Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Ners Volume 3 Nomor 2 Tahun 2019 Halaman 39 - 48

JURNAL NERS
Research & Learning in Nursing Science
http://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/ners
HUBUNGAN MOTIVASI DIRI DAN DUKUNGAN TENAGA KESEHATAN
DENGAN KEPATUHAN DIET PENDERITA DM TIPE 2 DI WILAYAH
KERJA UPTD PUSKESMAS BANGKINANG KOTA TAHUN 2019
Erma Kasumayanti1, Bonita Rahayu 2
Program Studi Sarjana KeperawatanUniversitas Pahlawan Tuanku Tambusai
erma.nabihan@gmail.com
Abstrak
Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu keadaan darurat kesehatan global terbesar di abad ke-21. Diabetes
mellitus merupakan penyakit keturunan atau genetik yang sulit disembuhkan tetapi dapat dikontrol dengan
program diet 3 J yaitu jumlah, jenis dan jadwal. Kepatuhan pasien terhadap program diet merupakan salah
satu kendala pada penderita diabetes mellitus tipe 2. Kepatuhan disebabkan oleh banyak faktor salah satunya
motivasi diri dan dukungan tenaga kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah
hubungan motivasi diri dan dukungan tenaga kesehatan dengan kepatuhan diet penderita DM tipe 2 di
Wilayah Kerja Pusksmas Bangkinang Kota. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan
cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian penderita DM tipe 2 di Wilayah Kerja
Puskesmas Bangkinang Kota yang berjumlah 86 orang dengan teknik pengambilan sampel purposive
sampling. Pengolahan data menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian didapatkan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara motivasi diri (pvalue = 0,000) dan dukungan tenaga kesehatan (p value =
0,020) dengan kepatuhan diet penderita DM tipe 2 di Wilayah Kerja Puskesmas Bangkinang Kota. Hasil
penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh penderita DM tipe 2 diharapkan dapat mematuhi pola
makan yang benar menurut diet 3j, yaitu jenis, jumlah dan jadwal yang dianjurkan oleh petugas kesehatan,
penderita diharapkan menjalankan perilaku hidup sehat.
Kata Kunci: DM tipe 2, Kepatuhan Diet, Motivasi Diri,Dukungan Tenaga Kesehatan.

Abstract
Diabetes mellitus (DM) is one of the biggest global health emergencies in the 21st century. Diabetes mellitus
is a genetic or hereditary disease that is difficult to cure but can be controlled with a 3 J diet program that is
the number, type and schedule. Patient adherence to the diet program is one of the obstacles in patients with
type 2 diabetes mellitus. Compliance is caused by many factors, one of which is self-motivation and support
of health workers. The purpose of this study was to determine whether there is a relationship between
selfmotivation and support of health workers with diet compliance with DM type 2 sufferers in the Work Area
of the Community Health Center of Bangkinang City. This research is a quantitative study with cross
sectional design. The sample in this study were some patients with type 2 diabetes mellitus in the work area
of the City Health Center Bangkinang, amounting to 86 people with a purposive sampling technique. Data
processing using chi-square test. The results showed that there was a significant relationship between self-
motivation (p value = 0,000) and support of health workers (p value = 0.020) with diet compliance of DM
type 2 sufferers in the Bangkinang City Health Center Work Area. The results of this study are expected to be
used by people with type 2 diabetes are expected to be able to comply with the correct diet according to diet
3j, namely the type, amount and schedule recommended by health workers, patients are expected to carry out
healthy living behaviors.

Keywords: DM type 2, Diet Compliance, Self Motivation, Support Health Worker

Corresponding author :
Address : Jl. Tuanku Tambusai No. 23 Bangkinang
Email : erma.nabihan@gmail.com
Phone : 08117670308

Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media Online)


40 | H U B U N G A N M O T I V A S I D I R I D A N D U K U N G A N T E N A G A K E S E H A T A N
DENGANKEPATUHANDIETPENDERITADMTIPE2DIWILAYAHKERJAUPTDPUSKE
SMASBANGKINANGKOTATAHUN2019

ke-21. Diabetes mellitus adalah penyakit kronis


PENDAHULUAN dan merupakan masalah kesehatan masyarakat
Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu baik secara global, regional, nasional, dan lokal.
keadaan darurat kesehatan global terbesar di abad Wordl Health Organization (WHO) melaporkan 2

bahwa 63,50% penyebab kematian di dunia adalah No Puskesmas Jumlah Persentase (%)
Kasus
penyakit tidak menular, salah satu penyakit tidak
menular yaitu diabetes mellitus (Infodatin, 2019). 1. Bangkinang Kota 617 9,24
2. Bangkinang 505 7,57
American Diabetes Association (ADA) tahun 2010 3. Salo 90 1,34
mendefinisikan diabetes mellitus (DM) sebagai 4. Kuok 347 5,20
suatu penyakit metabolik dengan karakteristik 5. Kampar 544 8,15
90
hiperglikemia karena adanya kelainan sekresi 6. Kampar Utara
216
1,34
7. Rumbio Jaya 3,23
insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya (Perkeni, 8. Kampar Timur 394 5,90
2015). Terdapat dua kategori utama diabetes 9. Tambang 177 2,65
87
mellitus yaitu DM tipe 1 dan DM tipe 2. Diabetes 10. Siak Hulu I
148
1,30
mellitus (DM) tipe 1 disebabkan oleh reaksi 11. Siak Hulu II 2,21
137
12. Siak Hulu III 2,05
autoimun, dimana sistem pertahanan tubuh 13. Perhentian Raja
559
8,37
45
menyerang sel beta penghasil insulin di pankreas. 14. Kampar Kiri 703 0,67
Akibatnya tubuh tidak lagi dapat memproduksi 15. Kampar Kiri Tengah 227 10,53
insulin yang di butuhkan. Diabetes mellitus (DM) 16. Kampar Kiri Hilir 137 3,40
17. Kampar Kiri Hulu I 50 2,05
tipe 2 disebabkan karena terjadinya resistensi 18. Kampar Kiri Hulu II 0,74
63
insulin atau penurunan jumlah kadar insulin, 19. Gunung Sahilan I 172 0,94
sehingga kadar glukosa darah meningkat (IDF, 20. Gunung Sahilan II 127 2,57
21. Tapung 1,90
2015). 22. Tapung I
85
1,27
225
Saat ini hampir setengah miliar orang hidup 23. Tapung II 434 3,37
dengan diabetes mellitus (DM). 24. Tapung Hulu I 101 6,50
Prevalensi kejadian DM di dunia setiap tahunnya 25. Tapung Hulu II 146 1,51
26. Tapung Hilir I 47 2,18
mengalami peningkatan. Menurut International 27. Tapung Hilir II 0,70
45
Diabetes Federation (IDF) ditunjukkan tahun 2015 28. XIII Koto Kampar I 41 0,67
jumlah penderita DM 415 juta jiwa dan mengalami 29. XIII Koto Kampar II 48 0,61
30. XIII Koto Kampar III 0,71
peningkatan pada tahun 2017 dengan jumlah penderita 64
31. Koto Kampar Hulu 6671 0,95
425 juta jiwa yang menyebabkan kematian 4 Jumlah 100%
juta jiwa akibat DM dan Sumber: Data Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar tahun 2018
komplikasinya. Tahun 2045 prevalensi DM di dunia Berdasarkan tabel 1.1 dapat dilihat dari 31
diperkirakan International Diabetes Puskesmas di Kabupaten Kampar Puskesmas
Federation (IDF) akan meningkat dengan jumlah Bangkinang Kota menempati urutan ke-2 tertinggi
penderita 629 juta jiwa (IDF, 2017). dengan kasus DM tipe 2 terdapat 617 kasus.
Berdasarkan laporan International Diabetes Berdasarkan data yang di dapat dari Puskesmas
Federation (IDF) prevalensi DM di Indonesia Bangkinang Kota jumlah penderita DM tipe 2 di
tahun 2015 yaitu 10,0 juta jiwa dan meningkat Puskesmas Bangkinang Kota tahun 2017 sebanyak
pada tahun 2017 dengan jumlah penderita 10,3 529 kasus, dan pada tahun 2018 kasus DM tipe 2
juta jiwa. Indonesia merupakan peringkat ke enam meningkat, terdapat sebanyak 617 kasus. Data ini
di dunia dengan penderita DM terbanyak setelah menunjukkan bahwa kasus DM tipe 2 di
Negara Tiongkok, India, Amerika Serikat, Brazil Puskesmas Bangkinang kota mengalami
dan Maxico (IDF,2017). Menurut Riset Kesehatan peningkatan dari tahun ke tahun (Puskesmas
Dasar (Rikesdas) prevalensi DM di Indonesia Bangkinang Kota, 2018).
tahun 2018 sebesar 8,5% dengan estimasi jumlah Beberapa faktor risiko yang berpengaruh
penderita DM mencapai 16 juta jiwa (Kemenkes pada peningkatan kejadian DM antara lain gaya
RI, 2019). Tidak terkecuali di Provinsi Riau, hidup, obesitas (kegemukan), pola makan yang
prevalensi DM di Provinsi Riau mengalami tidak sehat dan kurang aktivitas fisik. Pola makan
peningkatan 5 tahun terakhir. Prevalensi DM
yang tidak sehat merupakan salah satu penyebab
tahun 2013 sebesar 1,0% dan mengalami
utama penyakit DM (Susilo, 2011). Perubahan
peningkatan pada tahun
Jurnal Ners Universitas 2018 sebesar 1,9%
Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media
(Rikesdas, 2018). Dari semua kasus diabetes 90- perilaku masyarakat sekarang dan polaOnline)
makan
95% merupakan Diabetes Mellitus (DM) tipe 2. yang mengarah pada makanan instan atau cepat
Data yang di dapat dari Dinas Kesehatan Kabupaten saji yang dengan kandungan tinggi energi, lemak
Kampar tahun 2018 penderita DM tipe dan rendah serat berkontribusi besar pada
peningkatan prevalensi DM (Febsi,2016). Semakin
meningkatnya angka diabetes mellitus (DM) dan
tingginya biaya perawatan penderita, maka upaya
paling baik yang dapat dilakukan dengan
41 | H U B U N G A N M O T I V A S I D I R I D A N D U K U N G A N T E N A G A K E S E H A T A N
DENGANKEPATUHANDIETPENDERITADMTIPE2DIWILAYAHKERJAUPTDPUSKE
SMASBANGKINANGKOTATAHUN2019

terdapat sebanyak 6.671 kasus. Sedangkan data pencegahan. Pencegahan komplikasi dan
jumlah DM tipe 2 pada 31 Puskesmas di keparahan yang terjadi dari penyakit DM dapat
Kabupaten Kampar dapat dilihat pada tabel dilakukan dengan 4 pilar utama dalam
berikut: penatalaksanaan DM yaitu obat (terapi
Tabel 1.1 Jumlah penderita DM tipe 2 pada 31 farmakologi), latihan jasmani yang teratur,
Puskesmas di Kabupaten Kampar Tahun 2018 perencanaan makanan (diet), dan edukasi (Perkeni,
2015).
Diet merupakan salah satu terapi utama
penderita DM tipe 2 (Susilo, 2011). Terapi diet ini
diusahakan dapat memenuhikebutuhan hidup
penderita DM tipe 2, sehingga pelaksanaannya
mengikuti pedoman 3J yaitu jenis makanan,
jumlah kalori yang dibutuhkan dan jadwal makan
yang harus diikuti (Perkeni, 2015). Terapi diet ini
bertujuan untuk mempertahankan kadar glukosa
dalam darah mendekatinormal, sehingga
mengurangi dan mencegah terjadinya komplikasi
serius yang dapat mengancam jiwa seperti
penyakit kardiovaskuler, neuropati, nefropati, dan
penyakit mata yang dapat menyebabkan retinopati
dan kebutaan (IDF, 2015).
Salah satu cara untuk mencegah terjadinya
komplikasi adalah patuh menjalankan diet (Risti
dan Isnaeni, 2017). Masalah yang terjadi adalah
sebagian besar penderita DM tidak patuh
mengikuti diet yang dianjurkan. Menurut laporan
WHO (2013), kepatuhan rata–rata pasien pada
terapi jangka panjang terhadap penyakit kronis di
negara maju hanya sebesar 50% sedangkan di
negara berkembang jumlah tersebut bahkan lebih
rendah (Hartanto, 2016).
Hasil penelitian dari Diabetes Control and
Complication (DCCT) menunjukkan tingkat
kepatuhan terhadap pengelolaan diabetes mellitus
(DM) didapati 75% tidak mengikuti diet yang
dianjurkan. Pengendalian diabetes melitus (DM)
yang baik dapat mengurangi komplikasi kronik
DM antara 20-30% (DCCT, 2008 dalam Hartanto,
2016). Hasil dari Rikesda tahun 2013
menunjukkan masih banyak penderita DM di
Indonesia tidak patuh dalam menjalankan diet
yang dianjurkan bisa terlihat dari 53,1% masih
mengkonsumsi makan/minuman manis lebih dari
1x/hari,26,2% masih mengkonsumsi
makanan/minuman asin lebih dari 1x/hari,
dan40,7% masih mengonsumsi makanan/minuman
berlemak lebih dari 1x/hari. Ketidakpatuhan ini
selalu menjadi hambatan untuk tercapainya usaha
pengendalian DM (Infodatin, 2014).
Suatu pengobatan, sangat dipengaruhi oleh
kepatuhan penderita DM untuk menjaga
kesehatannya. Dengan kepatuhan yang baik,
pengobatan secara primer maupun sekunder dapat
terlaksana secara optimal dan kualitas kesehatan
bisa tetap dirasakan. Banyak faktor yang

Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media Online)


42 | H U B U N G A N M O T I V A S I D I R I D A N D U K U N G A N T E N A G A K E S E H A T A N
DENGANKEPATUHANDIETPENDERITADMTIPE2DIWILAYAHKERJAUPTDPUSKE
SMASBANGKINANGKOTATAHUN2019

mempengaruhi kepatuhan diet. Hasil penelitian kesehatan berperan sebagai komunikator dan
Nurhidayat (2017) menunjukkan faktor yang penderita sebagai penerima pesan. Komunikasi
mempengaruhi kepatuhan diet pada penderita DM tenaga kesehatan berupa komunikasi yang efektif
adalah pengetahuan, sikap, dukungan keluarga, cara penyampaian pesan kepada penderita DM
dan dukungan tenaga kesehatan. Sedangakan hasil supaya paham, kemudahan pesan yang diterima
penelitian yang dilakukan oleh Yulia (2015) oleh penderita dan instruksi dengan bahasa yang
menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi sederhana sehingga penderita DM hafal (Ilmah dan
kepatuhan diet antara lain pendidikan, Rochmah, 2015).
pengetahuan, persepsi, motivasi diri, lama Berdasarkan studi pendahuluan
menderita DM, dukungan keluarga, dan peran yang dilakukan peneliti dengan melakukan
petugas kesehatan. wawancara
Motivasi adalah dorongan dari dalam yang
di gambarkan sebagai harapan, keinginan, dan
sebagainya yang bersifat menggiatkan atau
menggerakkan individu untuk bertindak atau
bertingkahlaku guna memenuhi kebutuhan
(Toruan, dkk 2019). Tidak mudah mengatur pola
makan bagi penderita DM, karena pasti akan
timbul kejenuhan bagi penderita DM karena menu
yang dikonsumsi serba dibatasi sehingga
diperlukan adanya motivasi bagi penderita untuk
dapat mengontrol glukosa darah dengan cara
mengatur pola makan. Motivasi sangat penting
peranannya karena dengan motivasi mampu
membuat seseorang melakukan sesuatu untuk
mencapai tujuan yang diinginkan. Sikap perilaku
dalam kesehatan individu juga dipengaruhi oleh
motivasi dari individu untuk berperilaku yang
sehat dan menjaga kesehatan. Tanpa motivasi
dalam pengaturan diet penderita DM akan
mengalami ketidakpatuhan dalam mengatur pola
makan sehari-hari (Nurhidayat, 2017). Selain
motivasi diri faktor lain yang mempengaruhi
kepatuhan diet pada penderita DM adalah
dukungan tenaga kesehatan.
Dukungan tenaga kesehatan dapat
mempengaruhi perilaku kepatuhan penderita DM.
Tenaga kesehatan seperti perawat berperan sebagai
edukator dengan cara memberikan informasi yang
tepat pada penderita diabetes mellitus (DM)
tentang penyakit DM, memberikan pendidikan
kesehatan terkait pencegahan agar tidak terjadi
komplikasi yang berlanjut, pengobatan ke
panderita dan memberikan pendidikan kesehatan
tentang bagaimana pengelolaan diabetes mellitus
yang benar sehingga dapat memotivasi penderita
DM (Ilmah dan Rochmah, 2015).
Dukungan yang diberikan tenaga kesehatan
bisa berupa instruksi tentang bagaimana diet yang
benar pada penderita DM, pemahaman penderita
tentang instruksi diet akan mempengaruhi tingkat
kepatuhan penderita DM begitu juga sebaliknya,
jika penderita tidak paham akan instruksi tenaga
kesehatan maka penderita akan tidak mematuhi
anjuran diet tersebut. Pada pengelolaan DM tenaga

Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media Online)


43 | H U B U N G A N M O T I V A S I D I R I D A N D U K U N G A N T E N A G A K E S E H A T A N
DENGANKEPATUHANDIETPENDERITADMTIPE2DIWILAYAHKERJAUPTDPUSKE
SMASBANGKINANGKOTATAHUN2019

pada 10 orang pasien DM yang rawat jalan di bersamaan (sekali waktu) antara faktor resiko atau
Puskesmas Bangkinang Kota, bulan April 2019. paparan dengan penyakit (Hidayat, 2011).
Dari 10 orang yang berobat ke poli Puskesmas Dimanadalampenelitianinivariable independent
adalah penderita DM tipe 2 terdapat 4 pasien (motivasi diri dan dukungan tenaga kesehatan)
(40%) patuh menjalankan diet DM, pasien dengan Variabel Dependent (kepatuhan diet DM)
mengatakan selalu menjaga pola makan dan diteliti dalam waktu bersamaan.
mematuhi diet yang dianjurkan oleh dokter, Pasien
memiliki motivasi tinggi terhadap kesembuhan
penyakit yang dideritanya, sehingga pasien Lokasi dan Waktu Penelitian
menjalankan diet yang dianjurkan. Pasien juga Lokasi penelitian dilakukan di Wilayah
mengatakan bahwa tenaga kesehatan memberikan Kerja Puskesmas Bangkinang Kota, Kecamatan
penyuluhan mengenai perencaan makan atau diet, Bangkinang Kota, Kabupaten Kampar pada
sehingga menambah pengetahuan pasien tentang tanggal 9 Juli s/d 15 Juli 2019.
penyakitnya. Dan dari 10 orang pasien terdapat 6
pasien (60%) tidak patuh manjalankan diet yang Populasi Penelitian
di anjurkan, Pasien memiliki motivasi diri kurang Populasi adalah keseluruhan objek yang
dalam menjalankan diet, pasien mengatakan akan diteliti (Notoatmodjo, 2012). Populasi dalam
walaupun sudah mengerti tentang diet yang harus penelitian ini adalah semua penderita DM tipe 2 di
dijalaninya, tetapi masih tetap memakan makanan Wilayah Kerja Puskesmas Bangkinang Kota yaitu
selain diet yang diberikan, alasannya karena pasien sebanyak 617 orang.
merasa bosan dan jenuh. Pasien lebih percaya
hanya dengan mengonsumsi obat-obatan dapat Sampel
mengontrol kadar gula darah dan tidak perlu Sampel bagian dari jumlah dan karakteristik
adanya pengaturan dalam makan. Pasien yang memiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono,
mendapatkan informasi dari tenaga kesehatan 2010). Sampel dalam penelitian ini adalah
melalui penyuluhan kesehatan mengenai diet DM, penderita DM tipe 2 yang di Wilayah Kerja
namun pasien menyatakan bahwa hal tersebut Puskesmas Bangkinang Kota. Jumlah sampel
tidak membuat mereka benar-benar memahami dalam penelitian ini adalah sebanyak 86 orang.
manfaat dari penatalaksanaan DM salah satunya Teknik pengambilan sampel dalam
diet, sehingga membuat penderita tidak mematuhi penelitian ini menggunakan teknik purposive
anjuran dan rekomendasi dari tenaga kesehatan sampling. Pusposive sampling yaitu pengambilam
khususnya perawat. sampel secara purposive didasarkan pada suatu
Berdasarkan wawancara dengan seorang pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti
tenaga kesehatan di Puskesmas Bangkinang Kota, sendiri, ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah
mengatakan bahwa program pengelolaan DM di diketahui sebelumnya (Notoatmodjo, 2012).
Puskesmas Bangkinang Kota meliputi pengelolaan
farmakologis yaitu pemberian obat hipoglikemik Alat Pengumpulan Data
oral dan insulin.Pengelolaan nonfarmakologis Dalam penelitian ini untuk membantu
meliputi penyuluhan kesehatan tentang pengumpulan data, instrumen yang digunakan ada
pengelolaan DM mengenai perencanaan makan 4 kuesioner. Kuesioner untuk melihat karakteristik
atau diet. Penyuluhan langsung di berikan oleh responden.Kuesioner motivasi diri menjalani diet
dokter dan perawat pada saat pasien berkunjung DM terdiridari 8 item pertanyaan menggunakan
ke Puskesmas. skala guttman. Uji validitas dan reabilitas
Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik kuesioner motivasi diri ini telah dilakukan dalam
meneliti “Hubungan motivasi diri dan dukungan penelitian Lestari (2012). Hasil Alpha Cronbach :
tenaga kesehatan dengan kepatuhan diet 0,733.Kuesioner dukungan tenaga kesehatan berisi
penderita DM tipe 2 di Wilayah Kerja 5 item pernyataan menggunakan skala guttman.Uji
UPTD Puskesmas Bangkinang Kota”. validitas dan reabilitas kuesioner telah dilakukan
dalam penelitian Nurhidayat (2017). Hasil Alpha
METODE PENELITIAN Cronbach : 0,797.
Desain Penelitian Kuesioner kepatuhan diet DM terdiri dari 20 item
Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik pernyataan menggunakan skala likert.Kuesioner
kuantitatif dengan pendekatan deskriptif terdiri dari pernyataan tentang jenis makanan (8
corelational. Dengan rancangan cross sectional item), jumlah kalori (7 item), dan jadwal makan (5
merupakan rancangan penelitian dengan item). Uji validitas dan reabilitas kuesioner
melakukan pengukuran atau pengamatan pada saat kepatuhan diet DM ini telah dilakukan dalam
Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media Online)
44 | H U B U N G A N M O T I V A S I D I R I D A N D U K U N G A N T E N A G A K E S E H A T A N
DENGANKEPATUHANDIETPENDERITADMTIPE2DIWILAYAHKERJAUPTDPUSKE
SMASBANGKINANGKOTATAHUN2019

penelitian Rasmadi (2018). Hasil Alpha IRT dengan jumlah 40 orang (46,5%), dan
Cronbach :0,966. sebagian besar menderita penyakit DM tipe 2
≤5 tahun dengan jumlah 50 orang (58,1%).
Analisa Data
Analisis data dalam penelitian dilakukan 2. Kepatuhan Diet
dengan menggunakan program komputer dimana Distribusifrekuensikepatuhan diet
akan dilakukan 2 macam analisis data, yaitu dapatdilihatpada tabel berikut:
analisis univariat dan analisis bivariat.
Tabel 2: Distribusi Frekuensi Kepatuhan Diet Pada
Penderita DM Tipe 2 diWilayah Kerja
Puskesmas Bangkinang Kota Tahun 2019
HASIL DAN PEMBAHASAN No Kepatuhan Frekuensi Persentase
AnalisaUnivariat Diet DM (%)
Analisa data dilakukan secara univariat yaitu 1. Patuh 39 45,3%
dengan menilai persentase data yang dikumpulkan 2. Tidak patuh 47 54,7%
dan disajikan dalam tabel distribusi frekuensi jenis Total 86 100%
kelamin, usia, pendidikan terakhir, lama menderita
Sumber: Penyebaran kuesioner
penyakit DM, kepatuhan diet, motivasi diri dan
Dari tabel 2 di atas didapat bahwa kepatuhan
dukungan tenaga kesehatansebagaiberikut:
diet pada penderita DM tipe 2 di Wilayah
Kerja Puskesmas Bangkinang Kota, sebagian
1. Karakteristik Responden
besar tidak patuh menjalani diet dengan
Tabel 1: Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakterisitik
jumlah 47 orang (54,7%).
Penderita DM Tipe 2 Di Wilayah Kerja Puskesmas
Bangkinang Kota Tahun 2019 3. Motivasi Diri
No Karakteristik Frekuensi Presentase
(%)
Distribusifrekuensimotivasidiridapatdilihatpad
1. a tabel berikut:
Jenis kelamin a. 33 38,4%
Laki-laki Tabel 3 : Distribusi Frekuensi Motivasi Diri Penderita
b. Perempuan 53 61,1% DMTipe 2 di Wilayah Kerja Puskesmas
Total 86 100% Bangkinang Kota Tahun 2019
No Motivasi Diri Frekuensi Persentase (%)
2. Usia 1. Motivasi diri 42 48,8%
a. 36-45 tahun 15 17,4%
b. 46-55 tahun 46 53,5% tinggi
c. 56-65 tahun 25 29,1% 2. Motivasi diri 44 51,2%
Total 86 100% rendah
3. Pendidikan a.
SD 12 14,0% Total 86 100%
b. SMP 23 26,7% Sumber: Penyebaran kuesioner
c. SMA 34 39,5%
d.Perguruan tinggi 17 19,8% Dari tabel 3 di atas didapat bahwa motivasi
Total 86 100% diripenderita DM tipe 2 di Wilayah Kerja
4. Pekerjaan Puskesmas Bangkinang Kota, sebagian besar
a. IRT 40 46,5%
memiliki motivasi diri rendah dengan jumlah
b. Wiraswasta 30 34,9%
c. PNS 15 17,4% 44 orang (51,2%).
d.Pensiunan PNS 1 1,2%
Total 86 100% 4. Dukungan Tenaga Kesehatan
5. Lama menderita DM
a. >5 Th 36 41,9%
Distribusifrekuensidukungantenagakesehatand
b. ≤5 Th 50 58,1% apatdilihatpada tabel berikut:
Total 86 100%
Tabel 4: Distribusi Frekuensi Dukungan Tenaga
Sumber: Penyebaran kuesioner Kesehatan pada Penderita DM Tipe 2 di
Dari tabel 1 di atas dapat dilihat bahwa dari 86 Wilayah Kerja Puskesmas Bangkinang Kota
Tahun 2019
penderita DM tipe 2 di Wilayah Kerja Puskesmas No Dukungan Tenaga Frekuensi Persentase
Bangkinang Kota, sebagian besar berjenis kelamin Kesehatan (%)
perempuan dengan jumlah 56 orang (61,1%), 1. Dukungan 56 65,1%
sebagian besar berada pada rentang usia 46-55 tenaga
kesehatan baik
tahun dengan jumlah 46 orang (53,5%), sebagian 2. Dukungan tenaga 30 34,9%
besar memiliki tingkat pendidikan SMA dengan kesehatan kurang
jumlah 34orang (39,5%), sebagian besar pekerjaan Total 86 100%

Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media Online)


45 | H U B U N G A N M O T I V A S I D I R I D A N D U K U N G A N T E N A G A K E S E H A T A N
DENGANKEPATUHANDIETPENDERITADMTIPE2DIWILAYAHKERJAUPTDPUSKE
SMASBANGKINANGKOTATAHUN2019

Sumber: Penyebaran kuesioner 2. Hubungan Dukungan Tenaga Kesahatan


Dari tabel 4 di atas didapat bahwa Dengan Kepatuhan Diet Penderita DM
dukungan tenaga kesehatan pada penderita Tipe 2
DM tipe 2 di Wilayah Kerja Puskesmas
Bangkinang Kota, sebagian besarmendapat Tabel 6: Hasil Analisa Hubungan Dukungan Tenaga
Kesehata Dengan Kepatuhan Diet Penderita DM
dukungan tenaga kesehatan baik dengan Tipe 2 di Wilayah Kerja Puskesmas Bangkinang
jumlah 56 orang (65,1%). Kota Tahun
2019

Analisa Bivariat Kepatuhan Diet


Dukungan Total
Tidak P
No Tenaga Patuh OR
Patuh Value
Analisis bivariat dilakukanuntuk melihat ada Kesehatan
N
tidaknya hubungan antara dua variabel, yaitu N % % N
variabel independen (motivasi diri dan dukungan
1 Baik 31 55,4 25 44,6 56 100
tenaga kesehatan) dan variabel dependen 0,020 3,410
(kepatuhan diet). Uji statistik yang digunakan 2 Kurang 8 26,7 22 73,3 30 100
dalam penelitian ini adalah uji chi-square. Hasil
penelitian disajikan dalam bentuktabel sebagai Total 39 45,3 47 54,7 86 100
berikut: Dari tabel 6 di atas diketahui hasil tabulasi
Hubungan Motivasi Diri Dengan dengan kepatuhan diet penderita DM tipe 2 di
Kepatuhan Diet Penderita DM Tipe 2 Wilayah Kerja Puskesmas Bangkinang Kota
dengan nilai OR = 3,410 artinya penderita DM tipe
Tabel 5: Hasil Analisa Hubungan Motivasi Diri Dengan Kepatuhan Diet 2 dengan dukungan tenaga kesehatan baik
PenderitaDM Tipe 2 di Wilayah
Kerja Puskesmas Bangkinang Kota Tahun 2019 berpeluang sebanyak 3,410 kali untuk patuh
Kepatuhan Diet menjalankan diet.
Motivasi Tidak Total P
No Patuh OR
Diri Patuh Value
N % N % N %

PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian dengan judul
Tinggi 32 76,2 10 23,8 42 100 “Hubungan
motivasi diri dan dukungan tenaga
0,000 16,914
kesehatan dengan kepatuhan diet penderita DM 2 Rendah
7 15,9 37 84,1 44 100 Tipe 2 di Wilayah Kerja Puskesmas Bangkinang
Total 39 45,3 47 54,7 86 100 silang (crosstabs) antara dukungan tenaga
Dari tabel 5 di atas diketahui hasil tabulasi kesehatan dengan kepatuhan diet penderita DM
silang (crosstabs) antara motivasi diri dengan tipe 2 menunjukkan bahwa dari 56 responden
kepatuhan diet penderita DM tipe 2 dengan dukungan tenaga kesehatan baik
menunjukkan bahwa dari 42 responden dengan terdapat 25 responden (44,6%) yang tidak patuh
motivasi diri tinggi terdapat 10 responden menjalankan diet. Sedangkan dari 30 responden
(23,8%) yang tidak patuh menjalankan diet. dengan dukungan tenaga kesehatan kurang
Sedangkan dari 44 responden dengan motivasi terdapat 8 responden (26,7%) yang patuh
diri rendah terdapat 7 responden (15,9%) yang menjalankan diet.
patuh menjalankan diet. Hasil analisa statistik diperoleh nilai signifikan
Hasil analisa statistik diperoleh nilai p value = 0,020 (p value≤ α 0.05). Hal ini dapat
signifikan p value = 0,000 (p value ≤ α 0.05). diartikan bahwa terdapat hubungan yang
Hal ini dapat diartikan bahwa terdapat signifikan antara dukungan tenaga kesehatan
hubungan yang signifikan antara motivasi diri Kota tahun 2019”, maka dapat diuraikan
dengan kepatuhan diet penderita DM tipe 2 di pembahasan sebagai berikut:
Wilayah Kerja Puskesmas Bangkinang Kota
dengan nilai OR = 16,914 artinya penderita DM 1. Kepatuhan Diet Penderita DM Tipe 2 Dari
tipe 2 dengan motivasi diri tinggi berpeluang hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti di
sebanyak 16,914 kali untuk patuh menjalankan Wilayah Kerja Puskesmas Bangkinang Kota
diet. terhadap penderita DM tipe 2 dapat diketahui
masih banyak penderita DM tipe 2 tidak patuh
menjalankan diet, dari 86 responden terdapat 47
responden (54,7%) tidak patuh menjalankan diet
Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media Online)
46 | H U B U N G A N M O T I V A S I D I R I D A N D U K U N G A N T E N A G A K E S E H A T A N
DENGANKEPATUHANDIETPENDERITADMTIPE2DIWILAYAHKERJAUPTDPUSKE
SMASBANGKINANGKOTATAHUN2019

dan terdapat 39 responden (45,3%) yang patuh dipengaruhi oleh jenis kelamin. Hasil penelitian
menjalankan diet. didapatkan bahwa persentase jenis kelamin
Ketidakpatuhan penderita DM tipe 2 dikarenakan responden terbanyak adalah jenis kelamin
kesulitan menjalani diet DM berdasarkan 3j (jenis perempuan yaitu sebanyak 53 responden (61,1%),
makanan, jumlah, dan waktu makan). Makanan sedangkan responden jenis kelamin laki-laki
yang serba dibatasi, takaran yang harus tepat dan sebanyak 33 responden (38,4%). Beberapa hasil
waktu makan yang harus diikuti ini membuat penelitian menunjukkan bahwa angka kejadian
penderita bosan dan jenuh. Salah satu yang DM pada perempuan lebih banyak dibandingkan
menyulitkan yaitu pemilihan jenis makanan, yang laki-laki.
biasanya tidak ada batasan mengkonsumsi Jenis kelamin merupakan kualitas yang
makanan yang disukai sepertigoreng-gorengan, menentukan individu itu laki-laki dan perempuan
makananatauminuman manis dan sekarang harus yang menyatakan perbedaan secara anatomis
adanya batasan mengkonsumsi makanan tersebut. fisiologis pada manusia menyebabkan perbedaan
Sehingga penderita sering melanggar aturan diet. struktur tingkah laku dan struktur aktivitas antara
Hal ini didukung dengan hasil penyebaran pria dan wanita. Prilaku kesehatan antara pria dan
kuesioner penelitian, sebagian besar responden wanita pada umumnya wanita lebih
masih sering melangar aturan diet seperti saat memperhatikan dan peduli pada kesehatan mereka
kadar gula darah nya normal responden memakan dan lebih sering menjalani pengobatan
makanan pantangan bagi penderita diabetes dan dibandingkan pria.
tidak mematuhi anjuran diet. Jenis kelamin merupakan salah satu faktor
Hasil penelitian dari Diabetes Control and yang mempengaruhi prilaku kesehatan, termasuk
Complication (DCCT) tingkat kepatuhan terhadap dalam pola makan. Wanita lebih sering
pengelolaan diabetes melitus didapati menggunakan fasilitas kesehatan dari pada lakilaki
tingkatkepatuhan terhadap terapi obat lebih baik dan wanita sering berpartisipasi dalam
dari kepatuhan mengikuti diet yang dianjurkan pemeriksaan kesehatan (Kusumawati, 2014). Hal
(DCCT, 2008 dalam Hartanto, 2016). Hasil dari ini sejalan dengan penelitian Hestiana (2017)
penelitian yang dilakukan Yulia (2015) didapat terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan
bahwa dari 70 responden tingkat kepatuhan kepatuhan dalam pengelolaan diet, nilai p value
penderita DM terhadap terapi diet adalah 31,4%. (0,01).
Kepatuhan penderita menjalankan diet Selain itu usia juga mempengaruhi tingkat
karena adanya kepercayaan bahwa pengaturan kepatuhan responden. Berdasarkan hasil penelitian
makan atau diet dapat mengontrol gula darah dan ini didapatkan bahwa usia terbanyak adalah pada
mencegah terjadinya keparahan penyakit atau kelompok rentang usia lansia awal(46-55 tahun)
kecatatan yang diakibatkan oleh penyakitnya yaitu sebanyak 46 responden (53,5%), selanjutnya
dengan menghindari makanan pantangan bagi pada kelompok rentang usia (56-65 tahun) yaitu
penderita diabetes. Hal ini didukung dengan sebanyak 25 responden (29,1%), dan paling sedikit
wawancara dengan responden saat penelitian, pada rentang usia (36-45 tahun) yaitu sebanyak 15
responden mengatakan bahwa memiliki keinginan responden (17,4%). Hasil penelitian ini sejalan
tinggi ingin sembuh dari penyakitnya yang dengan penelitian yang dilakukan oleh Kurniawaty
bisadikendaliakandenganpengaturanmakan. dan Yanita (2016) yang menunjukkan bahwa
Kepercayaan atau keyakinan, sikap dan responden yang memiliki umur >50 tahun
kepribadian juga sangat berpengaruh kepada cenderung berisiko untuk terkena penyakit DM
kepatuhan penderita dalam pelaksanaan diet tipe 2. Hal ini terjadi akibat penuaan yang dapat
karena faktor tersebut adalah faktor internal dalam menyebabkan menurunnya sensitifitas insulin dan
diri seseorang. Orang yang memiliki kepribadian penurunan fungsi tubuh terhadap aktivitas
yang pesimis akan mudah menyerah dalam metabolisme glukosa didalam darah. Tarwoto
menghadapi pengobatan serta pengaturan makan (2016 dan Toruan, dkk 2018) menyatakan bahwa
karena merasa bahwa pengobatan tersebut sangat DM tipe 2 banyak terjadi pada usia dewasa lebih
sulit dilakukan. Karena itu, untuk orang yang dari 45 tahun karena berkembang lambat dan
memiliki kepribadian yang pesimis serta sikap terkadang tidak terdeteksi, namun bila kadar gula
yang negatif sangat membutuhkan dukungan dari darah tinggi baru dapat dirasakan tanda dan gejala
luar seperti dukungan sosial dan dukungan seperti kelemahan, poliuri, polidipsi, dan gangguan
keluarga (Niven, 2002 dalam Toruan, dkk 2018). penglihatan, sehingga banyak orang mengetahui
Menurut asumsi peneliti kepatuhan penderita bahwa mereka terkena DM tipe 2 setelah usia
DM tipe 2 dalam penelitian ini juga dipengaruhi lanjut.
oleh karakterisitik responden. Salah satunya
Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media Online)
47 | H U B U N G A N M O T I V A S I D I R I D A N D U K U N G A N T E N A G A K E S E H A T A N
DENGANKEPATUHANDIETPENDERITADMTIPE2DIWILAYAHKERJAUPTDPUSKE
SMASBANGKINANGKOTATAHUN2019

Hasil penelitian juga menyatakan bahwa sebagian menjalankan diet terdapat sebanyak 60 responden
responden dengan usia rentang usia 56-60 tahun (60%).
cenderung tidak mengetahui tanda gejala DM. Dorongan dan motivasi memegang peranan
Didapatkan bahwa responden sering lupa penting karena motivasi berisikan perilaku,
mengenai penatalaksanaan DM. Hal ini perubahan pola makan bagi penderita DM
dikarenakan faktor usia tersebut rentan untuk didasarkan pada keinginanan pasien untuk sembuh
mengalami penurunan fungsi kognitif dalam dan mengurangi risiko komplikasi akibat
mengingat apa saja anjuran yang telah diberikan menderita DM sehingga mereka termotivsi untuk
oleh petugas kesehatan terhadap program diet mengikuti progaram diet yang dianjurkan (Bertalin
sehingga perlu adanya dukungan dari keluarga dan Purnama, 2017).
untuk membantu mengingatkan pasien. Hal ini Menurut asumsi penelitian penderita DM
sejalan dengan penelitian Hestiana (2017) terdapat tipe 2 yang memiliki motivasi diri rendah patuh
hubungan usia dengan kepatuhan pengelolaan diet, menjalankan diet dikarenakan kurangnya dorongan
nilai p value (0,01). dari dalam diri penderita serta kurangnya dorongan
Ketidakpatuhan dapat mendatangkan keluarga lainnya untuk menjalankan diet.
konsekuensi beberapa konsekuensi yang harus Hal ini sejalan dengan hasil penelitian
ditanggung individu. Beberapa konsekuensi yang Toruan, dkk (2018), terdapat hubungan signifikan
harus ditanggung individu mungkin tidak antara motivasi diri dengan kepatuhan diet p value
dirasakan secara langsung, namun dampak serius =0,010. Penderita DM tipe 2 yakin apabila
akibat sikap tidak patuh mampu memberikan efek mematuhi diet yang dianjurkan dengan mengatur
dikemudian hari. Rendahnya tingkat kepatuhan menu makanan sehari-hari tubuh mereka akan
pasien dan keyakinan tentang penyakit, motivasi merasa lebih baik dan merasa kadar gula darah
untuk mengolahnya, kepercayaan tentang sudah terkontrol.
kemampuan untuk terlibat dalam perilaku
manajemen penyakit dan harapan mengenai hasil 3. Hubungan Dukungan Tenaga Kesehatan
pengobatan serta konsekuensinya dari Dengan Kepatuhan DietPenderita DM Tipe
ketidakpatuhan berinteraksi untuk mempengaruhi 2 Di Wilayah Kerja Puskesmas
kepatuhan dengan cara yang belum sepenuhnya Bangkinang Kota Tahun 2019
dipahami (Pujiastuti, 2016). Dari hasil penelitian ini, diketahui terdapat
hubungan yang signifikan antara dukungan tenaga
2. Hubungan Motivasi Diri Dengan Kepatuhan kesehatan dengan kepatuhan diet penderita
Diet PenderitaDM Tipe 2 di Wilayah Kerja diabetes mellitus tipe 2 di Wilayah Kerja
Puskesmas Bangkinang Kota Tahun 2019 Puskesmas Bangkinang Kota tahun 2019. Hasil
Dari hasil penelitian ini, diketahui terdapat analisa statistik diperoleh nilai signifikan p value
hubungan yang signifikan antara motivasi diri = 0,020 (p value ≤ α 0.05),
dengan kepatuhan diet penderita DM tipe 2 di Berdasarkan hasil tabulasi silang
Wilayah Kerja Puskesmas Bangkinang Kota tahun (crosstabs) menunjukkan bahwa dari 56 responden
2019. Hasil analisa statistik diperoleh nilai dengan dukungan tenaga kesehatan baik terdapat
signifikan p value = 0,000 (p value ≤ α 0.05). 25 responden (44,6%) yang tidak patuh
Berdasarkan hasil tabulasi silang (crosstabs) menjalankan diet. Sedangkan dari 30 responden
menunjukkan bahwa dari 42 responden dengan dengan dukungan tenaga kesehatan kurang
motivasi diri tinggi terdapat 10 responden (23,8%) terdapat 8 responden (26,7%) yang patuh
yang tidak patuh menjalankan diet. Sedangkan dari menjalankan diet.
44 responden dengan motivasi diri rendah terdapat Menurut asumsi peneliti penderita DM tipe 2
7 responden (15,9%) yang patuh menjalankan diet. dengan dukungan tenaga kesehatan baik tetapi
Menurutasumsi peneliti penderita DM tipe 2 penderita tidak patuh menjalankan diet disebabkan
dengan motivasi diri tinggi tidak patuh kurangnya keyakinan dalam diri penderita dengan
menjalankan diet, responden memiliki keinginan pengaturan makan dirumah dan kebiasaan makan
tinggi untuk sembuh dari penyakitnya dan ingin dikeluarga yang tidak sesuai dengan diet yang
hidup sehat, namun merasa sulit menjalankan diet. dianjurkan.
Responden menggangap bahwa diet tidak efektif Penderita DM tipe 2 dengan dukungan
untuk menurunkan kadar gula darah, sehingga tenaga kesehatan kurang yang patuh menjalankan
sering mengabaikan pola konsumsi makanan. Hal diet, berdasarkan hasil penyebaran kuesioner
ini didukung dengan hasil penyebaran kuesioner didapatkan bahwa kurangnya perhatian yang
penelitian, di dapat hasil bahwa responden diberikan oleh petugas kesehatan. Responden
menjawab pertanyaan tentang kesulitan memiliki kesadaran dari diri ingin mengetahui
Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media Online)
48 | H U B U N G A N M O T I V A S I D I R I D A N D U K U N G A N T E N A G A K E S E H A T A N
DENGANKEPATUHANDIETPENDERITADMTIPE2DIWILAYAHKERJAUPTDPUSKE
SMASBANGKINANGKOTATAHUN2019

tentang penyakit dan mencari informasi sendiri. menjalankan diet nilai p value (0,024). Hal ini
Keinginan yang tinggi penderita untuk hidup sehat dikarenakan interaksi antara petugas kesehatan dan
sehingga menjalani diet bagi diabetis Seseorang pasien akan menimbulkan pemahaman terhadap
dengan keyakinan yang baik akan keberhasilan kepentingan pengobatan apabila dalam konsultasi
terapi yang dijalani, maka akan meningkatkan yang dilakukan. Petugas ksehatan memberikan
kepatuhan pasien dalam menjalani terapi yang perhatian yang penuh kepada pasien sehingga akan
dilakukukan. memberikan perasaan aman dan kenyamanan
Menurut Niven (2002, dalam Nurhidayat, batin.
2017) menyatakan bahwa dukungan tenaga
kesehatan sangat diperlukan untuk meningkatkan PENUTUP
kepatuhan, seperti teknik komunikasi yang baik. Kesimpulan
Komunikasi sangat penting dalam melakukan Berdasarkan pada hasil penelitian dan
pelayanan kepada pasien, kesediaan dalam pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa : 1.
memberikan penjelasan, menawarkan alternatif Tingkat kepatuhan penderita DM tipe 2 di Wilayah
yang dapat membantu pasien dalam memenuhi Kerja Puskesmas Bangkinang Kota sebagian besar
kebutuhannya dan petugas yang tanggap terhadap tidak patuh diet terdapat 47 responden.
kebutuhan pasien (Wahyuningsih, 2009 dalam 2. Motivasi diri penderita DM tipe 2 di Wilayah
Ilmah dan Rochma, 2015). Kerja Puskesmas Bangkinang Kota sebagian
Hal ini sejalan dengan penelitian Nurhidayat besar dengan motivasi diri rendah terdapat 44
(2017) terdapat hubungan signifikan antara responden.
dukungan tenaga kesehatan dengan kepatuhan 3. Dukungan tenaga kesehatan terhadap
4. penderita DM tipe 2 di Wilayah Kerja
Puskesmas Bangkinang Kota sebagian besar
dengan dukungan tenaga kesehatan baik
terdapat 56 responden.
5. Terdapat hubungan motivasi diri dengan
kepatuhan diet penderita DM tipe 2 di
Wilayah Kerja Puskesmas Bangkinang Kota
dengan nilai signifikan p value = 0,000 dan

Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media Online)


47 | H U B U N G A N M O T I V A S I D I R I D A N D U K U N G A N T E N A G A K E S E H A T A N D E N G A N K
EPATUHANDIETPENDERITADMTIPE2DIWILAYAHKERJAUPTDPUSKESMASBA
NGKINANGKOTATAHUN2019

2. Bagi Puskesmas Bangkinang Kota


nilai OR = 16,914artinya penderita DM tipe 2 Puskesmas disarankan meningkatkan upaya
dengan motivasi diri tinggi berpeluang pengelolan diabetes mellitus dengan cara
sebanyak 16,914 kali untuk patuh mengoptimalkan kegiatan prolanis mengenai
menjalankan diet. pengelolaan diabetesmellitus dengan cara
6. Terdapat hubungan dukungan tenaga kesehatan mengoptimalkan kegiatan prolanis mengenai
dengan kepatuhan diet penderita DM tipe 2 di pengelolaan diabetes mellitus, pentingnya
Wilayah Kerja Puskesmas Bangkinang Kota kepatuhan dalam menjalani diet diabetes
dengan nilai signifikan p value = 0,020 dan mellitus. Memberikan sosialisasi kepada
nilai OR = 3,410 artinya penderita DM tipe 2 keluarga penderita diabetes mellitus kepada
dengan dukungan tenaga kesehatan baik keluarga penderita mengenai diet agar dapat
berpeluang sebanyak 6,488 kali untuk patuh memberi perhatian dan dukungan positif
menjalankan diet. terhadap penderita. Sebaiknya perlu
disediakan fasilitas edukasi tentang program
Saran diet diabetes mellitus baik berupa poster atau
1. Bagi Penderita Diabetes Mellitus Bagi leaflet.
penderita diabetes mellitus khususnya 3. Bagi penelitian selanjutnya Peneliti
diabetes mellitus tipe 2 diharapkan dapat selanjutnya disarankan untuk dapat
mematuhi pola makan yang benar menurut melakukan penelitian lebih lanjutdengan
3j, yaitu jenis, jumlah dan jadwal yang lebih banyak variabel yang berhubungan
dianjurkan oleh petugas kesehatan, penderita dengan kepatuhan diet. Sehingga diharapkan
diharapkan menjalankan perilaku hidup sehat dapat diketahuifaktor yang paling
dan keluarga pasien perlu memberikan berpengaruh terhadap kepatuhan
dukungan kepada penderita agar memotivasi penatalaksanaandiet diabetes mellitus.
diri penderita menjalankan anjuran diet.
Diabetes Melllitus Tipe 2 Di Kota
DAFTAR PUSTAKA Semarang. Diakses 5 Mai 2019.
Bertalin dan Purnama (2016). Hubungan Lama Hidayat, A, Azis Alimun (2011). Metode
Sakit, Pengetahuan, Motivasi Pasien Dan Penelitian Keperawatan dan Teknik
Dukungan keluarga Dengan Kepatuhan Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika.
Diet Pada Pasien Diabetes Mallitus. Jurnal IDF (2015). International Diabetes Federation
Kesehatan, Volume VII, No 2, hlm 329- Atlas Seven Edition. Diakses 20 April
340. 2019.
DinkesKabupaten Kampar (2019). Data jumlah IDF (2017). International Diabetes Federation
10 penyakitterbesar di Kabupaten Kampar Atlas Eighth Edition. Diakses 27 April
tahun 2017-2018.Bangkinang Kota : 2019.
DinkesKabupaten Kampar Infodatin (2014). Situasi dan Analisis Diabetes.
Febsi, Y (2016). Hubungan Tingkat Pengetahuan Diakses 5 Mai 2019.
Dan Dukungan Petugas Kesehatan Infodatin (2019). Hari Diabetes Sedunia Tahun
Dengan Kepatuhan Diet Pada Pasien 2018. Diakses 28 April 2019.
Diabetes Mellitus Di Poliklinik Penyakit Ilmah, F dan Rochmah, T. N (2015). Kepatuhan
Dalam RSUP DR M.Jamil Padang. Diakses Pasien Rawat Inap Diet Diabetes Mellitus
2 Mai 2019. Berdasarkan Teori Kepatuhan Niven.
Hartanto, D (2016). Hubungan Kapatuhan Diet Jurnal Administrasi Indonesia, Volume 3
Dengan Kualitas Hidup Pada Penderita Nomor 1.Diakses 5 Mai 2019.
Diabetes Mellitus Di RS PKU Kemenkes RI (2019). Cegah, Cegah, dan Cegah
Muhammadiyah Gombong. Skripsi Suara Dunia Perangi Diabetes.
STIKES Muhammadiyah Gombong, https://www.google.co.id/url?q=http://www
Program Studi Ilmu Keperawatan. .
Hestiana, D. W (2017). Faktor-Faktor Yang depkes.go.id/article/view/18121200001/pre
Berhubungan Dengan Kepatuhan Dalam v ent-prevent-and-prevent-the-voice-of-
Pengolaah Diet Pada Pesien Rawat Jalan theworld-fight
diabetes.html&sa=U&ved=2ahUKEwjgiviJ
2e3hAhVc6nMBHRMbA30QFjAAegQIBx
Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media Online)
AB&usg=AOvVaw0AxQGaX7YPtSbkpfu Notoatmodjo, S (2012). Metode Penelitian
hqX. Diakses tanggal 2 Mai 2019. Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Kusumawati, I (2015). Kepatuhan Menjalani Diet Nurhidayat, I (2017). Faktor-Faktor Yang
Di Tinjau Dari Jenis Kelamin dan Tingkat Berhubungan Dengan Kepatuhan Diet
Pandidikan Pada Penderita Pada Pasien Diabetes Mallitus. Skripsi
Diabetes Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Mellitus Tipe 2. Diakses 3 Mai 2019. Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan.
Kurniawaty&Yanita (2016).Faktor-faktor Program Studi Ilmu Keperawatan.
yang berhubungandengankejadian
diabetes mellitus tipe 2.
48 | H U B U N G A N M O T I V A S I D I R I D A N D U K U N G A N T E N A G A K E S E H A T A N D E N G A N K
EPATUHANDIETPENDERITADMTIPE2DIWILAYAHKERJAUPTDPUSKESMASBA
NGKINANGKOTATAHUN2019

Perkeni (2015). Penggolaan Dan Pencegahan


Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Indonesia.
Diakses 2 Mai 2019.
Pujiastuti, E (2016). Hubungan Pengetahuan Dan
Motivasi Dengan Kepatuhan Diet Diabetes
Mellitus Tipe 2 Di Poliklinik Penyakit Dalam
RSUD DR.Soehadi Prijonegoro Sragen. Skripsi
STIKES Kusuma Husada.
PuskesmasBangkinang Kota (2019).Data
jumlahpenderita DM tipe 2 di Wilayah
KerjaPuskesmasBangkinang Kota tahun
2017-
2018.BangkinangKota :PuskesmasBangkinang
Kota.
Risti, K. N dan Isnaeni, F. N (2017). Hubungan Motivasi
Diri Dan Pengetahuan Gizi Terhadap
Kepatuhan Diet DM pada Pasien Diabetes Mellitus
Tipe II Rawat Jalan Di
RSUD Karanganyar. Jurnal Kesehatan, Vol.10
No.2.
Rikesdas (2018). Laporan Nasional Rikesdas.
Dikutip dari
https://www.google.co.id/url?q=https:dinkes
.kalbarprop.go.id/wpcontent/uploads/2019/03/
Laporan-Rikesdas2018. Pada tanggal 2 Mai 2019.
Susilo, Y dan Wulandari, A (2011). Cara Jitu Mengenal
Kencing Manis. Yogyakarta:
Andi Offset.
Toruan, D. P. L, dkk (2018). Hubungan Motivasi
Diri Dengan Kepatuhan Diet Pada
Penderita Diabetes Mallitus Tipe 2. JOM FKp,
Vol. 5 No.2
Yulia, S (2015). Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Kepatuhan Dalam
Menjalankan Diet Pada Penderita Diabetes
Mallitus Tipe 2. Skripsi Universitas Negeri
Semarang. Fakultas Ilmu Keolahragaan.
Jurusan Kesehatan Masyarakat. Diakses 29
Maret 2019

Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media Online)


Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media Online)

Anda mungkin juga menyukai