Anda di halaman 1dari 13

ASUHAN KEPERAWATAN INFEKSI

MASA NIFAS
Dwi Listyowati (011191011)
Raka Adhe Pratama (011191085)
Ayuk Damayanti (011191101)
A. Definisi
Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi, plasenta,
serta selaput yang di perlukan untuk memulihkan kembali organ kandungan
seperti sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu. Pada masa
nifas akan mengalami perubahan baik fisik maupun psikis. Asuhan masa
nifas diperlukan karena merupakan masa kritis baik untuk ibu maupun bayi,
apabila tidak ditangani secara dengan afektif dapat membahayakan
kesehatan atau kematian bayi ibu (Rasumawati, 2018)
B. Etiologi
Staphylococcus dan bakteri lain dapat menyebabkan infeksi pada nifas.
Bakteri-bakteri ini tumbuh subur di lingkungan yang lembab dan hangat.
Bakteri lain yang bisa menjadi penyebab infeksi masa nifas yakni Escheria
coli atau E. Coli. Bakteri ini seringnya berasal dari kandung kemih atau
rektum. Pada dasarnya, infeksi setelah melahirkan dapat terjadi karena
beberapa hal teknik, misalnya alat-alat medis tidak steril, infeksi dari
nosocomial rumah sakit infeksi pada bekas luka operasi caesar.
C. Patofisiologi
Ibu dengan persalinan episiotomi disebabkan adanya persalinan yang lama: gawat janin (janin prematur, letak
sungsang, janin besar), tindakan operatif dan gawat ibu (perineum kaku, riwayat robekan perineum lalu, arkus pubis
sempit). Persalinan dengan episiotomi mengakibatkan terputusnya jaringan yang dapat menyebabkan menekan
pembuluh syaraf sehingga timbul rasa nyeri dimana ibu akan merasa cemas sehingga takut BAB dan ini menyebabkan
resti konstipasi.
Terputusnya jaringan juga merusak pembuluh darah dan menyebabkan resiko defisit volume cairan. Terputusnya
jaringan menyebabkan resti infeksi apabila tidak dirawat dengan baik kuman mudah berkembang karena semakin besar
mikroorganisme masuk ke dalam tubuh semakin besar resiko terjadi infeksi.
Ibu dengan persalinan dengan episiotomi setelah 6 minggu persalinan ibu berada dalam masa nifas. Saat masa nifas
ibu mengalami perubahan fisiologis dan psikologis. Perubahan fisiologis pada ibu akan terjadi uterus kontraksi.
Kontraksi uterus bisa adekuat dan tidak adekuat. Dikatakan adekuat apabila kontraksi uterus kuat dimana terjadi adanya
perubahan involusi yaitu proses pengembalian uterus ke dalam bentuk normal yang dapat menyebabkan nyeri/ mules,
yang prosesnya mempengaruhi syaraf pada uterus.
D. Manifestasi
a. Laserasi Perineum
Biasanya terjadi sewaktu kepala janin dilahirkan, luas robekan didefinisikan berdasarkan kedalaman robekan :
1) Derajat pertama (robekan mencapai kulit dan jaringan)
2) Derajat kedua (robekan mencapai otot-otot perineum)
3) Derajat tiga (robekan berlanjut ke otot sfinger ari)
4) Derajat empat (robekan mencapai dinding rektum anterior)
b. Laserasi Vagina Sering menyertai robekan perineum, robekan vagina ce nderung mencapai dinding lateral (sulci) dan jika
cukup dalam, dapat mencapai levator ani.
c. Cedera Serviks Terjadi jika serviks beretraksi melalui kepala janin yang keluar. Laserasi serviks akibat persalinan Laserasi
serviks akibat persalinan terjadi pada sudut lateral ostium eksterna, kebanyakan dangkal dan pendarahan minimal.
E. Penatalaksanaan
1. Pengobatan infeksi nifas
a. sebainya segera dilakukan pembiakan dan sekret vagina dari luka operasi dan darah serta uji kepekaan untuk mendapatkan
antibiotik yang tepat dalam pengobatan
b. lalu berikan dosis yang cukup dan adekuat
c. karena pemeriksaan memeberikan waktu lama berikan antibiotik spektrum
d. pengobatan yang dapat menambah daya tahan tubuhn penderita seperti infus transfusi darah
2. pengobatan kemoterapi dan antibiotik
e. kemasan sufonamide
f. trisulfa merupakan kombinasi dari suldizim, sulfa metazin 130mg dan sulfa tiozol 183mg
g. dosis insial 2gr diikuti 1gr 4-6 jam kemudian/ oral
h. kemasan penisilin
F. Pathway
G. Pengkajian
a.Identitas pasien :
b.Riwayat penyakit dahulu :
c.Riwayat kesehatan keluarga :
d.Pola nutrisi
e.Pola istirahat tidur
f.Pengunaan lampu remang-remang atau gelap
g.Pola eliminasi
i.Konsep diri
H. Diagnosa Keperawatan
1.Nyeri berhubungan dengan infolusi uterus, nyeri setelah melahirkan
2.Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan larerasi dan proses persalinan
3.Resiko menyusui tidak efektif berhungan dengan kurang pengetahuan cara
perawatan payudara bagi ibu menyusui
No Diagnosa Keperawatan Hasil dan Kriteria Keperawatan Intervensi Keperawatan
1. I. Intervensi Keperawatan
Nyeri berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 Observasi
infolusi uterus, nyeri setelah kali pertemuan diharapkan tingkat nyeri menurun a. Identifikasi lokasi,
melahirkan dengan kriteria hasil: karakteristik, durasi,
a.Kemampuan menuntaskan aktivitas membaik frekuensi, kualitas, intensitas
b.Keluhan nyeri menurun nyeri
c.Meringis menurun b. Identifikasi skala nyeri
d.Gelisah menurun Terapeutik
e.Kesulitan tidur menurun a. Berikan teknik
f.Frekuensi nadi membaik nonfarmakologis untuk
g.Nafsu makan membaik mengurangi rasa nyeri
Edukasi
a. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
b. Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
2 Resiko tinggi infeksi Setelah dilakukan tindakan Observasi
. berhubungan dengan keperawatan selama 3 kali a. Monitor tanda dan gejala
larerasi dan proses pertemuan diharapkan tingkat infeksi lokal dan sistemik
persalinan infeksi menurun dengan kriteria Terapeutik
hasil: a. Cuci tangan sebelum dan
a. Kebersihan tangan meningkat sesudah kontak dengan pasien
b. Kebersihan badan meningkat dan lingkungan pasien Edukasi
c. Nyeri menurun a. Jelaskan tanda dan gejala
infeksi
b. Ajarkan cara mencuci
tangan dengan benar
c. Ajarkan cara memeriksa
kondisi luka atau luka operasi
Kolaborasi
Kolaborasi
a. pemberian imunisasi, jika
perlu
3. Resiko menyusui tidak efektif Setelah dilakukan tindakan Observasi
berhungan dengan kurang keperawatan selama 3 kali pertemuan a. Identifikasi kesiapan dan kemampuan
pengetahuan cara perawatan diharapkan status menyusui membaik menerima informasi
b. Identifikasi tujuan atau keinginan
payudara bagi ibu menyusui dengan kriteria hasil: menyusui
a.Pelekatan bayi pada payudara ibu Terapeutik
meningkat a.Sediakan materi dan media pendidikan
b.Miksi bayi lebih dari 8 kali/ 24 jam kesehatan
meningkat b.Jadwalkan pendidikan kesehatan
c.Berat badan bayi meningkat sesuai kesepakatan
c.Berikan kesempatan untuk bertanya
d.Tetesan/ pancaran ASI meningkat
d.Dukung ibu meningkatkan
e.Suplai ASI adekuat meningkat kepercayaan diri dalam menyusui
f.Lecet pada puting susu menurun Edukasi
g.Bayi rewel menurun a.Berikan konseling menyusui
b.Jelaskan manfaat menyusui bagi ibu
dan bayi
c.Ajarkan 4 (empat) posisi menyusui dan
perlekatan dengan benar
d.Ajarkan perawatan payudara
postpartum
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai