Anda di halaman 1dari 37

ABSORPSI dan StriPPING

Srie Muljani, Dr.Ir.MT

Operasi Teknik Kimia III


Kemampuan setelah mengikuti bab Absorpsi dan Stripping
M K
CP
 Menjelaskan perbedaan antara absorpsi fisik, absorpsi kimia dan stripping.
 Menjelaskan mengapa absorber lebih baik beroperasi pada tekanan tinggi dan
temperatur rendah, sementara stripper lebih baik beroperasi pada tekanan rendah dan
temperatur tinggi.
 Membandingkan perbedaan tipe peralatan absorber
 Menghitung neraca massa dan komponen dengan baik dan benar
 Membuat kurva kesetimbangan sesuai ketentuan sistem yang berlaku
 Menurunkan persamaan garis operasi dalam metode grafik dimulai dengan neraca
massa komponen
 Menghitung laju pelarut minimum untuk mencapai recovery komponen kunci yang
diharapkan
 Menentukan secara grafis jumlah stage dalam aliran berlawanan arah (countercurrent)
pada laju pelarut operasi dengan metode McCabe Thiele
 Menentukan stage aktual melalui efisiensi stage total (overall) secara perhitungan atau
melalui efisiensi Murphree secara grafis

 Mengestimasi tinggi isian (packing) berdasarkan koefisien transfer massa menggunakan


teori dua-film
 Menjelaskan perbedaan antara titik loading dan titik flooding dalam menara isian
 Menjelaskan perbedaan antara solut encer dan solut pekat
 Mengestimasi NTU dalam menara isian untuk solut pekat
ABSORBER
P roses untuk > memisahkan campuran gas, menghilangkan impuritis (k
otoran), atau memulihkan (recovery) bahan kimia berharga.

Dalam absorpsi ada transfer satu


atau lebih spesies dari
fase gas kedalam pelaru
t cair.
Spesies yang dipindahkan ke fase
cair disebut sebagai so
lute (zat terlarut) atau
adsorbat.
Absorpsi tidak melibatkan peruba
han pada spesies kimia
yang ada dalam sistem.
STRIPPER
Operasi memisahkan zat terlarut (solute)
dalam pelarut atau menghilangkan
impuritis dalam larutan disebut st
ripping (desorpsi).
Pada absorber tekanan operasinya harus tinggi namun temperaturnya rendah
untuk meminimalkan kebutuhan stage dan / atau laju aliran pelarut
(adsorben), dan untuk menurunkan volume peralatan yang diperlukan
untuk mengakomodasi aliran gas.

Namun demikian, kompresi dan refrgerasi gas mahal. Oleh karena itu, sebagian
besar absorber dioperasikan pada tekanan gas umpan, yang mungkin lebih besar dari
tekanan sekitar (ambien), dan pada suhu sekitar, yang dapat dicapai dengan
mendinginkan umpan gas dan pelarutnya menggunakan air pendingin. Kecuali jika satu
atau kedua aliran tersebut sudah ada pada temperatur ambien.

Pada stripper tekanan operasi harus rendah namun temperatur nya tinggi
dengan tujuan untuk meminimalkan kebutuhan stage dan laju aliran zat
pelarutnya .

Namun, karena biaya perawatan vakum mahal, dan keluaran uap dari steam
jet mencemari sekitar, maka stripper umumnya dioperasikan pada tekanan
tepat di atas ambien.
Spesifikasi Desain

Laju alir gas dan liquid, komposisi, temperatur dan tekanan


Derajad pemisahan yang diharapkan (% recovery)
Pemilihan jenis pelarut
Tekanan dan temperatur operasi serta pressure drop yang diijinkan
Laju pelarut minimum
Jumlah stage ideal
Efek panas dan kebutuhan pendingin
Type alat Absorber / Stripper
• Tinggi kolom Absorber / Stripper
• Diameter kolom Absorber / Stripper

Weir
Froth
Plate
C ontoh rangkaian kolom absorber dan stripper dalam operasi pemurnian
gas dimana unit stripper menggunakan pelarut
a) steam dan b) menggunakan reboiler

Tugas 1
Berikan contoh operasi menggunakan rangkaian absorber dan stripper di industri
disertai blok diagram dan diskripsi prosesnya
Scrubber untuk CO2
Absorber
HE Stripper
CO2
N2 GAS
GAS LIQU Solven
Solv I d
a
LIQU
De
n

n I CO
D 2

N2 dan Steam
GAS
C Solv
O e
2 n Solven

d
a
Pertimbangan pemilihan Pelarut

 Mempunyai kelarutan yang tinggi terhadap solut (kebutuhan pelarut minim


um)
 Volatility yang rendah (meningkatkan recovery solut dan menurunkan lose
s pelarut)
 Stabil (mengurangi kebutuhan penggantian pelarut)
 Tidak korosif (mengurangi perawatan dan penggunaan alat anti korosi)
 Viscositas rendah (menurunkan pressure drop dan kebutuhan pompa, menai
kkan aliran massa)
 Tidak berbusa bila berkontak dengan gas (mengurangi ukuran alat)
 Tidak beracun dan nonflammable (safety), stabil terhadap sifat kimiawi
, freezing point rendah.
 Kelayakan proses (mengurangi cost, menurunkan kebutuhan untuk external
source).

Adsorben yang paling banyak digunakan ada


lah air, minyak hidrokarbon, dan larutan
asam dan basa dalam air.

Sedangkan untuk stripper, pelarut yang pa


ling umum digunakan adalah uap, udara, ga
s inert, dan gas hidrokarbon.
Peralatan Absorpsi dan Stripping
Trayed Tower Packed Column Spray Tower

Liquid Vapor
Liquid masuk Vapor
Liquid masuk Vapor
m ke k k
1 a lu
2 e e
s ar l l
N–1 u u u
N k
a a
Liquid out Liquid
eluarVapor masuk Vapor masuk
LiquidroutLiquid Vapor masuk r
Liquid masuk k k
Vapor
e Centrifugal Contactor
e
keluar
l Vapor Liquidl masuk
Bubble
Column
u k u
a e a
r Vapo l r
r Liquid out Liquid
Liquid keluar Vapor u k
a
Spray Tower
Vapor out
• Liquida masuk dispraykan dan jatuh Liquid in
karena gravitasi, aliran gas naik
berlawanan arah. Nozzle (lubang) spray
berfungsi untuk memperkecil ukuran
liquida. Jarak jatuhnya liquid ditentukan
berdasarkan waktu kontak dan pengaruh
jumlah massa yang dipindahkan

• Spray Tower digunakan untuk perpindahan


massa gas-gas yang sangat mudah larut
dimana tahanan fasa gas yang menjadi
kendali dalam fenomena ini
Liquid out Vapor in
Bubble Tower

• Bubble Tower pada prinsipnya


Liquid in Vapor out
merupakan kebalikan dari spray
tower. Dalam tower ini gas
terdispersi kedalam fasa liquid
membentuk gelembung kecil.
Gelembung yang kecil ini
menjadikan kontak antar fasa yang
besar
Liquid out • Perpindahan massa yang terjadi
selama gelembung naik melalui fasa
liquid, gerakan gelembung tersebut
Vapor in mengurangi tahanan fasa liquidnya
• Bubble Tower digunakan bila laju
perpindahan massa dikendalikan
oleh tahanan fasa gas
Plate Tower

• Plate Tower merupakan kombinasi


dari bubble tower dan spray tower. Liquid Vapor
Liquida didistribusi dari bagian atas i o
tower sedangkan gas mengalir atau 1 u
terdistribusi dalam liquida keatas n
2 t
• Pada sieve plate gas keluar melalui
lubang lubang plate, sedang pada
bubble cap gas keluar melalui cap N–1
yang berlubang N

Vapor in
Liquid
o
u
t
Packed Tower
Vapor out
Liquid in
• Dalam tower (menara) ini berisi
packing, liquida didistribusi diatas
packing dan mengalir kebawah
membentuk lapisan tipis di
permukaan packing. Gas
umunya mengalir keatas
berlawanan arah terhadap
jatuhnya liquid. Kedua fasa
(liquid & gas) akan teraduk
sempurna.
• Tower/kolom berpacking ini
Liquid out Vapor in
digunakan bila perpindahan
massa dikendalikan oleh kedua
tahanan baik gas maupun liquid
Walaupun arah panah menunjukkan arah perpindahan massa dari spesies
absorpsi dan stripping, umumnya perpindahan massa suatu komponen
dari aliran pelarut akan terjadi pada arah yang berlawanan

Absorpsi Stripping

L0 (pelarut) V1 LN+1 (liquid) V


1 N N
2 N–1

N–1 2
N 1
LN VN+1 (vapor/gas) L1 V0 (stripper)

Pelarut Liquid Pelarut gas/vapor


(absorben) menyerap
mengabsorb (stripping)
komponen dengan cara
Counteraurrent Multistage Absorber

Analisis teknik pemisahan yang digunakan Absorption


untuk menentukan multistage
equilibrium dengan metodeXgrafik.
0, L’ (absorbent) Y1,
1 V
Pola aliran countercurrent. 2 ’

n
N
XN, L’ YN+1,
V
Untuk penentuan stage menggunakan cara grafis metode Mc Thiele secara ’
garis besar melalui tahapan berikut

1) Menyiapkan kurva kesetimbangan


2) Menyusun neraca massa dan neraca komponen
3) Membuat garis operasi
4) Membuat plate ideal dalam grafik
5) Menentukan pelarut minimum
Membuat kurva Menentukan Menghitung
keseimbangan Pelarut Minimum Stage aktual

1 2 3 4 5

Membuat Menentukan
Garis Operasi Stage ideal
1) Membuat kurva kesetimbangan
a) Kurva kesetimbangan dibuat dari data Kelarutan
Contoh : Data Kelarutan NH3 terhadap H2O yang diukur pada
temperatur 200C, P : 760 mmHg

lbm NH3 / 100 lbm H2O 7.5 10 15 20 25

Tekanan Parsial NH3, mmHg 50.0 69.6 144 166 227

Contoh perhitungan x dan y dari data


kesetimbangan
M NH 3 BM NH 3 x y
Pembuatan
x Kurva didasarkan mol
M NH 3 BM NH 3  M H 2 O BM H 2 O
fraksi 0.079 0.065
7.5 17 8
x  0.079
7.5 17  92.5 18

p * 50
y 
P 760
y  0.0658
Pembuatan Kurva didasarkan mol rasio

M NH 3 BM NH 3
X X Y
M H 2 O BM H 2 O
7.5 17 0.085 0.07
X  0.0858
92.5 18 8
p* 50
Y 
P  p * 760  50
Y  0.07

b) Kurva kesetimbangan dari hukum Henry


Contoh : Konstanta Henry’s untuk CO2 dalam air pada 5 ℃, 876 atm/mole fraksi
Bila absorpsi beroperasi pada tekanan 10 atm suhu 5 ℃, maka

H 876
y x y x  87.6x
Ptotal 10
Plot data x vs y , sehingga diperoleh data kesetimbangan
dalam mol fraksi : dalam mol rasio :
x y x X Y
X
0 0 1 x 0 0
0.0001 0.00876 0.0001 0.00884
0.0004 0.0350 0.0004 0.0363
y
0.0006 0.0526 Y 0.0006 0.0555
0.0008 0.0701 1 y 0.0008 0.0754
0.0010 0.0876 0.0010 0.0960
0.0012 0.1051 0.0012 0.1175

Selanjutnya bisa digambarkan kurva


kesetimbangan pada koordinat
molafraksi atau koordinat mole ratio
2. Membuat Garis Operasi

Neraca Massa
L 0  VN 1  L N  V1
dalam mole fraksi

L 0 x 0  VN 1 y N 1  L N x N  V1 y1
dalam mole ratio

L 0 X 0  VN 1 YN 1  L N X N  V1 Y1

Hubungan antara mol rasio (Y atau X) dan mol fraksi (y atau x)


VN+1
y P x
Y  X Campuran Gas
1  y pt  p 1 x A dan B,C,D
Vs
V
VS  V 1  y  
L
L S  L 1  x   Solute yang akan
1 Y 1 X dipisahka
Gas Inert/
ca
n dari
rr
campuran
ie
Neraca komponen dalam mole ratio menjadi

LS X 0  VS YN 1  LS X N  VS Y1 Y
Bawah

VS (YN 1  Y1 )  LS (X N  X 0 ) YN+1

L s YN 1  Y1

Vs X N  X 0 Slope

si
a
er
Ls/Vs

Op
is
slope garis operasi

n
ga
r
Ga

an
mb
Atas
Parameter penting dalam absorber

eti
Y (gas )

s
atau scrubber adalah laju aliran liquid.

Ke
1

Laju aliran liquid merupakan fungsi dari


XN X
laju aliran gas yang akan diolah X0 (liquid )

Tugas 2
Suatu solut A akan dipulihkan dari gas inert pembawanya B menggunakan pelarut (solv
en). Laju alir gas masuk kolom absorber 500 kmol/j dengan y A = 0.3 dan men
inggalkan absorber pada yA = 0.01. Laju solven masuk absorber 1500 kmol/j d
engan kadar xA = 0.001. Hubungan kesetimbangan dinyatakan dengan y A = 2.8 xA
. Gas inert dimungkinkan tidak larut dalam solven dan solven dianggap tidak
volatil. Buatlah data x-y , plot kurva kesetimbangan dan garis operasinya d
engan koordinat dalam a) mol fraksi dan b) mol rasio (koordinat bebas solut
3. Pelarut Minimum (L/V) min

L YN 1  Y1
  
 V  min X Nmax  X 0
 Ls  L

V 
  a  
 s  op  V  min

slope garis operasi


Jumlah Pelarut Minimum untuk  fraksi solut yang akan dihilangkan,
mencapai % recovery yang  laju alir liquid/gas
diharapkan tergantung pada  koefisien distribusi
:

Pembuatan Garis Operasi berdasarkan Faktor Absorpsi A=L/mV

Komponen A m-value
Air 1.7 0.031
Aseton 1.38 2.0
Oksigen 0.00006 45.000
Nitrogen 0.00003 90.000
Argon 0.00008 35.000

A = L/mV
L/V = m A

slope garis operasi


Umumnya jika faktor absorpsi
A=L/mV > 1 untuk suatu
komponen, derajat
pemisahannya dapat
4. Menentukan Stage/Plate Ideal

L0, X0 V1,
L V Y
1
2 S S1

n
N
LN, XN VN+1,
L V Y
S S
N
Tugas 3
+
Berikan contoh
1
5. Efisiensi Plate
1). Efisiensi Total, Eo
N ideal
Eo  x100% N ideal
N aktual N aktual 
Eo

2). Efisiensi Murphree untuk gas dan entrainment, EM

panjang AB panjang DE
EM    .... dst
panjang AC panjang DF

Hubungan antara Efisiensi


Murphree
(1/A 1)
Terkoreksi
log (1  E M dengan
)
E 
0 log 1/A  Total
Effisiensi
Dimanaadalah
A = faktor aborpsi
B. Countercurrent Multistage Stripper

L 0  VN 1  L N  V1

L S X 0  VS YN 1  L S X N  VS Y1  VS  X0  X N
  
VS (Y1  YN  1 )  L S (X 0  X N )  LS  Y1  YN 1

slope garis operasi


3. Pelarut Minimum (V / L) min pada Stripper

V X0  X N
  
 L  min Ymax  YN 1

 Vs 
   a  
V
 L s  op  L  min

Efisiensi Murphree, EM
Contoh soal 1
Campuran gas mengandung 0.06 mol benzene/mol benzene-bebas gas akan dimurnikan d
alam absorber menggunakan wash oil yang mengandung 0.01 mol benzene /mol benzene-
bebas oil. Diharapkan 90% benzene dapat terecover dimana liquid keluar kolom absorber
mengandung 0.19 mol benzene /mole benzene bebas oil. Sedangkan liquid meninggalkan k
olom stripper mengandung 0.01 mol benzene/mol oil. Ratio aliran benzene bebas oil terha
dap benzene bebas steam = 2. Berat molekul benzene 200,78, untuk oil 32. Data kesetimb
angan X-Y untuk absorber pada 26 ℃, untuk stripper pada 120 ℃. Anggap gas tidak laru
t dalam oil dan oil tidak volatil.
Tentukan :
(a) Ratio laju alir molar benzene bebas oil terhadap benzene bebas gas dalam absorber
(b) Jumlah plate ideal dalam absorber
(c) Laju alir minimum dalam stripper per mol benzene bebas oil

Penyelrsaian
(a) Gunakan basis Vs = 1 mol/jam dari benzen bebas-gas masuk kedalam absorber.
YN+1 = 0.06 mole benzene / mol benzene bebas gas,
maka benzene dalam aliran masuk = 0.06 mol/jam.
Dengan recovery 90 % maka jumlah benzene yang terabsorpsi sebesar = 0,9 (0,06) = 0,054
mol/jam, sisanya keluar bersama aliran gas sebesar 0,006 mol/jam.
Dalam oil pelarut terdapat Xo = 0.01 dan liquid keluar XN = 0,19 mol benzene/mol benzene
bebas oil
Neraca massa komponen
YN+1 Vs + Xo Ls= Vs Y1 + XN Ls
0.06 (1,0) + 0.01 Ls = 0,006 + 0,19 Ls
Ls = 0,3 mol/jam
Slope garis operasi :
Ls/Vs = 0,3 mol benzene bebas oil/mol benzene bebas gas

(b) Kurva kesetimbangan pada absorb


er dibuat dalam mol rasio berdasarkan
tekanan uap benzene pada 26 C (299 K
) yaitu sekitar 100 mmHg (13,33 kPa)
dengan anggapan gas ideal.
Garis operasi dimulai dari titik Xo-Y 1 d
ibuat garis dengan slope Ls/Vs =0,3. S
elanjutnya menentukan jumlah stage id
eal, didapatI antara stage 9 dan 10 ma
sih diperlukan.
Jadi jumlah stage idieal = 10
(c) Kurva kesetimbangan stripper berdasarkan tekanan uap benzene pada 120 C (393K)
yaitu sekitar 319 kPa.
Untuk menentukan pelarut minimum, maka garis operasi dari X N = 0.01 dan YN+1 = 0
ditarik garis menyinggung kurva kesetimbangan.
Tentukan slope dari garis yang merupakan garis operasi pada pelarut minimum
(Vs/Ls)min.
Dari grafik diperoleh (Vs/Ls)min = 0.33.
Contoh soal 2
Suatu campuran gas sebesar 0,250 m3/s pada 299 K dan 107 kPa mengandung 2% vol uap
minyak ringan yang dianggap sama ringan benzena. Diinginkan untuk merecover 95% dari uap
benzene ini dengan mempergunakan wash oil dalam sebuah countercurrent absorber. Wash oil
masuk menara pada 299 k dengan kandungan benzene 0,5 % mole (BM 260). Rate wash oil ini
1,5 kali rate minimumnya. Larutan wash oil benzene dianggap ideal dan suhu menara konstan
299 K.
Selanjutnya, larutan dari absorber ini dipanaskan hingga 395 K dan dimasukkan ke dalam
sebuah stripper pada tekanan 1 atm. Sebagai gas penyerap benzene dari larutan dipergunakan
steam lewat jenuh hingga 395 K tekanan 1 atm. wash oil yang telah diabsorpsi masih
mengandung benzene sebesar 0,5% mole, didinginkan hingga 299 K, lalu dikembalikan ke
absorber. Laju steam yang dipergunakan 1,5 kali rate minimumnya.

Tentukan :
(a.) Rate wash oil yang disirkulasi
(b.) Rate steam untuk stripping
(c.) Jumlah plate ideal pada absorbar
(d.) Jumlah plate ideal pada stripper
(e.) Ulangi (c) dan (d) dengan menganggap larutan encer.
Penyelesaian

Basis : 1 detik
Absorber :
VN+1 = 0,25m3 = 0,25(273/299) (107/101,3) (1/22,4) = 0,01075 kmol
yN+1 = 0,02, YN+1 = 0,02/(1-0,02) = 0,204 kmol benzene/kmol gas.
Vs = 0,01075(1-0,02) = 0,01051 kmol gas
Recovery 95% dari tiap benzene masuk,
Y1 = 0,05(0,0204) = 0,00102 kmol benzene/kmol gas
X0 = 0,005 , x0 = 0,005/(1-0,005) = 0,00503 kmol benz/kmol
Garis kesetimbangan :
Pada 299 K tekanan uap benzene p = 100 mm Hg = 13,33 kPa untuk larut id
eal, mengikuti persamaan

p = 13330 x Y* X
Pt = 1,07x105 Pa y* = p/ Pt  0,125
1 Y * 1 X
y = Y/(1+Y) dan
x = X/(1+X)

P elarut minimum YN+


Y  Y1 (Ls/Vs)min
1

Y= mol benzene/mol gas inert


L s min
 N 1 0.02
VS X Nmax  X 0 garis operasi
0,01051(0,0204  0,00102)
Slope Ls/Vs Kurva kesetimbangan
L S min  0.01
0,176  0,00503
= 1,19 x 10-3 kmol

(a) Laju wash oil yang disirkulasi


L S  1 1 2 L S min  1 1 2 x 1.19x10 -3
= 0,001787 kmol wash oil
Y1 0,176

Xo XNmax
X= mol benzene/mol oil
Kolom stripper
X0 = 0,119 kmol benzene/kmol oil ( = XN dari absorber)
XN = 0,00503 kmol benz/kmo oil ( = X0 pada absorber)
YN+1 = 0,0 sebab steam murni sebagai gas pelarut.
Garis kesetimbangan :
Pada 395 K, tekanan uap benzene = 2400 mmHg = 319,9 kPa
Y* 319,9 X X
  3,16
1  Y * 101,3 1  X 2X

L S (X o  X N )
VS min 
Y1  YN 1
(0,119  0,00503)
 0,001787
0,45  0,00
= 0,0004526 kmol steam

(b) Laju steam pada kolom stripper


Vs = 1.5 x Vsmin
= 1,5 x 0,0004526
= 0,000679 kmol/s
LS
Y1   (X 0  X N )  YN 1
VS
= (0,001787/0,000679) (0,119-0,00503) + 0
= 0,2999 kmol benzene/kmol steam

(c) Jumlah plate ideal untuk absorber, mulai dari titik (Y 1,X0) dari grafik diperoleh
sekitar 7,6 buah stage ideal.
(d) Jumlah plate ideal untuk stripper, mulai dari titik (X N, YN+1) dari grafik diperoleh
sekitar 6,3 buah stage ideal
(e) Untuk larutan encer dan dipergunakan persamaan yang melibatkan faktor absorbsi A
Untuk absorber (bagian bawah):
YN+1 = 0,02, V1 = (0,00102)/(1+0,00102 = 0,00102
= 0,005, m = y* / X = 0,125
LN = Ls (1 + XN) = 0,001787 (1+0, 119) = 0,002 kmol/s
AN = LN / mVN = LN / mVN+1 = 0,002/(0,125 x 0,01075) = 1,488
bagian atas
LO = LS(1+XO) = 0,001787 (1+0,00503) = 0,001796 kmol/s
V1 = VS(1+Y1) = 0,01051(1+0,00102) = 0,01502 kmol/s
A1 = L1/mV1 = LO/mV1 = 0,001796/(0,125x0,01052) = 1,366
Arata2 = (1,488x1,366)0,5 = 1,425
Y1  mx 0 0,00102  0,125(0,005)
Ordinat pada grafik   0,0204
y N 1  mx 0 0,02  0,125 (0,005)
Latihan soal kolom stripper
Kolom stripping digunakan untuk menghilangkan karbon dioksida (CO 2) dari
air. Hal ini dilakukan dengan memanaskan campuran air + CO 2 dan melewatka
nnya berlawanan dengan aliran nitrogen dalam stripper. Operasi isotermal
dan isobarik pada 60 ℃ dan 1 atm. Air mengandung CO 2 9,2 × 10-6 molfraksi
dan mengalir pada 100.000 lbm / jam. Aliran nitrogen memasuki kolom sebag
ai N2 murni pada 1 atm dan 60 ℃ dengan laju aliran volumetrik 2.500 ft 3 /
jam. Asumsikan bahwa N 2 tidak larut dalam air dan air tidak menguap.
Konstanta Henry untuk CO2 dalam air pada 60 ℃ dari 3.410 (atm / fraksi mo
l)
Jika diharapkan konsentrasi air keluar 2,0 × 10-7 fraksi mol CO 2, tentuka
n jumlah stage keseimbangan yang diperlukan untuk efisiemsi plate 60%.
Bila diameter kolom 1,5 m, berapa tinggi kolom ?

Rekomendasi spasi tray berdasarkan diameter


Diameter Kolom, D (m) Jarak antar tray, (m)
<1 0.5
1-3 0.60
3-4 0.75
4-8 0.90
Bersambung

Anda mungkin juga menyukai