Anda di halaman 1dari 6

TUGAS TUTORIAL 2

MATA KULIAH PERSPEKTIF PENDIDIKAN SD


Nama : Andreas Sitompul
NIM : 85987168
Progjar : Pargarutan/Tapsel

1. Jawaban :
a. Landasan Historis: Peristiwa mundurnya Presiden Soeharto dan pelantikan B.J.
Habibie pada tanggal 21 Mei 1998 merupakan bagian dari krisis politik dan
ekonomi yang melanda Indonesia pada waktu itu. Demonstrasi besar-besaran
mahasiswa dan masyarakat sipil menuntut reformasi politik dan ekonomi menjadi
pendorong utama kejadian ini. Krisis ekonomi yang dimulai pada tahun 1997
memicu kejatuhan nilai tukar rupiah dan krisis moneter, yang kemudian
menciptakan ketidakstabilan politik dan sosial di Indonesia. Mundurnya Soeharto,
yang telah memerintah Indonesia selama 32 tahun, menandai akhir dari era Orde
Baru dan membuka jalan bagi perubahan politik yang lebih demokratis. B.J.
Habibie yang dilantik sebagai Presiden menghadapi tugas berat untuk
menstabilkan situasi politik dan ekonomi, serta memimpin transisi menuju
pemerintahan yang lebih demokratis.
b. Landasan Filsafat: Perubahan politik ini didasarkan pada semangat reformasi yang
mengedepankan prinsip-prinsip demokrasi, keadilan, dan hak asasi manusia.
Filsafat reformasi ini mencerminkan keinginan untuk mengakhiri pemerintahan
otoriter dan memberikan suara lebih besar kepada rakyat. Reformasi politik dan
ekonomi juga menjadi landasan untuk membangun tatanan yang lebih inklusif dan
adil di Indonesia.
c. Landasan Yuridis: Secara yuridis, perubahan kepemimpinan dari Soeharto ke
Habibie terjadi sesuai dengan ketentuan-ketentuan konstitusi yang berlaku saat itu.
Pasal 8 UUD 1945 mengatur mengenai kepemimpinan negara dalam situasi-
situasi tertentu, dan dalam hal ini, perubahan kepemimpinan terjadi karena
Soeharto mengundurkan diri, dan sesuai urutan jabatan, Wakil Presiden B.J.
Habibie kemudian dilantik sebagai Presiden. Dengan adanya perubahan ini,
Indonesia memasuki babak baru dalam sejarah politiknya yang ditandai dengan
pembentukan pemerintahan yang lebih demokratis dan inklusif. Proses reformasi
ini terus berlanjut, melibatkan pemilihan umum yang lebih terbuka dan
melahirkan era demokrasi yang lebih dinamis di Indonesia.
2. Jawaban :
Ciri-ciri Pendidikan di Sekolah Dasar (SD):
a. Kurikulum Dasar: Pendidikan di SD memiliki kurikulum dasar yang mencakup
mata pelajaran dasar seperti matematika, bahasa Indonesia, IPA, IPS, seni budaya,
dan olahraga. Kurikulum tersebut ditujukan untuk memberikan dasar pengetahuan
yang kokoh kepada siswa.
b. Guru Kelas Tetap: Di SD, siswa biasanya memiliki satu guru kelas tetap yang
mengajar sebagian besar mata pelajaran. Guru ini bertanggung jawab untuk
mengajarkan berbagai disiplin ilmu kepada siswa selama satu tahun pelajaran.
c. Pentingnya Pendidikan Karakter: Pendidikan di SD tidak hanya berfokus pada
aspek akademis tetapi juga pada pengembangan karakter. Nilai-nilai seperti
disiplin, kerjasama, tanggung jawab, dan kejujuran ditanamkan dalam
pembelajaran sehari-hari.

Perbedaan Pendidikan di SD, TK, dan SMP:

Perbedaan dengan Pendidikan di Taman Kanak-kanak (TK):

a. Usia Siswa: SD menangani siswa usia 6-12 tahun, sedangkan TK melayani anak-
anak usia 3-6 tahun.
b. Kurikulum: Kurikulum di TK lebih fokus pada pengembangan motorik halus dan
kasar, serta penanaman nilai-nilai sosial dan kemandirian. Di SD, kurikulum lebih
terfokus pada pembelajaran mata pelajaran akademis.

Perbedaan dengan Pendidikan di Sekolah Menengah Pertama (SMP):

a. Mata Pelajaran dan Kedalaman Materi: SD memberikan pengetahuan dasar di


berbagai mata pelajaran, sedangkan SMP memperdalam pengetahuan siswa dalam
disiplin ilmu tertentu.
b. Jenjang Kognitif: SD lebih fokus pada pembentukan dasar kemampuan kognitif,
sedangkan SMP lebih menantang siswa untuk mengembangkan kemampuan
berpikir analitis dan sintetis.
Perbedaan dengan Pendidikan di Sekolah Menengah Atas (SMA):

a. Kurikulum dan Pemilihan Jurusan: SMA menawarkan kurikulum yang lebih


spesifik, termasuk pilihan jurusan yang dapat diambil siswa sesuai minat dan
bakat mereka. SD, di sisi lain, memberikan dasar yang lebih umum.
b. Persiapan untuk Pendidikan Tinggi: Pendidikan di SMA memiliki tujuan untuk
mempersiapkan siswa untuk pendidikan tinggi, sementara SD memberikan dasar
pengetahuan untuk pengembangan lebih lanjut di jenjang pendidikan yang lebih
tinggi.
3. Jawaban :
a. Kemelekwacanaan: Kemelekwacanaan merupakan kemampuan seseorang untuk
menguasai atau menggunakan bahasa secara lancar, tepat, dan kohesif dalam
sebuah wacana atau percakapan. Ini melibatkan kemampuan seseorang untuk
menyusun kalimat secara berurutan, mengorganisir gagasan dengan baik, dan
mengungkapkannya dengan jelas. Kemelekwacanaan mencakup pemahaman tata
bahasa, kosakata yang tepat, serta penggunaan gaya bahasa yang sesuai dengan
konteks.
b. Komunikasi: Komunikasi adalah proses penyampaian dan penerimaan informasi
antara individu atau kelompok. Ini melibatkan penggunaan berbagai saluran
seperti lisan, tulisan, dan non-verbal untuk menyampaikan pesan. Komunikasi
efektif melibatkan pemahaman konteks, kejelasan pesan, dan respons yang baik
dari pihak penerima. Komunikasi dapat terjadi dalam berbagai konteks, termasuk
interpersonal, kelompok, atau media massa.
c. Memecahkan Masalah: Memecahkan masalah adalah kemampuan untuk
mengidentifikasi, menganalisis, dan menyelesaikan masalah. Proses ini
melibatkan tahap pengenalan masalah, pengumpulan informasi terkait, analisis
situasi, pengembangan strategi solusi, dan implementasi solusi. Kemampuan
memecahkan masalah melibatkan kecerdasan analitis, kreativitas, serta
kemampuan untuk mengambil keputusan yang efektif.
d. Bernalar: Bernalar, atau berpikir rasional, adalah kemampuan seseorang untuk
menggunakan logika dan penalaran dalam memproses informasi dan membuat
keputusan. Bernalar melibatkan evaluasi fakta, pengembangan argumen yang
kuat, dan kemampuan untuk menyimpulkan berdasarkan informasi yang ada.
Bernalar juga mencakup kemampuan untuk mengidentifikasi dan mengatasi bias
serta kesalahan berpikir dalam proses pengambilan keputusan. Bernalar dapat
diterapkan dalam berbagai konteks, termasuk akademis, profesional, dan
kehidupan sehari-hari.
4. Jawaban :
Pembelajaran Kelas Rangkap: Pembelajaran kelas rangkap adalah suatu metode
pengajaran di sekolah yang melibatkan dua atau lebih tingkat kelas dalam satu
ruangan yang sama pada waktu yang bersamaan. Dalam konteks SD kecil di daerah
terpencil, pembelajaran kelas rangkap dapat diartikan bahwa satu guru mengajar dua
atau lebih tingkat kelas di dalam satu ruangan yang sama. Misalnya, kelas 4 dan 5
atau kelas 5 dan 6 dapat diajar dalam satu ruang kelas oleh satu guru. Keuntungan
Pembelajaran Kelas Rangkap di Daerah Padat Penduduk dan Terpencil:
a. Efisiensi Sumber Daya: Dalam daerah terpencil, terkadang sulit untuk
memperoleh cukup guru dan fasilitas pendidikan. Pembelajaran kelas rangkap
memungkinkan pemanfaatan sumber daya yang terbatas dengan lebih efisien.
b. Pengembangan Interaksi Sosial: Anak-anak dari berbagai tingkat kelas dapat
berinteraksi satu sama lain. Hal ini dapat memperluas cakupan sosial mereka dan
membangun keterampilan sosial yang kuat.
c. Fleksibilitas dalam Pengajaran: Guru dapat mengadaptasi kurikulum untuk
memenuhi kebutuhan siswa di tingkat kelas yang berbeda. Ini memungkinkan
pendekatan yang lebih personal dan diferensiasi pembelajaran.
d. Mengurangi Rasa Kesepian: Terutama di daerah terpencil, di mana jumlah siswa
mungkin terbatas, pembelajaran kelas rangkap dapat mengurangi rasa kesepian
bagi siswa karena mereka dapat belajar bersama teman sekelas dari tingkat yang
berbeda.

Pendekatan pembelajaran kelas rangkap dapat menjadi solusi yang efektif di daerah
padat penduduk dan terpencil tergantung pada implementasinya. Beberapa hal yang
perlu dipertimbangkan adalah:

a. Pelatihan Guru: Guru perlu dilatih untuk mengelola pembelajaran di kelas rangkap
dengan efektif, memberikan perhatian yang cukup pada setiap tingkat kelas.
b. Penyusunan Kurikulum: Kurikulum perlu disusun dengan cermat agar dapat
mencakup kebutuhan kurikulum setiap tingkat kelas. Diferensiasi pembelajaran
menjadi kunci di sini.
c. Fasilitas yang Memadai: Ruangan kelas dan fasilitas lainnya perlu memadai untuk
menunjang kegiatan pembelajaran kelas rangkap.

Penting untuk memastikan bahwa pembelajaran kelas rangkap diimplementasikan


dengan memperhatikan kebutuhan dan karakteristik khusus dari daerah tersebut.
Dengan perencanaan yang baik, pembelajaran kelas rangkap dapat menjadi solusi
yang efektif untuk meningkatkan akses pendidikan di daerah padat penduduk dan
terpencil.

5. Jawaban :
a. SDLB (Satuan Pendidikan Luar Biasa): SDLB adalah singkatan dari Satuan
Pendidikan Luar Biasa, yang merujuk kepada satuan pendidikan yang
menyelenggarakan layanan pendidikan khusus untuk siswa yang memiliki
kebutuhan pendidikan khusus. Siswa yang termasuk dalam kategori ini dapat
memiliki berbagai jenis kebutuhan khusus, seperti gangguan fisik, gangguan
sensorik, gangguan mental, gangguan perkembangan, atau gangguan perilaku.
Tujuan SDLB adalah memberikan layanan pendidikan yang dapat mendukung
perkembangan dan pembelajaran siswa dengan kebutuhan khusus tersebut.
b. Pengumpulan: Pengumpulan dalam konteks pendidikan merujuk pada proses
pengumpulan data atau informasi terkait dengan prestasi dan kemajuan siswa.
Pengumpulan data ini dapat melibatkan berbagai metode, termasuk ujian,
penilaian formatif, observasi, dan evaluasi. Pengumpulan data yang efektif
membantu guru dan pihak sekolah dalam mengevaluasi pembelajaran siswa,
merancang strategi pengajaran yang sesuai, dan membuat keputusan yang tepat
terkait dengan kebijakan pendidikan.
c. Siswa Luar Biasa: Siswa Luar Biasa adalah istilah yang digunakan untuk merujuk
kepada siswa yang memiliki kebutuhan pendidikan khusus atau kebutuhan luar
biasa yang memerlukan layanan pendidikan yang disesuaikan. Kategori siswa ini
mencakup berbagai jenis kebutuhan, seperti kebutuhan pendidikan inklusif,
kebutuhan khusus dalam pembelajaran, dan kebutuhan pengembangan
keterampilan sosial atau emosional.
d. Guru PLB (Pendidikan Luar Biasa): Guru PLB adalah guru yang memiliki
kualifikasi dan keahlian khusus dalam mendidik dan memberikan layanan
pendidikan bagi siswa luar biasa. Mereka dapat bekerja di SDLB atau di sekolah
reguler sebagai pendukung pendidikan inklusif. Tugas guru PLB melibatkan
merancang dan memberikan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan khusus
siswa, serta berkolaborasi dengan guru reguler dan orang tua untuk memastikan
kesuksesan pendidikan siswa tersebut.
e. Kurikulum yang Disesuaikan dalam Jenjang Pendidikan di SD: Kurikulum yang
disesuaikan adalah kurikulum yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan
pembelajaran siswa dengan kebutuhan khusus. Dalam konteks SD, kurikulum
yang disesuaikan akan mencakup pengembangan materi pembelajaran, strategi
pengajaran, dan metode evaluasi yang sesuai dengan tingkat kemampuan dan
kebutuhan siswa luar biasa. Tujuannya adalah agar siswa dapat mengakses dan
menguasai materi pembelajaran sebaik mungkin, walaupun memiliki kebutuhan
pendidikan yang berbeda dengan siswa pada umumnya. Kurikulum ini dapat
mencakup penyesuaian waktu, metode pengajaran, dan penilaian untuk
mendukung perkembangan optimal siswa luar biasa.

Anda mungkin juga menyukai