Anda di halaman 1dari 30

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

DEFISIT PERAWATAN DIRI

Dosen Pengampuh :Ns. Sutri Yani M.A.N

DISUSUN OLEH :

Wahyu Mahesa

202201015

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SAPTA BAKTI BENGKULU

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN

TAHUN 2023
KONSEP TEORI

TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP TEORI
1. Definisi perawatan diri

Menurut Casto (2010) defisit perawatan diri adalah gangguan persepsi tentang
suatu objek atau gambaran. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh pelaksanaan
standar asuhan keperawatan difisit perawatan diri akan mempengaruhi
kemampuan kognitif dan psikomotor pasien dalam merawat diri. Sedangkan
menurut Thomas (2012) defisit
perawatan diri merupakan salah dengan gangguan jiwa satu gejala yang sering
ditemukan pada pasien.

Menurut Tomas (2012) defisit perawatan diri merupakan salh satu gangguan
kejiwaan atau suatu gejala yanf sering ditemmukan pada pasien.

Menurut judith, M.W (2016) defisit perawatan diri menggambarkan suatu


keadaan seseorang yang mengalami hambatan kemamuan untuk melakukan
aktivitas prawatan diri seperti mandi, berganti pakaian, makan dan eliminasi.

2. Etiologi

Menurut Dep Kes (2000) dalam Deden Dermawan 2013, penyebab kurang
perawatan diri adalah:

1) Faktor predisposisi

a) Perkembangan Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga


perkembangan inisiatif terganggu.
b) Biologis Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan
perawatan diri.

c) Kemampuan realitas turun Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan


realitas yang kurang menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan
termasuk perawatan diri.

d) Sosial Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri


lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam
perawatan diri.

2) Faktor presipitasi

Faktor presipitasi defisit perawatan diri adalah kurang penurunan motivasi,


kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah lemah yang dialami individu
sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan diri.
Menurut Depkes (2000) dalam Deden Dermawan 2013 faktor-faktor yang
mempengaruhi personal hygiene adalah:

a) Body Image

Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri


misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli dengan
kebersihan dirinya.

b) Praktik Sosial

Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan


akan terjadi perubahan pola personal hygiene.

c) Status Sosial Ekonomi


Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat
gigi, shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk
menyediakannya.

d) Pengetahuan

Pengetahuan personal hygienesangat penting karena pengetahuan yang baik


dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita diabetes mellitus
ia harus menjaga kebersihan kakinya

e). Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh dimandikan.

f) Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan
diri seperti penggunaan sabun, sampo dan lain-lain.

g) Kondisi fisik atau psikis

Pada keadaan tertentu/sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang


dan perlu bantuan untuk melakukannya.

Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene:

a) Dampak fisik Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena


tidak terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik, gangguan fisik yang
sering terjadi adalah gangguan intergritas kulit, gangguan membran mukosa
mulut, infeksi pada mata dan telinga dan gangguan fisik pada kuku.

b) Dampak psikososial Masalah sosial yang berhubungan dengan personal


hygiene adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan
mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.
3. Tanda dan Gejala

Menurut Depkes (2000) dalam Deden Dermawan 2013 tanda dan gejala klien
dengan defisit perawatan diri adalah :

1) Fisik

a) Badan bau, pakaian kotor

b) Rambut dan kulit kotor

c) Kuku panjang dan kotor

d) Gigi kotor disertai mulut bau

e) Penampilan tidak rapi

2) Psikologi

a) Malas, tidak ada inisiatif

b) Menarik diri, isolasi sosial

c) Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina

3) Sosial

a) Interaksi kurang

b) Kegiatan kurang
c) Tidak mampu berperilaku sesuai norma d) Cara makan tidak teratur, BAK dan
BAB di sembarang tempat, gosok gigi dan mandi tidak mampu mandiri. Data
yang biasa ditemukan dalam defisit perawatan diriadalah

1) Data subyektif

a) Pasien merasa lemah

b) Malas untuk beraktivitas

c) Merasa tidak berdaya

2) Data obyektif

a) Rambut kotor, acak-acakan

b) Badan dan pakaian kotor dan bau

c) Mulut dan gigi bau

d) Kulit kusam dan kotor

e) Kuku panjang dan tidak terawat

4. Komplikasi defisit perawatan diri

Dampak masalah ddefisit perawatan diri terdiri dari 2 dampak fisik dan
psikologi
Dampak fisik banyak gangguan esehatan yang diderita seseorang kareena tidak
terpeliharanya kebersihan perorangan denngan baik, gangguan fisik yang terjadi
adalah gangguan itegritas kulit, ganggua membran mukosa mulut, infeksi pada
mata dan telinga. Sedangkan dampak psikososial kebutuhan dicintai,
membutuhkan kebutuhan harga diri, gangguan fiisik
5. Jenis-jenis defisit perawatan diri / Hambatan yang terjadi

Menurut (Damayanti, 2012) jenis perawatan diri terdiri dari :

1) Defisit perawatan diri : mandi

Hambatan : ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan


mandi/beraktivitas perawatan diri sendiri

2) Defisit perawatan diri : berpakaian

Hambatan : ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas


bepakaian dan berhias unrtuk diri sendiri

2) Defisit perawatan diri: makan


Hambatan kemampuan untuk melakukan aktivitas makan sendiri

4) Defisit perawatan diri : eliminasi

Hambatan : ketidakmampuan untuk menyelesaikan aktivitas eliminasi sendiri

6. Rentan respon sosial

Darmawan (2013) menyatakan rentan respon defisit perawatan diri sebagai


berikut :

Adatif
Maladatif
Pola perawatan Kadang perawatan Tidak melakukan
diri seimbang diri kadang tidak peawatan

7. Pohon masalah

Risiko tinggi isolasi sosial Effect

Defisit perawatan diri Care problem

Causa
Risiko tinggi isolasi sosial
Masalah keperawatan :
a. Defisist perawatan diri
b. Harga diri rendah
c. Resiko tinggi isolasi sosial

8. Penatalaksanaan

Menurut Herman Ade (2010) tentang defisit perawatan diri :


1) Meningkatkan kesadaran dan kepercayaan diri
2) Membimbing dan menolong klien merawat diri
3) Ciptakan lingkungan yang mendukung

B. Konsep Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

a. Identitas Klien
Identitas ditulis lengkap meliputi nama, usia dalam tahun, alamat, pendidikan,
agama, status perkawinan, pekerjaan, jenis kelamin, nomor rekam medis dan
diagnosa medisnya.

b. Alasan masuk
Menanyakan kepada klien/keluarga/pihak yang berkaitan dan tulis hasilnya, apa
yang menyebabkan klien datang kerumah sakit, apa yang sudah dilakukan oleh
klien/keluarga sebelumnya atau dirumah untuk mengatasi masalah ini dan
bagaimana hasilnya. Klien dengan defisit perawatan diri biasanya dilaporkan oleh
keluarga bahwa klien sering melamun, menyendiri, dan terlihat berbicara sendiri,
menarik diri dari lingkungan.

c. Riwayat Penyakit Sekarang


Menanyakan riwayat timbulnya gejala gangguan jiwa saat ini, penyebab
munculnya gejala, upaya yang dilakukan keluarga untuk mengatasi dan bagaimana
hasilnya. Klien biasanya merasa asyik dengan pikiran sendiri, klien merasa tidak
mempunyai tujuan yang jelas, klien merasa ingin sendirian.

d. Faktor predisposisi
Menanyakan apakah klien pemah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu,
pengobatan yang pernah dilakukan sebelumnya, adanya trauma masa lalu, faktor
genetik dan silsilah orang tuanya dan pengalaman masa lalu yang tidak
menyenangkan.

e. pemeriksaam fisik

1. TTV:

a. TD: biasaya tekanan darah pasien di atas normal

b. Suhu: biasanya suhu tubuh dalam batas normal

c. Nadi: biasanya nadi pasien teraba cepat


d. Pernafasan: biasanya pernafasan pasien cepat

2. Kepala :

a. Inspeksi: biasanya di kepala pasien tampak kotor, rambut tidak pernah di sisir,
rambut tampak berminyak.

b. Palpasi biasanya rambut rontok, volume rambut tipis, terasa lengket ketika di
pegang.

3. Wajah :

a. Mata

1. Inspeksi:

a) Mata tampak melotot

b) Biasanya mata pasien...

a) Inspeksi

1. Biasanya pada kuku pasien tampak hitam, kotor, dan panjang.

b). Palpasi

1. Biasanya kulit teraba kering

5. Tubuh

a. Inspeksi

1. Biasanya tubuh pasien tercium bau yang khas


2. Kulit tampak kering dan kusam

b. Palpasi

1. Biasanya kulit teraba kering

6. Kaki

a. Inspeksi

1. Biasanya pada kuku pasien tampak hitam, kotor 2.Biasanya kaki pasien tampak
kotor karena jarang menggunakan alas kaki.

f. Psikososial

1) Genogram

Biasanya menggambarkan pasien dengan anggota keluarga yang mengalami


gangguan jiwa, dilihat dari pola komunikasi,pengambilan keputusan dan pola asuh.

2) Konsep diri

(a) Citra tubuh

Biasanya persepsi pasien tentang tubuhnya, bagian tubuh yang disukai, reaksi
pasien terhadap bagian tubuh yang disukai dan tidak disukai.

(b) Identitas diri

Biasanya dikaji status dan posisi pasien sebelum pasiendirawat, kepuasan pasien
terhadap status dan posisinya,kepuasan pasien sebagai iaki-laki atau perempuan

(c) Peran diri


Biasanya meliputi tugas atau peran pasien dalam keluarga/pekerjaan/ kelompok
masyarakat, kemampuan pasiendalam melaksanakan fungsi atau perannya,
perubahanyang terjadi saat pasien sakit dan dirawat, bagaimanaperasaan pasien akibat
perubahan tersebut.

(d) Ideal diri

Biasanya berisi harapan pasien terhadap kedaan tubuhyang ideal, posisi, tugas,
peran dalam keluarga, pekerjaanatau sekolah, harapan pasien terhadap lingkungan
sekitar,serta harapan pasien terhadap penyakitnya.

(e) Harga diri

Biasanya mengkaji tentang hubungan pasien dengan oranglain sesuai dengan


kondisi, dampak pada pasienberubungan dengan orang lain, fungsi peran tidak sesuai
harapan, penilaian pasien terhadap pandangan ataupenghargaan orang lain.

g. Hubungan sosial

Biasanya hubungan pasien dengan orang lain sangatterganggu karena


penampilan pasien yang kotor sehinggaorang sekitar menghindari pasien. Adanya
hambatan dalam behubungan dengan orang lain, minat berinteraksidengan orang lain.

h. spiritual

1) Nilai dan keyakinan : Biasanya nilai dan keyakinan terhadap agama pasien
terganggu karna tidak menghirauan lagi dirinya.

3) Kegiatan ibadah : Biasanya kegiatan ibadah pasien tidak dilakukan ketika


pasien menglami gangguan jiwa.

i. Status mental

1) Penampilan
Biasanya penampilan pasien sangat tidak rapi, tidaktahu cara berpakaian, dan
penggunaan pakaian tidaksesuai.

2) Cara bicara/ pembicaraan


Biasanya cara bicara pasien lambat, gagap, seringterhenti/bloking, apatis serta
tidak mampu memulai pembicaraan.

3) Aktivitas motorik
Biasanya klien tampak lesu, gelisah, tremor dankompulsif

4) Afek

Biasanya afek pasien tampak datar, tumpul, emosipasien berubah-ubah,


kesepian, apatis, depresi/sedihdan cemas.

5. Interaksi selama wawancara


Biasanya respon Biasanya keadaan pasien tampak sedih, putus asa,merasa tidak
berdaya, rendah diri dan merasa dihina.pasien saat wawancara tidak Kooperatif,
mudah tersinggung, kontak kurang sertacuriga yang menunjukan sikap atau peran
tidakpercaya kepada pewawancara atau orang lain.

6) Persepsi

Biasanya pasien berhalusinasi tentang ketakutanterhadap hal- hal kebersihan


diri baik halusinasipendengaran, penglihatan serta halusinasi perabaanyang membuat
pasien tidak mau membersihkan diridan pasien mengalami depersonalisasi.

7) Proses pikir

Biasanya bentuk pikir pasien otistik, dereistik,sirkumtansial, kadang tangensial,


kehilangan asosiasi,pembicaraan meloncat dari topik satu ke topik lainnyadan kadang
pembicaraan berhenti tiba-tiba.

8) Adaptif
Biasanya pasien tidak mau berbicara dengan oranglain, tidak bisa menyelesikan
masalah yang ada, pasientidak mampu berolahraga karena pasien selalu malas.

9) Maladaptif

Biasanya pasien bereaksi sangat lambat atau kadangberlebihan, pasien tidak


mau bekerja sama sekali, selalu menghindari orang lain.

10) Masalah psikososial dan lingkungan

Biasanya pasien mengalami masalah psikososialseperti berinteraksi dengan


orang lain dan lingkungan. Biasanya disebabkan oleh kurangnya dukungan
darikeluarga, pendidikan yang kurang, masalah dengansosial ekonomi dan pelayanan
kesehatan

11) Kemampuan penilaian

(a) Daya tilik diri

Biasanya pasien mempunyai korelasi (hubungan timbal balik) positif yang


kuat dengan kepatuhan minum obat (Tessier, Boyer, Husky, Bayle, Lorca, dan
Misdrahi, 2017)

(b) Kebutuhan persiapan pulang

Biasanya pasien melakukan kebutuhan sehari-hari seperti makan, BAB/BAK,


mandi, berpakaian dengan mandiri. Namun saat mengonsumsi obat pasien
harus di dampingi karena pasien biasanya enggan minum obat.

(c) Mekanisme koping

Biasanya pasien mempunyai mekanisme koping maladaptif dalam


menyelesaikan permasalahan, pasien suka merenung, dan pada beberapa
waktu pasien suka marah tidak jelas ketika suara-suara yag mengganggu
tersebut muncul.

12) Pengetahuan

Biasanya pasien defisit perawatan diri terkadang mengalami gangguan kognitif


sehingga tidak mampu mengambil keputusan.

13) Analisa data

No Data Masalah
1 Subjektif Defisit perawatan diri
1. menolak melakukan perawatan diri

Objektif:

1. pasien tampak kotor dan tidak terawat

2. rambut tampak berminyak

3. adanya ketombe

3. rambut rontok

4. volume rambut tipis

5. gigi kuning kecoklatan

6. mulut tampak kotor

7. mulut bau
8. telinga tampak kotor

9. kuku pasien kotor, panjang, dan berwarna


hitam

2. Diagnosa Keperawatan

Defisit perawatan diri : berpakaian,mandi berhubungan dengan gangguan


ketidak mampuan untuk melakukan/menyelesaikan berpakaian dan merapikan atau
menyelesaikan aktifitas sendiri ditandai dengan klien mengatakan tidak pakaian yang
cocok dengannya.

3. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Standar luaran (SLKI) Intervensi Keperawatan


Keperawatan
(SDKI)
1 D.0109 Perawatan diri meningkat Defisit perawatan diri
Defisit (L.13121) TUJUAN: (1.11348)
perawatan diri
berhubungan 1.Kemampuan mandi Observasi
dengan pasien meningkat
ketidakmampuan 1.Identifikasi kebiasan
untuk 2.Kemampuan aktifitas perawatan diri sesuai
melakukan mengenakkan pakaian usia
perawatan diri
3.Kemampuan ketoilet 2. Monitor tingkat
(BAK/BAB) meningkat kemandirian
4.Kemampuan 3.Identifikasi kebutuhan alat
mempertahankan bantu kebersihan diri,
kebersihan diri meningkat brpakaian, berhias, dan makan

5.Minat melakukan Terapeutik


perawatan diri meningkat
1. Sediakan lingkungan yang
terapiutik (mis. Suasana
hangat, rileks, privesi)

2. Siapkan keperluan pribadi


(mis. Parfum, sikat gigi, dan
sabun mandi)

3. Dampingi dalam melakukan


perawatan diri sampai mandi

4. Sasilitasi untuk menerima


keadaan ketergantungan

5. Sasilitasi kemandirian,
bantu mampumelakukan
perawatan diri

Edukasi

1. Anjurkan melakukan
perawatan diri secara
konsisten sesuai kemampuan
A. Pengkajian

a. Anamnesa

No Anamnesa Hasil Anamnesa


1. Identitas
Nama Tn. J
Usia 44 tahun
Pekerjaan Tidak Bekerja
Agama Islam
Alamat Jl. Gedang, Bengkulu
Tanggal pengkajian 26 Agustus 2022
2. Alasan masuk Pasien diantar keluarga ke RSKJ, pada tanggal 16
April 2022, keluarga mengatakan pasien sering
mendengar bisikan, berbicara sendiri, sering marah-
marah, emosi labil, menolak minum obat
3. Keluhan utama Pada saat dilakukan pengkajian pasien tanpak kotor,
tidak terawa,t rambut tampak berminyak, adanya
ketombe, rambut rontok, volume rambut tipis, gigi
kuning, mulut tampak kotor, mulut bau, telinga
tampak kotor, kuku pasien kotor panjang dan
berwarna hitam
4. Faktor Predisposisi Paien pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya
riwayat keluarga pasien tidak ada yang mengalami
gangguan jiwa pasien mengatakan sudah pernah
dirawat di rumah dikarenakan pengobatan
sebelumnya kurang berhasil karena putus obat dan
jarang kontrol
5. Faktor Presipitasi Pasien dulunya sebagai petani kopi semejak kebun
kopi kedua orang tuanya mengalami kebangkrutan
pasien sering marah dan selalu mendengar bisikan
untuk membunuh kedua orang tuanya. pasien juga
pernah berkeliling di sekitar pemukiman warga
dengan membawa senjata tajam sehingga membuat
warga takut kepada pasien
6. Pemeriksaan fisik
a.tanda-tanda vital

TD : 120/80 mmhg

N :82 x/ menit

P : 24 x/ menit

S : 36,5 derajat Celcius

b. wajah

1. mata

a) inspeksi : kontak mata kurang selama wawancara

2. mulut

a) inspeksi : gigi pasien tampak kuning dan kering

c. tangan

a) inspeksi : kuku tangan panjang dan kotor

b) palpasi kulit raba kering

d. tubuh

a) inspeksi : tubuh pasien tercium bau yang khas, kulit tampak kering namun bersih

b)palpasi kulit tidak terlalu berkering

e. kaki

a) infeksi : kuku tampak panjang dan kotor

Psikososial

Genogram
Keterangan :

: perempuan

: laki-laki

: tinggal satu rumah

: pasien

: meninggal

b. Konsep diri
No Kriteria pemeriksaan Hasil Pemeriksaan
1. Citra tubuh Pasien mengatakan menyukai semua bagian
tubuhnya dan tidak ada yang tidak disukainya

2. Identitas diri Pasien berusia 55 tahun dan berjenis kelamin laki-


laki pasien tidak bekerja

3. Peran diri Pasien merupakan anak ke 4 dari 5 bersaudara.


pasien tinggal bersama dengan kakak
perempuannya. peran pasien sebelum sakit berjalan
dengan sesuai perannya sebagai seorang adik dalam
keluarga pasti cukup membantu kakaknya dengan
bekerja namun semenjak pasien mengalami
gangguan jiwa peran pasien tidak berjalan
sebagaimana mestinya karena mengalami gangguan
jiwa pasien tidak bisa melakukan apa-apa

4. Ideal diri Pasien mengatakan ingin pulang ke rumah karena


ingin berkumpul bersama keluarga dan ingin
mencari kerja yang bagus

5. Harga diri Saat ini pasien berusia 55 tahun namun belum juga
menikah pasien belum menikah karena pasien
merasa tidak mempunyai pekerjaan tidak ada yang
mau dengannya karena memiliki masalah kejiwaan

c. Hubungan sosial

No Kriteria pemeriksaan Hasil pemeriksaan


1. Orang terdekat Pasien mengatakan orang terdekat bagi pasien adalah
kakak perempuannya

2. Peran seta dalam Di rumah sakit pasien kurang aktif dalam aktivitas
kegiatan kelompok yang dibuat oleh pihak rumah sakit pasien
kelompok/masyarakat lebih sering menyendiri daripada mengikuti kegiatan
selama di rumah sakit

3. Hambatan dalam Pasien sedikit ada hambatan dalam berkomunikasi


berhubungan dengan dengan orang yang ada di sekelilingnya
orang lain

d. Spiritual

No Kriteria pemeriksaan Hasil pemeriksaan


1. Nilai dan keyakinan Pasien mengatakan beragama Islam dan percaya
pasien bahwa Tuhan itu ada

2. Kegiatan ibadah Pasien mengatakan sudah beberapa bulan tidak


melakukan ibadah karena waktu salat datang pasien
tampak tidak beribadah salat

e. Status mental

No Kriteria pemeriksaan Hasil pemeriksaan


1. Penampilan Penampilan pasien tidak rapi dan kotor pasien malas
mandi pasien mengatakan malas membersihkan
kuku dan malas mandi sebelum disuruh oleh perawat

2. Pembicaraan Saat diajak berkomunikasi atau wawancara pasien


hanya diam saja dan kalian tidak fokus dengan apa
yang ditanyakan oleh perawat namun pasien tampak
berbicara tetap dengan nada sangat pelan serta
dengan pandangan yang kosong

3. Aktivitas Pasien selalu mengikuti kegiatan senam pagi dan


kadang-kadang mengakhiri terlebih dahulu

4. Afek Labil

5. Interaksi selama Pasien kooperatif saat melakukan wawancara dan


Wawancara kontak mata positif namun sedikit melotot. Pasien
tampak tidak betah saat wawancara dengan waktu
yang lama

6. Persepsi Pasien mengatakan bahwa ia sering marah ketika


kawannya membuat keributan saat wawancara
pasien terlihat tidak betah dan gelisah dengan waktu
yang lama pasien masih menatap dengan tatapan
yang sedikit melotot saat wawancara bersama
perawat

7. Proses fikir Saat diajak wawancara atau berbicara pasien tidak


fokus dan menjawab dengan ada sangat kecil namun
pasien tampak tidak menatap perawat

8. Tingkat kesadaran Tingkat kesadaran pasien tidak mengalami gangguan


orientasi orang tempat dan waktu karena pasien
mengetahui tempat dia berada sekarang waktu dan
orang-orang di sekitarnya

9. Tingkkat konsentrasi Pasien mampu mengambil keputusan sederhana


dengan bantuan orang lain pasien mampu
menghitung penjumlahan sederhana
2. Diagnosa Keperawatan

a. Analisa data

No Data Masalah
1. Data subjektif : Defisit perawatan diri

1. menolak melakukan
perawatan diri

Data objektif :

1. pasien tampak kotor


dan tidak terawat
2. rambut tanpa
berminyak
3. adanya ketombe
4. rambut rontok
5. volume rambut tipis
6. gigi kuning
kecoklatan
7. mulut tampak kotor
8. mulut bau
9. telinga tampak
kotor
10. kuku pasien kotor
panjang dan berwarna
hitam
b. Pohon masalah

Isolasi sosial

Defisit perawatan diri (core problem)

Skizofrenia (cause)

Diagnosa Keperawatan : Defisit Perawatan Diri

3. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi keperawatan


keperawatan
1. Defisist 1. kemampuan mandi intervensi utama ( dukungan
perswatan diri meningkat perawatan diri )
2. kemampuan
mengenakan pakaian observasi
meningkat a. identifikasi kebiasaan
3 .kemampuan makan aktualitas perawatan diri sesuai
meningkat usia
4. kemampuan ke toilet b. monitor tingkat kemandirian
(bab atau bak) meningkat c. identifikasi bantuan alat bantu
5. verbalisasi keinginan kesehatan diri, berpakaian,
melakukan perawatan berhias dan makan
diri meningkat
6. minat melakukan terapeutik
perawatan diri a. sediakan lingkungan yang
terapeutik
b. siapkan keperluan pribadi
c. dampingi dalam melakukan
perawatan diri sampai mandiri
d. fasilitasi untuk menerima
keadaan ketergantungan
e. fasilitas kemandirian bantu jika
tidak mampu melakukan
perawatan diri
f. jadwalkan rutinitas perawatan
diri

edukasi
a. anjurkan melakukan perawatan
diri secara konsisten sesuai
kemampuan

4. Implementasi Keperawatan

DX Waktu Implementasi Respon hasil Evaluasi


Keperawatan pelaksa formatif
naan
Defisit Jumat, Intervensi utama : S : pasien
perawatan 26 1. pasien mengatakan
diri Agustus 1. mengidentifikasi mengatakan malas untuk
2022 kebiasaan aktivitas mandi jika mandi, pasien
perawatan diri disuruh oleh mandi jika
perawat saja disuruh
2. memonitor perawat saja
tingkat 2. pasien belum
kemandirian mandiri dalam O:
melakukan 1. pasien
3. menyiapkan personal hygiene tanpa tidak
keperluan pribadi (mandi bersih
seperti sikat gigi menggunakan 2. badan
sabun mandi sabun, menyikat pasien tercium
gigi memotong bau yang khas
4. mendampingi kuku)
dalam melakukan
perawatan diri 3. mengambil alat A : masalah
sampai mandiri mandi berupa belum teratasi
sikat gigi. pasta
5. menjadwalkan gigi dan sabun P : intervensi
rutinitas perawatan mandi dilanjutkan
diri
4. pasien mandiri I : lanjutkan
6. menghancurkan melakukan mandi, intervensi
melakukan gosok gigi dan
perawatan diri memotong kuku E : defisit
secara konsisten sesuai dengan perawatan diri
sesuai kemampuan yang dianjurkan
perawat R : tidak ada
5. membuat revisi
jadwal mandi dua
kali sehari, gosok
gigi setiap mandi
memotong kuku
satu minggu
sekali
6. pasien mau
menggosok gigi
dan mandi kalau
ada perawat yang
menyuruh

Defisit Sabtu, Intervensi utama : S : pasien


perawatan 27 1. pasien mengatakan
diri Agustus 1. mengidentifikasi mengatakan malas untuk
2022 kebiasaan aktivitas mandi jika mandi, pasien
perawatan diri disuruh oleh mandi jika
perawat saja disuruh
2. memonitor perawat saja
tingkat 2. pasien belum
kemandirian mandiri dalam O:
melakukan 1. pasien
3. menyiapkan personal hygiene tanpa tidak
keperluan pribadi (mandi bersih
seperti sikat gigi menggunakan 2. badan
sabun mandi sabun, menyikat pasien tercium
gigi memotong bau yang khas
4. mendampingi kuku)
dalam melakukan
perawatan diri 3. mengambil alat A : masalah
sampai mandiri mandi berupa belum teratasi
sikat gigi. pasta
5. menjadwalkan gigi dan sabun P : intervensi
rutinitas perawatan mandi dilanjutkan
diri
4. pasien mandiri I : lanjutkan
6. menghancurkan melakukan mandi, intervensi
melakukan gosok gigi dan
perawatan diri memotong kuku E : defisit
secara konsisten sesuai dengan perawatan diri
sesuai kemampuan yang dianjurkan
perawat R : tidak ada
revisi
5. membuat
jadwal mandi dua
kali sehari, gosok
gigi setiap mandi
memotong kuku
satu minggu
sekali

6. pasien mau
menggosok gigi
dan mandi kalau
ada perawat yang
menyuruh

5. Evaluasi Keperawatan

No Diagnosa Evaluai sumatif


1. Defisit perawatan diri S : pasien mengatakan selalu mandi dengan
jadwal yang diberikan, pasien mengatakan sudah
dapat melakukan kegiatan mandi dengan mandiri
tanpa harus disuruh oleh perawat

O:
1. pasien tampak bersih
2. pasien tampak rapi
3. gigi pasien tanpa bersih
4. badan pasien tidak tercium bau yang khas lagi

A: masalah teratasi

P : intervensi dihentikan

Anda mungkin juga menyukai