Anda di halaman 1dari 28

“KOLELITIASIS

PEMBIBING : Dr. Ferdian SP.B, KBD

Disusun Oleh :
AUMNISSA SAMSI

Kepaniteraan Klinik
Dept. Ilmu Bedah
IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. Muathar Rauf


Jenis Kelamin : Laki-Laki
Tempat/Tanggal Lahir : 06/04/1978
Pekerjaan : PNS
Alamat : Kalumpang
Agama : Islam
Kebangsaan : Indonesia
Status : Menikah
MRS : 13 September 2023
No. RM : 41.57.88
Pembiayaan : BPJS

Kepaniteraan Klinik
Dept. Ilmu Bedah
SUBJECTIVE

Keluhan Utama :
Nyeri perut kanan atas

Riwayat Penyakit Sekarang :


Pasien datang ke Rumah Sakit dengan keluhan nyeri perut dibagian kanan atas dan sering menjalar ke
punggung bagian kanan, kadang-kadang nyeri juga terasa di bagian ulu hati dan bisa menjalar sampai ke bahu
kanan, nyeri dirasakan kurang lebih sudah 1 tahun terakhir namun memberat 1 bulan SMRS, nyeri perut dirasa
hilang timbul, namun lamanya nyeri bisa berlangsung selama berjam-jam, saat nyeri muncul pasien sampai
keringat dingin karena menahan nyeri dan tidak bisa ber aktivitas seperti biasa, nyeri diperberat setelah makan
makanan yang berminyak dan berkurang secara perlahan. Keluhan lainnya berupa demam, nyeri kepala, mual
muntah, dan BAB cair sejak satu minggu SMRS.
Pasien sebelumnya sudah pernah memeriksakan dirinya ke dokter penyakit dalam dan diminta untuk dilakukan
pemeriksaan USG, dari hasil USG dokter menganjurkan untuk melakukan pemeriksaan ke dokter bedah untuk
dilakukan tindakan operasi. Pasien juga sempat meminum obat untuk menurunkan keluhan yang dirasa namun
lupa nama obat-obatan yang sudah diminum sebelumnya.

Kepaniteraan Klinik
Dept. Ilmu Bedah
SUBJECTIVE

• Riwayat pasien pernah mengalami keluhan yang sama diakui, riwayat HT (-),
penyakit jantung (-), DM (-) disangkal, riwayat alergi disangkal

• Tidak ada anggota keluarga yang memiliki keluhan yang sama, riwayat HT,
DM, penyakit jantung, dan alergi disangkal
RPK
• Pasien memiliki kebiasaan sering makan makanan yang berminyak,
meminum kopi, merokok dan jarang olahraga

Kepaniteraan Klinik
Dept. Ilmu Bedah
OBJECTIVE

PEMERIKSAAN FISIK :

Keadaan Umum Sakit Sedang

Kesadaran Compos Mentis

TTV TD : 120/70 mmHg

Nadi : 80 x/menit

RR : 22 x/menit

Suhu : 36,70C

Kepaniteraan Klinik
Dept. Ilmu Bedah
PEMERIKSAAN FISIK :

Kepala
Mata :
Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), refleks cahaya (+/+), pupil isokor(+/+), oedem palpebral (-/-),
eksoftalmus (-/-), endoftalmus (-), penurunan penglihatan (-), nyeri (-), sekret (-), gerakan bebas
Hidung :
Napas cuping hidung (-), epistaksis (-),deviasi septum (-), nyeri (-), sekret (-), mukosa hidung tidak pucat dan
hiperemis (-), deformitas (-), gangguan penciuman (-), gejala penyumbatan (-)
Telinga :
Simetris, serumen (-/-),sekret (-/-), nyeri tekan tragus (-/-), nyeri tarik aurikula (-/-), tinnitus (-), gangguan
pendengaran (-)
Mulut :
Bibir kering (-), sianosis (-), mukosa mulut kering (-), tonsil T1/T1, lidah tampak kotor (-), gusi berdarah (-),
stomatitis (-). Edema (-)

Kepaniteraan Klinik
Dept. Ilmu Bedah
PEMERIKSAAN FISIK :

Paru-paru
Inspeksi : normochest, simetris ki-ka
Palpasi : Fremitus raba : dalam batas normal
Nyeri tekan: (-)
Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi : Bunyi pernapasan : vesikuler
Bunyi tambahan : Rh (-/-)
Wh (-/-)

Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis tidak teraba
Perkusi : pekak
Batas atas : ICS II sinistra
Batas kanan : ICS III-IV linea parasternalis dextra
Batas kiri : ICS V linea midclavicularis sinistra
Auskultasi : BJ I / II : murni reguler, murmur(-)

Kepaniteraan Klinik
Dept. Ilmu Bedah
PEMERIKSAAN FISIK :

Abdomen
Inspeksi : Datar, lemas, simetris, massa (-), hematoma (-), venektasi (-), scar (-), caput medusae (-),
ikterus (-), distensi abdomen (-), jejas (-), hernia (-), frog’s like appearance (-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal, tidak ada bunyi tambahan, metallic sound (-), bruit (-)
Perkusi : Timpani seluruh regio abdomen, pekak sisi (+) normal, shifting dullness (-), undulasi (-)
Palpasi : Nyeri tekan (+) di epigastrik dan hipokondrium dextra, Murphy sign (+), turgor kulit baik,
massa (-), nyeri tekan CVA (-), nyeri tekan supra pubis (-). Ballotement (-), nyeri tekan
McBurney (-) Hepar dan Lien tidak teraba, Rovsing sign (-), obrutator sign (-),
defense muscular (-)

Kepaniteraan Klinik
Dept. Ilmu Bedah
PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN
HEMATOLOGI
WBC 9.71 4.0 – 9.0 103/µL
RBC 4.72 3.76-5.70 106/µL
HGB 14.2 12.0-18.0 g/dL
HCT 84.1 33.5 – 52.0 %
MCV 30.1 80.0 – 100 fL
MCH 35.8 28.0 – 32.0 Pg
MCHC 35.8 31.0 – 35.0 g/dL

PLT 262 150 – 350 103/µL

CT 7.00 3-7 Menit


BT 2.00 1-3 Menit

GDS 102 70-160

ALT 182 0-45


AST 99 0-35

UREA 45 15-55
CREA 1.8 0.6-1.3

T-Bil 1.09 0.30-1.00


Kepaniteraan Klinik
D-Bil 0.64 0.00-1.00 Dept. Ilmu Bedah
PEMERIKSAAN FISIK :

• Kolelithiasis multiple (ukuran terbesar 1,9 cm), disertai kolesistitis dan Gallbladder sludge.
• Gambaran nefrokalsinosis medular diginjal bilateral.
• Sugestif parenchymal kidney disease bilateral.
• Klasifikasi prostat.
• Organ-organ intraabdomen lainnya tidak tampak kelainan pada pemeriksaan USG abdomen saat ini.
Kepaniteraan Klinik
Dept. Ilmu Bedah
DIAGNOSA

• Kolesistitis
• Koledokolitiasis
DIAGNOSA
BANDING

• Kolelitiasis
DIAGNOSA
KERJA

Kepaniteraan Klinik
Dept. Ilmu Bedah
PENATALAKSANAAN

Farmakologis :
•IVFD RL : D5% : 2 : 1 / 24 jam
•Ceftriaxon 1 gr / 12 jam / IV
•Ketorolac 30 mg / 8 jam / IV
•Lansoprazole 30 mg / 8 jam / IV
Operatif :
•Kolesistektomi

Kepaniteraan Klinik
Dept. Ilmu Bedah
Kepaniteraan Klinik
Dept. Ilmu Bedah
Kepaniteraan Klinik
Dept. Ilmu Bedah
Tanggal 14/12/2023 15/12/2023
S Pasien mengeluh nyeri pada luka post operasi Pasien mengeluh nyeri pada luka post operasi

O Keadaan umum Sakit Sedang Sakit Sedang


Tekanan Darah 90/60 mmHg 100/70 mmHg
Nadi 101x/menit 78x/menit
Suhu 37,2 ˚C 36,9 ˚C
RR 22x/menit 22x/menit
SpO2 90% 99%

Abdomen Inspeksi : Simetris (+) Inspeksi : Simetris (+)

Auskultasi : BU + (Normal) Auskultasi:BU+ (Normal)

Palpasi : NT + (Regio epigastrium, lumbal kanan, umbilical dan Palpasi : NT + (Regio epigastrium, lumbal kanan,
lumbal kiri) umbilical dan lumbal kiri)

Perkusi : Timpani Perkusi : Timpani


Ekstremitas Akral hangat, edema tidak ada, CRT <2 detik, Akral hangat, edema tidak ada, CRT<2

A POH - 0 Kolelitiasis POH - 1 Kolelitiasis


P - IVFD RL : D5% : 2 : 1 / 24 jam - IVFD RL : D5% : 2 : 1 / 24 jam
- Ceftriaxon 1 gr / 12 jam / IV - Ceftriaxon 1 gr / 12 jam / IV
- Ketorolac 30 mg / 8 jam / IV - Ketorolac 30 mg / 8 jam / IV
Kepaniteraan Klinik
- Lansoprazole 30 mg / 8 jam / IV -Lansoprazole 30 mg / 8 jam / Dept.
IV Ilmu Bedah
17/12/2023
Tanggal 16/12/2023
Pasien mengeluh nyeri pada luka post operasi berkurang, nafsu makan dan
S Pasien mengeluh nyeri pada luka post operasi berkurang, nafsu makan dan minum
minum baik.
baik.
Sakit Sedang
O Keadaan umum Sakit Sedang

110/80 mmHg
Tekanan Darah 100/70 mmHg

65x/menit
Nadi 77x/menit
36,9 ˚C
Suhu 36,9 ˚C
22x/menit
RR 22x/menit
99%
SpO2 90%

Abdomen Inspeksi : Simetris (+) Inspeksi : Simetris (+)

Auskultasi : BU + (Normal) Auskultasi:BU+ (Normal)

Palpasi : NT + (Regio epigastrium, lumbal kanan) Palpasi : NT + (Regio epigastrium, lumbal kanan.)

Perkusi : Timpani Perkusi : Timpani

Ekstremitas Akral hangat, edema tidak ada, CRT <2 detik, Akral hangat, edema tidak ada, CRT<2
POH- 3 Kolelitiasis
A POH- 2 Kolelitiasis
P - IVFD RL : D5% : 2 : 1 / 24 jam AFF Infus
- Ceftriaxon 1 gr / 12 jam / IV Pasien diperbolehkan rawat jalan
- Ketorolac 30 mg / 8 jam / IV Kepaniteraan Klinik
- Lansoprazole 30 mg / 8 jam / IV Dept. Ilmu Bedah
TINJAUAN PUSTAKA

Kepaniteraan Klinik
Dept. Ilmu Bedah
DEFINISI

Kolelithiasis merupakan suatu keadaan dimana


terdapatnya batu dalam kandung empedu (vesica
feelea/ vesica biliaris) yang memiliki ukuran,
bentuk dan komposisi yang bervariasi.

Kepaniteraan Klinik
Dept. Ilmu Bedah
ANATOMI

Kepaniteraan Klinik
Dept. Ilmu Bedah
EPIDEMIOLOGI

• >> negara Barat dan << negara berkembang.


• Namun dengan perubahan sosial ekonomi di negara ETIOLOGI & FAKTOR RESIKO
berkembang menyebabkan angka kejadian batu empedu
mulai meningkat.
• Komposisi batu empedu dari setiap negara akan berbeda
oleh karena faktor usia, jenis kelamin, diet, sosialekonomi, • Jenis Kelamin
dan demografi. • Merokok
• Pada survey yang dilakukan di Amerika dari tahun 2013— • Makanan
2016 menunjukkan bahwa sekitar 36,6% orang dewasa
• Penyakit usus halus
mengonsumsi makanan cepat saji pada hari tertentu.
Makanan cepat saji berkaitan erat dengan tingginya
pemasukan kalori, lemak, dan rendahnya serat.

Kepaniteraan Klinik
Dept. Ilmu Bedah
KLASIFIKASI BATU

Batu Pigmen
Batu Kolesterol
Hitam Cokelat
Komposisi Utama Kolesterol Kalsium bilirubinat Kalsium bilirubinat

Garam kalsium Garam kalsium

(fosfat, karbonat) (palmitat, stearat)

Konsistesi Kristalin Keras Lunak, rapuh


Lokasi Kandung empedu Kandung empedu Duktus koledokus

Duktus koledokus Duktus empedu

Radiodensitas Lusen (85%) Opaque (50%) Lusen (100%)


Predisposisi Metabolik Hemolisis Infeksi
BATU PIGMEN HITAM
Sirosis Inflamasi

BATU KOLESTROL

Kepaniteraan Klinik
BATU PIGMEN COKLAT Dept. Ilmu Bedah
PATOFISIOLOGI

Kepaniteraan Klinik
Dept. Ilmu Bedah
DIAGNOSIS

• Kolik bilier merupakan keluhan


utama pada sebagian besar pasien.
• Kolik bilier biasanya timbul malam
hari atau dini hari, berlangsung lama
antara 30–60 menit, menetap, dan
nyeri terutama timbul di daerah
epigastrium.
• Nyeri dapat menjalar ke abdomen
kanan, ke pundak, punggung, jarang
ke abdomen kiri dan dapat
menyerupai angina pektoris.

Kepaniteraan Klinik
Dept. Ilmu Bedah
DIAGNOSIS

Ultrasonography mempunyai spesifisitas 90% dan


sensitivitas 95% dalam mendeteksi adanya batu
kandung empedu

ERCP (Endoscopic Retrograde Cholangio Pancreatography)

sebuah kanul yang dimasukan ke dalam duktus koledukus dan


duktus pancreatikus, kemudian bahan kontras disuntikkan ke
dalam duktus tersebut
Kepaniteraan Klinik
Dept. Ilmu Bedah
TATALAKSANA

Kolesistektomi laparaskopi : Kolesistektomi terbuka :

Kolesistektomi laparoskopi, disebut juga bedah Kolesistektomi terbuka merupakan tindakan


minimally invasive, atau keyhole surgery merupakan pembedahan abdomen yang besar, dimana ahli bedah
teknik bedah modern dimana operasi abdomen melalui mengambil kandung empedu melalui irisan panjang 10-
irisan kecil (biasanya 0,5-1 cm 18 cm

Kepaniteraan Klinik
Dept. Ilmu Bedah
TATALAKSANA

Terapi disolusi oral : Ursodeoxycholic acid lebih dipilih dalam pengobatan daripada chenodeoxycholic
karena efek samping yang lebih banyak pada penggunaan chenodeoxycholic seperti terjadinya diare,
peningkatan aminotransfrase dan hiperkolesterolemia sedang.

Shock wave lithotripsy Prosedur shock wave lithotripsy dilakukan dengan menggunakan sebuah mesin
yang disebut lithotripter untuk menghancurkan batu empedu. Lithotripter menghasilkan gelombang kejut
yang melewati tubuh seseorang untuk memecahkan batu empedu menjadi potongan kecil. Prosedur ini
jarang digunakan dan dapat digunakan bersama dengan ursodiol

Penatalaksanaan diet
TATALAKSANA PROGNOSIS

a) Kolesistisis Dubia ad bonam


b) Kolangitis
c) Koledokolithiasis
d) Hidrops
e) Pankreatitis
TERIMAKASIH

Kepaniteraan Klinik
Dept. Ilmu Bedah

Anda mungkin juga menyukai