PERTANDINGAN BOLA
KELOMPOK B 3
Ketua :
1102013246
1102013252
Anggota :
Rezki Ramadhan
1102013247
1102013248
1102013250
1102013251
1102013253
1102013312
Selly Viani
1102012267
SKENARIO
Nyeri Dada Saar Menonton Pertandingan Bola
Seorang laki laki berusia 45 tahun mengalami nyeri dada
retrosternal yang menjalan ke ekstremitas atas kiri pada saat menonton
pertandingan sepak bola. Nyeri dada disertai rasa sulit bernafas, dada
terasa berat, badan lemas dan berdebar-debar. Laki laki tersebut
langsung dibawa ke Unit Gawat Darurat Rumah Sakit. Dari anamnesis
diketahui beliau merokok kretek 3 bungkus/hari dan jarang berolahraga.
Pada pemeriksaan fisik didapati Indeks Massa Tubuh (IMT) 24 kg/m2.
pemeriksaan EKG terdapat iraa sinus 100x/menit, dijumpai ST elevasi
pada sadapan precordial. Pemeriksaan laboratorium terdapat
peningkatan kadar enzim jantung. Dokter segera memberikan obat
agregasi trombosit dan antiangina serta menyarankan pasieen untuk
menjalani pemeriksaan angiografi pada pembuluh darah coroner.
HIPOTESIS
Faktor risiko dibagi menjadi 2, yaitu tidak dapat dimodifikasi dan dapat
dimodifikasi. Salah satu contoh dapat dimodifikasi adalah merokok, dimana rokok
dapat meningkatkan kadar ldl, menurunkan kadar ldl dan dapat meningkatkan
kecenderungan darah untuk membeku serta meningkatkan kadar karbondioksida
yang dapat menimbulkan kerusakan pada dinding arteri. Sehingga terjadi
penyempitan pembuluh darah dan kekentalan darah yang dapat menyebabkan
suplai oksigen berkurang serta nyeri dada, tibullah keluhan seperti badan lemas,
sesak nafas, berdebar-debar. Maka akan dilakukan pemeriksaan seperti EKG,
angiografi, CT scan, foto rontgen, profil darah. Pada EKG dapat ditemukan ST
elevasi serta pada angiografi terdapat adanya sumbatan aliran darah, yang dapat
didiagnosa penyakit jantung coroner. Untuk pengobatan dapat diberikan
antiangina dan obat agregasi trombosit.
SASARAN BELAJAR
LI 1. Mahasiswa Mampu Memahami dan Menjelaskan Vaskularisasi Jantung
LI 2. Mahasiswa Mampu Memahami dan Menjelaskan Penyakit Jantung Koroner
LO 2. 1. Definisi
LO 2. 2. Epidemiologi
LO 2. 3. Etiologi dan Faktor Resiko
LO 2. 4. Patofisiologi
LO 2. 5. Manifestasi Klinis
LO 2. 6. Diagnosis dan Diagnosis Banding
LO 2. 7. Penatalaksanaan
LO 2. 8. Pencegahan
LO 2. 9. Komplikasi
LO 2. 10 Prognosis
Fungsi
- meredam tekanan
-menjaga aliran darah
agar tetap lancer
Diameter
Tebal
Contoh
1cm 2,5 cm
0,5mm 1cm
50 300 um
2mm
1mm
20um
A.Iliaka, A.Subclavia,
A.carotis comunis
A.Brachialis
A.Femoralis
A.Ulnaris
- endotel dengan
lamina basalis
-Subendotel
(kolagen, elastin,
Tunika
otot polos)
Intima
-Terdapat:
Lamina elastika
interna,
tight junction,
-endotel dengan
Lamina basalis
-subendotel
Jar.ikat <<
-Terdapat:
lamina elastika
interna
gap junction
-lapisan lebih tebal
Tunika
- Terdapat:
Media
kolagen, elastin,
Otot polos,fibroblas
Tunika
Adventia
-Terdapat:
Kolagen, elastin,
- terdapat 1-2
Otot polos
Lapis otot
Sirkuler, lamina
polos
Elastika eksterna
- Tebal lapisan
-Terdapat:
Sama dengan
Jaringan ikat
Lapisan T.Media
- Tipis
Serat elastin
- Terdapat:
- Kurang
Fibroblast
Serat kolagen>>
berkembang
Serat saraf
Serat elastin
Vasa Vasorum
Fibroblas
Vena Kecil
Ciri-ciri
Tunika
Intima
Tunika
Media
Vena Sedang
Vena Besar
kurang
Lebih tebal.
Tunika
Adventia
Terdapat jaringan
beberapa otot polos.
ikat
LO 2. 2. Epidemiologi
Penyakit jantung koroner sangat sering dijumpai pada populasi usia lanjut
karena progresivitas proses aterosklerosis akibat proses menua. Pada usia lanjut,
perempuan dengan menurunnya kadar estrogen, meningkatkan prevalensi resiko
terkena PJK. Menyamai prevalensi pria. Menurut WHO di Indonesia tahun 1990,
morbiditas karena penyakit kardiovaskular menduduki tempat kedua setelah
rematisme.
PJK tidak hanya menyerang laki-laki saja, wanita juga berisiko terkena PJK
meskipun kasusnya tidak sebesar pada laki-laki. Pada orang yang berumur 65
tahun keatas, ditemukan 20% PJK pada laki-laki dan 12% pada wanita. Pada tahun
2002, WHO memperkirakan bahwa sekitar 17 juta orang meninggal akibat
penyakit kardiovaskuler, terutama PJK (7,2 juta) dan stroke (5,5 juta)
Endapan
Lemak
Klasifikasi
Lesi
Plak Fibrosa
Lesi Lanjutan
(komplikata)
Faktor resiko
Faktor resiko
yang tidak dapat
dimodifikasi
Genetik
Faktor resiko
yang dapat
dimodifikasi
Hiperlipidemia
Usia
Merokok
Jenis
kelamin
Hipertensi
Diabetes
Mellitus
Obesitas
Stress
Alkohol
Pada orang-orang yang sebelumnya telah memiliki resiko tinggi untuk menderita
penyakit jantung, merokok sangatlah berbahaya karena:
merokok bisa mengurangi kadar kolesterol baik (kolesterol HDL) dan
meningkatkan kadar kolesterol jahat (kolesterol LDL)
LO 2. 5. Manifestasi Klinis
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang
Elektrokardiogram (EKG)
Echocariography (ECHO)
CT Scan
Magnetic Resonance Angiogram (MRA)
ELEKTROKARDIOGRAM (EKG)
Definisi EKG (Elektrokardiografi)
Elektrokardiografi ( EKG atau ECG ) adalah alat bantu diagnostik yang digunakan
untuk mendeteksi aktivitas listrik jantung berupa grafik yang merekam perubahan
potensial listrik jantung yang dihubungkan dengan waktu.
Indikasi Pemasangan EKG
Menurut Skill Lab. Sistem Kardiovaskuler Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
Makassar, 2009 :
1) Pasien dengan kelainan irama jantung
2) Pasien dengan kelainan miokard seperti infark
3) Pasien dengan pengaruh obat-obat jantung terutama digitalis
4) Pasien dengan gangguan elektrolit
5) Pasien perikarditis
6) Pasien dengan pembesaran jantung
7) Pasien dengan kelainanPenyakit inflamasi pada jantung.
8) Pasien di ruang ICU
Penempatan elektroda
Daerah kiri
Daerah kanan
EKG Normal
Diagnosis Banding
Gastrointestinal
Muskuloskeletal
Respiratorius
Trauma
Spasme esofagus
Kostokondritis
Emboli pulmoner
Kontusio dinding
dada
Gangguan cerna
Strain otot
Bronkitis
Cedera limpa
Ulkus peptikum
Pleuritis
Hernia hiatus
Batu empedu
LO 2. 7. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan
Non-Invasif
Non farmakologis
Farmakologis
Invasif
Pembedahan
Terapi farmakologis
Antiangina : Nitrat organik, beta blocker,
antagonis Ca
Hipolipidemik : resin, HMGCoA reductase
inhibitor, asam fibrat, asam nikotinat,
probukol, ezemtimibe, neomisin sulfat
Antiplatelet : aspirin, klopidongol, GP
Iib/IIIa inhibitor
Antitrombin : heparin, LMWH,
penghambat direct thrombin
Fibrinolitik : tPA (tissue plasminogen
activator), streptokinase
Penatalaksanaan invasif
Coronary Artery Bypass Grafting
(CABG)
Percutaneus Cardiac Intervention (PCI)
PCI dengan stent
Drug Eluting Stent (DES)
LO 2. 8. Pencegahan
Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya PJK, sehingga upaya pencegahan
harus bersifat multifaktorial juga. Pencegahan dilakukan dengan cara mengendalikan
faktor-faktor risiko PJK, baik pencegahan primer maupun sekunder. Pencegahan
primer ditujukan pada mereka yang sehat tapi mempunyai risiko tinggi, sedangkan
pencegahan sekunder merupakan suatu upaya mencegah memburuknya penyakit
yang secara klinis telah diderita.
Dibawah ini adalah pencegahan penyakit jantung koroner :
Tidak merokok
Periksa apakah mengidap diabetes, jika iya, maka kendalikan kadar glukosa darah
Konsumsi antioksidan
LO 2. 9. Komplikasi
Komplikasi akibat adanya arterosklerosis yang menjadikan iskemia dan infark
miokard:
syok kardiogenik
disfungsi m papilaris
rupture jantung
aneurisme ventrikel
tromboembolisme
pericarditis
sindrom dressler
disritmia
LO 2. 10. Prognosis
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23084/4/Chapter%20II.pdf
http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/4s1kedokteran/207311154/Bab%202.pdf
Gunawan, Sulistia Gan. 2007. Farmakologi dan Terapi. Ed 5. Jakarta : Balai
Penerbit FKUI.
Gray, Huon. (et.al.). 2005. Lecture Notes Kardiologi : Penyakit Jantung Koroner.
Ed.4. Jakarta : Erlangga.
Rilantono LI, Baraas Faisal, Karo SK, Roebiono PS. 2004. Buku Ajar Kardiologi.
Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
Suharti, C. 2009. Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam. Ed. 5. Jilid 2. Jakarta : Interna
Publishing.