Anda di halaman 1dari 10

PENGANTAR TOKSIKOLOGI

FORENSIK
KELOMPOK 4
A. Definisi Toksikologi Forensik

Ilmu toksikologi adalah ilmu yang menelaah


tentang kerja dan efek berbahaya zat kimia atau
racun terhadap mekanisme biologis suatu
Toksikologi forensik mencakup : organisme.
• terapan ilmu alam dalam analisis Definisi lainnya dari toksikologi forensik yaitu
racun sebagi bukti dalam tindak ilmu yang mempelajari aspek medikolegal dari
kriminal, bahan kimia yang mempunyai efek
• mendeteksi dan mengidentifikasi membahayakan manusia/hewan sehingga dapat
konsentrasi dari racun dan dipakai untuk membantu mencari/menjelaskan
metabolitnya dalam materi biologi penyebab kematian pada penyelidikan kasus
• menginterpretasikan temuan pembunuhan.
analisis ke dalam suatu argumentasi
tentang penyebab keracunan
B.Bidang Kerja Toksikologi Forensik

Toksikologi forensik
mencakup aplikasi ilmu Kerja utama dari toksikologi forensik adalah
pengetahuan dan studi tentang melakukan analisis kualitatif maupun kuantitatif dari
racun untuk menjawab racun dari bukti fisik ”fisical evidance” dan
pertanyaan yang timbul di menerjemahkan temuan analisisnya ke dalam ungkapan
dalam proses pengadilan. apakah ada atau tidaknya racun yang terlibat dalam
Subjek ini selalu berkaitan tindak kriminal, yang dituduhkan, sebagai bukti dalam
dengan tugas polisi, dokter tindak kriminal (forensik) di pengadilan. Hasil analisis dan
forensik, jaksa dan hakim. interpretasi temuan analisisnya ini akan dimuat ke dalam
Tosikologi forensik menekunkan suatu laporan yang sesuai dengan hukum dan
diri pada aplikasi atau perundangan-undangan.
pemanfaatan ilmu toksikologi
untuk kepentingan peradilan.
B.Bidang Kerja Toksikologi Forensik

Menurut Hukum Acara Pidana (KUHAP), laporan ini dapat disebut dengan Surat
Keterangan Ahli atau Surat Keterangan. Jadi toksikologi forensik dapat dimengerti sebagai
pemanfaatan ilmu tosikologi untuk keperluan penegakan hukum dan peradilan. Toksikologi
forensik merupakan ilmu terapan yang dalam praktisnya sangat didukung oleh berbagai
bidang ilmu dasar lainnya, seperti kimia analisis, biokimia, kimia instrumentasi,
farmakologitoksikologi, farmakokinetik, biotransformasi.
Secara umum bidang kerja toksikologi forensik meliputi:
- analisis dan mengevaluasi racun penyebab kematian.
- analisis ada/tidaknya alkohol, obat terlarang di dalam cairan tubuh atau napas, yang
dapat mengakibatkan perubahan prilaku (menurunnya kemampuan mengendarai
kendaraan bermotor di jalan raya, tindak kekerasan dan kejahatan, penggunaan
dooping).
- analisis obat terlarang di darah dan urin pada kasus penyalahgunaan narkotika,
psikotropika dan obat terlarang lainnya.
C. Jenis-jenis Kasus Keracunan yang
Memerlukan Analisis Toksikologi Forensik

Dalam pemeriksaan forensik kasus keracunan


Tujuan utama dari analisis berdasarkan tujuan pemeriksaannya, dapat dibagi
kedalam dua kelompok, yaitu pertama bertujuan untuk
toksikologi forensik dalam mencari penyebab kematian dan yang kedua untuk
penyidikan kasus keracunan mengetahui mengapa suatu peristiwa, misalnya: peristiwa
pembunuhan, kecelakaan lalu-lintas, kecelakaan
adalah berupaya memberikan pesawat udara, dan pemerkosaan, dapat terjadi. Tujuan
jawaban terhadap pertanyaan kedua ini sebenarnya merupakan kasus yang terbanyak,
namun sampai saat ini masih sangat sedikit dilakukan
yang mungkin timbul selama penyidikan. Tujuan yang kedua bermaksud untuk
berlangsungnya penyidikan membuat suatu rekaan rekonstruksi atas peristiwa yang
terjadi, sampai sejauh mana obat-obatan atau racun
atau pada tahapan-tahapan tersebut berperan sehingga peristiwa itu dapat terjadi.
peradilan lainnya.
C. Jenis-jenis Kasus Keracunan yang
Memerlukan Analisis Toksikologi Forensik
Pada kedua tujuan pemeriksaan atas diri korban
diharapkan dapat diketemukan racun atau obat dalam
dosis tertentu sebagai dasar untuk menduga kenapa
peristiwa tersebut terjadi. Misalnya pada kasus
kematian akibat racun, diharapkan cukup bukti
konsentrasi obat “racun” dalam darah/tubuh dapat
menyebabkan kematian, sedangkan pada tujuan
pemeriksaan yang kedua diperlukan interpretasi
apakah konsentrasi obat “racun” dalam darah dapat
menyebabkan peristiwa yang dituduhkan terjadi.

Adapun dasar hukum untuk melakukan pemeriksaan toksikologi


pada keracunan adalah KUHAP pasal 133 (1), yang berbunyi: “Dalam
hal penyidik untuk kepentingan peradilan mengenai seorang korban
baik luka, keracunan ataupun mati yang diduga karena peristiwa
yang merupakan tindak pidana, ia berwenang mengajukan
permintaan keterangan ahli kepada ahli kedokteran forensik
kehakiman atau dokter dan atau ahli lainnya”.
D. Langkah-langkah Analisis Toksikologi

Secara umum tugas analisis toksikolog forensik dan toksikologi klinik dalam melakukan
analisis dapat dikelompokkan ke dalam tiga tahap yaitu:

a) Penyiapan sampel “sample preparation”,

b) Analisis meliputi uji penapisan “screening test” atau dikenal juga dengan “general

unknown test” dan uji konfirmasi yang meliputi uji identifikasi dan kuantifikasi.

c) langkah terakhir adalah interpretasi temuan analisis dan penulisan laporan analisis.
E. Peranan Toksikologi Forensik dalam
penyelesaian kasus kejahatan

Menurut Perdanakusuma (1984) mengelompokkan ilmu forensik berdasarkan


peranannya dalam menyelesaikan kasus-kasus kriminal ke dalam tiga kelompok, yaitu:

a) Ilmu-ilmu forensik yang menangani tindak kriminal


sebagai masalah hukum.
b) Ilmu-Ilmu forensik yang menangani tindak kriminal
sebagai masalah teknis.
c) Ilmu-ilmu forensik yang menangani tindak kriminal
sebagai masalah manusia
E. Peranan Toksikologi Forensik dalam
penyelesaian kasus kejahatan

Berdasarkan klasifikasi diatas peran ilmu forensik dalam menyelesaikan


masalah / kasus-kasus kriminal lebih banyak pada penanganan kejahatan
dari masalah teknis dan manusia. Sehingga pada umumnya laboratorium
forensik dimanfaatkan untuk kepentingan peradilan, khususnya perkara
pidana.

Dalam sistem peradilan pidana yang berlaku di Indonesia, peradilan perkara pidana
diawali oleh penyidikan yang dilakukan oleh penyidik tunggal (lebih tepatnya penyidik
umum) yang dilakukan oleh kepolisian, namun dalam kasus-kasus khusus (tindak
kejahatan ekonomi dan pelanggaran Hak Asasi Manusia) pihak kejaksaan dapat
melakukan penyidikan.

Anda mungkin juga menyukai