Anda di halaman 1dari 26

HYDROPNEUMOTHORAX

NAMA : ISLAH ANANDA JARNAWI


NIM :2104014
PROFESI : NERS
STASE KMB
Pengertian
 Hidropneumotoraks adalah suatu keadaan dimana terdapat
udara dancairan di dalam rongga pleura yang mengakibatkan
kolapsnya jaringan paru.
 Hidropneumothorax merupakan suatu kondisi dimana terdapat
udara pada kavum pleura. Pada kondisi normal, rongga pleura
tidak terisi udara sehingga paru-paru dapat leluasa
mengembang terhadap rongga dada.
Etiologi

 Hidropneumotoraks spontan terjadi oleh karena pecahnya


bleb atau kista kecil yang diameternya tidak lebih dari 1-2 cm
yang berada di bawah permukaan pleura viseralis, dan sering
ditemukan di daerah apeks lobus superior dan inferior.
 ada dua faktor sebagai penyebabnya.
a. Faktor infeksi atau radang paru
b. Tekanan intra alveolar yang tinggi akibat batuk atau mengejan.
c. Robeknya pleura visceralis sehingga saat inspirasi udara yang
berasal dari alveolus akan memasuki kavum pleura.
d. Robeknya dinding dada dan pleura parietalis sehingga terdapat
hubungan antara kavum pleura dengan dunia luar.
Manifestasi Klinis

 Tanda dan gejala yang timbul pada


Pneumotoraks tergantung pada besarnya
kerusakan yang terjadi pada sub pleura dan
ada tidaknya komplikasi penyakit paru.
 Gejala yang utama adalah berupa rasa sakit
yang tiba - tiba bersifat unilateral diikuti sesak
napas.
 
Patofisiologi

Pneumotorak dapat dibagi berdasarkan penyebabnya.



a. Pneumotorak spontan oleh karena : primer (ruptur
bleb), sekunder (infeksi, keganasan), neonatal.
b. Pneumotorak yang di dapat oleh karena : iatrogenik,
barotrauma, trauma.
 Pneumotorak dapat dibagi juga menurut gejala klinis:
a. Pneumotorak simple : tidak diikuti gejala shock atau
pre-shock.
b. Tension Pnuemotorak : diikuti gejala shock atau pre-
schock.
Pemeriksaan Diagnostik

a. Foto Rontgen
b. Analisis gas darah
c. CT-scan thorax.
Penatalaksanaan Medik
a. Observasi dan pemberian tambahan oksigen.
b. Aspirasi sederhana dengan jarum dan pemasangan tube
torakostomi dengan atau tanpa pleurodesis..
Diagnosa Keperawatan SDKI 2017

a. Nyeri berhubungan dengan dengan agen pencedera fisiologis


b. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan Perubahan
membrane alveolus-kapiler
c. Pola napas tidak epektif berhubungan dengan Pola napas abnormal.
d. Resiko penurunan curah jantung berhubugan dengan penurunana
frekuensi jantung
e. Resiko infksi berhubungan dengan efek prosedur invasif
f. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan
otot.
g. Deficit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar
informasi
Ruangan : IC lantai 2 waktu : 15.00-16.00
Tanggal pengkajian : 24/01/2022
 Pengkajian
 Identitas pasien
 Nama inisial : Tn.S
 Tempat/tanggal lahir (umur) : 11-10-1969 / 52 tahun
 Jenis kelamin : Laki-Laki
 Status perkawinan : kawin
 Jumlah anak : 2
 Agama : ISLAM
 Warga Negara : Indonesia
 Bahasa yang digunakan : Indonesia
 Pendidikan : SMP
 Pekerjaan : Buruh
 Alamat : JL. IR H JUANDA II NO 33
Data Medik
 Dikirim oleh : IGD RSWS
 Diagnosa Medik
 Saat Masuk : hydro pneumothorax sinistra +
pneumonia
 Saat pengkajian : post op hydropneumothorax
 Keadaan Umum
 Keadaan sakit : Nyeri dan sesak napas
 Penggunaan alat medik : Terpasang Infus, Nasal canul
dan terpasang Drain
 Keluhan utama : sesak napas
Pengkajian pola persepsi kognitif

 Data subyektif
 Keadaan sebelum sakit : Klien merasa baik-baik saja
 Keadaan sejak sakit : klien merasa tidak nyaman dengan kondisi
saat ini
 Klien merasa sesak napas dan nyeri di bagian dada kiri sampai ke
perut.
 Di kaji nyeri dengan :
 P : nyeri karena ada masalah pada paru-paru
 Q : pasien mengatakan nyeri seperti ditusuk-tusuk
 R : nyeri di bagian dadan kiri sampai ke perut kiri
 S : skala nyeri 4
 T : sering muncul pada sore menjelang malam
 Mengukur skala nyeri menggunakan NRS (numeric ranting scaale)
TERAPI
Terapi yang diberikan Indikasi
N-ace 200 mg/8jam/ oral Obat untuk penyakit-penyakit pada saluran pernapasan
(untuk infeksi saluran pernapasan yang di tandai dengan
adanya mukus berlebihan

Moxifloxacin 400 mg/24 jam/ iv Obat anti biotik untuk mengatasi penyakit akibat infeksi
bakteri, seperti pneumonia, infeksi kulit, sinusitis, infeksi
perut atau radang panggul

Curcuma 1 tab/ 8 jam/ oral (stop) Suplamen makanan untuk menambah atau
meningkatkan nafsu makan

Paracetamol 500 mg/8 jam/iv (jika demam- stop) Menurunkan demam dan bisa juga meredakan nyeri

Vip albumin 2 cap / 8jam/ oral Suplemen makanan yang terbentuk dari ekstrak
Ophiocephalus striatus (ikan gabus) untuk
meningkatkan daya tahan tubuh.

Lactulosa svi 1 cth/8 jam/ oral (obat dipasien) Obat untuk mengatasi konstipasi atau sulit buang
air besar.
ANALISA DATA
NO DATA MASALAH

1. DS : Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera


Pasien mengatakan nyeri di bagian dada kiri sampai ke perut bagian kiri fisiologis
DO :  
Nampak perut membuncit  
Kaji nyeri dengan :  
P : nyeri karena ada masalah pada paru-paru
Q : pasien mengatakan nyeri seperti ditusuk-tusuk
R : nyeri di bagian dadan kiri sampai ke perut kiri
S : skala nyeri 4
T : muncul di saat sore hari menjelang malam
 

2. DS : Pola napas tidak efektif berhubungan dengan


klien mengatakan bila kecapean pasien langsung sesak napas hambatan upaya napas (mis. Nyeri saat bernapas,
DO : kelemahan otot pernapasan)
Nampak pasien napasnya cepat
Terpasang O2 4 LITER
 
3. DS : Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan ketidak
Pasien mengatakan bergerak 2-3 langkah sudah merasakan kecapean keseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
DO :
Pasien berbaring terus dengan posisi semi fowler

4. Faktor resiko Resiko infeksi berhubungan dengan efek prosedur


Terpasang drain infasif
Terpasangan infus
Terpasangan selang O2 nasal canul
 
DIAGNOSA KEPERAWATAN
No Diagnosa keperawatan
   
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
   
   
2. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya napas (mis. Nyeri saat
  bernapas, kelemahan otot pernapasan)
   
3. Mobilitas fisik berhubungan dengan ketidak keseimbangan antara suplai dan kebutuhan
  oksigen.
   
4. Resiko infeksi berhubungan dengan efek prosedur infasif
 
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN INTERVENSI

SLKI SIKI

1. D.0077 Setelah dilakukan tindakan Observasi


Nyeri Nyeri akut berhubungan keperawatan 3x24 jam - Identifikasi skala nyeri
dengan agen pencedera fisiologis diharapkan tingkat nyeri - Identifikasi faktor yang
(mis. Imflamasi) berkurang dengan kriteria hasil: memberat dan memperingan
  -Tingkat nyeri menurun dari point nyeri
1 (meningkat) ke point 3 (sedang) - Identifikasi pengetahuan dan
-Meringis dari pont 1 (meningkat) kenyakinan tentang nyeri
ke point 3 (sedang) Terapeutik
-Kesulitan tidur dari point 1 - Berikan teknik nonfarmakologis
(meningkat) ke point 3 (sedang) untuk mengurangi rasa nyeri
-Ketegangan otot dari point 1 (kompres hangat/dingin)
(meningkat) menurun ke point 3 - Fasilitasi istrahat tidur
(sedang) Edukasi
- Jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan
nyeri
- Ajarkan teknik nonfarmakologi
untuk mengurangi rasa nyeri.
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian analgetik.
 
2. Pola napas tidak Setelah dilakukan tindakan Observasi
efektif berhubungan keperawatan 3x24 jam -Monitor pola nafas
dengan Pola napas diharapkan pola nafas (frekuensi ,kedalaman,usaha
abnormal membaik dengan kriteria nafas)
hasil : -Monitor bunyi nafas tambahan
-Ventilasi sememnit (mis.gurgling,mengi,wheezing,ron
meningkat khi kering)
-Tekanan ekspirasi  
meningkat Terapeutik
-Tekanan inspirasi meningkat -Posisikan semi-fowler atau fowler
-Dispenea menurun -Berikan minum hangat
-Frekuensi napas membaik -Berikan oksigen, jika perlu
-Kedalam nafas menbaik Edukasi
-Ekskusi dada membaik -Anjurkan asupan cairan
2000ml/hari,jika tidak
kontraindikasi
-Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
-Kolaborasi pemberian
bronkodilator,ekspetoran,mukoliti
k, jika perlu.
 
3. D.0054 Setelah dilakukan tindakan Observasi
Gangguan mobilitas 3x24 jam diharapkan - Identifikasi adanya nyeri atau
fisik berhubungan mobilitas disik meningkat keluhan fisik lainnya.
dengan penurunan dengan kriteri hasil : - Identifikasi toleransi fisik
kendali otot -Nyeri menurun dari point 1 melakukan pergerakan
(meningkat) menjadi point 3 - Monitor frekuensi jantung dan
(sedang) tekanan darah sebelum memulai
-Kecemasan point 2 (cukup mobilisasi
meningkat) menjadi point 4 Terapeutik
(cukup menurun) - Fasilitasi melakukan pergerakan
-Gerakan terbatas dari point - Libatkan keluarga untuk
1 (meningkat) menjadi 3 membantu pasien dalam
(sedang) meningkatkan pergerakan.
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur
mobilisasi
- Anjurkan melakukan mobilisasi
dini
4. 0142 Setlah melakukan tindakan 3x24 Observasi
Resiko infeksi jam diharapkan tingkat infeksi - Monitor tanda dan gejala infeksi lokal
 
berhubungan dengan menurun.dengan kriteria hasil : dan sistemik
efek prosedur invasif Kebersihan tangan dari point 3 Terapeutik
(sedang) menjadi point 5 - Batasi pengunjung
(meningkat) - Cuci tangan sebelum dan sesudah
Kebersihan badan dari point 3 kontak dengan pasien dan lingkungan
(sedang) menjadi 5 (meningkat) pasien
Nafsu makan dari point 3 - Pertahankan teknik aseptik pada
(sedang) menuju point 5 pasien beresiko tinggi
(meningkat) Edukasi
Demam dari point 3 (sedng) - Jelaskan tanda dan gejala infeksi
menjadi point 5 (menurun) - Ajarkan cuci tangan dengan benar
  - Ajarkan meningkatkan asupan nutrisi
- Anjurkan meningkatkan asupan
cairan
Kolaborasi
- Pemberian antibiotic
NO DIAGNOSA WAKTU IMPLMENTASI

1. D.0077 Senin/24-01-22 Observasi


Nyeri akut berhubungan dengan   - Mengidentifikasi skala nyeri
Jam 16.30
agen pencedera fisiologis   Hasil : skala nyeri 4
     
Jam 16.35 - Mengidentifikasi faktor yang memberat dan memperingan nyeri
  Hasil : nyeri akibat adanya bronkoskopi
   
 
Jam 16.40 - Mengidentifikasi pengetahuan dan kenyakinan tentang nyeri
  Hasil : pasien mengetahui nyeri akibat bronkoskopi dan perut yang
  kembung
   
  Terapeutik
Jam 16.50
  - Memberikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
  (kompres hangat/dingin) bila muncul nyeri.
  Hasil : mengompres dengan air dingin
   
 
- Memfasilitasi istrahat tidur
Jam 17.00
  Hasil : pasien bisa tidur kalau sudah masuk obat anti nyeri
   
  Edukasi
Jam 17.15 - Menjelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
 
Hasil : pasien mengerti dan pengetahuan pasien bertambah
 
   
  - Menjelaskan strategi meredakan nyeri
Jam 17.20 Hasil : pasien bisa melakukan untuk meredakan nyeri (tidak berfokus
  ke nyeri dan melakukan kompres pada daerah nyeri)
 
 
 
  Kolaborasi
  - Memberikan analgetik
Jam 19.00
2. Pola napas tidak efektif Selasa/25-01-22 Observasi
berhubungan dengan Pola napas Jam 15.00 -Memonitor pola nafas (frekuensi ,kedalaman,usaha nafas)
abnormal   Hasil : pola napas tidak efektif, terpasang oksigen
 
 
 
  -Monitor bunyi nafas tambahan
Jam 15.15 (mis.gurgling,mengi,wheezing,ronkhi kering)
  Hasil : bunyi wheezing
 
  Terapeutik
 
-Memposisikan semi-fowler atau fowler
Jam 15.20
  Hasil : pasien nyaman dengan posisi semi fowler
 
  -Memberikan minum hangat
Jam 15.25 Hasil : pasien minum dengan air hangat
 
  -Memberikan oksigen, jika perlu
Jam 15.30
Hasil : terpasang oksigen
 
   
  Edukasi
Jam 15.40 -Mengajarkan teknik batuk efektif
  Hasil : pasien mampu mengikuti cara batak efektif
   
  Kolaborasi
 
Jam 19.00
-Melakukan Kolaborasi pemberian bronkodilator,
  ekspetoran,mukolitik, jika perlu.
  Hasil : diberikan N-Ace/8jam/oral
   
3. D.0054 Rabu/26-01-22 Observasi
Gangguan mobilitas fisik Jam 15.00 - Mengidentifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya.
berhubungan dengan   Hasil : pasien merasa lemah pada ekstremitas bawah
 
penurunan kendali otot  
 
  -Mengidentifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan
Jam 15.15 Hasil : pasien merasa kecapean pada saat melangkah, di langkah ke
  dua sudah capek
   
  - Memonitor frekuensi jantung dan tekanan darah sebelum memulai
 
mobilisasi
Jam 15.20
  Hasil : tekanan darah = 126/88 mmHg
   
  Terapeutik
  - Melibatkan keluarga untuk membantu pasien dalam meningkatkan
Jam 15.35 pergerakan.
  Hasil : pasien di bantu oleh istri dalam melakukan aktivitas atau
 
pergerakan
 
   
  Edukasi
Jam 15.40 - Menjelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi
  Hasil : diajarkan demikian agar tidak kaku
   
  - Menganjurkan melakukan mobilisasi dini
Jam 16.00
 
Hasil : pasien diberi edukasi sering duduk.
4. 0142 Kamis 27/01/22 Observasi
Resiko infeksi berhubungan Jam 15.00 - Memonitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik
  dengan efek prosedur invasif   Hasil : terpasangan drain, infus dan O2
 
Terapeutik
   
Jam 15.20 - Membatasi pengunjung
    Hasil : pasien di jaga oleh istri
   
Jam 15.30 - Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan
  lingkungan pasien
 
Hasil : selalu mencuci tangan
 
Jam 15.35  
  - Mempertahankan teknik aseptik pada pasien beresiko tinggi
  Hasi : selalu di lakukan geve pada daerah terpasang drain
  Edukasi
  - Menjelaskan tanda dan gejala infeksi
Jam 15.40 Hasil : agar pasien tidak terinfeksi
 
 
 
Jam 15.45 - Mengajarkan cuci tangan dengan benar
  Hasil : diajarkan 7 langkah mencuci tangan
 
Jam 15.50 - Mengajarkan meningkatkan asupan nutrisi
  Hasil : pasien menghabiskan makanannya
   
Jam 16.00
 
- Menganjurkan meningkatkan asupan cairan
  Hasil : pasien minum dengan baik
Jam 16.15 Kolaborasi
- Memberikan antibiotic
Hasil : diberikan Moxifloxacin 400 mg/24 jam/ iv
NO DIAGNOSA TANGGAL EVALUASI
1. D.0077 Senin/24/01/22 S:
Nyeri Akut berhubungan Pasien mengatakan nyeri di bagian dada kiri sampai ke
dengan perut bagian kiri di rasakan hanya pada malam hari. Tapi
telah berkurang.
 
O:
Nampak perut membuncit akibat tidak buang air, dan
terpasang drain
Skala nyeri 2
 
A : masalah nyeri akut belum teratasi.
 
P : intervensi masih di lanjutkan
Tetap observasi skala nyeri
Observasi faktor yang memberatkan nyeri
Memberikan kompres hangat pada daerah nyeri.
2. Pola napas tidak Selasa/25-01-22 S:
efektif berhubungan Klien masih merasa sesak napas bila
dengan Pola napas kecapean.
abnormal  
O:
Pasien napasnya cepat, masih Terpasang O2
4 LITER
 
A:
Masalah pola napas tidak efektif belum
teratasi

P :
Intervensi dilanjutkan
 
3. D.0054 Rabu/26-01-22 S:
Gangguan mobilitas Pasien masih merasa kecapean bila
fisik berhubungan melangkah ke kamar mandi, melangkah
dengan penurunan harus pelan-pelan
kendali otot  
O:
Pasien sudah sering duduk tidak hanya pada
posisi semi fowler terus
 
A:
Masalah gangguang mobilitas fisik belum
teratasi.
 
P:
Intervensi dilanjutkan
4. 0142 Kamis 27/01/22 S:
Resiko infeksi pasien mengatakan di daerah terpasangnya
berhubungan dengan drain sering di ganti perbannya.
efek prosedur invasif  
O:
Faktor resiko
Masih terpasang drain, infus dan selang O2
nasal canul
 
A:
Masalah resiko infeksi belum teratasi
 
P:
Intervensi di lanjutkan.
 
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai