, waktu, dan tempat
Contoh :
Oke, karena adik kelihatannya lemah, murung, dan gelisah, apa
suster bisa ambil waktunya sebentar Ibu/Bapak/Adik untuk melihat
kodisi adik bagaimana? Hanya 15 menit saja, tidak akan lama
d) Tujuan
Contoh :
Baik pemeriksaan ini Ibu/Bapak bertujuan untuk mengetahui
kondisi adik kecil bagaimana atau anak Ibu/Bapak bagaimana,
apakah ada yang mengganggu disaluran cernanya, atau dibagian
emosionalnya yang terganggu
2) Fase Kerja
Mengerjakan langkah-langkah tindakan keperawatan
Contoh :
Permisi yah adik, suster naikkan bajunya sebentar saja yah, suster hanya
mau mendengar bunyi perut adik memakai stetoskop dan mengetupnya
jika terdengar bunyi
3) Fase Terminasi
a) Evaluasi subjektif dan evaluasi objektif
Contoh : Evaluasi subjektif
Bagaimana perasaannya adik kecil? Gak sakit kan? Apa adik masih
merasa lemah badannya? Apa rasa gelisahnya sudah mendingan?
b) Rencana tindak lanjut
Contoh :
ini suster sudah menyiapkan obat untuk adik dari dokter, adik kecil
yang pintar minum obatnya yah, jangan lupa. Nanti kalo gak
diminum nanti adik kecil tambah sakit.
c) Kontrak yang akan datang : topik, waktu, dan tempat
Contoh :
Nanti suster akan memeriksa kembali kondisi adik pada besok pagi
yah, adik kecil jangan rewel-rewel dan jangan cemas, suster akan
merawat adik dengan senang hati