Anda di halaman 1dari 5

Hand-Out

Kuliah Agama III/Fisipol-UMY/HI/Semester Genap/2005-2006

WAWASAN POLITIK DALAM AL-QURAN

Dalam al-Quran ditemukan sekian banyak ayat yang


berbicara tentang hukm (Arab). Pengamatan sepintas. boleh jadi
mengantarkan orang yang berkata, bahwa ada ayat al-Quran
yang secara tegas mengkhususkannya hanya kepada dan
bersumber dari Allah yakni ayat yang menyatakan.

َ‫ممما‬
‫م ب إهإ ل‬ ‫ن لرنبيِّ ولك لذ ذب لت ق ل‬ ‫م ل‬‫ل إ إننيِّ ع لللىَ ب لي نن لةة إ‬‫قق ل‬
‫م إ إذل ل إذلممهإ‬
‫حك ل ق‬ ‫ن ال ل ق‬
‫ن ب إهإ إ إ إ‬‫جقلوُ ل‬‫ست لعل إ‬ ‫ماَ ت ل ل‬
‫ديِ ل‬ ‫عن ل إ‬‫إ‬
‫ن‬
‫صإلي ل‬ ‫فاَ إ‬ ‫خي لقر ال ل ل‬
‫حقذ ولهقوُل ل‬ ‫ص ال ل ل‬
‫ق ص‬ ‫يل ق‬
Katakanlah: "Sesungguhnya aku (berada) di atas
hujjah yang nyata (Al Qur'an) dari Tuhanku sedang
kamu mendustakannya. Bukanlah wewenangku
(untuk menurunkan azab) yang kamu tuntut untuk
disegerakan kedatangannya. Menetapkan hukum itu
hanyalah hak Allah. Dia menerangkan yang
sebenarnya dan Dia Pemberi keputusan yang paling
baik. (QS al-An'âm [6]: 57)

Yang Menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah

Kelompok Khawarij yang tidak menyetujui kebijaksanaan


Khalifah keempat Ali bin Abi Thalib pernah mengangkat slogan
yang bunyinya sama dengan redaksi penggalan ayat tersebut.
tetapi ditanggapi oleh Ali r.a. dengan berkata,

‫حقق أ قرإي لد ق ب إلهاَ لباَط إ ل‬


‫ل‬ ‫ة ل‬ ‫ك لل إ ل‬
‫م ق‬
Kalimat yang benar, tetapi yang dimaksudkan adalah bathil
(salah).

Memang ada empat ayat al-Quran yang menggunakan


redaksi tersebut tetapi ada dua hal yang harus digaris bawahi
dalam hubungan ini

Pertama, keempat ayat yang menggunakan redaksi


tersebut dikemukakan dalam konteks tertentu. Perhatikan ayat-
ayat berikut :

Yogyakarta, 25 Maret 2006 1


Hand-Out
Kuliah Agama III/Fisipol-UMY/HI/Semester Genap/2005-2006

‫ذ‬ ‫ل إنيِّ نهيت أ لن أ ل‬


‫ن‬‫ل‬ ‫ممم‬
‫إ‬ ‫ن‬‫ل‬ ُ‫عو‬ ‫ق‬ ‫ل‬ ‫د‬ ‫ل‬ ‫ت‬ ‫ن‬
‫ل‬ ‫ذي‬
‫إ‬ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫ل‬ ‫د‬ ‫ق‬ ‫ب‬‫ل‬ ‫ع‬ ‫قق ل إ ن ق إ ق ل‬
‫ل‬ ‫ل‬
‫ت‬ ‫ضممل لل ل ق‬ ‫م لقممد ل ل‬ ‫وُالءك ق ل‬ ‫ل لل أت ذب إعق أهل ل‬ ‫ن الل ذهإ قق ل‬ ‫قدو إ‬
َ‫ل إ إننيِّ ع لللممى‬ ‫ل‬
‫( قق ل‬56)‫ن‬ ‫دي ل‬ ‫مهلت ل إ‬ ‫ن ال ل ق‬
‫م ل‬ ‫ماَ ألناَ إ‬ ‫إ إذذا ول ل‬
َ‫ممما‬‫ديِ ل‬ ‫عن لمم إ‬ ‫ممماَ إ‬ ‫م ب إممهإ ل‬ ‫ن لرب نمميِّ ولك لممذ ذب لت ق ل‬ ‫ممم ل‬‫ب لي نن لةة إ‬
‫ص‬
‫قمم ص‬ ‫م إ إذل ل إل ذممهإ ي ل ق‬ ‫حك لمم ق‬ ‫ن ال ل ق‬ ‫ن ب إممهإ إ إ إ‬ ‫جقلوُ ل‬ ‫سممت لعل إ‬‫تل ل‬
(57)
‫ن‬
‫صإلي ل‬ ‫فاَ إ‬ ‫خي لقر ال ل ل‬‫حقذ ولهقوُل ل‬ ‫ال ل ل‬
Katakanlah, "Sesungguhnya aku dilarang
menyembah apa apa yang kamu sembah selain
Allah". Katakanlah, "Aku tidak akan mengikuti hawa
nafsumu. Sungguh tersesatlah aku jika berbuat
demikian dan tidaklah (pula) aku termasuk orang-
orang yang mendapat petunjuk". Katakanlah,
"Sesungguhnya aku berada di atas bukti yang nyata
(AI-Quran). Bukanlah wewenangku untuk
menurunkan azab yang kamu tuntut disegerakan
kedatangannya. Menetapkan hukum hanyalah hak
Allah. Dia menerangkan yang sebenarnya dan Dia
Pemberi Keputusan yang baik" (QS al-An'âm [6]: 56-
57).

Ayat ini seperti terbaca berbicara dalam konteks ibadah


serta keputusan menjatuhkan sanksi hukum yang berkaitan
dengan wewenang Allah.

Dalam surat Yusuf (12): 40, dan 67 redaksi serupa juga


ditemukan. Ayat 40 berbicara dalam konteks rnengesakan Allah
dalam ibadah:

‫ل‬
َ‫ها‬
‫موُ ل‬ ‫مي لت ق ق‬‫سمم ذ‬ ‫ماَذء ل‬ ‫س ل‬‫ن قدون إهإ إ إذل أ ل‬ ‫م ل‬ ‫ن إ‬ ‫دو ل‬ ‫ماَ ت لعلب ق ق‬‫ل‬
‫ل‬ ‫ل‬
‫ن‬‫ممم ل‬ ‫ه ب إلهمماَ إ‬ ‫ل الذلمم ق‬ ‫ممماَ ألنمملز ل‬ ‫م ل‬ ‫م وللءالبمماَؤ قك ق ل‬ ‫أن لقتمم ل‬
‫ل‬ ‫ل‬
‫دوا‬ ‫ممملر أذل ت لعلب قمم ق‬ ‫م إ إذل ل إل ذممهإ أ ل‬‫حك ل ق‬ ‫ن ال ل ق‬ ‫ن إإ إ‬ ‫طاَ ة‬‫سل ل ل‬ ‫ق‬
‫ل‬
‫ن أك للثمملر‬ ‫كمم ذ‬ ‫م ولل ل إ‬‫قنيمم ق‬ ‫ن ال ل ل‬ ‫دي ق‬
‫ك المم ن‬ ‫إ إذل إ إذيمماَه ق ذ لإلمم ل‬
‫ن‬‫موُ ل‬ ‫س لل ي لعلل ل ق‬ ‫الذناَ إ‬
Kamu tidak menyembah yang selain Allah kecuali
hanya (menyembah) nama-nama yang kamu dan
nenek moyangmu membuat-buatnya. Allah tidak

Yogyakarta, 25 Maret 2006 2


Hand-Out
Kuliah Agama III/Fisipol-UMY/HI/Semester Genap/2005-2006

menurunkan suatu keteranganpun tentang nama-


nama itu. Keputusan itu hanyalah kepunyaan Allah.
Dia telah memerintahkan agar kamu tidak
menyembah selain Dia. Itulah agama yang lurus,
tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.

Dalam hal “menetapkan hukum”, hanyalah hak


Allah. Dia memerintahkan agar kamu tidak
menyembah selain Dia.

Sedangkan ayat 67 berbicara tentang kewajiban berusaha


dan keterlibatan takdir Allah.

‫حممد ة‬
‫ب لوا إ‬ ‫ن لبمماَ ة‬ ‫ممم ل‬‫خقلوُا إ‬ ‫يِّ لل لتممد ل ق‬ ‫ل ليمماَب لن إ ذ‬‫وللقمماَ ل‬
ِّ‫ممماَ أ قغ لن إممي‬ ‫فنرقلممةة ول ل‬ ‫مت ل ل‬
‫ب ق‬ ‫وُا ة‬
‫خل قمموُا ممم ل‬
‫ن أب لمم ل‬
‫إ ل‬ ‫لواد ل ق‬
‫م إ إذل‬ ‫حك لمم ق‬ ‫ن ال ل ق‬ ‫يِّةء إ إ إ‬
‫شمم ل‬ ‫ن ل‬ ‫ممم ل‬ ‫ن الل ذممهإ إ‬ ‫م ل‬ ‫م إ‬‫ع لن لك ق ل‬
‫ل‬‫كممم إ‬ ‫ت ولع لل لليمممهإ فلل لي لت لوُل ذ‬ ‫ل إذلمممهإ ع لل لليمممهإ لتممموُلك ذل ل ق‬
‫ن‬‫مت لوُلك نقلوُ ل‬‫ال ل ق‬
Dan Ya`qub berkata: "Hai anak-anakku janganlah
kamu (bersama-sama) masuk dari satu pintu
gerbang, dan masuklah dari pintu-pintu gerbang
yang berlain-lain; namun demikian aku tiada dapat
melepaskan kamu barang sedikitpun daripada
(takdir) Allah. Keputusan menetapkan (sesuatu)
hanyalah hak Allah; kepada-Nya-lah aku bertawakkal
dan hendaklah kepada-Nya saja orang-orang yang
bertawakkal berserah diri".

Ayat keempat dan terakhir menggunakan redaksi yang


sedikit berbeda, yang terdapat dalam surat al-An'âm (6): 62,

‫ل‬
‫حممقن ألل ل لمم ق‬
‫ه‬ ‫م ال ل ل‬‫ممموُلللهق ق‬
‫م قرصدوا إ إل لممىَ الل ذممهإ ل‬‫ث قمم ذ‬
‫ل‬
‫ن‬
‫سإبي ل‬‫حاَ إ‬‫سلرع ق ال ل ل‬
‫م ولهقوُل أ ل‬ ‫حك ل ق‬‫ال ل ق‬
Kemudian (setelah kematian) mereka dikembalikan
kepada (putusan) Allah. Penguasa mereka yang
sebenamya. Ketahuilah bahwa segala hukum (pada
hari itu) hanya milik-Nya saja. Dialah pembuat
perhitungan yang paling cepat.

Yogyakarta, 25 Maret 2006 3


Hand-Out
Kuliah Agama III/Fisipol-UMY/HI/Semester Genap/2005-2006

Sebagaimana terbaca, ayat ini berbicara tentang ketetapan


hukum yang sepenuhnya berada di tangan Allah sendiri pada
hari kiamat.

Di sisi lain, ditemukan sekian banyak ayat yang


menisbahkan hukum kepada manusia, baik dalam kedudukannya
sebagai nabi maupun manusia biasa. Perhatikan firman Allah
dalam surat al-Baqarah (2): 213 yang berbicara tentang
diutusnya para nabi, dan diturunkannya kitab suci kepada
mereka dengan tujuan-menurut redaksi al-Quran:

‫ق‬
‫ن‬ ‫ه الن ذب إي نيمم ل‬ ‫ث الل ذ ق‬ ‫حد لة ذ فلب لعل ل‬ ‫ة لوا إ‬ ‫م ذ‬ ‫سأ ذ‬ ‫ن الذناَ ق‬ ‫كاَ ل‬ ‫ل‬
‫ب‬ ‫م ال لك إت لمماَ ل‬ ‫معلهقمم ق‬ ‫ل ل‬ ‫ن ولأ لن لمملز ل‬ ‫من لذ إإري ل‬ ‫ن ول ق‬ ‫ري ل‬ ‫ش إ‬‫مب ل ن‬ ‫ق‬
‫فمموُا‬ ‫خت لل ل ق‬ ‫ممماَ ا ل‬ ‫س إفي ل‬ ‫إ‬ َ‫ن الن ذمما‬ ‫م ب لي لمم ل‬ ‫حك قمم ل‬ ‫حقن ل إي ل ل‬ ‫إباَل ل ل‬
‫ف فيه إذل ال ذممذين ق‬
‫ن‬
‫ل‬ ‫مم‬‫م‬
‫إ‬ ‫ق‬ ‫ه‬ ُ‫ممو‬‫ق‬ ‫ت‬ ‫أو‬ ‫إ ل‬ ‫خت لل ل ل إ إ إ‬ ‫ماَ ا ل‬ ‫إفيهإ ول ل‬
َ‫دى‬ ‫م فلهلمم ل‬ ‫ت ب لغلي ذمماَ ب لي لن لهقمم ل‬ ‫م ال لب لي نلناَ ق‬ ‫جاَلءت لهق ق‬ ‫ماَ ل‬ ‫ب لعلد إ ل‬
‫ن‬ ‫ممم ل‬ ‫فمموُا فإيممهإ إ‬ ‫خت لل ل ق‬‫ممماَ ا ل‬ ‫من قمموُا ل إ ل‬ ‫ن لءا ل‬ ‫ذي ل‬ ‫ه ال ذ إ‬ ‫الل ذ ق‬
َ‫شمماَقء إ إل لممى‬ ‫ن يل ل‬ ‫ممم ل‬ ‫ديِ ل‬ ‫ه ي لهلمم إ‬ ‫حقن ب إإ إذ لن إهإ لوالل ذمم ق‬ ‫ال ل ل‬
‫قيم ة‬ ‫ست ل إ‬‫م ل‬ ‫ط ق‬ ‫صلرا ة‬ ‫إ‬
Manusia itu adalah umat yang satu. (Setelah timbul
perselisihan), maka Allah mengutus para nabi
sebagai pemberi kabar gembira dan pemberi
peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka
Kitab dengan benar, untuk memberi keputusan di
antara manusia tentang perkara yang mereka
perselisihkan. Tidaklah berselisih tentang Kitab itu
melainkan orang yang telah didatangkan kepada
mereka Kitab, yaitu setelah datang kepada mereka
keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki
antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk
orang-orang yang beriman kepada kebenaran
tentang hal yang mereka perselisihkan itu dengan
kehendak-Nya. Dan Allah selalu memberi petunjuk
orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang
lurus.

Agar masing-masing Nabi memberi putusan tentang


perselihan antarmanusia.

Yogyakarta, 25 Maret 2006 4


Hand-Out
Kuliah Agama III/Fisipol-UMY/HI/Semester Genap/2005-2006

Di samping perintah kepada Nabi-nabi. ada juga perintah


yang ditujukan kepada seluruh manusia yang berbunyi:

َ‫ت إ إل لممى‬ ‫ل‬ ‫إن الل ذه يممأ لمرك ق ل‬


‫ن ت قممؤ لصدوا الل ل‬
‫ماَن لمماَ إ‬ ‫مأ ل‬ ‫ل ل ق ق ل‬ ‫إ ذ‬
‫ل‬ ‫ل‬
‫ممموُا‬ ‫حك ق ق‬ ‫ن تل ل‬ ‫سأ ل‬ ‫ن الذناَ إ‬ ‫م ب لي ل ل‬ ‫مت ق ل‬‫حك ل ل‬ ‫أهلل إلهاَ ولإ إلذا ل‬
‫ن الل ذمم ل‬
‫ه‬ ‫م ب إممهإ إ إ ذ‬ ‫ماَ ي لعإظ قك قمم ل‬ ‫ه ن إعإ ذ‬ ‫ن الل ذ ل‬
‫ل إإ ذ‬ ‫إباَل لعلد ل إ‬
‫صيذرا‬ ‫ميذعاَ ب ل إ‬ ‫س إ‬ ‫ن ل‬ ‫كاَ ل‬‫ل‬
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan
amanat kepada yang berhak menerimanya, dan
(menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di
antara manusia supaya kamu menetapkan dengan
adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang
sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah
adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (QS Al-
Nisâ' [4]: 58).

Apabila kamu berhukum (menjatuhkan putusan) di


antara manusia, maka hendaklah kamu memutuskan
dengan adil.

Kedua, kalaupun ayat-ayat yang berbicara tentang


kekhususan Allah dalam menetapkan hukum atau kebijaksanaan.
dipahami terlepas dari konteksnya. maka kekhususan tersebut
bersifat relatif, atau apa yang diistilahkan oleh ulama-ulama al-
Quran dengan hashr idhâfî. Dengan memperhatikan keseluruhan
ayat-ayat yang berbicara tentang pengembalian keputusan.
dapat disimpulkan bahwa Allah telah memberi wewenang kepada
manusia untuk menetapkan kebijaksanaan atas dasar
pelimpahan dari Allah Swt. dan karena itu “manusia” yang baik
adalah yang memperhatikan kehendak “pemberi wewenang itu”
(Allah).

Yogyakarta, 25 Maret 2006 5

Anda mungkin juga menyukai