PREREQUISITE PROGRAMMES (PRPs)
PREREQUISITE PROGRAMMES (PRPs)
I.
MM.01‐03.3.1
PT GARUDAFOOD PUTRA PUTRI JAYA
DIVISI BISKUIT
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN
I.1 PENJELASAN UMUM………………………………………………………………………
I.2 DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN…………………………………………….
II. LINGKUP PREREQUESIT PROGRAMS
II.1 INFRASTRUKTUR
II.1.1 LOKASI DAN LINGKUNGAN……………………………………………
II.1.2 DESAIN KONSTRUKSI DAN TATA LETAK
BANGUNAN DAN RUANG………………………………………………
II.2 FASILITAS
I. PENDAHULUAN
tentang mesin produksi, peralatan dan wadah serta alat ukur dan timbang.
Manajemen produksi mengatur keterkaitan manajemen bahan, manajemen
pasokan, pengelolaan produksi, penanganan produk, serta penanganan
produk menyimpang. Sedangkan sistem higiene mencakup pembersihan dan
sanitasi, higiene personil, pencegahan kontaminasi silang, pengendalian hama
serta pengendalian bahan toksik.
Air Proses : Air yang digunakan dalam proses produksi dan pasca produksi
yang bebas dari kotoran yang dapat menyebabkan penyakit, serta layak
untuk konsumsi manusia menurut standar yang berlaku.
Batch : Jumlah produk yang dihasilkan selama satu siklus produksi dari
proses produksi tertentu yang memiliki keseragaman karakter dan kualitas.
Certificate of Analysis (CoA) : Hasil analisa suatu barang yang dibuat oleh
supplier dan disertakan pada saat pengiriman barang ke pabrik.
Food Grade : Kualitas bahan yang digunakan aman untuk kontak dengan
produk pangan.
Stainless Steel : Bahan yang terbuat dari baja dan tahan korosif
Water treatment : Sarana pengolahan air yang dibuat perusahaan agar air
yang digunakan memenuhi persyaratan
II.1. INFRASTRUKTUR
6. Lingkungan pabrik harus bersih dan bebas dari kotoran atau bahan-
bahan yang dapat menyebabkan pencemaran.
10. Lingkungan sekitar pabrik harus kering dan tidak ada genangan air
yang dapat menjadi sumber kotaminan yang dapat menjadi sumber
kontaminan karena perembesan, kotoran yang terbawa, atau menjadi
tempat berkembangbiaknya hama, penyakit, atau binatang
pengganggu.
5. Lantai ruangan harus kedap air, tahan terhadap garam, basa, asam,
atau bahan kimia lainnya dan harus dibuat dari bahan yang kualitas
serta kekuatannya sesuai dengan keperluan dan sifat kegiatan di ruang
tersebut.
7. Permukaan lantai harus rata dan halus serta mudah dibersihkan. Untuk
ruangan pengolahan yang memerlukan pembilasan air, lantai ruangan
harus mempunyai kemiringan 50 terhadap horizontal dan berakhir pada
selokan/ saluran pembuangan.
10. Dinding dicat menggunakan cat yang tidak mengandung timbal, krom,
dan kadmium, terutama untuk area dengan produk terbuka atau
belum dikemas.
11. Pintu harus terbuat dari bahan tahan lama, permukaannya rata, halus,
berwarna terang, mudah dibersihkan dan tidak menjadi sumber
kontaminasi.
12. Semua pintu harus diberi keterangan yang jelas mengacu pada Sistem
Manajemen Keselamatan Kerja Karyawan dan Lingkungan Hidup PT
Garudafood Putra Putri Jaya Divisi Biskuit.
13. Pintu keluar dan pintu masuk karyawan harus terpisah, membuka
keluar atau ke samping, dan dapat ditutup dengan baik.
14. Pintu keluar darurat harus tersedia, diberi tanda yang jelas, selalu dalam
kondisi tertutup, dan dalam kondisi darurat dapat dibuka dengan
mudah.
15. Apabila arus keluar masuk karyawan atau barang tinggi, maka pintu
perlu diberi penyekat debu (Air Curtain) .
16. Pintu penerimaan dan pengeluaran barang dari gudang harus terpisah
dan masing-masing diberi tanda yang jelas.
18. Area dengan produk masih dalam proses dan belum dikemas (terbuka)
harus memiliki langit-langit untuk mencegah kemungkinan kontaminasi.
19. Langit-langit bangunan harus terbuat dari bahan yang tidak mudah
mengelupas, rata, mudah dibersihkan, bebas dari akumulasi produk,
tidak bercelah/ bocor, dan tidak digunakan untuk menyimpan barang-
barang atau peralatan yang tidak terpakai lagi.
20. Atap terbuat dari bahan tahan lama, kedap air, tidak bocor atau retak,
dan tingginya sekurang-kurangnya 3 m dari lantai.
21. Permukaan atap bagian dalam harus rata, halus, berwarna terang,
tidak mudah mengelupas, mudah dibersihkan dan tidak menjadi
sumber kontaminasi
1. Penerangan di lingkungan dan ruang kerja harus cukup serta sesuai dengan
standar kesehatan dan kenyamanan kerja, serta tidak boleh merubah atau
memberi kesan warna yang berbeda dengan warna sebenarnya.
b. Ruang atau area yang digunakan untuk pekerjaan kasar dan tidak
berhubungan dengan mesin memerlukan penerangan dengan
intensitas cahaya 100 – 250 Lux.
Contoh : Gudang WIP, Area bongkar muat bahan baku, dan area
muat produk akhir.
c. Pekerjaan biasa yang tidak berhubungan dengan alat atau mesin yang
bergerak perlu penerangan dengan intensitas cahaya 100 – 300 Lux.
d. Pekerjaan halus atau yang berhubungan dengan alat atau mesin yang
bergerak seperti pengerjaan pengisian atau sortir produk pada
konveyor perlu penerangan dengan intensitas cahaya 350 – 500 Lux.
Contoh : Area Mixer, Area Wiecon, dan ruang analisis serta timbang
dalam laboratorium.
5. Arah aliran udara harus diatur dari daerah berudara bersih ke daerah
berudara kotor.
6. Ventilasi udara harus diberi kawat kasa dengan diameter lubang maksimal
0,5 cm agar tidak dapat dilalui oleh serangga dan burung, serta dibuat dari
bahan yang tidak korosif dan mudah dibersihkan.
10. Untuk ruangan yang banyak debu, seperti area mixer dan area wiecon,
sebaiknya digunakan thermometer digital.
11. Pipa air panas dan steam harus diinsulasi untuk mencegah terjadinya
kondensasi yang dapat mencampuri produk.
II.B. FASILITAS
2. Penyediaan air harus dapat menyediakan air yang cukup bersih sesuai
dengan kebutuhan produksi dan berasal dari sumber yang memenuhi
persyaratan.
3. Air yang kontak dengan produk atau permukaan yang kontak dengan
produk harus berasal dari air proses.
4. Pipa harus dibuat dengan desain dan ukuran yang tepat sesuai dengan
tujuan penggunaan, yaitu :
5. Tidak ada aliran balik dari atau kontaminasi silang antara sistem
pemipaan yang membawa air proses.
7. Kran air harus dapat melindungi tangan yang sudah dicuci dari
rekontaminasi, yaitu kran air dengan pengatur jumlah air yang keluar
secara otomatis.
9. Fasilitas toilet harus tersedia dalam jumlah yang cukup dihitung dengan
mempertimbangkan jumlah tertinggi pemakaian. Lokasi toilet harus
mudah dijangkau oleh pekerja, serta terletak di luar ruang produksi untuk
menghindari kontaminasi produk.
10. Bak air dalam toilet harus lebih tinggi dari closet untuk menghindari air
kembali ke bak.
11. Fasilitas toilet harus selalu terjaga kebersihannya, agar tidak menjadi
sumber bau dan cemaran mikroba.
12. Toilet harus dilengkapi dengan fasilitas cuci tangan, sabun desinfektan dan
pengering tangan.
13. Lantai di ruangan toilet harus dibuat dengan kemiringan yang cukup ke
arah saluran pembuangan agar tidak terjadi genangan air.
II.B.3. LABORATORIUM
Tersedia sarana dan petugas laboratorium yang memenuhi persyaratan sesuai
dengan kebutuhan pemeriksaan kualitas dan keamanan produk.
Laboratorium ini meliputi laboratorium kimia, laboratorium fisika dan
laboratorium mikrobiologi
1. Penyediaan fasilitas laboratorium sesuai dengan jenis dan tingkat resiko
produk serta kebutuhan pemeriksaan
2. Laboratorium harus mampu memberikan hasil pemeriksaan yang tepat
3. Laboratorium dibangun dengan mempertimbangkan faktor keamanan
dan rencana pengembangan jangka panjang
4. Struktur dan material bangunan laboratorium harus sesuai dengan
persyaratan dan disesuaikan dengan kegiatan analisis yang dilakukan
5. Laboratorium harus menjadi area terbatas dan pakaian kerja yang
digunakan di dalam laboratorium tidak boleh dipakai di ruang produksi
6. Petugas laboratorium harus kompeten dan terlatih
7. Semua metode yang dilakukan harus valid dan tertulis
8. Operasi laboratorium harus mengacu pada sistem yang benar
9. Fasilitas pendukung dan keselamatan laboratorium tersedia lengkap
10. Pelaksanaan pengujian tidak boleh menyebabkan kontaminasi silang dari
area laboratorium terhadap ruangan produksi
11. Pembagian dan penataan ruang laboratorium mikrobiologi dibuat
dengan tepat sesuai kebutuhan untuk menjamin kebenaran hasil analisis
12. Sistem dan fasilitas safety harus disediakan di laboratorium
PT Garudafood Putra Putri Jaya Divisi Biskuit
Quality Assurance Department Oktober 2009 Rev 0.1 Page 16 of 39
MANUAL
PREREQUISITE PROGRAMMES (PRPs)
10. Tempat sampah basah harus selalu dalam keadaan tertutup dan
dibersihkan setidaknya 2 kali dalam satu hari.
11. Tempat sampah harus selalu dijaga kebersihannya agar tidak menjadi
tempat berkembangbiaknya semut, lalat, kecoa, atau binatang
lainnya.
Peralatan yang digunakan dalam proses produksi harus dibuat dengan desain
dan konstruksi yang sesuai, ukuran yang memadai, ditempatkan pada lokasi
yang tepat dan tidak menimbulkan peluang sebagai sumber kontaminan baru
sehingga produk dapat terjamin kualitasnya.
1. Permukaan mesin dan peralatan yang kontak dengan bahan baku atau
produk jadi harus terbuat dari bahan tahan karat, tidak beracun, tidak
mudah mengelupas, tahan terhadap bahan yang diolah dan bahan
pembersih, serta tidak reaktif yang dapat merubah identitas dan kualitas
produk.
4. Saluran air, steam, minyak goreng, bahan bakar, dan tekanan atau
vakum harus terpasang dan memudahkan akses selama pengoperasian.
Saluran tersebut harus diberi tanda dengan tepat dan keterangan yang
jelas sehingga mudah dikenali.
II.C.1.3. PEMELIHARAAN
6. Kondisi atau kualitas bahan baku dan bahan pengemas harus selalu
diperiksa secara periodik untuk memastikan bahwa kemasan, kondisi
penyimpanan, dan kualitas sesuai dengan persyaratan.
7. Status mutu bahan baku dan bahan pengemas harus jelas, apakah
release atau reject, dan dipasang ditempat yang mudah dilihat. Bahan
baku yang release atau reject harus ditempatkan secara terpisah. Bahan
baku dan bahan pengemas dengan status reject harus dimusnahkan
atau dikembalikan ke supplier secepatnya.
9. Penggunaan bahan baku dan bahan kemas harus sesuai dengan sistem
FIFO.
2. Air baku harus memenuhi persyaratan air bersih, air yang tersirkulasi
kembali untuk penggunaan ulang harus ditangani dan dipertahankan
dalam kondisi tertentu sehingga tidak terdapat bahaya terhadap
keamanan pangan
3. Harus dilakukan pemeriksaan rutin mutu air serta sumber air (sumur
atau mata air) sesuai dengan persyaratan dan harus menjamin
kontinuitas pasokan air.
5. Pipa harus dibuat dengan desain dan ukuran yang tepat sesuai dengan
tujuan penggunaan.
6. Septik tank tidak boleh berada dekat dengan sumber air, tidak boleh
ada aliran balik atau kontaminasi silang antara sistem pemipaan yang
membawa air proses
7. Sistem air nonkonsumsi tidak boleh masuk ke dalam sistem air konsumsi
atau air proses
9. Sumber air yang digunakan memenuhi persyaratan air bersih dan sesuai
dengan persyaratan boiler.
10. Steam harus memenuhi persyaratan air minum, steam yang digunakan
dengan cara kontak langsung dengan makanan atau permukaan yang
kontak langsung dengan makanan harus tidak mengandung zat-zat
yang berbahaya bagi keamanan pangan.
PT Garudafood Putra Putri Jaya Divisi Biskuit
Quality Assurance Department Oktober 2009 Rev 0.1 Page 23 of 39
MANUAL
PREREQUISITE PROGRAMMES (PRPs)
11. Aliran steam harus dilengkapi dengan steam trap, dan pemasangannya
harus sesuai dan dilakukan pembersihan untuk menjamin tidak adanya
penumpukan kotoran.
12. Pemeriksaan terhadap keamanan instalasi steam dan lalu lintas bahan
kimia sehingga tidak berpotensi menimbulkan bahaya bagi pekerja
sesuai dengan aturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
13. Boiler tidak boleh menjadi sumber kontaminasi, misanya berkarat dan
selang steam tidak boleh tercelup atau mengenai produk. Jika
diperlukan, ujung slang dapat diperpanjang dengan menggunakan
bahan dari stainless steel.
14. Untuk pasokan udara bersih, pastikan sumber udara harus bersih, semua
suplai bertekanan harus melewati filter dan dilewatkan pada water and
oil trap (water and oil trap harus dikeringkan / dibersihkan secara
berkala).
dan peralatan kerja harus bebas dari bahan lain, produk atau dokumen
yang tidak dibutuhkan.
9. Semua peralatan yang masih memakai kayu tidak boleh ada dalam
Area Zona 3 atau area produksi.
11. Setiap produk yang akan memasuki tahap proses selanjutnya harus
mendapatkan status dari QC setelah melalui tahap pemeriksaan.
12. Mesin yang digunakan untuk memproduksi jenis produk tertentu harus
bebas dari kontaminasi rasa dan aroma dari produk sebelumnya.
14. Suhu dan RH ruangan harus sesuai dengan persyaratan dan selalu
dikendalikan sehingga perubahan yang terjadi dapat langsung
diketahui.
1. Setiap produk dari tahapan proses, baik produk antara (WIP), maupun
finished good harus diidentifikasi dengan jelas dengan cara memberikan
nomor kode trace sesuai dengan prosedur pemberian kode trace.
6. Semua bahan pengemas yang sudah diberi kode harus diperiksa kembali
sebelum digunakan untuk mengemas.
7. Produk dengan penampilan yang mirip dan sulit dbedakan tidak boleh
dikemas secara berdekatan, kecuali ada pemisahan yang jelas secara
fisik.
11. Area pengemasan harus dibersihkan dengan interval tertentu pada saat
proses pengemasan. Karyawan yang bertugas harus dilatih untuk
menghindarkan terjadinya pencampuran atau kontaminasi silang
produk.
12. Peralatan pengemas yang tidak kontak langsung dengan produk harus
dalam kondisi bersih untuk menghindarkan terjadinya kontaminasi
silang.
5. Fasilitas gudang harus rapi dan bersih, serta terpelihara kondisinya yang
meliputi :
a. Sanitasi dan pengendalian hama dilaksanakan secara kontinyu dan
konsisten.
b. Suhu dan kelembaban lingkungan gudang harus dijaga sesuai
dengan spesifikasi penyimpanan finished goods untuk mencegah
kerusakan produk yang disimpan.
6. Jarak penyusunan bahan baku dan produk jadi di rak dengan dinding
tidak boleh kurang dari 30 cm dengan tujuan untuk :
a. Jalur untuk inspeksi dan pembersihan.
b. Jalur untuk pelaksanaan pengendalian hama.
c. Bufer zone untuk mencegah kelebihan tekanan muatan pada
dinding.
d. Menghindarkan kerusakan dinding karena forklift, handpallet, atau
kerusakan lain.
10. Palet harus disimpan di dalam area gudang, dalam keadaan bersih
dan terbebas dari kontaminasi hama.
Mesin, peralatan dan wadah yang kontak dengan produk tidak menjadi sumber
kontaminasi sehingga sebelum pelaksanaan produksi harus dibersihkan (cleaning)
dan disanitasi (sanitation).
1. Tersedia sistem pembersihan dan sanitasi mesin, peralatan dan wadah
yang kontak dengan produk
2. Sistem pembersihan dan sanitasi diterapkan dan didokumentasikan
3. Metode / prosedur pembersihan dan sanitasi harus tervalidasi
PT Garudafood Putra Putri Jaya Divisi Biskuit
Quality Assurance Department Oktober 2009 Rev 0.1 Page 28 of 39
MANUAL
PREREQUISITE PROGRAMMES (PRPs)
3. Perhiasan seperti cincin, gelang, kalung, jam tangan atau aksesoris lain
harus ditinggalkan sebelum memasuki ruang produksi.
11. Karyawan non produksi yang akan memasuki area produksi harus
menggunakan perlengkapan kerja dan sepatu yang sesuai.
12. Perlengkapan kerja harus selalu dijaga kebersihannya mulai dari awal
shift, selama proses produksi, setelah istirahat dan akhir shift.
13. Bagi karyawan wanita yang menggunakan jilbab, jilbab harus terbuat
dari bahan yang tidak berbulu, dikenakan sesuai dengan standar
yang ditetapkan, serta tidak boleh menggunakan peniti. Tidak
dibenarkan menggunakan jarum pentul sebagai pengikat jilbab.
16. Sarung tangan harus selalu dijaga kebersihan dan sanitasinya. Apabila
sarung tangan sudah kotor atau rusak harus segera diganti.
17. Frekuensi penggantian sarung tangan minimal 4 kali dalam satu shift
dan dilakukan setiap 2 jam, dengan memperhatikan tingkat
kebersihan dari sarung tangan yang di gunakan.
24. Kuku tangan harus selalu dijaga kebersihannya dan selalu dipotong
pendek tidak lebih dari 2 milimeter.
PT Garudafood Putra Putri Jaya Divisi Biskuit
Quality Assurance Department Oktober 2009 Rev 0.1 Page 32 of 39
MANUAL
PREREQUISITE PROGRAMMES (PRPs)
25. Kuku tangan tidak boleh dirias menggunakan cat kuku tipe apapun
serta memakai kuku palsu atau aksesoris kuku lainnya.
26. Di dalam ruangan produksi rambut harus selalu terjaga kerapian dan
kebersihannya. Untuk karyawan pria, rambut harus dipotong pendek
dan rapi, tampak depan tidak melewati alis mata, tampak samping
tidak menutupi daun telinga, tampak belakang tidak melewati kerah
kerah.
29. Rambut dibagian muka seperti kumis, jenggot dan cambang harus
tercukur rapi dan harus ditutupi dengan masker yang sudah
disediakan oleh perusahaan. Panjang kumis, jenggot dan cambang
yang diijinkan maksimal 1 cm.
8. Semua bahan baku dan bahan kemas yang diterima dari gudang
harus dalam kondisi bersih. Wadah yang digunakan untuk mengemas
bahan baku dan bahan kemas harus bersih dan tidak menjadi sumber
kontaminasi bagi produk yang terdapat di dalamnya.
14. Bahan sanitizer yang langsung kontak dengan produk harus food
grade, diberi label dan informasi yang jelas, disimpan terpisah di luar
area produksi. Informasi berisi tanggal keluar, paraf petugas, dan
jumlah pengambilan awal. QC Laboratorium melakukan pengawasan
terhadap penyimpanan bahan sanitizer setiap hari. Administrasi yang
diatur meliputi identitas nama supplier, tanggal kedatangan,
persentase kandungan, dan keterangan lain yang diperlukan.
4. Jenis hama dan serangga yang ditangani meliputi tikus, cecak, kecoa,
kupu-kupu, lebah, semut dan serangga lainnya.
9. Tidak ada celah atau lubang pada dinding yang dapat menjadi jalur
masuknya hama ke dalam ruang produksi.
12. Tidak boleh ada binatang peliharaan seperti kucing, anjing dan lain-
lain di sekitar area pabrik.
15. Serangan hama harus diatasi dengan segera dan harus dilakukan
tanpa menimbulkan ancaman terhadap keamanan makanan.
2. Setiap bahan toksin yang ada di pabrik harus memiliki MSDS untuk
mencegah kesalahan penggunaan, terutama penggunaan yang
membahayakan manusia.
3. Penyimpanan pelumas, pestisida dan bahan toksin lainnya harus
terpisah dengan area produksi, penyimpanan seharusnya dilakukan :
Bahan toksin yang disimpan dilengkapi dengan label yang berisi
informasi lengkap.
Jauh dari bahan ataupun peralatan yang kontak dengan produk.
Disimpan di tempat terpisah, kering dan akses yang terbatas
4. Penggunaan bahan toksin :
Harus mengikuti instruksi penggunaan sesuai petunjuk kemasan
Pastikan sisa penggunaan bahan harus dikembalikan ke tempat
penyimpanan
Tidak ada bahan toksin yang disimpan ataupun tercecer di luar
tempat penyimpanan
Bahan toksin yang disimpan di luar tempat penyimpanan harus
dibuat dalam konsentrasi siap digunakan
8. Bahan toksin yang tidak berlabel atau berlabel tetapi tidak memiliki
informasi yang jelas, dipindahkan sampai informasi tersedia, atau
kembalikan ke supplier oleh Supervisor QC Laboratorium.
10. Tidak menghilangkan, menukar label yang tertera pada bahan toksin
dan perbaiki label yang rusak.