Anda di halaman 1dari 8

USHUL FIKIH

“ Barang Bukti,Penggugat,Tergugat,Sumpah”

Disusun Oleh :
KELOMPOK V KELAS XI IPA
 PINA APIANDANI
 PUTRI RAMDANI
 DIRA YULIANA PUTRI

MAN 3 SUMBAWA
TAHUN PELAJARAN 2023/2024

i
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur selalu tercurah limpah ke hadirat Allah SWT. yang telah
memberikan kita rahmat serta hidayat dan karunia-Nya, sehingga pada saat ini kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan lancar dan tepat waktu. Semoga kita selalu dilimpahi
karunia dan rahmat-Nya serta diberikan kesehatan, Aamiin

Shalawat serta salam tak luput kita haturkan kepada Baginda junjungan kita, Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang
terang benderang seperti saat ini. Semoga kita mendapatkan syafa’atnya ketika hari akhir, in
syaa Allah. Syukur kita selalu ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat-
Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah dengan judul “Barang
Bukti,Penggugat,Tergugat,Sumpah”.

Kami menyadari bahwa makalah yang kami sampaikan masih dapat ditemukannya
banyak kesalahan dan kekurangan. Untuk hal itu kami mengharapkan kritik serta saran yang
membangun agar makalah ini dapat menjadi lebih baik lagi, dan apabila terdapat banyak
kesalahan, kami memohon maaf sebesar-besarnya. Kami juga mengucapkan terima kasih
kepada para pihak yang telah membimbing kami dan membantu dalam pembuatan makalah
ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Empang, 31 Juli 2023

Tim Penyusun

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Peradilan Agama telah hadir dalam kehidupan hukum di Indonesia sejak masuknya
agama Islam. Guna memenuhi kebutuhan masyarakat muslim akan penegakan keadilan,
pemerintah mewujudkan dan menegaskan kedudukan Peradilan Agama sebagai salah
satu badan kekuasaan kehakiman di Indonesia. Dalam Al-Qur’an, Hadits Rasul dan
ijtihad para ahli hukum Islam, terdapat aturan-aturan hukum materiil sebagai pedoman
hidup dan aturan dalam hubungan antar manusia (muamalah) serta hukum formal
sebagai pedoman beracara di Peradilan Agama.
Dalam pembuatan makalah ini, masih banyak terdapat kekurangannya, semua keputusan
terletak ditangan Peradilan Islam sehingga bukan Jabatan yang main-main karena orang
yang menentukan suatu keputusan.
Siswa dapat memenuhi, memahami dan menghayati ajaran Islam tentang pemerintahan
dan memperdomaninya dengan benar serta menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Oleh karena itu makalah ini membahas sedikit masalah Peradilan Islam.

B. Rumusan Masalah
Membahas Mengenai Penggugat, Barng Bukti, Tergugat, sumpah serta barang bukti .

C. Tujuan
Dapat Mengetahui Mengenai Penggugat, Barng Bukti, Tergugat, sumpah serta barang
bukti .
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGGUGAT
1. Pengertian Penggugat
Penggugat adalah orang yang mengajukan tuntutan melalui pengadilan karena ada
haknya yang diambil orang lain atau karena adanya permasalahan dengan pihak lain,
yang dianggap merugikan dirinya.

2. Syarat-syarat Gugatan
a. Gugatan disampaikan secara tertulis yang ditujukan ke pengadilan dan ditanda tangani
oleh pengugat.
b. Gugatan harus diuraikan dengan jelas dan rinci(tafshil).
c. Tuntutan harus sesuai dengan kejadian perkara.
d. Memenuhi persyaratan khusus yang dibuat oleh pengadilan.
e. Pihak penggugat tertentu orangnya.
f. Penggugat dan tergugat sama-sama mukallaf, baligh dan berakal.
g. Penggugat dan tergugat tidak dalam keadaan berperang agama.

B. TERGUGAT
1. Pengertian Tergugat
Tergugat adalah orang yang dituntut mengembalikan keadilan berkaitan dengan
hak-hak orang lain, atau dituntut untuk mempertanggungjawabkan kesalahan atas
dakwaan pihak lain. Tergugat sering disebut juga terdakwa, atau tertuduh.
2. Tujuan Sumpah dan Sumpah Tergugat
Sumpah yaitu suatu pernyataan yang khidmat, diucapkan pada waktu berjanji atau
keterangan dengan nama Allah dengan menggunakan huruf qasam (sumpah).
Tujuan sumpah adalah memberikan keterangan guna dmeyakinkan bahwa sesuatu itu
demikian atau tidak. Sumpah diucapkan oleh tergugat untuk menyangkal atau menolak
gugatan yang ditujukan kepadanya.
C. SUMPAH
1. Syarat-syarat Orang Bersumpah
a. Mukallaf, yaitu baligh dan berakal.
b. Atas kehendak sendiri, artinya tidak ada paksaan dari pihak manapun.
c. Menyengaja mengucapkan sumpah.
d. Harus dengan nama Allah.

2. Lafadz-lafadz Sumpah

‫َذ‬ ‫َك اَن ا ِلفًا ْل ِل ِبا ِهلل َا ِل‬


‫ْو َي ْر‬ ‫َح َف َيْح ْف‬ ‫َمْن‬
Artinya: “ Barang siapa bersumpah maka bersumpahlah dengan billahi atau (jika tidak
demikian) tinggalkanlah.
Kata “billahi” adalah salah satu sumpah yang diawali huruf qasam.

Kata-kata qasam adalah ‫ با هلل‬-‫ تا هلل‬-‫ واهلل‬Kata-kata qasam tersebut mengandung arti
“Demi Allah”.
3. Pelanggaran Sumpah
Denda yang melanggar sumpah adalah memilih salah satu dari hal-hal sebagai berikut:
a. Memberi makan kepada sepuluh orang miskin dengan makanan pokok (3/4
liter/beras)/orang.
b. Memberikan pakaian sepuluh orang miskin, yaitu pakaian yang pantas untuk mereka.
c. Memerdekakan budak.
d. Mengerjakan puasa selama tiga hari.

D. BARANG BUKTI
1. Macam-macam Bukti
a. Saksi
Saksi ini bisa dari pihak pendakwa maupun pihak terdakwa.

b. Barang bukti
Bukti berupa barang sering lebih meyakinkan dalam gugatan di pengadilan.
c. Pengakuan terdakwa
Pengakuan terdakwa merupakan pernyataan yang tegas tentang perbuatan yang
dilakukan oleh diri sendiri. Pengakuan ini adalah hujjah yang terbatas. Artinya, hanya
berlaku bagi orang yang memberi pengakuan saja dan tidak dapat mengenai diri orang
lain.
d. Sumpah
Sumpah ada dua macam:
1.) Sumpah untuk berjanji melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu.
2.) Sumpah untuk memberikan keterangan guna untuk menguatkan bahwa sesuatu itu benar-
benar demikian atau tidak.
e. Pengetahuan atau Keyakinan Hakim
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hukum maupun dalam kehidupan sosial terjaga, dan jaminan sosial bagi setiap
individu dan masyarakat dapat terwujudkan. Berdasarakan tujuan dari, pelaksanaan
peradilan Islam sebagai wadah melaksanakan atau menjalankan hukum-hukum Allah
SWT dan mengesakan Allah SWT maka dari sini dapat disimpulakan bahwa pelaksanaan
peradilan Islam merupakan ibadah. Namun bukan berarti setiap orang bisa menjadi
hakim sebagai pelaksanaan pengadilan sebab bisa saja akan terjadi kekeliruan apabila
posisi hakim tidak dilaksanakan orang-orang yang berilmu.

B. Saran
Demikian makalah yang kami buat, semoga isinya bisa bermanfaat untuk kita semuanya.
Apabila didalam makalah ini terdapat kesalahan, kami mohon maaf yang sebesar-
besarnya karena kami sebagai pembuat makalah ini masih dalam proses pembelajaran.
Demikian terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA

Halim, M.S. Abdul, 2005. FIKIH Madrasah Aliyah kelas tiga, Jakarta: PT. Listafariska
Putra

Djunaedi, MS. Wawan, 2008. FIKIH untuk Madrasah Aliyah kelas XI, Jakarta: PT.
Listafariska Putra

CATATAN KAKI

http://www.4shared.com/office/CWXXpCQ7/ringkasan_fiqih_islam_8__bab_p.html

http://www.generalfiles.biz/download/gs5ce8661ah17i0/ringkasan%20fiqih%20islam
%208%20%28bab%20peradilan%29.pdf.html

Anda mungkin juga menyukai