Anda di halaman 1dari 9

PAPER MATA KULIAH ANATOMI FISIOLOGI KARDIORESPIRASI

“OTOT – OTOT PERNAFASAN”

Pembimbing :

Ida Mardalena, S.Kep., Ns., M.Si

Disusun Oleh:

Kelompok III

Ifah Wulandari (P07120216003)

Arfin Kurniadita (P07120216012)

Ika Moninda (P07120216023)

Raden Roro Brilianti .C. (P07120216031)

Tuning Setyowati (P07120216039)

POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA

JURUSAN D IV KEPERAWATAN

2019
A. Definisi Otot-otot Pernafasan
Menurut Djojodibroto (2009), yang digolongkan ke dalam struktur
pelengkap sistem pernafasan adalah struktur penunjang yang diperlukan untuk
bekerjanya sistem pernafasan tersebut. Struktur pelengkap itu sendiri terdiri dari
costae dan otot, difragma serta pleura. Dinding dada atau dinding thoraks
dibentuk oleh tulang, otot, serta kulit.
Tulang pembentuk dinding thoraks antara lain costae (12 buah), vertebra
thoracalis (12 buah), sternum , clavicula dan scapula. Sementara itu, otot
pembatas rongga dada terdiri dari:
1) Otot ekstremitas superior
a. Musculus pectoralis major
b. Musculus pectoralis minor
c. Musculus serratus anterior
d. Musculus subclavius
2) Otot anterolateral abdominal
a. Musculus abdominal oblicus externus
b. Musculus rectus abdominis
3) Otot thorax intrinsik
a. Musculus intercostalis externa
b. Musculus intercostalis interna
c. Musculus sternalis
d. Musculus thoracis transversus

B. Macam – macam Otot Pernafasan


Pergerakan dari dalam ke luar paru terdiri dari dua proses, yaitu inspirasi
dan ekspirasi. Inspirasi adalah pergerakan dari atmosfer ke dalam paru, sedangkan
ekspirasi adalah pergerakan dari dalam paru ke atmosfer. Agar proses ventilasi
dapat berjalan lancar dibutuhkan fungsi yang baik pada otot pernafasan dan
lastisitas jaringan paru (Alsagaff dkk., 2005).
Selain sebagai pembentuk dinding dada, otot skelet juga berfungsi sebagai
otot pernafasan. Menurut kegunaannya, otot-otot pernafasan dibedakan menjadi
otot untuk inspirasi, dimana otot inspirasi terbagi menjadi otot inspirasi utama dan
tambahan, serta otot untuk ekspirasi tambahan.
1) Otot inspirasi utama (principal) yaitu:
a. Musculus intercostalis externa
b. Musculus intercartilaginus parasternal
c. Otot diafragma.
2) Otot inspirasi tambahan (accessory respiratory muscle) sering juga
disebut sebagai otot bantu nafas terdiri dari:
a. Musculus sternocleidomastoideus
b. Musculus scalenus anterior
c. Musculus scalenus medius
d. Musculus scalenus posterior

Gambar 4. Otot-otot pernafasan inspirasi dan ekspirasi (Tortora,2012).

Saat pernafasan biasa (quiet breathing), untuk ekspirasi tidak diperlukan


kegiatan otot, cukup dengan daya elastis paru saja udara di dalam paru akan
keluar saat ekspirasi berlangsung. Namun, ketika seseorang mengalami serangan
asma, seringkali diperlukan active breathing, dimana dalam keadaan ini untuk
ekspirasi diperlukan kontribusi kerja otot-otot seperti:
1) Musculus intercostalis interna
2) Musculus intercartilagius parasternal
3) Musculus rectus abdominis
4) Musculus oblique abdominus externus
Otot-otot untuk ekspirasi juga berperan untuk mengatur pernafasan saat
berbicara, menyanyi, batuk, bersin, dan untuk mengedan saat buang air besar serta
saat persalinan.

Otot inspirasi :

1. M. Sternocleidomastoideus.

2. M. Serratus anterior
3. M. Scalenus.

4. M. Intercostalis eksternus.

5. M. Levator scapulae.

Otot ekspirasi :

1. M. Rectus abdominis.
2. M. Intercostalis internus.

3. Otot-otot dinding perut.

C. Otot-otot Pernafasan Berdasarkan Saluran Pernafasan.


1. Otot hidung
a. M. nasalis
Origo : area sebelah atas akar gigi (taring).
Insersi : lempeng tendo di atas punggung hidung.
Persarafan : N. fasialis (pars transversa).
Fungsi : Pergerakan hidung terutama cuping hidung.
b. M. depressor septi
Origo : area di sebelah atas gigi seri tengah.
Insersi : tulang rawan septum nasi.
Persarafan : n. fasialis.
Fungsi : pergerakan hidung.
2. Otot faring
a. M. konstruktor faring superior
Origo : humulus pterigodeus (prosesus pterigodeus).
Insersi : fascia faringobasilaris raphefaringis.
Persarafan : N. glosofaringeus (N.IX) dan N. vagus (N.X).
Fungsi : Melengkungkan selaput lender untuk menutup rongga
hidung.
b. M. konstriktor faringis medius
Origo: kornu minus (Os hioideum).
Persyarafan: N. glosofaringeus dan N. vagus.
Fungsi: semua konstruktor menutup lubang tenggorok saat menelan.
c. M. konstruktor faringis inferior
Origo: kartilago tiroidea linea oblique.
Persyarafan: N. glasofaringeus dan N. vagus.
d. M. stilofaringeus
Origo: prosesus stiloideus (Os. Temporale).
Insersi: dinding laring lateral.
Persyarafan: N. glosofaringeus.
Fungsi: mengangkat lubang tenggorok.
e. M. salpingofaringeus
Origo: osteum faringeum tubae.
Insersi: dinding farig lateral.
Persyarafan: N. glosofaringeus dan n. vagus.
Fungsi: membuka tuba saat menelan dan menguap.
f. M. palatofaringeus
origo: aponerose palatina, hamulus pterigoideus, lamina medialis.
insersi: sisi dinding faring dan kartilago tiroidea.

3. Otot dada

a. M. seratus anterior
Insersi : ujung insersi iga I-IX terdiri dari tiga bagian, bagian tengah
lemah, dan bagian caudal terkuat.
Persarafan : n.Torasikus longus plegsus brachialis pars
supraclavikularis.
b. M. intercostalis eksterni
Origo : pada sisi bawah luar sulkus kosta.
Insersi : sisi atas iga sebelah dalam.
Persarafan : n. torasisi dan n. intercostalis.
Fungsi : menutup dan menegangkan rongga intercostalis pada waktu
inspirasi.
c. M. Intercostalis interni
Origo : sisi atas iga.
Insersi : sisi bawah iga diatasnya.
Persarafan : n. torasisi dan n. intercostalis.
Fungsi : menutup dan menegangkan rongga intercostalis pada saat
ekspirasi.
d. M. Sub Costalis
Origo : bertendo pada sisi iga antara tuberkulum dan angulus costae.
Insersi : sisi dorsal dua iga diatasnya.
Persarafan : n. torasisi dan n. intercostalis.
Fungsi : menegangkan dinding dada pada waktu ekspirasi.
e. M. Transversus Thorasikus
Origo : dorsal prosesus sifoideus dan permukaan berbatasan corpus
sterni.
Insersi : cabang sisi bawah kartilago kosta II smpai VI.
Persarafan : n. torasisi dan n. intercostalis.
Fungsi : menegangkan dinding dada pada waktu ekspirasi.
4. Otot Spinokostale
a. M. Serratus posterior superior
Origo: Bertendo lebar dari prosesus spinosus kedua vertebrae servikalis
bawah dan kedua vertebrae torasika atas.
Insersi: kosta kedua dan kelima sebelah lateral anguli kostarum.
Persyarafan: cabang ventral N. servikal XI-XIII dan cabang N.
interkostalis I-II.
b. M. serratus posterior inferior
Origo: perantaraan fascies torakolumbalis prosesus spinosus vertebrae
torasika bawah dan veryebrae lumbalis atas.
Insersi: bagian kaudal keempat sisis kostae bawah.
Persyarafan: cabang N. interkostalis XI-XII dan cabang lumbal I-II
Fungsi: menarik keempat kostae kebawah kearah kauda, membantu
ekspirasi dan inspirasi pada waktu antagonis tarikan diafragma pada
kosta bawah.
DAFTAR PUSTAKA
Alsagaff H, Mukty A. 2005. Dasar-dasar Ilmu Penyakit paru. Cetakan Ketiga.
Surabaya: Airlangga University Press.

Djojodibroto, D. 2009. Respirologi (Respiratory Medicine). Jakarta : EGC.

Syaifuddin, 2016, Anatomi Fisiologi : Kurikulum berbasis Kompetensi untk


Keperawatan dan Kebidanan, Ed. 4, Jakarta : Buku Kedokteran EGC.

Tortora GJ, Derrickson B. 2012. Principles Of Anatomy and Physiology. Edisi ke-
13. New Jersey: John Wiley & Sons. hlm. 918-66

Anda mungkin juga menyukai