Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN KASUS

PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN KELUARGA


ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA NY. J DENGAN REMATIK

OLEH

TRI ULFA AMELDA

(2041312085)

KELOMPOK H

PROGRAM STUDI PROFESI KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS

2021
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

A. PENGKAJIAN

1. DataUmum

1. Nama KK : Tn. H

2. Usia : 40 Tahun

3. Alamat : Jalan serda mursid No.19 Bandar Jaya, Lahat, Sumatera Selatan

4. Pekerjaan : Wirawasta

5. Pendidikan : D3

6. Komposisi Keluarga :

Status Imunisasi
Umur Hepat
Hub dg Polio DPT
No Nama JK Pekerjaan BCG itis Campak Ket.
KK
1 2 3 4 1 2 3 1 2 3

1. Tn. H L Suami 40 thn Wiraswasta Lengkap

2. Ny. K P Istri 38 thn PNS √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Lengkap

3. An. S L Anak 13 thn Pelajar √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Lengkap

4. An. B L Anak 10 thn Pelajar √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Lengkap

5. An . A P Anak 6 thn Pelajar √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Lengkap

6. Ny. J P Orang 60 thn Tidak Lupa


tua bekerja
perem
puan
GENOGRAM

: Meninggal
Ketera
ngan :
:
P
e
r
e
m
p
u
a
n

L
a
k
i
-
l
a
k
i
:
Klien

:
Tingg
al
seru
mah

:
Meni
ka
7. Tipe Keluarga

Tipe keluarga Tn. H adalah extented family (keluarga besar). Extended family
merupakan satu keluarga yang terdiri dari satu atau dua keluarga inti yang
tinggal dalam satu rumah dan saling menunjang satu sama lain (Friedman,
2010). Keluarga Tn. H terdiri dari 3 generasi yaitu Tn. H sebagai kepala
keluarga, Ibu K sebagai istri, 3 orang anak yaitu An. S, An. B, dan An. A, dan
orang tua perempuan Tn. H yaitu Ny. J.

8. Latar Belakang Kebudayaan (Etnik)

Ny. J merupakan orang Lahat yang bersuku Melayu Palembang. Bahasa yang
digunakan sehari-hari dalam keluarga yaitu bahasa Palembang. Masyarakat
yang berada di sekitar rumah Ny. J kebanyakan merupakan masyarakat
Palembang. Ny. J mengatakan jika ada anggota keluarga yang sakit maka akan
dibawa ke Puskesmas atau ke Rumah Sakit. Ny. J mengatakan bahwa
keluarganya tidak mempercayai pengobatan dari dukun, justru keluarga Ny. J
mempercayai pengobatan medis ataupun obat tradisional dari herbal. Ny. J
mengatakan bahwa makanan keluarga sehari-hari berdasarkan makanan
tradisional minangkabau seperti keluarga Ny. J yang menyukai makanan pedas,
bersantan, dan berlemak dan manis.

9. Religius

Ny. J mengatakan semua anggota keluarga beragama islam. Dilingkungan


tempat Ny. J tinggal terdapat tempat ibadah berupa Mushalla yang jaraknya
sekitar 300 meter dari rumah Ny. J. Dalam kesehariannya sekarang Ny. J dan
keluarga memilih untuk beribadah dirumah saja. Namun sesekali masih
beribadah sholat subuh ke masjid.

10. Status Kelas Sosial


Keluarga Ny. J termasuk keluarga dengan ekonomi menengah. Sumber
penghasilan keluarga Ny. J berasal dari penghasilan Kepala keluarga Tn. H
yang berprofesi sebagai wiraswasta dengan penghasilan ± Rp.3.500.000.- per
bulan dan Ny. K bekerja sebagai PNS dengan penghasilan ± Rp.5.000.000.-
per bulan. Pengeluaran keluarga difokuskan untuk memenuhi biaya
pendidikan anak dan kebutuhan hidup sehari-hari seperti pangan, sandang,
papan dan kesehatan termasuk di dalamnya pembayaran tagihan listrik.
Penghasilan keluarga cukup memadai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
keluarganya. Ny. J mengatakan Ny. K mampu mengelola keuangan
keluarganya dan tidak merasa kekurangan dengan penghasilan keluarganya.
Keluarga Ny. J mengatakan mereka mempunyai tabungan keluarga yang
digunakan untuk biaya kesehatan dan pendidikan anaknya. Untuk jaminan
kesehatan keluarga menggunakan kartu BPJS.

11. Mobilitas Kelas Sosial

Tidak ada potensial konflik dengan kelas sosial. Keluarga Ny. J masih stabil
dan tidak pernah mengalami perubahan yang signifikan.

Tahap Perkembangan dan Riwayat Keluarga

12. Tahap perkembangan keluarga saat ini

Tahap perkembangan keluarga Tn. H saat ini termasuk tahap perkembangan


keluarga dengan anak usia sekolah usia 6 tahun sampai 13 tahun, yang mana
tugas perkembangan keluarga dengan anak sekolah menurut Friedman (2010)
sebagai berikut :
1) Membantu sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan lingkungan
2) Mempertahankan hubungan perkawinan bahagia
3) Memenuhi kebutuhan dan biaya hidup yang semakin meningkat
4) Meningkatkan komunikasi terbuka
Tahap perkembangan keluarga dengan melepas anak usia dewasa muda
dilihat dari perhatian pelayanan kesehatan menurut Friedman (2010) sebagai
berikut :
1) Masalah kesehatan fisik yang utama adalah penyakit-penyakit menular
yang lazim pada anak atau terjatuh
2) Kecelakaan lain dalam usia sekolah

13. Tugas perkembangan keluarga Tn. H yang sudah terpenuhi sampai saat ini
yaitu dalam tahap membantu sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan
lingkungan , memenuhi kebutuhan dan biaya hidup yang semakin meningkat,
dan mempertahankan hubungan perkawinan bahagia.

14. Riwayat kesehatan keluarga inti


Tn. H menikah dengan Ny. K atas pilihan sendiri dan memiliki 3 orang anak,
yang mana semua anak lahir secara normal dirumah bidan dengan bantuan
bidan. Tn. H mengatakan semua anak mendapatkan imunisasi yang lengkap.
Untuk riwayat kesehatan keluarga yaitu:
 Tn. H mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit parah

 Ny. K mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit parah

 An. S mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit parah

 An. B mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit parah

 An. A mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit parah

 Ny. J mengatakan saat ini menderita penyakit rematik, terdiagnosa


rematik sudah ±5 tahun terakhir, Ny. J juga mengatakan terkadang badan
lesu dan nyeri di lutut. Ny. J sudah dianjurkan untuk melakukan
pemeriksaan kesehatan rutin ke Puskesmas dan dianjurkan untuk
mengkonsumsi obat pereda nyeri. Ny. J rutin meminum obat jika terasa
nyeri dan mulai mengatur pola makan serta berprilaku hidup sehat. Ny. J
mengatakan untuk mengatur pola makannya dengan mengurangi asupan
makan sehari-hari yang mengandung kacang-kacangan dan mengkonsumsi
makanan minuman herbal. Ny. J mengatakan belum mampu menyusun
menu untuk penderita rematik secara sempurna. Ny. J menyukai jenis
makanan bersantan, berlemak, dan manis. Ny. J rutin mengkonsumsi teh
dan roti di pagi hari. Ny. J hanya memeriksakan kesehatan bila sakitnya
telah mengganggu aktivitas. Ny. J setiap hari beraktifitas menjaga cucunya
ketika anak dan menantunya pergi bekerja. Ny. J mengatakan setiap pagi
rutin berjalan disekitar rumah ±10 menit dan Ny. J menganggap itu sudah
sebagai aktivitas fisik atau olahraga.

15. Ny. J mengatakan tidak ada anggota keluarga sebelumnya dengan penyakit
rematik, tetapi suami Ny. J meninggal dunia karena penyakit ginjal.

DATA LINGKUNGAN
16. Karakteristik Rumah
a. Luas Rumah : ± 190 m2
b. Tipe Rumah : Permanen
c. Kepemilikan : Pribadi / Milik Sendiri
d. Jumlah dan Ratio Kamar : 4 kamar ukuran 3x3 m2
e. Ventilasi Jendela : seluruh ruangan dirumah memiliki
ventilasi udara.
f. Pemanfaatan Ruangan : penerangan didalam rumah baik, cahaya
matahari sampai ke dalam rumah memalui jendela di siang hari.
Tidak terlalu banyak perabot, ruangan tengah rumah luas, dan
terlihat bersih.
g. Septic Tank : terdapat septic tank dibelakang rumah.
h. Sumber Air : Menggunakan air sumur, kondisi air
bersih, tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak berasa. Air dari
sumur digunakan untuk minum, mandi, dan kegiatan keseharian
lainnya.
i. Kamar Mandi / WC :2
j. Sampah : pembuangan sampah dikumpulkan dan di
ambil oleh petugas kebersihan
k. Kebersihan Lingkungan : perkarangan rumah terlihat bersih,
terdapat banyak tanaman, buah dan bunga. Halaman rumah terlihat
bersih

Denah Rumah

RUANG MAKAN & KAMAR


DAPUR MANDI
KAMAR
TIDUR

KAMAR
MANDI
KAMAR
TIDUR KAMAR
TIDUR Ruangan
Lepas
RUANG
KAMAR TAMU
TIDUR
GARASI

TERAS TERAS

17. Karakteristik Lingkungan Sekitar dan Komunitas yang Lebih Besar


Tipe lingkungan atau komunitas sekitar keluarga Tn. H merupakan
desa. Interaksi sesama masyarakat berjalan baik dan damai. Keluarga jarang
ikut serta dalam kegiatan komunitas yang dilakukan di lingkungan rumah,
partisipasi dalam bentuk bantuan saja, namun sesekali ada, karena terhalang
oleh pekerjaan. Penduduk di sekitaran rumah Tn. H mayoritas bersuku
Melayu Palembang.
Karakteristik komunitas di lingkungan Tn. H mayoritas bekerja sebagai
wiraswasta, PNS dan pedagang. Lingkungan rumah Tn. H tergolong sedang,
dengan jarak rumah yang tidak terlalu berdekatan. Jalan di sekitar rumah Tn.
H sudah diaspal. Terdapat beberapa sawah didekat rumah Tn. H . Setiap sore
banyak anak-anak yang sering bermain sepeda di lingkungan rumah Tn. H
dan terdapat aktifitas mengaji ke surau untuk anak-anak disekitar rumah Tn.
H tiga kali seminggu.
Rumah penduduk di lingkungan rumah Tn. H cukup beragam. Ada
bangunan rumah dengan 2 lantai, rumah minimalis, rumah semi permanen,
dan juga masih terdapat rumah kayu dari penduduk di lingkungan rumah Tn.
H.
Fasilitas-fasilitas umum yang terdapat di lingkungan Tn. H yaitu,
Masjid, toko sembako,toko kebutuhan sandang, dan juga bengkel. Pelayanan
kesehatan seperti puskesmas tidak terlalu jauh dari tempat tinggal Tn. H.
Dilingkungan Tn. H terdapat kader kesehatan namun jarang diadakannya
penyuluhan kesehatan. Transportasi yang digunakan komunitas yaitu
kendaraan sendiri.

18. Mobilisasi Geografi Keluarga


Keluarga Tn. H pernah tinggal berpindah-pindah. Sebelumnya saat
menikah Tn. H tinggal di daerah Selawi. Setelah lahir anak pertama, keluarga
Tn. H tinggal di kota Lahat. Lalu Tn. H membangun rumah di daerah Lahat
sejak 13 tahun ini. Aktivitas banyak di tempat kerja di daerah Bandar Agung.
Keluarga Tn. H menetap di Lahat, namun aktivitas banyak di tempat kerja
dan rumah yang ditempati saat ini.

19. Asosiasi Transaksi Keluarga dengan Komunitas


Tn. H mengatakan keluarga menggunakan pelayanan komunitas yang
ada dilingkungannya seperti masjid untuk beribadah dan bermusyawarah.
Membeli kebutuhan rumah tangga dapat dibeli di pasar tradisional di PTM
Square Lahat atau warung yang berjarak 500 m dari rumah Tn. H. Jika
terdapat anggota keluarga yang sakit, keluarga Tn. H membawa berobat ke
Puskesmas Bandar Jaya.
20. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat
Tn. H mengatakan memiliki hubungan yang baik-baik saja dengan
masyarakat sekitar rumah, Tn. H kadang mengadakan kumpul keluarga 1x
setahun di Palembang atau di tempat keluarga istrinya. Tn. H juga
berinteraksi baik dengan lingkungan sekitar.

Struktur Keluarga
21. Pola Komunikasi Keluarga
Tn. h mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mengalami kerusakan
verbal seperti bisu ataupun tuli, sehingga komunikasi antar anggota keluarga
tidak terdapat masalah.Interaksi komunikasi yang dilakukan selalu dengan
dua arah. Interaksi yang digunakan antar anggota keluarga menggunakan
proses komunikasi fungsional, dimana anggota keluarga menyatakan maksud
pembicaraannya dengan tegas dan jelas. Jika terdapat masalah dalam
keluarga, anggota keluarga yang memiliki masalah akan menceritakan serta
meminta pendapat anggota keluarga lain untuk penyelesaian masalah
tersebut.

22. Struktur Kekuasaan Keluarga


a. Hasil Akhir Kekuasaan
Tn. H mengatakan dalam keluarga yang memegang kata terakhir dalam
musyawarah adalah Puyang, karena keluarganya mengikuti adat istiadat
Melayu Palembang. Jika dalam keluarga kecil, yang memegang kata
terakhir dalam memutuskan hasil musyawarah adalah Tn. H. Hal ini
karena Tn. H merupakan suami dan kepala keluarga. Tn. H mengatakan
rumah yang ditempatinya sekarang adalah milik pribadinya.
b. Proses Pengambilan Keputusan
Tn. H mengatakan pengambilan keputusan dalam keluarga dengan cara
musyawarah. Keputusan diambil dengan cara kesepakatan oleh Tn. H
sebagai kepala keluarga. Tn. H mengatakan jika ada masalah keluarga
yang tidak bisa diselesaikan dengan keluarga inti saja maka keluarga
melibatkan keluarga besar Tn. H dan Ny. K. Berdasarkan keterangan
tersebut dapat disimpulkan bahwa dasar-dasar kekuasan yang dipegang
oleh keluarga Tn. H adalah kekuasaan legitimasi dimana berkenaan
dengan keyakinan dan persepsi anggota keluarga ditandai dengan
adanya seorang yang mempunyai hak untuk mengendalikan perilaku
dalam hal ini adalah orang tua.

c. Dasar-dasar Kekuatan
Kekuasaan keluarga Tn. H dipengaruhi oleh hirarki kekuasaan keluarga
yaitu struktur kekuasaan yang bertingkat dan kekuasaan dari atas
kebawah. Pria lebih sering mengembangkan kekuasaannya terhadap
wanita dan orang tua selalu lebih berkuasa terhadap anak-anaknya
(Friedman, 2010). Dalam keluarga Tn. H yang mengambil keputusan
yaitu Tn. H

d. Keseluruhan Keluarga Sistem dan Sub Sistem Keluarga


Dari pengkajian didapatkan bahwa landasan kekuasaan keluarga Tn. H
merupakan landasan legitimasi yang berkenaan dengan keyakinan dan
persepsi bersama dari anggota keluarga yang ditandai dengan adanya
satu orang yang mempunyai hak mengendalikan perilaku anggota
keluarga (Tn. H).Sesuai dengan hakikat peran dan posisi yang dimiliki
seseorang, maka mendapatkan hak-hak istimewa terkait dengan peran
dan posisinya (Friedman, 2010). Tn. H mengatakan jika ada masalah
maka akan diselesaikan dengan keluarga inti, keputusan akhir ada pada
kepala keluarga.

e. Kontinu Kekuasaan Keluarga


Dari pengkajian didapatkan bahwa landasan kekuasaan keluarga Tn. H
merupakan landasan legitimasi yang berkenaan dengan keyakinan dan
persepsi bersama dari anggota keluarga yang ditandai dengan adanya
satu orang yang mempunyai hak mengendalikan perilaku anggota
keluarga Tn. H.

23. Struktur Peran


a. Struktur Peran Formal
 Tn. H berperan sebagai suami, kepala keluarga, pemimpin
keluarga, dan pemberi nafkah didalam keluarga. Tn. H juga
berperan sebagai koordinator keluarga yang mana untuk mengatur
dan merencanakan aktivitas di dalam keluarga dan melawan
perpecahan keluarga (Friedman, 2010).
 Ny. K berperan sebagai ibu rumah tangga, istri, ibu bagi anak-
anaknya, dan mengatur kehidupan rumah tangga.
 An. S merupakan anak pertama berusia 13 tahun, berstatus sebagai
pelajar di tingkat SMP dan bertugas membantu Ny. K dalam
memenuhi tugas rumah tangga sederhana, seperti membeli
kebutuhan rumah ke warung dekat rumah.
 An. B merupakan anak kedua berusia 10 tahun, berstatus pelajar di
tingkat SD.
 An. A merupakan anak ketiga berusia 6 Tahun, An. A saat ini
sedang menempuh pendidikan paud
 Ny. J merupakan orang tua perempuan dari Tn. H, Ny. J saat ini
membantu dalam mengasuh An. S saat Tn. H dan Ny. K bekerja.

b. Struktur Peran Informal


An. S, An. B, dan An. A lebih berperan sebagai pengikut. Pengikut
sejalan dengan pergerakan kelompok, kurang lebih menerima ide
orang lain secara pasif yang berfungsi sebagai pendengar dalam
diskusi dan keputusan kelompok (Friedman, 2010).
Peran informal dalam keluarga biasanya menunjukkan kebutuhan
integrasi dan adaptasi dari anggota kelompok. Kehadiran peran
perantara ketika wawancara dimana perantara menjawab untuk
anggota keluarga lain saat tidak secara langsung ditanya (Friedman,
2010). Dari hasil pengkajian tidak ada peran informal yang
disfungsional dalam keluarga Tn. H. Tidak ada peran yang dapat
mempengaruhi keluarga dalam waktu yang lama. Anggota keluarga
menyadari adanya peran informal pada dirinya.
c. Analisa Model Peran
Tn. H sebagai kepala keluarga mencontoh gaya memimpin dari
orangtuanya. Ny. K mengatakan menjalani peran sebagai ibu
mencontoh gaya pola asuh ibunya. Tn. H dan Ny. K mengatakan
mengikuti gaya orang tua mereka sebagai orang tua. Tn. H
mengatakan kedua orangtuanya saat mereka kecil mendidiknya
dengan baik, memberikan pendidikan agama dengan baik. Selain itu,
Tn. H mengatakan kedua orang tuanya tidak otoriter dalam
mengasuh anak-anaknya. Orang tua Tn. H biasanya mengedepankan
demokrasi dalam mengasuh anak-anaknya.
Dalam keluarga Tn. H tidak ada masalah peran yang
muncul. Tn. H mengatakan masing-masing anggota keluarga
menjalankan peran dan fungsinya masing-masing dengan baik. tidak
ada anggota keluarga yang merasa peran anggota keluarga lain tidak
sesuai. Dalam pengkajian tidak didapatkan peran informal yang
disfungsional.
d. Variabel yang Mempengaruhi Struktur Peran
Pengaruh kelas sosial : Keluarga Tn. H lebih cenderung bersifat
tradisional dalam hal pernikahan. Mereka mengatakan menjalankan
perannya masing- masing dalam rumah tangga seperti biasanya.

24. Nilai Keluarga


 Perbedaan dalam sistem
Dalam keluarga Tn. H tidak tampak adanya konflik nilai. Hal ini
tampak hubungan kekuasaan dan pola komunikasi terbuka dalam
keluarga. Ibu K mengatakan norma atau aturan yang berlaku di
masyarakat tidak ada yang bertentangan dengan aturan di keluarganya.
Tn. H mengatakan di lingkungannya maupun sekolah tidak
mengajarkan apapun yang bertentangan dengan nilai atau aturan di
keluarga. Selain itu, pelayanan kesehatan juga tidak bertentangan
dengan keyakinan dan nilai dalam keluarga.
 Nilai Keluarga
Dalam keluarga Tn. H, nilai keluarga merupakan nilai ajaran agama
Islam dan adat istiadat minang. Aturan-aturan yang berlaku di keluarga
Tn. H merujuk pada norma di masyarakat. Tn. H mengatakan
pencapaian dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari merupakan salah
satu nilai utama dalam keluarga. Tn. H mengatakan anggota
keluarganya sebagian besar adalah wiraswasta, sehingga penghasilan
yang diperoleh pun tidak menentu. Tn. H mengatakan walaupun begitu,
apapun yang dikerjakan dan hasil pekerjaan saat ini didukung dan
dihargai anggota keluarga lain. Tn. H mengatakan hasil dari
pekerjaannya bersama suami dan istri dapat mencukupi kebutuhan
rumah tangga.

Fungsi Keluarga
25. Fungsi Afektif
 Saling Asuh, Keakraban, dan Identifikasi
Keluarga Tn. H memiliki pelekatan yang kuat antar anggota keluarga.
Tn. H mengatakan berhubungan komunikasi yang baik dengan istri,
orang tua dan anaknya. Tn. H memberikan pujian pada anaknya saat
melakukan hal yang baik. Keluarga Tn. H saling mendukung untuk
kemandirian dalam masyarakat. Dalam keluarga Tn. H semua anggota
keluarga saling mendukung dan membantu dalam hal pemenuhan
kebutuhan keluarga.
 Keterpisahan dan Keterkaitan
Jika ada hal-hal yang membuat keterpisahan keluarga akan melakukan
musyawarah dan menguatkan hubungan diantar keluarga
 Pola Kebutuhan-Respon Keluarga
Tn. W mengatakan anggota keluarganya saling membutuhkan satu sama
lain. Keluarga Tn. H saling membantu apabila ada anggota keluarga yang
membutuhkan pertolongan.

26. Fungsi sosialisasi


Ny. J mengatakan bahwa ia dibesarkan oleh kedua orang tuanya berdasarkan
pada nilai agama, adat, dan budaya yang berlaku berdasarkan agama islam
dan adat Minangkabau. Ny. J diberi ajaran agama dari orang tuanya sejak dari
kecil seperti menghormati orang tua, menyanyangi orang yang lebih muda,
berbuat baik kepada semua orang, dan mengikuti perintah yang dianjurkan
oleh agama islam. Ny. J mengatakan tidak pernah dihukum atau dipukul
menggunakan lidi pada diri nya. Ny. J mengatakan diajarkan untuk
bersosialisasi dengan keluarga besar dan masyarakat sekitarnya.

27. Fungsi Perawatan Kesehatan


 Keyakinan, Nilai, dan Perilaku Kesehatan
 Ny. J mengatakan kesehatan adalah hal yang penting bagi keluarga.
Ny. J dan anggota keluarga lain akan saling mengingatkan untuk
menjaga kesehatan. Ny. J kadang mengakses informasi tentang
kesehatan melalui surat kabar atau berita di televisi, atau bertanya ke
petugas kesehatan di Puskesmas. Namun Ny. J kurang ada motivasi
untuk menjalankan terapi untuk kesehatannya, seperti untuk cek
rutin kesehatan ke pelayanan kesehatan. Ny. J mengatakan malas
untuk ke puskesmas karena beranggapan rematiknya tidak
menggangu aktifitas. Tn. H mengatakan pencegahan penyakit
rematik dengan mengatur pola makan saja. Ny. J mengatakan tidak
rutin memeriksakan kesehatan ke pelayanan kesehatan, dengan
alasan karena mudah lelah. Ny. J mengatakan sulit untuk mengontrol
makanannya, terutama pada saat memakan makanan yang
disukainya. Ny. J rutin mengkonsumsi obat Asam mefenamat atau
paracetamol yang diresepkan dari puskesmas, namun Ny. J tidak
rutin melakukan pemeriksaan kesehatan ke Puskesmas. Ny. J
mengatakan tidak melakukan aktivitas fisik seperti berjalan santai
selama 30 menit atau senam lansia, namun Ny. J mengatakan sudah
berolahrga ringan di pagi hari dengan berjalan selama ±5 menit.

 Definisi dan Tingkat Pengetahuan Keluarga Tentang Sehat-Sakit


Menurut Ny. J, sehat adalah keadaan saat diri kita tidak sakit dan
dapat melakukan aktivitas sehari-hari seperti biasanya tanpa ada
gangguan seperti demam, sakit kepala, sakit perut, batuk, dan sakit
gigi. Sedangkan sakit adalah saat kita memiliki keluhan terhadap
kesehatan yang dapat berakibat terganggunya aktivitas dan tidak
dapat melakukan kegiatan rutin setiap harinya. Ny. J mengatakan
rematik adalah penyakit sendi karena usia namun Ny. J mengatakan
belum memahami betul tentang penyakit rematik. Ny. J mengatakan
rematik merupakan penyakit akibat terlalu banyak makan yang
mengandung kacang dan karena cuaca dingin. Ny. J mengatakan
sudah mulai menyusun menu makan untuk rematik namun Ny. J
mengatakan masih belum konsisten membatasi makanannya.

 Status Kesehatan Keluarga dan Kerentanan Terhadap Sakit yang


Dirasa
Saat pengkajian tidak didapatkan anggota keluarga yang sakit. Namun Ny.
J memiliki riwayat penyakit rematik.

 Praktik Diet
Makan Makanan yang Perbedaan
Disajikan Individual
Makan Pagi Lontong / Nasi TK. H. Ny. K. An. S.
Roti, dan susu atau teh An B. An. A Ny. J
Cemilan Kopi / Teh TK. H. Ny. K. An. S.
An B. An. A Ny. J
Biskuit
Gorengan
Makan Siang Nasi, Lauk Pauk, dan TK. H. Ny. K. An. S.
Sayuran+ buah An B. An. A Ny. J
Makan Malam Nasi, Lauk Pauk, dan TK. H. Ny. K. An. S.
Sayuran An B. An. A Ny. J

Ny. J tidak mengetahui tentang piramida makanan. Ny. J mengatakan


dirinya membatasi porsi makan sejak menderita penyakit rematik. Ny. J
mengatakan dirinya tidak memiliki pantangan makanan sebelum menderita
penyakit rematik. Ny. J mengatakan yang merencanakan menu sehari-hari
dalam keluarga adalah Ny. K dan dirinya. Makanan disajikan di meja
makan. Ny. J mengatakan masing-masing anggota keluarga terkadang
makan bersama, terutama makan malam
 Praktik Aktvitas Fisik dan Rekreasi
Ny. J mengatakan mengetahui bahwa olahraga penting bagi kesehatan. Ny.
J mengatakan melakukan olahraga ringan secara rutin yaitu jalan santai
setiap pagi walaupun kondisi pandemik covid 19, namun kegiatan
olahraga ini masih dilakukan dengan menjaga protokol kesehatan Ny. J
mengatakan mengasuh cucunya terasa melelahkan namun Ny.J tidak
keberatan dan menyukainya. Anggota keluarga yang lain tidak memiliki
jadwal olahraga khusus. Ny. J mengatakan tidak ada jadwal khusus untuk
berekreasi. Tiap akhir pekan Tn. H dan keluarga menghabiskan waktu
dirumah bercengkrama seperti hari biasanya. Tidak ada jadwal rutin bagi
keluarga Tn. H untuk berekreasi keluar rumah, namun sesekali jika ada
waktu yang tepat, keluarga menyempatkan untuk keluar mengunjungi
tempat wisata.

 Praktik Penggunaan Obat Terapeutik dan Penenang, Alkohol serta


Tembakau di Keluarga
Ny. J mengatakan rutin mengkonsumsi obat yang diresepkan oleh dokter
di Puskesmas jika rematiknya kambuh, yaitu asam mefenamat atau
paracetamol 1x1 tablet/ hari dan ditambah vitamin, diminum setiap pagi.
Dalam kebiasaan dirumah Ny. J memiliki kebiasaan minum teh.

 Peran keluarga dalam Perawatan Diri


Keluarga mampu mengenali penyakit yang diderita oleh anggota keluarga
dan tidak ada yang bertentangan dengan nilai budaya yang dianut oleh
keluarga. Jika ada anggota keluarga yang sakit, anggota keluarga lain akan
membawa ke puskesmas serta mengingatkan untuk menjaga pola makan
dan minum obat. Setiap hari, Ny. K mengatur dan menyiapkan makanan
yang diberikan pada Ny. J.

 Tindakan Pencegahan Secara Medis


Ny. J sudah di ingatkan dan diajak keluarga untuk melakukan
pemeriksaan kesehatan ke pelayanan kesehatan, namun mengatakan
tidak rutin berobat ke pelayanan kesehatan untuk pemeriksaan
keadaannya atau tekanan darahnya, dengan alasan malas dan karena
kondisi covid saat ini, serta Ny. J merasa dengan minum obat akan baik-
baik saja.

 Terapi Komplementer dan Alternatif


Ny. J mengatakan makanan atau minuman yang dikonsumsinya kadang
disiapkan sendiri dan kadang disiapkan oleh Ny. K seperti jahe atau kayu
manis. Namun dikonsumsi hanya sesekali seperti 1-2 x sebulan. Ny. J
mengatakan informasi tentang bahan herbal ini didapatkan dari keluarga
atau masyarakat di lingkungan sekitar.

 Riwayat Kesehatan Keluarga


Semua anggota keluarga dalam kondisi sehat. Keluarga Tn. W memiliki
riwayat penyakit rematik yang diderita oleh Ny. J dan tidak memiliki
riwayat penyakit lainnya.

 Layanan Perawatan Kesehatan yang Diterima


Biasanya keluarga menerima layanan kesehatan di Puskemas Bandar Jaya
Lahat.

 Perasaan dan Persepsi Mengenai Pelayanan Kesehatan


Di komunitas keluarga Tn. H, terdapat Puskesmas dan klinik kesehatan
yang tidak terlalu jauh dari rumah Tn. H. Di Daerah Tn. H tidak punya
kegiatan kunjungan rumah. Namun keluarga Tn. H berharap jika adanya
kunjungan rumah keluarga maka keluarga akan mendapatkan informasi
tentang kesehatan, pola hidup, dan penanganan penyakit, serta dapat
mengetahui kesehatan atau kondisi keluarga.

 Pelayanan Kesehatan Darurat


Tn. H mengatakan pelayanan ambulans biasanya pergi ke nanfar Jaya. Tn.
H juga mengatakan jika terjadi sesuatu yang darurat berhubungan dengan
kesehatan keluarga, langsung dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat
seperti Puskemas.

 Sumber Pembayaran
Keluarga Tn. H menggunakan kartu BPJS kelas I. Dalam membayar biaya
kesehatan. Tn. H mengatakan BPJS sangat membantu dalam biaya
perawatan keluarga.

 Logistik Untuk Mendapatkan Perawatan


Jarak rumah Tn. H ke Puskesmas sekitar 300 Meter. Jarak rumah Tn. H
dengan klinik kesehatan sekitar 200 Meter. Alat trasnsportasi yang
digunakan yaitu kendaraan pribadi.

28. Fungsi Reproduksi


Tn. H dan Ny. K memiliki 3 orang anak. Semua anak lahir secara normal
yang dibantu oleh bidan. Tn. H mengatakan tidak ada masalah untuk
reproduksinya.

29. Fungsi Ekonomi


a. Upaya pemenuhan sandang dan pangan
Upaya pemenuhan sandang dan pangan untuk keluarga Tn. H yaitu
didapatkan dari penghasilan Tn. H sebagai wiraswasta dan Ny. K sebagai
PNS dengan penghasilan total keduanya +Rp 10.000.000 per bulan yang
mana cukup untuk kebutuhan sehari-hari saja.
b. Pemanfaatan sumber yang ada dimasyarakat
Di lingkungan tempat tinggal Ny. J tidak ada sumber yang bisa
dimanfaatkan.

Stress dan Koping Keluarga


30. Ny. J mengatakan stressor jangka pendek adalah perasaan cemas terhadap
covid yang sedang melanda, Keluarga Tn. H juga mangkhawatirkan
keselamatan diri dari wabah yang sedang melanda saat ini. Sedangkan
stressor jangka panjang keluarga Tn. H adalah takut jika penyakitnya semakin
parah dan kambuh lagi serta nanti terjadi komplikasi lain yang tidak di
harapkan

31. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor


Ny. J mengatakan apabila mempunyai masalah, biasanya Ny. J bercerita
kepada anak atau menantunya. Sehingga mendapatkan solusi dari
masalahnya.

32. Strategi koping yang digunakan


Strategi koping yang digunakan Ny. J adalah strategi koping yang fungsional.
Ny. J mengatakan saat menghadapi masalah biasanya langsung
membicarakannya dan mencari jalan solusi untuk permasalahan tersebut.
33. Strategi adaptasi disfungsional
Keluarga Tn. H selalu menggunakan pendekatan adaptif dan edukatif jika
salah satu anggota keluarga mengalami keterlambatan ataupun tidak sesuai
target yang diharapkan. Tidak ada koping yang tidak sesuai terjadi pada
keluarga.

34. Harapan Keluarga


 Terhadap Masalah Kesehatan
Ny. J berharap penyakit di dirinya tidak lagi kambuh dan perlahan
membaik. Ny. J berharap semua anggota keluarga sehat dengan selalu
menjaga pola hidup sehat.
 Terhadap Petugas Kesehatan yang Ada
Keluarga Tn. H berharap, pelayanan kesehatan lebih ditingkatkan,
keluarga. Tn. H sangat mengharapkan adanya kunjungan rutin petugas
kesehatan ke komunitas sehingga kesehatan keluarga dapat terpantau
rutin.
B. Pemeriksaan Fisik
No. Pemeriksaa Tn. H Ny. K An. S An. B An. A Ny. J
n Fisik
1. Keadaan Baik Baik Baik Baik Baik Baik
Umum
2. Kesadaran Composmentis Composmentis Composmentis Composmentis Composmentis Composmentis
3. Tanda-tanda TD : 120/70 TD : 100/70 TD : 110/80 TD : - TD : - TD : 110/70
Vital Nadi :80x/i Nadi : 86x/i Nadi :80x/i Nadi :80x/i Nadi :92x/i Nadi :82x/i
RR : 20x/i RR :20x/i RR :18x/i RR : 20x/i RR : 20x/i RR : 18x/i
Suhu :36,5ºC Suhu :36,7ºC Suhu :36,2ºC Suhu :36,5ºC Suhu :36,4ºC Suhu :36,2ºC
BB :69 kg BB : 55 kg BB : 45 kg BB : 34 kg BB : 22 kg BB : 50 kg
TB : 165 cm TB : 159 cm TB : 152 cm TB :140 cm TB :118 cm TB :157 cm
4. Kepala Sim Simet Simet Simet Simetris, Simetris,
e ri ris ris Benjolan(-) Benjolan(-)
t s, , ,
r B B B
i en en en
s jo jo jol
, la la an
n( n( (-)
B -) -)
e
n
j
o
l
a
n
(
-
)
Rambut Lesi (-) Lesi (-) Lesi (-) Lesi (-) Lesi (-) Lesi (-)
Mata Konjungtiva tidak Konjungtiva tidak Konjungtiva tidak Konjungtiva tidak Konjungtiva tidak Konjungtiva tidak
7. anemis, sklera anemis, sklera tidak anemis, sklera tidak anemis, sklera tidak anemis, sklera anemis, sklera
tidak ikterik, ikterik, penglihatan ikterik, penglihatan ikterik, penglihatan tidak ikterik, tidak ikterik,
penglihatan cukup cukup baik. Mata cukup baik cukup baik penglihatan cukup penglihatan dibantu
baik minus OD : 2 OS : baik kacamata
2
Telinga Bentuk normal Bentuk normal Bentuk normal Bentuk normal Bentuk normal Bentuk normal
serumen(-) serumen(-) serumen(-) serumen(-) serumen(-) serumen(-)
pendengaran baik, pendengaran baik, pendengaran baik, pendengaran baik, pendengaran baik, pendengaran baik,
simetris simetris simetris simetris simetris simetris
Hidung Polip (-), Polip (-), Polip (-), Polip (-), Polip (-), Polip (-),
sinusitis (-), sinusitis (-), sinusitis (-), sinusitis (-), sinusitis (-), sinusitis (-),
Lendir (-), Lendir (-), Lendir (-), Lendir (-), Lendir (-), Lendir (-),
Penciuman baik, Penciuman baik, Penciuman baik, Penciuman baik, Penciuman baik, Penciuman baik,
Simetris Simetris Simetris Simetris Simetris Simetris
Mulut Lidah bersih, Lidah bersih, caries Lidah bersih, caries Lidah Lida Lida
caries dentisc(-), dentisc(-), dentisc (-), be h h
Sariawan (-) , Sariawan rsi b b
Sariawan (-),
mukosa lembab (-),mukosa lembab h, e e
mukosa lembab ca r r
rie si si
s h h
de , ,
nti c c
sc a a
(-) ri ri
, e e
Sa s s
ria d d
w e e
an n n
(-) ti ti
, s s
m c c
uk (- (-
os ), ),
a S S
le a a
m ri ri
ba a a
b w w
a a
n n
(- (-
), ),
m m
u u
k k
o o
s s
a a
l l
e e
m m
b b
a a
b b
,
m
e
m
a
k
a
i
g
i
g
i
p
a
ls
u
d
i
b
a
g
i
a
n
d
e
p
a
n
5. Kulit Cukup bersih, Cukup bersih, turgor Cukup bersih, turgor Cuku Cuku Cuku
turgor kulit kulit baik kulit baik p p p
be b b
kering,
rsi e e
h, r r
tu si si
rg h h
or , ,
ku t t
lit u u
ba r r
ik g g
o o
r r
k k
u u
li li
t t
b b
a a
i i
k k
6. Leher Tidak ada Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran Tidak Tida Tida
pembesaran tiroid tiroid dan tidak ada tiroid dan tidak ada ad k k
dan tidak ada pembesaran pembesaran a a a
pembesaran kelenjar getah kelenjar getah pe d d
kelenjar getah bening bening m a a
bening be p p
sa e e
ra m m
n b b
tir e e
oi s s
d a a
da r r
n a a
tid n n
ak ti ti
ad r r
a o o
pe i i
m d d
be d d
sa a a
ra n n
n ti ti
ke d d
le a a
nj k k
ar a a
ge d d
ta a a
h p p
be e e
ni m m
ng b b
e e
s s
a a
r r
a a
n n
k k
e e
l l
e e
n n
j j
a a
r r
g g
e e
t t
a a
h h
b b
e e
n n
i i
n n
g g
7. Dada Bentuk simetris,Bentuk simetris, tidak Bentuk simetris, tidak Bentu Bent Bent
tidak ada lecet ada lecet atau lesi, ada lecet atau lesi, k u u
atau lesi, diktraksi diktraksi dinding diktraksi dinding si k k
dinding dada (-), dada (-), dada (-), m si si
penggunaan otot penggunaan otot penggunaan otot etr m m
bantu nafas (-) bantu nafas (-) bantu nafas (-) is, e e
tid tr tr
ak is is
ad , ,
a ti ti
le d d
ce a a
t k k
at a a
au d d
le a a
si, l l
di e e
kt c c
ra e e
ks t t
i a a
di t t
nd a a
in u u
g l l
da e e
da si si
(-) , ,
, d d
pe i i
ng k k
gu tr tr
na a a
an k k
ot si si
ot d d
ba i i
nt n n
u d d
na i i
fa n n
s g g
(-) d d
a a
d d
a a
(- (-
), ),
p p
e e
n n
g g
g g
u u
n n
a a
a a
n n
o o
t t
o o
t t
b b
a a
n n
t t
u u
n n
a a
f f
a a
s s
(- (-
) )
8. Paru - Inspeksi : - Inspeksi : simetris - Inspeksi : simetris - Inspeksi : simetris - Inspeksi : - Inspeksi :
simetris kiri dan kiri dan kanan. kiri dan kanan. kiri dan kanan. simetris kiri dan simetris kiri dan
kanan. - Palpasi : - Palpasi : - Palpasi : kanan. kanan.
- Palpasi : Fremitus kiri dan Fremitus kiri dan Fremitus kiri dan - Palpasi : - Palpasi :
Fremitus kiri kanan kanan kanan Fremitus kiri dan Fremitus kiri dan
dan kanan - Perkusi : - Perkusi : - Perkusi : kanan kanan
- Perkusi : Sonor Sonor Sonor - Perkusi : - Perkusi :
Sonor - Auskultasi : - Auskultasi : - Auskultasi : Sonor Sonor
- Auskultasi : Vesikuler, Wh -/-, Rh Vesikuler, Wh -/-, Rh Vesik - Auskultasi : - Auskultasi :
Vesikuler, Wh -/-, -/- -/- ul Vesi Vesi
Rh -/- er, k k
W u u
h l l
-/- e e
, r, r,
R W W
h h h
-/- -/ -/
-, -,
R R
h h
-/ -/
- -
9. Abdomen - Inspeksi : - Inspeksi : - Inspeksi : - Inspeksi : - Inspeksi : - Inspeksi :
Asites (-) Asites (-) Asites (-) Asites (-) Asites (-) Asites (-)
- Palpasi : - Palpasi : - Palpasi : - Palpasi : - Palpasi : - Palpasi :
Pembesaran Pembesaran hepar Pembesaran hepar Pembesaran hepar Pembesaran Pembesaran
hepar dan lien dan lien tidak dan lien tidak dan lien tidak hepar dan lien hepar dan lien
tidak teraba teraba teraba teraba tidak teraba tidak teraba
- Perkusi : - Perkusi : - Perkusi : - Perkusi : - Perkusi : - Perkusi :
timpani timpani timpani timpani timpani timpani
- Auskultasi : - Auskultasi : - Auskultasi : - Auskultasi : - Auskultasi : - Auskultasi :
Bising usus (+)Bising usus (+) Bising usus (+) Bisin Bisin Bisin
g g g
us u u
us s s
(+ u u
) s s
( (
+ +
) )
10. Genitalia Tidak Dilakukan
Tidak Dilakukan Tidak Dilakukan Tidak Tida Tida
Pengkajian Pengkajian Pengkajian Di k k
la D D
ku il il
ka a a
n k k
Pe u u
ng k k
ka a a
jia n n
n P P
e e
n n
g g
k k
a a
ji ji
a a
n n
11. Ekstremitas Edema (-), nyeriEdema (-), nyeri (-), Edema (-), nyeri (-), Edem Ede Ede
(-), varises (-) varises (-) varises (-) a m m
(-) a a
, (- (-
ny ), ),
eri n n
(-) y y
, e e
va ri ri
ris (- (-
es ), ),
(-) v v
a a
ri ri
s s
e e
s s
(- (-
) )

Anda mungkin juga menyukai