Anda di halaman 1dari 3

Pemeriksaan Komposisi Susu 1.

Uji berat jenis Hasil yang didapat dari uji berat jenis susu adalah sebesar 1.02809. Hal tersebut sesuai dengan penelitian Saleh (2004) yang menyebutkan bahwa berat jenis susu segar normal berada pada angka antara 1.0270 sampai dengan 1.0350 dengan codex susu sebesar 1.0280. Sedangkan menurut SNI 01-3141-2011 tentang Susu Segar, berat jenis susu minimal adalah sebesar 1.0270. Berat jenis susu tergantung pada kadar lemak yang dikandungnya. Berat jenis memiliki hubungan negatif dengan kadar lemak susu (Purnomo, 1992). 2. Uji kadar lemak Uji kadar lemak dilakukan dengan cara membaca bagian terang dari campuran 10 ml H2SO4, 10.75 ml sampel susu homogen, dan 1 ml amil alkohol yang telah dihomogenkan dalam butirometer Gerber. Hasil yang didapat dari uji kadar lemak adalah sebesar 4.5%. Hal tersebut sesuai dengan Walstra et al (2006) yang menyebutkan bahwa kadar lemak susu segar normal berada pada angka antara 2.5% sampai dengan 5.5%, sedangkan menurut SNI 01-3141-2011 kadar lemak susu minimal adalah sebesar 3.0%. 3. Penghitungan kadar bahan kering (BK) dan bahan kering tanpa lemak (BKTL) Kadar bahan kering susu didapat dengan cara menghitung menggunakan Rumus Fleischmann. Hasil yang didapat dari penghitungan kadar bahan kering susu adalah sebesar 13.3804%. Hal tersebut sesuai dengan penelitian Hanafi (2007) yang menyebutkan bahwa kadar minimal bahan kering susu segar normal adalah sebesar 11%. Kadar bahan kering tanpa lemak susu didapat dengan cara menghitung kadar bahan kering susu dikurangi kadar lemak susu. Hasil yang didapat dari penghitungan kadar bahan kering tanpa lemak susu adalah sebesar 8.8804%. Hal tersebut sesuai dengan penelitian Hanafi (2007) yang menyebutkan bahwa kadar minimal bahan kering tanpa lemak susu normal adalah sebesar 8%, sedangkan menurut SNI 01-3141-2011 kadar bahan kering tanpa lemak susu minimal adalah 7.8%. 4. Penghitungan kadar protein Kadar protein susu didapat dengan cara menghitung menggunakan rumus korelasi antara kadar lemak susu dengan kadar protein susu. Hasil yang didapat dari penghitungan kadar protein susu adalah sebesar 3.65%. Hal tersebut sesuai dengan Walstra et al (2006) yang menyebutkan bahwa kadar protein susu segar normal berada pada angka antara 2.3% sampai dengan 4.4%, sedangkan menurut SNI 013141-2011 kadar protein susu minimal adalah sebesar 2.8%.

Pemeriksaan Keadaan Susu 1. Uji sensorik atau uji organoleptik a. Analisis warna Hasil yang didapat dari analisis warna susu adalah putih khas susu. Hal tersebut sesuai dengan Walstra et al (2006) yang menyebutkan bahwa warna susu segar normal adalah putih kekuningan (putih susu). b. Analisis bau Hasil yang didapat dari analisis bau susu adalah bau manis khas susu. Hal tersebut sesuai dengan Hanafi (2007) yang menyebutkan bahwa bau susu segar normal adalah bau manis khas susu tanpa ada perubahan bau. c. Analisis rasa Hasil yang didapat dari analisis rasa susu adalah rasa manis dengan sedikit rasa asin. Hal tersebut sesuai dengan Saleh (2004) yang menyebutkan bahwa rasa susu segar normal adalah sedikit manis dan sedikit asin. d. Analisis konsistensi Hasil yang didapat dari analisis konsistensi adalah konsistensi sedang. Hal tersebut sesuai dengan Saleh (2004) yang menyebutkan bahwa berat jenis susu lebih besar dari berat jenis air, sehingga konsistensi susu pun lebih kental dari pada konsistensi air yang lebih encer. 2. Uji kesegaran susu a. Uji didih Hasil yang didapat dari uji didih adalah susu tidak pecah setelah dididihkan. Keadaan tersebut menunjukkan bahwa susu tersebut masih dalam keadaan baik. Hal tersebut sesuai dengan Saleh (2004) yang menyebutkan bahwa susu yang sudah tidak normal akan pecah jika didihkan. b. Uji alkohol Uji alkohol dilakukan dengan membuat kontrol positif terlebih dahulu menggunakan satu bagian susu ditambah satu bagian alkohol 96%. Pada kontrol positif didapatkan keadaan susu menjadi pecah. Hasil yang didapat dari uji alkohol 70% adalah susu tidak pecah, baik pada perbandingan susu dengan alkohol 1:1, maupun perbandingan 1:2. Keadaan itu menunjukkan bahwa susu tersebut masih dalam keadaan baik. Hal tersebut sesuai dengan Saleh (2004) yang menyebutkan bahwa susu yang tidak baik (susu yang telah asam, susu yang tercampur kolostrum, atau susu dari ambing mastitis) akan menunjukkan hasil uji alkohol positif dengan alkohol 70%.

Daftar pustaka Hanafi, M. 2007. Pengaruh Mastitis terhadap Kadar Total Bahan Kering dan Bahan Kering Tanpa Lemak Susu di Unit Peternakan KUTT Suka Makmur Grati [Skripsi]. Program Studi Produksi Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya. Malang. Purnomo, H. 1992. Peranan Sanitasi Pada Penanganan Susu Lepas Sapih . Program Studi Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya. Malang. Saleh, E. 2004. Dasar Pengolahan Susu Dan Hasil Ikutan Ternak. Program Studi Produksi Ternak Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Medan. Walstra P, Wouters JT, Geurts TJ. 2006. Dairy Science and Technology. Edisi ke-2. New York: CRC Pr.

Anda mungkin juga menyukai