Anda di halaman 1dari 16

Oleh:

Ade Erni Kurniati, S.Kep.Ners.,M.K.M


 Rhinitis alergi adalah penyakit peradangan
yang disebabkan oleh reaksi alergi pada
pasien-pasien yang memiliki atopi, yang
sebelumnya sudah tersensitisasi atau terpapar
dengan allergen (zat/materi yang
menyebabkan timbulnya alergi) yang sama,
meliputi mekanisme pelepasan mediator kimia
ketika terjadi paparan ulangan dengan allergen
yang serupa

 Rhinitis adalah peradangan selaput lendir


hidung ( Dorland, 2002 ).
 Rinitis alergi adalah penyakit umum yang
paling banyak di derita oleh perempuan dan
laki-laki usia 30 tahunan
 Menurut sifatnya dapat dibedakan menjadi 2:
a. Rhinitis akut (commond cold) merupakan
peradangan membran mukosa hidung dan
sinus-sinus aksesoris yang disebabkan oleh
suatu virus dan bakteri.
b. Rhinitis kronis adalah suatu peradangan
kronis pada membran mukosa yang
disebabkan oleh infeksi yang berulang,
karena alergi
 Rhinitis alergi adalah penyakit peradangan
yang diawali oleh dua tahap sensitisasi yang
diikuti oleh reaksi alergi. Dua tahap itu adalah:
1. Immediate Phase Allergic Reaction

Berlangsung sejak kontak dengan allergen


hingga 1 jam setelahnya
2. Late Phase Allergic Reaction

Reaksi yang berlangsung pada dua hingga


empat jam dengan puncak 6-8 jam setelah
pemaparan dan dapat berlangsung hingga
24 jam.
 Berdasarkan cara masuknya allergen dibagi
atas :
1) Alergen Inhalan, yang masuk bersama
dengan udara pernafasan, misalnya debu
rumah, tungau, serpihan epitel dari bulu
binatang serta jamur.
2) Alergen Kontaktan, yang masuk melalui
kontak dengan kulit atau jaringan mukosa.
1. Bersin berulang-ulang, terutama setelah bangun
tidur pada pagi hari (umumnya bersin lebih dari 6
kali).
2. Hidung tersumbat.
3. Hidung meler. Cairan yang keluar dari hidung
meler yang disebabkan alergi biasanya bening
dan encer, tetapi dapat menjadi kental dan putih
keruh atau kekuning-kuningan jika berkembang
menjadi infeksi hidung atau infeksi sinus.
4. Hidung gatal dan juga sering disertai gatal pada
mata, telinga dan tenggorok.
5. Badan menjadi lemah dan tak bersemangat.
1. Pemeriksaan fisik meliputi gejala utama dan
gejala minor.

2. Uji laboratorium
 Terapi yang paling ideal adalah dengan
menghindari kontak dengan allergen penyebab

 Pengobatan, penggunaan obat antihistamin adalah


obat yang sering dipakai sebagai lini pertama
pengobatan rhinitis alergi atau dengan kombinasi
dekongestan oral

 Obat Kortikosteroid dipilih jika gejala utama


sumbatan hidung tidak berhasil diatasi oleh obat
lain

 Penggunaan Imunoterapi.
Pemilihan obat - obatan dilakukan dengan
mempertimbangkan beberapa hal antara lain :

1. Obat-obat yang tidak memiliki efek jangka panjang.

2. Tidak menimbulkan takifilaksis.

3. Beberapa studi menemukan efektifitas kortikosteroid


intranasal. Meskipun demikian pilihan terapi harus
dipertimbangkan dengan kriteria yang lain.

4. Kortikosteroid intramuskuler dan intranasal tidak


dianjurkan sehubungan dengan adanya efek samping
sistemik.
 Jenis-jenis terapi medikamentosa
1. Antihistamin-H1 oral
2. Antihistamin-H1 lokal
3. Kortikosteroid intranasal
4. Kortikosteroid oral/IM
5. Dekongestan oral
6. Dekongestan intranasal
1. Otitis media. Rinitis alergi dapat
menyebabkan otitis media yang sering residif
dan terutama kita temukan pada pasien anak-
anak.

2. Sinusitis kronik
Otitis media dan sinusitis kronik bukanlah
akibat langsung dari rinitis alergi melainkan
adanya sumbatan pada hidung sehingga
menghambat drainase
SIGN & SYMPTOM ETIOLOGI PROBLEM

DS : - Akumulasi mucus Bersihan jalan nafas tidak


efektif
DO :
 hidung meler, bersin-bersin,
klien bernafas melalui mulut

DO : Susah tidur, hidung Gangguan pola tidur


 klien mengatakan susah tidur. meler,sumbatan
DO :
 bersin-bersin
 hidung meler

DS : Nafsu makan Nutrisi kurang dari


 klien mengatakan nafsu makan menurun kebutuhan
menurun
Do : -
no Diagnosa
Tujuan Intervensi Rasional
keperawatan
1 Bersihan jalan Bersihan jalan nafas - Auskultasi bunyi napas. - Obstruksi jalan napas dan dapat
nafas tidak efektiif kembali efektif Catat adanya bunyi napas, mis ; atau tak di manivestasikan adanya
b.d akumulasi Kh : menujukkan mengi, krekels, ronki bunyi napas
mucus perilaku untuk - Kaji/pantau frekuensi - Penafasan dapat melambat dan
DS : - memperbaiki bersihan pernapasan frekunsi ekspirasi memanjaga
DO : hidung meler, jalan nafas. - Kaji pasien untuk posisi yang inspirasi memendek.
bersin-bersin, klien Mis : mengeluarkan nyaman mis : peninggian kepala - Peningian kepala tempat tidur
bernapas melalui sekret tempat tidur, duduk pada mempermudah fungsi pernapasan
mulut. persandaran tempat tidur. dengan mengunakn grafitasi
- Pertahankan polusi - Pencetus tipe reaksi alergi
lingkungan minimum mis : debu pernapasan yang dapat mentreger
asap dan bulu bantal yang episode akut
berhubunggan dengan kondisi - hidrasi membantu menurunkan
individu kekentalan sekret, mempermudah
- tingkatkan masukan caian pengeluaran.
3000 /hari sesuai jantung,
memberikan air hangat.
n Diagnosa
Tujuan Intervensi Rasional
o keperawatan
2 Gangguan pola Perbaikan pola tidur - Tentukan kebiasan tidur - Mengakaji perlunya dan
istirahat b.d atau istirahat biasanya dan perubahan yang mengidentifikasi intervensi yang
penyumbatan Kh : terjadi tepat
pada hidung Klien tampak bisa - Berikan tempat tidur - Meningakatkkan
DS : tidur yang nyaman dan beberapa kenyamanan tridur serta
 klien Tidak sering milik pribadi mis : bantal, dukungan fisiologis/psikologis
mengatakan terbangun pada guling. - bila rutinitas
susah tidur. malam hari - Buat rutinitas tidur baru barumenggandung aspek
 Klien yang dimasukkan dalam pola sebanyak kebiasaan lama,stres
mengatakan lama dan ling kungan baru. dan ansietas yang berhubungan
mata berair tak - Tingkatkan regimen dapat berkurang
ada henti- kenyamanan waktu tidur . - Meningkatkan efek
hentinya - instruksikan tindakan relaksasi.
DO : relaksasi. - Membantu menginduksi
 bersin-bersin - Berikan sedative sesuai tidur
 hidung meler indikasi - Membantu pasien agar
mudah beristirahat
no Diagnosa
Tujuan Intervensi Rasional
keperawatan
3 Gangguan Nutrisi terpenuhi sesuai - Jelaskan tentang manfaat makan - Dengan pemahaman klien akan
nutrisi kurang dengan kebutuhan bila dikaitkan dengan kondisi klien lebih kooperatif mengikuti aturan
dari kebutuhan tubuh saat ini - Untuk menghindari makanan yang
b.d Nafsu makan Kh : - Anjurkan agar klien memakan justru dapat mengganggu proses
menurun - Nafsu makan makanan yang tersedia di RS penyembuhan klien.
Ds : klien membaik - Lakukan dan ajarkan perawatan - Higiene oral yang baik akan
mengatakan - Keadaan umum mulut sebelum dan sesudah makan meningkatkan nafsu makan klien
nafsu makan membaik serta sebelum dan sesudah - makana adalah bagian dari
menurun - Klien tampak mau intervensi/periksaan peroral. peristiwa sosial, dan nafsu makan
Do : - makan - tingkakan lingkungan yang dapat meningkat dengan sosialisasi
menenangkan untuk makan dengan - Makanan hangat dapat
teman jika memungkinkan. meningkatkan nafsu makan.
- Berikan makanan dalam keadaan - membantu memenuhi kebutuhan
hangat dan meningkatkan pemasukan
- berikan makanan selingan (mis; - Meningkatkan pemenuhan sesuai
keju, biskuit, sup, buah-buahan)yang dengan kondisi klien
tersedia dalam 24 jam
- Kolaborasi tentang pemenuhan diet
klien

Anda mungkin juga menyukai