Anda di halaman 1dari 13

PAPER

TRANSPORT MEMBRAN DAN NUKLEUS


Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Biologi Sel Molekular
Yang dibina oleh Prof. Dr. Agr. H. Mohamad Amin, M.Si.

OLEH:
Kelas D - KELOMPOK 1
Binti Dwi Rahmawati

160341801071

Dian Tauhidah

160341800333

Muchammad Andi Ali Ridho

160341801398

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


PASCASARJANA
PENDIDIKAN BIOLOGI
SEPTEMBER 2016

Page | 0

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................

DAFTAR ISI.....................................................................................................

TRANSPORT MEMBRAN..............................................................................

1. TRANSPORT AKTIF...........................................................................
2. TRANSPORT PASIF............................................................................

5
9

NUKLEUS........................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 12

TRANSPORT MEMBRAN
Page | 1

Membran plasma adalah penghalang selektif permeabel yang memisahkan antara


sel dan lingkungan ekstraseluler. Sifat permeabilitas mempertahankan lingkungan internal
agar tetap konstan. Sifat tersebut memastikan molekul penting seperti ion, glukosa, asam
amino, dan lipid dapat mudah masuk ke dalam sel; zat metabolisme tetap di dalam sel; dan
zat limbah meninggalkan sel. Molekul dan ion mampu melintasi membran melalui
perantara protein membran yang menembus lapisan ganda fosfolipid. Setiap sel memiliki
jenis protein membran yang berbeda, karena sifatnya yang spesifik disesuaikan oleh
kebutuhan sel.
A. TRANSPORT PASIF
1. Molekul melintasi membran melalui difusi pasif
Gas seperti O2 dan CO2 serta molekul bermuatan polar seperti urea dan
etanol dapat mudah melintasi membran dengan cara difusi pasif (sederhana).
Molekul tersebut dapat melintasi membran tanpa bantuan protein transport. Tidak
ada energi metabolisme yang dikeluarkan karena pergerakannya di dasarkan pada
pergerakan dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Reaksi transport
tersebut bersifat spontan.

Gambar 1. Permeabilitas relatif fosfolipid bilayer pada berbagai molekul


Tingkat difusi relatif zat pada fosfolipid bilayer sebanding dengan gradien
konsentrasi dan ukuran hidrofobik. Semakin besar gradien konsentrasi, semakin
cepat laju difusi molekul melintasi bilayer. Hidrofobisitas diukur dengan adanya
koefisien partisi K, konstanta keseimbangan antara minyak dan air. Semakin
tinggi koefisien partisi tersebut, semakin larut pada lipid.

Page | 2

Salah satu hal yang menghambat terjadinya difusi pasif adalah pada saat
molekul melintasi bagian hidrofobik lipid. Oleh karena itu semakin hidrofobik
molekul, maka semakin cepat gerakan molekul melintasi fosfolipid bilayer. Difusi
pasif memungkinkan molekul air dan molekul nonpolar meresap melalui
membran sel.
2. Perantara protein membran dalam transportasi ion dan molekul melintasi
biomembran
Pada beberapa keadaan, molekul dan ion tidak mampu melintasi
fosfolipid bilayer melalui difusi pasif. Sehingga transportasi molekul dan ion baik
ke dalam maupun ke luar sel memerlukan bantuan dari protein membran tertentu.
Protein transport adalah protein yang melintasi membran yang memungkinkan
pergerakan zat hidrofilik tanpa harus kontak dengan membran interior hidrofobik.
Transport molekul dengan dibantu oleh protein transport sering disebut
dengan difusi terfasilitasi. Protein membentuk saluran hidrofilik yang melintasi
membran. Ada tiga jenis transporter (disebut juga operator) yang membantu
memindahkan ion serta molekul melintasi membran sel, yaitu uniporters
(mengangkut suatu molekul dari satu sisi ke sisi lain), antiporter (mengangkut
suatu molekul melawan gradien), dan simporter (mengangkut suatu molekul
searah gradien). Transport ini menggunakan energi yang tersimpan dalam gradien
elektrokimia dan memakan waktu yang lebih cepat dibandingkan dengan difusi
pasif.

Gambar 2. Transporters
3. Perbedaan transport uniporter dan difusi pasif
Perbedaan diantara transport uniporters dan difusi pasif diantaranya adalah:
a. Tingkat difusi difasilitasi oleh uniporters jauh lebih tinggi dibandingkan
difusi pasif dalam melintasi fosfolipid bilayer

Page | 3

b. Koefisien partisi K tidak relevan karena molekul yang diangkut tidak


memasuki lapisan hidrofobil fosfolipid bilayer
c. Transport terjadi pada molekul uniporter, bukan fosfolipid bilayer.
d. Transportasi spesifik, yaitu setiap uniporter hanya mengangkut satu jenis
molekul atau satu kelompok molekul.
Tabel 1. Mekanisme Transport Ion dan Molekul Kecil Melewati Membran Sel

4. Uniporter Transport Glukosa (GLUT1)


Salah satu uniporter yang diketahui adalah GLUT1 transporter glukosa
yang ditemukan dalam membran plasma eritrosit. Konetika reaksi transportasi
diperantarai oleh jenis protein yang rumit. Meskipun demikian, reaksi transportasi
tersebut menjadi lebih cepat dibandingkan difusi pasif. Karena konsentrasi
glukosa lebih tinggi pada lingkungan ekstraseluler, GLUT1 pada umumnya
mengimpor glukosa bersih dari ekstraseluler ke dalam sel.
Genom manusia mengkodekan 12 protein, GLUT1-GLUT12 yang
memiliki urutan homolog. GLUT1-GLUT4 melakukan transportasi glukosa pada
konsentrasi fisiologis, dan GLUT5 mengangkut fruktosa. Sifat GLUT yang lain
belum dipelajari secara rinci. Transport uniport pada GLUT1 tampak pada gambar
berikut.

Gambar 3. Transport Uniport GLUT1


Difusi sederhana dan transport pasif oleh protein transport membran
(difusi difasilitasi) terjadi secara spontan, sedangkan transport aktif memerlukan

Page | 4

energi untuk metabolik. Transportasi oleh protein pembawa dapat berupa aktif
atau pasif, namun transport oleh protein saluran selalu pasif.

Gambar 4. Perbedaan Transport Pasif dan Transport AktifKaitannya dengan


Gradien Elektrokimia
B. TRANSPORT AKTIF
Transpor aktif merupakan pergerakan senyawa menembus membran dari
daerah berkonsentrasi rendah ke daerah berkonsentrasi tinggi (melawan gradien
konsentrasi). Pada transpor aktif diperlukan energi terutama bersumber pada
Adenosine Tripospat

(ATP). Disebut transport aktifsebab didalam memindahkan

molekul melewati membran plasma melawan gradien (dari sisi yang kurang ke sisi
yang lebih terkonsentrasi) sel menggunakan energi.Seluruh protein transport yang
memindahkan zatterlarut melawan gradien adalah protein pembawa (carrier protein).
Mengapa demikian?ATP menyediakan energi bagi membran sel untul melakukan
transport aktif. Salah satu cara ATP memberikan energi adalah dengan memindahkan
gugus fosfat langsung kepada protein transport. Hal ini menyebabkan protein
mengubah bentuknya dan memindahkan zat terlarut yang terikat protein melewati
membran plasma.Salah satu contoh transpor aktif adalah pemompaan ion Na+ dan K+.

Gambar 5. Transpor aktif ATP dan ADP.

Page | 5

Konsentrasi ion K+ dalam sel dipertahankan untuk selalu lebih tinggi daripada
ai luar sel. Sebaliknya konsentrasi ion Na + di dalam sel diusahakan selalu lebih rendah
daripada di luar sel. Ion Na+ dan K+ dua-duanya dipompa melawan gradien
konsentrasi, dan pemompaan dapat terjadi akibat hidrolisis ATP.

Gambar 6. Ikatan ATP.


Pompa ATP danLingkunganIntraselular Ion
Semua pompa ATP bertenaga adalah protein trans membrane dengan satu atau lebih
situs yang mengikat bagi ATP terletak di muka sitosol membran. Meskipun protein ini
biasa disebut ATPase, mereka biasanya tidak menghidrolisis ATP menjadi ADP dan ion Pi
kurang ata umolekul lain secara bersamaan trans-porting. Karena kopling ketat antara
hidrolisis ATP dan transportasi, energi yang tersimpan dalam ikatan phos-phoanhydride
tidak hilang melainkan digunakan untuk memindahkan ion atau molekul lain menanjak
melawan gradient elektro-kimia.
Kelas yang BerbedadariPompaBuktiKarakteristikStrukturaldanFungsional
Strukturumumdariempatkelaspompa ATP bertenagadigambarkanpadaGambar7,
dengancontoh-contohspesifik

di

masing-masingkelas

bawah.Perhatikanbahwaanggotadaritigakelas

(P,

F,

dan

yang
V)

ion

tercantum

di

transportasisaja,

sedangkananggotadari ABC superfamiliterutamamengangkutmolekulkecil.

Page | 6

Gambar7.Empatkelaspompa ATP
Pompakelas P:Membran plasma daritumbuhan, fungi, bakteri(pompaH+), membran
plasma darieukariotik(pompaNa+/K+), membran plasma apikalldariperutmamalia(H+/K+),
membran plasma seleukariotik (pompa Ca2+), membranreticulum sarcoplasmic padaselotot
(pompa Ca2+).
Pompa proton kelas V:membranvakuolapadatumbuhan, ragi, danjamurlainnya, membran
endosome

danlisosompadaselhewan,

membran

plasma

padaosteoclasts

dansel-

seltubulusginjal.
Pompa proton kelas F: membran plasma bakteri, membrandalammitokondria,
membrantilakoidpadakloroplas.
Superfamili ABC: membran plasma bakteri(transport asam amino, gula, danpeptida),
membran plasma mamalia (transport fosfolipid, lipofilikkecil, kolesterol, danmolekulkecil
lain).
Mekanisme transpor aktif melalui dua tahapan, yaitu
a.

Proses perubahan carrier X menjadi Xo dengan menggunakan sistem energi. X tersebut


selanjutnya mampu mengikat metabolit menjadi X o. Kompleks ini bergerak menuju ke
bagian yang lebih dalam. Karena adanya perubahan lingkungan yang mempengaruhi
terjadinya disosiasi cepat dan A terlepas masuk ke dalam sel, dan secara spontan X o
berubah menjadi X.

Page | 7

Gambar 8. Cara pertama transpor aktif (Conn & Stumpf, 1972:136).


b.

Serupa dengan mekanisme pertama, bedanya A mengalami perubahan kimia, misalnya


terjadi peristiwa fosforilasi, tetapi segera diubah kembali menjadi struktur semula
pada saat dilepaskan ke dalam sel.

Gambar 9. Cara kedua transpor aktif (Conn & Stumpf, 1972:136).


Beberapa contoh sistem transpor aktif adalah:
a. Pengambilan asam amino, peptide, nukleosida dan kalium pada bakteri
b. Escherchia coli. Bahan tersebut baru dapat masuk ke dalam selnya jika ada
pengangkut dan energi yang cukup.
c. Ganggang laut dapat menimbun yodium dalam selnya melebihi konsentrasi dalam
air laut disekitarnya.
d. Pompa ion natrium dan Kalium.

Gambar 10. Pompa ion Natrium dan Kalium.


C. CYTOSIS

Page | 8

Cytosis adalah transpor yang melibatkan membran pecah (lysis). Proses ini
melibatkan lisosom, berarti zat dicerna dan ditransfer dalam vesikula.Proses
pengambilan substansi oleh sebuah sel dari sekitar melalui membran plasma secara
umum dinamakan endositosis (endocytosis) dan pengeluarannya dinamakan
eksositosis (exocyitosis). Hal yang perlu diperhatikan dalam proses ini yaitu substansi
yang dimasukkan atau dikeluarkan berada dalam vesikel, terpisah jauh dari
makromolekul lain yang terlarut dalam sitosol.
1.

Endositosis
Endiositosis merupakan proses pengambilan suatu substansi oleh sebuah sel
dari sekitarnya melalui membran plasma secara umum. Beberapa bentuk
endositosis adalah:
a.
Fagositosis
Fagositosis (bahasa Yunani; phagein = makanan) adalah proses pengambilan
partikel-partikel padat yang ukurannya agak besar, misalnya bakteri atau
fragmen-fragmen sel yang rusak. Pada amoeba, proses diawali dengan
pembentukan pseudopodia dari selnya yang kemudian mengelilingi makannya.
Setelah itu membran plasmanya robek sementara untuk membentuk vakuola
makanan, selanjutnya dinding vakuola bersatu dengan membran lisosom yang
mengandung enzim hidrolitik sehingga makannya dapat dicerna. Makanan yang
tercerna diserap dalam sitoplasma sedang ampas yang tidak berguna dikeluarkan
dari sel dengan proses eksositosis.
b.

Pinositosis

Pinositosis (bahasa Yunani; pinein = minum) adalah proses pengambilan


makanan yang berbentuk cair dari sekitarnya yaitu partikel-partikel yang sangat
kecil yang larut dalam cairan itu. Membran plasma mengadakan invaginasi,
membentuk saluran panjang yang sempit dan pada ujungnya terbentuk vakuola.
Vakuola tersebut lama -kelamaan melepaskan diri sehingga isinya dapat diserap
oleh sitoplasma. Air dan karbohidrat tidak mampu merangsang terjadinya
pinositosis.
c.Endositosisi dengan perantara reseptor
Beberapa partikel, misalnya protein dan lipoprotein diambil oleh sel secara
selektif dengan lebih dahulu melekat pada reseptor protein yang terdapat pada
membran plasma dan selanjutnya membran plasma mengadakan invaginasi
bersama-sama dengan reseptor yang mengikat partikel yang diperlukan. Partikel

Page | 9

lipoprotein yang diambil oleh sel mengandung kolesterol dan lemak untuk
kepentingan membran.
2.

Eksositosis
Dalam proses eksositosis, membran suatu vesikel atau vakuola yang
terdapat dalam sitoplasma mula-mula menempel pada membran plasma. Kemudian
membran plasma membuka untuk sementara sehingga isi vesikel atau vakuola
tersebut dapat dikeluarkan dari dalam sel. Substansi yang dikeluarkan antara lain
berupa sekresi (misalnya hormon) atau partikel yang tidak tercerna.

Gambar 11. Proses eksositosis.


D. Nukleus (Inti Sel)
Nukleus mengandung sebagian besar gen dalam sel eukariot, sebagian yang lain
terdapat pada mitokondria dan kloroplas. Nukleus umumnya merupakan organel yang
paling menonjol dalam sel eukariot, dengan diameter sekitar 5 m. Selaput nukleus
(nuclear envelope) menyelubungi nukleus, memisahkan isinya dari sitoplasma. Selaput
nukleus merupakan membrane ganda. Kedua membrane masing-masing merupakan
lapisan ganda lipid beserta protein, dipisahkan oleh ruang selebar 20-40 nm. Selaput
nukleus berpori-pori dengan diameter sekitar 100 nm. Pada setiap pori, membran dalam
dan membran luar selaput nukelus tersambung.
Suatu struktur protein rumit yang disebut kompleks pori melapisi setiap pori dan
memainkan peranan penting dalam sel dengan meregulasi keluar-masuknya sebagian besar
protein dan RNA, juga kompleks besar seperti makromolekul. Kecuali di pori, sisi
selubung yang menghadap nukleus dilapisi oleh lamina nukleus (nuclear lamina), filamen
protein yang tersusun seperti jaring yang memper-tahankan bentuk nukleus dengan cara
memberikan sokongan mekanis pada selaput nukleus. Terdapat pula banyak bukti tentang
keberadaan matriks nukelus, berupa rangka serat yang membentang di seluruh nukleus.

P a g e | 10

Dalam nukleus, DNA terorganisasi menjadi unit-unit diskret yang disebut


kromosom, struktur yang membawa informasi genetik. Setiap kromosom terbuat dari
materi yang disebut kromatin, kompleks dari protein dan DNA. Kromatin yang diwarnai
biasanya terlihat sebagai massa yang tidak jelas. Akan tetapi, ketika sel bersiap-siap untuk
membelah, serat kromatin yang tipis akan berkondensasi, sehingga cukup tebal untuk
dibedakan sebagai struktur tersendiri yang akrab kita kenal sebagai kromosom. Setiap
spesies eukariot memiliki jumlah kromosom yang khas. Sel manusia misalnya, memiliki
46 kromosom dalam nukleus, kecuali sel kelamin pria atau wanita yang masing-masing
hanya memiliki 23 kromosom.
Struktur yang tidak membelah adalah nucleolus, apabila dilihat dibawah mikroskop
akan tampak sebagai massa granula yang berwarna gelap dan serat-serat yang bergabung
dengan bagian kromatin. Dalam nukelolus, sejenis RNA yang disebut RNA ribosom
(ribosomal RNA, rRNA) disintesis berdasarkan instruksi di dalam DNA. Di dalam proteinprotein yang diimpor dari sitoplasma dirakit dengan rRNA menjadi subunit ribosom
berukuran besar dan kecil. Subunit-subunit ini kemudian keluar dari nukleus melalui pori
nukleus menuju sitoplasma, tempat satu subunit besar dan satu subunit kecil dapat merakit
diri menjadi satu ribosom. Terkadang ada dua atau lebih nukelolus; jumlah itu tergantung
pada spesies dan tahap dalam siklus reproduksi sel. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa
tampaknya nucleolus juga berfungsi dalam regulasi beberapa proses seluler, seperti
pembelahan sel.

Gambar 12. Irisan melintang nukleus secara umum

P a g e | 11

Gambar 13. Nuclear envelope membatasi wilayah nucleus dengan


organel lain diluar inti sel

DAFTAR PUSTAKA
Alberts, Bruce, et.al. 2008. Molecular Biology of The Cell. New York: Garland Publishing,
Inc.
Lodish, H.F., et.al. 2001. Molecular Cell Biology. New York: Scientific American Books.
Santosa, Slamet. 2008. Biologi Sel. Surakarta: UNS Press.
Rosana,Dadan.Struktur d an Fungsi Sel. PEFI4424/MODUL 1

P a g e | 12

Anda mungkin juga menyukai