“HACCP”
KELOMPOK 3
Disusun Oleh :
Nahdiati P07131117110
1
Program Diploma III Jurusan Gizi
2019/2020
2
1. Tim HACCP
Tim HACCP adalah suatu organisasi yang dibentuk terdiri atas personel yang
memiliki pengetahuan dari berbagai disiplin ilmu untuk pengembangan sistem
HACCP yang efektif dan memiliki pengetahuan dan pengalaman yang berkaitan
dengan produk dan prosesnya. Winarno (2002) menyatakan bahwa keputusan tim
HACCP seharusnya juga merupakan keputusan manajemen. Untuk itu tim
seharusnya beranggotakan divisi-divisi dari unit usaha (Quality Assurance, Produksi,
pemasaran dan lain-lain) dan multi disiplin dengan memperhatikan jenis produk,
teknologi pengolahan, teknik penanganan dan distribusi, cara pemasaran dan cara
konsumsi produk serta potensi bahaya. Tim HACCP juga dapat terdiri atas berbagai
level personel (General Manager, QA manager, Inspector, mandor dan lain-lain).
Perusahaan Indolakto Factory Pandaan sudah membentuk tim HACCP. Susunan
organisasi tim HACCP ini dapat dilihat pada Lampiran 10 yang beranggotakan
divisi-divisi dari unit usaha dan terdiri atas berbagai level personel. Ruang lingkup
evaluasi dan studi dalam penyususunan HACCP oleh tim dan manajemen meliputi
seluruh proses pengolahan produk Yoghurt drink NICE dan keterkaitan seluruh
bahaya yang terdiri atas fisik, kimia dan biologi.
2. Deskripsi Produk
Deskripsi produk adalah gambaran rinci tentang produk yang dihasilkan.
Penetapan deskripsi produk perlu diperhatikan informasi yang berkaitan dengan
program HACCP, agar memberi petunjuk dalam rangka identifikasi bahaya yang
mungkin terjadi serta untuk membantu pengembangan batas kritis. Beberapa
informasi dasar yang memberikan petunjuk akan potensi bahaya adalah pengendalian
suhu yang benar untuk mencegah tumbuhnya bakteri yang mempengaruhi umur
produk dan persyaratan konsumen, jenis pengemas utama adalah faktor penting
dalam mengendalikan bakteri, metode distribusi dan persyaratan konsumen
(Winarno, 2002). Deskripsi Yoghurt drink NICE dapat dilihat pada Tabel 12.
3
Yoghurt drink NICE
Standard SNI Susu sapi segar, gula, kultur
Tipe kemasan (Streptococcus thermophillus,
Masa kadaluwarsa Lactobacillus lactis, Lactobacillus
Cara penyimpanan bulgaricus), dextrosa, susu bubuk tanpa
Persyaratan pelanggan lemak, penstabil nabati, asam laktat,
Cara distribusi pewarna makanan, perasa makanan
Persyaratan yang ingin dicapai SNI yoghurt 01-2981-1992
Botol HDPE 200 ml
7 bulan setelah produksi
Penyimpanan suhu ruang
Umum (kecuali bayi)
Retail
Sesuai SNI, Badan POM, MUI,
persyaratan pelanggan, persyaratan
perusahaan
4
3. identifikasi maksud penggunaan
5
KUD Raw Material
Fresh Milk Arriving
Rejected
by QC inspection
inspection
. Filtering
inspection
MC
Metering
FM
cooling
collecting
6
START
MC
Preparation of
Can 25 kg raw material
Input liquid
Input SMP
Mixing
Agitation
inspection
Can 3 Liter
filling
pasteurisasi
cooling
Inoculation
10
Incubation 11
inspection 12
END
7
Diagram Alir Proses Pembuatan Base Yoghurt. Pembuatan yoghurt drink terdiri atas
pembuatan base yoghurt dan sirup yang kemudian dicampur dengan menggunakan
mixing ketiga base yoghurt dan sirup telah dibuat. Diagram alir proses pembuatan
base yoghurt dapat dilihat pada Gambar 8.
START
Production schedule
prepare machine
and raw material
Input liquid
preheating
mixing
Rekomendasi
QA
filtrating
.
10
Homogenizing
Pasteurizing 11
inspection 12
8
Diagram Alir Pembuatan Yoghurt Drink (Base Yoghurt dan Syrup). Diagram
alir proses pembuatan base yoghurt dan sirup dapat dilihat pada Gambar 9.
A B
. oculation starter
In 7 t preheating
MC
3 agitation 8 Input raw material
.
4 incubation 9 pasteurizing
N 10 cooling
give additional time until pH 4,2 inspection
5
.
Y
cooling 11
agitation 13
inspection 14
.
15
Homogenizing
9
Diagram alir proses pembuatan
yoghurt drink pada Gambar 10.
Storage vat
reject
.
Filling dan Sealing
.
N Inspection
sealing and
volume product
Y
Loading creater/ bottle moving in to train
Sterilization Rotoclave
10
stacking
END
10
baik yang dilakukan secara rutin ataupun tidak rutin. PT Indolakto Factory Pandaan
telah memiliki staf khusus yang menangani verifikasi. Staf verifikasi berada di
bawah pengawasan laboratorium supervisor.
Proses Pembuatan Starter. Alat dan bahan baku berupa air, SMP dan kultur
disiapkan terlebih dahulu. Peralatan yang akan digunakan dilakukan tindak sanitasi
menggunakan teepol. Skimmed powdered milk terlebih dahulu dilarutkan dengan
menggunakan air sesuai dengan formula yang telah ditentukan. Pengadukan
dilakukan selama kurang lebih 30 menit, hal ini dilakukan agar tidak terjadi
penggumpalan bubuk susu karena tidak larut dengan air. Campuran yang telah
diaduk dimasukkan ke dalam can dengan kapasitas 3,3 kg. Pasteurisasi dilakukan
agar mikroorganisme patogen dapat mati dan tidak mengganggu kerja dari kultur
yang akan digunakan. Pasteurisasi menggunakan water bath pada suhu 90oC selama
15 menit. Susu didinginkan hingga mencapai suhu 40oC dan ditambahkan kultur
untuk diinkubasi pada suhu 40-42oC selama 12 hingga 15 jam. Nilai pH yang harus
tercapai untuk pembuatan starter adalah 4,5 ± 0,05. Setelah diinkubasi starter
disimpan pada suhu 4oC. Penyimpanan dalam suhu 4oC dilakukan untuk mencegah
pertumbuhan bakteri baik yang ada di dalam kultur maupun bakteri lainnya yang
dapat menyebabkan kerusakan.
11
Jadwal Produksi. PT Indolakto Factory Pandaan belum memiliki Production
Planning and Inventory Control (PPIC) tersendiri karena masih berada di bawah PT
Indolakto Factory yang berada di Jakarta sehingga jadwal dan jumlah produksi masih
diatur oleh PPIC pusat yang berada di Jakarta. PPIC sendiri memiliki tugas mengatur
jumlah dan jadwal produksi yang dikaitkan dengan permintaan konsumen dan
adanya produk yang terdapat di pasar. Pengaturan jumlah dan jadwal produksi ini
menjaga agar persediaan produk yang ada di pasar mencukupi kebutuhan konsumen.
Persiapan Mesin dan Bahan Baku. Mesin yang akan digunakan dilakukan tindak
sanitasi terlebih dahulu agar tidak terjadi kontaminasi terhadap produk yang
dihasilkan. tindak sanitasi berupa Clean In Place dan manual cleaning. PT Indolakto
Factory Pandaan tidak hanya memproduksi yoghurt drink tetapi juga memproduksi
susu sterilisasi, yoghurt set dan Pasteurilized liquid milk (PLM) sehingga proses
produksi dilakukan secara bergantian karena belum adanya jalur produksi tersendiri
untuk satu jenis produk yang dihasilkan. hal ini memungkinkan terjadinya
kontaminasi silang antar produk, maka untuk mencegah hal tersebut dilakukan
tindakan sanitasi sebelum dan setelah melakukan proses produksi terutama ketika
akan memproduksi produk yang berbeda. Bahan baku yang akan digunakan
dipersiapkan terlebih dahulu dengan diambil dari gudang atau tempat penyimpanan
raw material sehingga dapat digunakan dengan jumlah yang sesuai dengan
kebutuhan.
Proses Pemasukan Raw Material. Raw material yang digunakan pada tahap ini
adalah susu segar, air, SMP, gula, dextrose dan penstabil nabati. Flavor dan colour
tidak dimasukkan ketika proses ini tetapi pada proses pembuatan sirup. Proses ini
diawali dengan pemasukan bahan baku yang berupa liquid atau cairan yaitu air dan
susu segar, kemudian ditambahkan skimmed powdered milk (SMP) untuk dilakukan
standardisasi. Standardisasi dilakukan agar produk yang dihasilkan tidak
menyimpang dari ketentuan yang telah ditentukan dan hal ini untuk menjaga kualitas
mutu produk yang dihasillkan. Standardisasi dilakukan untuk mendapatkan kadar
lemak yang diinginkan yaitu kurang dari 1%. Dilakukan penambahan Anhydrous
milk fat (AMF), fresh butter, fresh cream untuk standardisasi kadar lemak serta
penambahan SMP untuk standardisasi jumlah total padatan dalam susu. Setelah
standardisasi dilakukan bahan baku lainnya dimasukkan ke dalam mixing tank untuk
12
dilakukan pengadukan agar homogen. Inspeksi dilakukan terhadap fat, TS, pH, BJ,
alkohol tes dan organoleptik setelah mixing selesai.
Filtrasi. Filtrasi dilakukan dengan melewatkan produk pada filter berbahan nilon
dengan ukuran 300 µm. Filtrasi ini berfungsi untuk menyaring kotoran.
13
Penambahan Starter. Penambahan starter dilakukan pada susu yang telah
dipanaskan hingga suhu mencapai 40oC. Pemanasan menggunakan steam (uap
panas) yang dihasilkan oleh boiler. Setelah suhu susu mencapai 40oC dilakukan
penambahan starter. Starter yang digunakan mengandung kultur Streptococcus
thermophillus, Lactobacillus lactis dan Lactobacillus bulgaricus. Starter
diinokulasikan pada susu yang terdapat Culture tank dilengkapi dengan agitator
untuk melakukan agitasi selama 10 menit agar starter dan susu dapat tercampur
sempurna.
Pembuatan sirup. Pembuatan sirup pertama kali dilakukan pemanasan air hingga
mencapai suhu 40-60oC agar pencampuran bahan mudah larut kemudian dimasukkan
stabilizer dan sebagian gula. Setelah itu pemanasan 85-90oC dan di holding selama
15 menit. Pewarna dan flavor dimasukkan terakhir agar tidak terjadi perubahan
terhadap rasa dan warna yang mempengaruhi kualitas produk akhir.
Mixing Yoghurt dan Sirup. Yoghurt dan sirup dicampur di dalam mixing tank
dengan perbandingan 1:1. Waktu mixing minimal 15 menit agar sirup dan base
yoghurt dapat tercampur sempurna.
Homogenisasi 3000 Psi. Homogenisasi 3000 Psi memiliki fungsi yang sama dengan
homogenisasi sebelumnya yaitu menghasilkan pemecahan butir-butir lemak agar
globula lemak seragam dan tidak terjadi pemisahan lemak susu pada permukaan
terhadap produk akhir selama proses penyimpanan. Penyimpanan setelah proses
homogenisasi dilakukan di dalam tanki storage vat dengan suhu maksimal 20oC dan
minimal disimpan selama 15 menit.
Filling dan Sealing. Filling dilakukan dengan menggunakan mesin Fogg Filler
yang memiliki kapasitas 160 bpm. Yoghurt dialirkan dari storage vat menuju mesin
Filling dan dimasukkan ke dalam kemasan botol HDPE 200 ml dan kemudian
ditutup dengan sealer. Suhu maksimum saat melakukan proses filling adalah 20oC
14
dan kondisi ruang filling dalam keadaan steril agar tidak terjadi pencemaran terhadap
produk. Mesin Fogg filler juga dilengkapi dengan sealer sehingga filling dan sealing
dapat dilakukan dalam satu ruang dan dalam waktu yang hampir bersamaan. Hal ini
dapat meminimalkan terjadinya pencemaran.
15
6. Hazard analisis dan pencegahan bahaya
Tabel 13. Penetapan Signifikansi Bahaya pada Bahan Baku dan Proses Produksi Yoghurt Drink
Tahap Proses Bahaya Sumber Bahaya Resiko Keakutan Signifikansi Pencegahan
Bahan Baku,
Bahan Tambahan
dan Bahan
Pengemas
Susu segar Biologi : Sanitasi pemerahan, T S T Pengujian mikrobiologi,
kapang dan pengangkutan, penanganan (1000) (100) (100000) penanganan pada rantai
khamir, Coliform, susu segar kurang baik, dingin
Salmonella sp, S. kontaminasi udara, alat dan
Aureus, Bacillus Pekerja
Kimia : Penambahan bahan kimia S T T Melakukan pengujian
Karbonat, oleh KUD/peternak secara (100) (1000) (100000) terhadap karbonat,
Formalin, sengaja, pakan hewan dan antiboitik dan formalin
Antibiotik, residu obat-obatan yang diberikan sebagai parameter
pestisida, logam penolakan,
Fisik : Proses pemerahan dan S R R Melakukan pembinaan
Kotoran, debu, penanganan susu segar (100) (10) (1000) tentang cara penangan
tanah, pasir, bulu, yang kurang baik susu yang baik dan
rumput, dan bahan proses penyaringan
lain dapat menghilangkan
bahaya
Gula Biologi : Handling pekerja, T R S Pemeriksaan barang
Serangga, kontaminasi supplier dan (1000) (10) (10000) ketika akan diterima,
mikroorganisme proses penyimpanan melihat Certificate Of
pembentuk spora Analysis (COA) dari
(B. cereus, C. supplier
perfringens)
86
Tahap Proses Bahaya Sumber Bahaya Resiko Keakutan Signifikansi Pencegahan
Fisik : Handling pekerja, R S R Pemeriksaan logam,
Rambut, benang, kontaminasi supplier dan (10) (100) (1000) proses penyaringan
serat karung, proses penyimpanan dapat menghilangkan
logam bahaya ini
Kultur Biologi : Penanganan kultur yang R R R Pengujian mikrobiologi
Kapang, khamir kurang baik, kontaminasi (10 (10) (100) terhadap adanya
dari supplier mikroorganisme lain
Skim powdered milk Biologi : Suhu dan kelembaban yang R S S Pengujian mikrobiologi
(SMP) Kapang, khamir, tinggi saat penyimpanan, (10) (100) (1000) dan pemeriksaan COA
Coliform kontaminasi supplier
Fisik : Handling pekerja, R S R Pemeriksaan logam,
Rambut, benang, kontaminasi supplier dan (10) (100) (1000) proses penyaringan
serat karung, proses penyimpanan dapat menghilangkan
logam bahaya ini
Bahan Pengemas Biologi : Handling pekerja, R R R Pemeriksaan COA dan
Kapang, khamir kontaminasi supplier dan (10) (10) (100) dilakukan sterilisasi
mikroorganisme proses penyimpanan bahan pengemas
berspora (B. sebelum digunakan
Clostridium)
Fisik : Handling pekerja, R S R Pemeriksaan logam,
Rambut, benang, kontaminasi supplier dan (10) (100) (1000) proses penyaringan
serat karung, proses penyimpanan dapat menghilangkan
logam bahaya ini
Alur Penerimaan
Bahan Baku
Susu segar KUD Biologi : Sanitasi pemerahan, T S T Pengujian mikrobiologi,
(1) Coliform, pengangkutan, penanganan (1000) (100) (100000) penanganan pada rantai
Salmonella sp, S. susu segara a dingin dengan suhu
87
Tahap Proses Bahaya Sumber Bahaya Resiko Keakutan Signifikansi Pencegahan
Aureus, E. Coli kurang baik, kontaminasi maksimal 8oC
udara, alat dan pekerj
Kimia : Penambahan bahan kimia S T T Melakukan pengujian
Karbonat, oleh KUD/peternak secara (100) (1000) (100000) kimia serta pengujian
Formalin, sengaja, pakan hewan dan terhadap karbonat,
Antibiotik, residu obat-obatan yang diberikan antiboitik dan formalin
pestisida, cemaran sebagai parameter
logam penolakan,
Fisik : Proses pemerahan dan S R R Melakukan pembinaan
Kotoran, debu, penanganan susu segar (100) (10) (1000) tentang cara penangan
tanah, pasir, bulu, yang kurang baik susu yang baik dan
rumput, dan bahan proses penyaringan
lain dapat menghilangkan
bahaya
Pemeriksaan - - - - - -
(2)
Filtrasi Fisik : Melalui udara, kotoran S R R Merupakan tahap
(3) Debu, pasir, ternak dan penanganan (10) (10) (100) menghilangkan bahaya
rumput, pakan, susu yang kurang baik fisik (filter dengan
tanah ukuran 0,5mm)
Pemeriksaan - - - - - -
(4)
Pengukuran - - - - - -
(5)
Pendinginan Biologi Suhu pendinginan yang S S S Menjaga suhu agar tetap
(6) Coliform, lebih dari 10oC (100) (100) (10000) di bawah 8oC
Salmonella sp, S.
Aureus
88
Tahap Proses Bahaya Sumber Bahaya Resiko Keakutan Signifikansi Pencegahan
Kedatangan bahan Biologi : Kontaminasi supplier, T R S Melakukan pengujian
baku Coliform, pekerja, pengangkutan dan (1000) (10 (10000) pada bahan baku yang
(7) Salmonella sp, S. penyimpanan akan diterima
Aureus
Fisik : Kontaminasi supplier, R R R Proses pemeriksaan
Cemaran logam, pekerja, pengangkutan dan (10) (10) (100) dilakukan saat akan
pasir, debu, serat penyimpanan menerima bahan baku
karung, benang dan
bahan lain
Pemeriksaan - - - - - -
(8)
Penampungan Biologi : Bawaan dari bahan baku R R R Pengujian sebelum
(9) Coliform, yang disimpan (10) (10) (100) bahan baku digunakan
Salmonella sp, S.
Aureus
Proses Pembuatan
Starter
Persiapan bahan - - - - - -
baku
(1)
Pemasukan air Biologi : Air yang digunakan sebagai T S T Pemeriksaan
(2) Coliform, bahan baku (1000) (100) (100000) mikrobiologi kualitas air
Salmonella sp, S. yang digunakan
Aureus
Fisik : Air yang digunakan sebagai R R R Pemeriksaan air dan
tanah, debu, pasir bahan baku (10) (10) (100) pembersihan manual
Pemasukkan SMP Biologi : Handling pekerja, R S R Pemeriksaan
(3) Coliform, kontaminasi supplier dan (10) (100) (1000) mikrobiologi saat
89
Tahap Proses Bahaya Sumber Bahaya Resiko Keakutan Signifikansi Pencegahan
Salmonella sp, S. proses penyimpanan barang akan diterima
Aureus
Mixing - - - - - -
(4)
Agitasi - - - - - -
(5)
Pemeriksaan - - - - - -
(6)
Filling Biologi : kontaminasi udara, pekerja, S S S Penggunaan sanitasi alat
(7) Coliform, can yang belum tersanitasi (100) (100) (10000) dengan benar, Sanitasi
Salmonella sp, S. pekerja dengan benar
Aureus
Pasteurisasi Biologi : Suhu dan waktu pemanasan R T S Kontrol terhadap suhu
(8) yang tidak cukup (10) (1000) (10000) dan waktu, kalibrasi alat,
penerapan SSOP
Pendinginan - - - - - -
(9)
Inokulasi Biologi : kontaminasi udara, alat dan S S S Inokulasi dilakukan di
(10) Coliform, pekerja (100) (100) (10000) ruang steril, penerapan
Salmonella sp, S. SSOP yang tepat
Aureus
Inkubasi Biologi : Suhu yang berubah-ubah, R S R Kontrol waktu dan suhu
(11) Kapang, khamir, waktu inkubasi yang tidak (10) (100) (1000) dengan seksama serta
Coliform, tepat kalibrasi dan
Salmonella sp, S. pemeliharaan alat
Aureus
Pemeriksaan - - - - - -
(12)
90
Tahap Proses Bahaya Sumber Bahaya Resiko Keakutan Signifikansi Pencegahan
Proses Pembuatan
Base Yoghurt
Jadwal produksi - - - - - -
(1)
Persiapan mesin dan - - - - - -
bahan baku
(2)
Pemasukan air Biologi : Air yang digunakan sebagai T S T Pemeriksaan
(3) Coliform, bahan baku (1000) (100) (100000) mikrobiologi kualitas air
Salmonella sp, S. yang digunakan
Aureus
Fisik : Air yang digunakan sebagai R R R Pemeriksaan air dan
tanah, debu, pasir bahan baku (10) (10) (100) pembersihan manual
Pemanasan terlebih - - - - - -
dahulu
(4)
Pemasukan bahan Biologi : Kontaminasi supplier, T R S Melakukan pengujian
baku kecuali flavour Coliform, pekerja, pengangkutan dan (1000) (10 (10000) pada bahan baku yang
dan colour Salmonella sp, S. penyimpanan digunakan
(5) Aureus
Fisik : Kontaminasi supplier, R R R Proses penyaringan
Cemaran logam, pekerja, pengangkutan dan (10) (10) (100) dapat menghilangkan
pasir, debu, serat penyimpanan bahaya ini dan
karung, benang pembersihan manual
Sirkulasi agitasi - - - - - -
(6)
Mixing - - - - - -
(7)
91
Tahap Proses Bahaya Sumber Bahaya Resiko Keakutan Signifikansi Pencegahan
Pemeriksaan - - - - - -
(8)
Filtrasi Fisik : melalui udara, debu, S S S Tahap ini merupakan
(9) Cemaran logam, penanganan susu yang (10) (10) (100) tahap pencegahan
pasir, debu, serat kurang baik, serta dari bahaya menggunakan
karung, benang bahan baku yang terbawa filter 300µm
Homogenisasi - - - - - -
(10)
Pasteurisasi Biologi : Cemaran yang terbawa S S S kontrol suhu dan waktu
(11) Coliform, susu segar dan bahan baku (100) (100) (10000) yang tepat, kalibrasi alat
Salmonella sp, S. serta peralatan yang belum secara berkala,
Aureus tersanitasi pemeliharaan alat secara
berkala
Pemeriksaan - - - - - -
(12)
Proses pembuatan
Base Yoghurt dan
Sirup
Persiapan kultur Biologi : Kultur tank, sisa kotoran R S R Steam menggunakan uap
tank Coliform, yang masih menempel (10) (100) (1000) panas serta kontrol
(1) Salmonella sp, S. terhadap waktu dan suhu
Aureus
Inokulasi Biologi : Kontaminasi dari alat, T S T Penerapan SSOP dan
(2) Coliform, pekerja dan lingkungan (1000) (100) (100000) GMP untuk mencegah
Salmonella sp, S. terjadinya kontaminasi
Aureus,
Agitasi - - - - - -
(3)
92
Tahap Proses Bahaya Sumber Bahaya Resiko Keakutan Signifikansi Pencegahan
Inkubasi Biologi : Suhu yang berubah-ubah, R S R Kontrol waktu dan suhu
(4) Coliform, waktu inkubasi yang tidak (10) (100) (1000) dengan seksama serta
Salmonella sp, S. tepat kalibrasi dan
Aureus pemeliharaan alat
Pemeriksaan - - - - - -
(5)
Pemasukan air Biologi : Air yang digunakan sebagai T S T Pemeriksaan
(pembuatan sirup) Coliform, bahan baku (1000) (100) (100000) mikrobiologi kualitas air
(6) Salmonella sp, S. yang digunakan
Aureus
Fisik : Air yang digunakan sebagai R R R Pemeriksaan air yang
tanah, debu, pasir bahan baku (10) (10) (100) digunakan, pembersihan
manual
Pemanasan air - - - - - -
(7)
Pemasukan bahan Biologi : Kontaminasi supplier, T R S Melakukan pengujian
baku (flavour dan Coliform, pekerja, pengangkutan dan (1000) (10 (10000) pada bahan baku yang
colour) Salmonella sp, S. penyimpanan digunakan
(8) Aureus
Fisik : Kontaminasi supplier, R R R Dilakukan pembersihan
Cemaran logam, pekerja, pengangkutan dan (10) (10) (100) manual
pasir, debu, serat penyimpanan
karung, benang
Pasteurisasi Biologi : Cemaran yang terbawa S S S kontrol suhu dan waktu
(9) Coliform, pada air, flavour dan colour (100) (100) (10000) yang tepat, kalibrasi dan
Salmonella sp, S. pemeliharaan secara
Aureus berkala, monitoring dan
recording
93
Tahap Proses Bahaya Sumber Bahaya Resiko Keakutan Signifikansi Pencegahan
Pendinginan (sirup) - - - - - -
(10)
Pendinginan (sirup - - - - - -
dan base yoghurt)
(11)
Mixing base - - - - - -
yoghurt dan sirup
(12)
Agitasi - - - - - -
(13)
Pemeriksaan - - - - - -
(14)
Homogenisasi - - - - - -
(15)
Proses pembuatan
yoghurt drink
Tanki penampungan - - - - - -
(1)
Filling dan Sealing Biologi : Kontaminasi dari udara, T S T Penggunaan bahan
Coliform, alat, pekerja, bahan (1000) (100) (100000) sanitasi dan pelaksanaan
Salmonella, Staph. pengemas serta lingkungan SSOP dengan tepat serta
Aureus filling dilakukan pada
ruang steril
Kimia : Mesin filling dan mesin S S S Pembersihan dan
Oli dari mesin sealing (100) (100) (10000) maintenance rutin
terhadap mesin filling
dan sealing
94
Tahap Proses Bahaya Sumber Bahaya Resiko Keakutan Signifikansi Pencegahan
Fisik : Bahan pengemas, mesin, S S S Pemeriksaan botol pada
partikel mesin, udara dan lingkungan (100) (100000) (10000) ruang unscrumble,
partikel botol, maintenance mesin
debu, partikel secara ruitin dan
alumuunium foil pembersihan ruang
filling setiap hari
Pemeriksaan sealing - - - - - -
dan volume produk
(3)
Loading - - - - - -
creater/pemasukan
botol ke dalam
keranjang
(4)
Sterilisasi Biologi : Waktu dan suhu yang tidak T T T Pemantauan terhadap
(5) Coliform, tepat atau berubah-ubah (1000) (1000) (1000000) suhu dan waktu saat
Salmonella, S. proses sterilisasi
Aureus
Unloading / - - - - - -
pemindahan botol
ke conveyor
(6)
Labelling & - - - - - -
penyusutan label
(7)
Pengkodean botol - - - - - -
(8)
95
Tahap Proses Bahaya Sumber Bahaya Resiko Keakutan Signifikansi Pencegahan
Pengemasan dan - - - - - -
pengkodean karton
(9)
Penumpukan pallet - - - - - -
(10)
96
Analisa Bahaya
Penetapan signifikansi bahaya pada bahan baku dan proses produksi yoghurt
drink dapat dilihat pada Tabel 13. Bahaya yang dapat timbul dan dapat
membahayakan konsumen terdiri atas bahaya mikrobiologis, bahaya kimia dan
bahaya fisik. Bahaya mikrobiologis dapat ditimbulkan oleh kapang, khamir dan
bakteri. Bahaya kimia berupa logam-logam beracun dapat ditimbulkan oleh
lingkungan seperti polusi, tanah, lahan, manajemen pemeliharaan yang kurang baik,
peralatan, air pengolahan pangan dan bahan kimia yang terdapat dalam bahan
tambahan pangan. Jenis-jenis logam yang beracun antara lain timah (dari wadah
kaleng), Hg, cadmium, Pb (polusi lingkungan), arsenik, Cu, Zn, F. Penambahan
antibiotik pada saat pemeliharaan sapi juga dapat menimbulkan adanya bahaya kimia
yaitu adanya antibiotik juga adanya pestisida pada hijauan yang diberikan pada
ternak sapi. Bahaya fisik dapat timbul karena adanya cemaran oleh hama atau
serangga, pecahan kaca, logam, batu, perhiasan yang masuk saat proses pengolahan,
pasir dan pencemaran oleh peralatan (Winarno, 2002). Bahaya fisik dapat
dihilangkan dengan adanya proses penyaringan terhadap susu segar yang akan
disimpan dan akan digunakan untuk proses produksi.
Susu merupakan bahan utama pembuatan yoghurt. Susu merupakan media
yang sangat baik bagi pertumbuhan mikroorganisme. Oleh karena itu susu dapat
dengan mudah mengalami pencemaran mikroorganisme patogen yang dapat
menimbulkan bahaya. Buckle (1987) menjelaskan bahaya mikrobiologi yang dapat
diidentifikasi pada produk susu adalah adanya kapang, khamir, bakteri seperti
Micrococcus, Salmonella sp, Bacillus cereus, Shigella, Staphylococcus aureus serta
Clostridium sp. Cemaran bahaya mikrobiologis ini dapat masuk melalui udara,
peralatan yang kotor, debu, cemaran oleh manusia dan juga oleh ternak yang
menghasilkan susu. Aspergillus flavksinus dapat menghasilkan aflatoksin yang dapat
meningkatkan radang hati dan berpotensi menimbulkan kanker jika dikonsumsi
dalam waktu yang lama. Aflatoksin telah terdeteksi dapat berada dalam susu dan
produk olahannya. Aflatoksin dihasilkan oleh sapi yang mengkonsumsi hijauan yang
mengandung Aspergillus flavus. Feses yang terinfeksi Campilobacter dan
Salmonellae dapat mengkontaminasi susu secara langsung. Infeksi pada ambing yang
saat ini dikenal dengan mastitis dapat dengan mudah mengkontaminasi
mikroorganisme patogen seperti Staphylococcus, Streptococcus, Campylobacter dan
97
bahkan Salmonella (Hobbs dan Roberts, 1987). Tingkat keakutan bahaya dari bakteri
patogen yang dapat menimbulkan penyakit atau keracunan pangan dapat dilihat pada
Tabel 14.
98
tidak menimbulkan bahaya yang signifikan bagi kesehatan manusia namun dapat
menimbulkan kerusakan mutu bahan baku yang akan digunakan sehingga
mengakibatkan rusaknya kualitas mutu produk akhir yang dihasilkan. Bahan
pengemas juga dapat menimbulkan terjadinya pencemaran terhadap produk yang
dihasilkan. Saat penyimpanan dan pendistribusian, bahan pengemas dapat tercemar
oleh mikroorganisme berupa kapang, khamir dan bakteri pembentuk spora. Bahaya
ini dapat hilang jika proses sterilisasi yoghurt drink berjalan dengan baik dan
sempurna.
Proses pasteurisasi dilakukan untuk menghilangkan mikroorganisme yang
dapat menimbulkan penyakit dan juga membunuh sebagian besar mikroorganisme
yang ada pada susu segar. pasteurisasi yang dilakukan adalah High Temperature
Short Time (HTST) pada suhu 87-90oC selama 15 detik. Mikroorganisme yang dapat
rusak dan terbunuh oleh pasteurisasi antara lain Mycobacterium tubercolosis yang
menyebabkan penyakit TBC, spesies Brucella yang menyebabkan brucellosis dan
spesies Streptococcus yang menyebabkan mastitis kronis termasuk Staphylococcus
aureus, Clostridium perfringens dan Streptococcus pyogenes. Pasteurisasi juga
membunuh jamur ragi, jamur lendir dan bakteri yang tumbuh dengan cepat pada
suhu rendah (Saksono dan Isro’in, 1986).
Proses inokulasi starter ke dalam base yoghurt dapat menimbulkan peluang
terjadinya cemaran baik berupa mikrobiologis maupun fisik. Cemaran fisik dapat
berupa debu ataupun partikel lainnya yang dapat masuk ke dalam inkubator pada saat
memasukkan starter. Cemaran mikrobiologis dapat berupa kapang, khamir maupun
bakteri patogen. Cemaran mikrobiologis dapat menimbulkan terjadinya bahaya.
Bahaya tersebut dapat ditanggulangi dengan proses sterilisasi. Hasil akhir pH yang
dihasilkan berkisar antar 4,0-4,2. Kondisi lingkungan yang asam mengakibatkan
tidak semua mikroorganisme dapat hidup dan berkembang dengan baik, kecuali
mikroorganisme penghasil asam laktat yang terkandung di dalam starter. Proses
sterilisasi merupakan titik kristis yang harus diperhatikan dalam penanggulangan
bahaya mikrobiologis. Sterilisasi tidak menimbulkan terjadinya pencemaran yang
dapat menimbulkan bahaya namun merupakan tahap proses yang dirancang untuk
menghilangkan atau mengurangi bahaya sampai batas yang dapat diterima.
99
7. Penetapan CCP Bahan Baku
100
Bahan Bahaya Sumber Bahaya Pencegahan P1 P2 P3 CCP/Non Penyebab/alasan
CCP
Gula Biologi : Handling pekerja, Pemeriksaan Y Y Y Non CCP Adanya jaminan
Serangga, kontaminasi barang ketika akan suplier (COA),
mikroorganisme supplier dan proses diterima, melihat adanya pemeriksaan
pembentuk spora penyimpanan Certificate Of sebelum bahan
(B. cereus, C. Analysis (COA) diterima, adanya
perfringens) dari supplier proses pasteurisasi
dan sterilisasi yang
dapat
menghilangkan
bahaya tersebut
Fisikz : Handling pekerja, Pemeriksaan Y Y Y Non CCP Adanya pemeriksaan
Rambut, benang, kontaminasi logam, proses sebelum bahan
serat karung, supplier dan proses penyaringan dapat diterima, adanya
logam penyimpanan menghilangkan proses filtrasi yang
bahaya ini dapat
menghilangkan
bahaya tersebut,
Kultur Biologi : Penanganan kultur Pengujian Y Y Y Non CCP Adanya pemeriksaan
Kapang, khamir yang kurang baik, mikrobiologi mikrobologi, adanya
kontaminasi dari terhadap adanya proses sterilisasi
supplier mikroorganisme
Skim powdered Biologi : Suhu dan Pengujian Y Y Y Non CCP Adanya pemeriksaan
milk (SMP) Kapang, khamir, kelembaban yang mikrobiologi dan sebelum bahan
Coliform tinggi saat pemeriksaan COA diterima, adanya
penyimpanan, proses pasteurisasi
kontaminasi
supplier
101
Bahan Bahaya Sumber Bahaya Pencegahan P1 P2 P3 CCP/Non Penyebab/alasan
CCP
Fisik : Handling pekerja, Pemeriksaan Y Y Y Non CCP Adanya proses
Rambut, benang, kontaminasi logam, proses filtrasi yang dapat
serat karung, supplier dan proses penyaringan dapat menghilangkan
logam penyimpanan menghilangkan bahaya tersebut
bahaya ini
Bahan Biologi : Handling pekerja, Pemeriksaan COA Y Y Y Non CCP Proses sterilisasi
Pengemas Kapang, khamir kontaminasi dan dilakukan dapat
mikroorganisme supplier dan proses sterilisasi bahan menghilangkan
berspora (B. penyimpanan pengemas sebelum bahaya tersebut
Clostridium) digunakan
Fisik : Handling pekerja, Pemeriksaan Y Y Y Non CCP Dilakukan
Rambut, benang, kontaminasi logam, proses pemeriksaan dan
serat karung, supplier dan proses penyaringan dapat pembersihan
logam penyimpanan menghilangkan terhadap bahan
bahaya ini pengemas
102
Tabel 16. Penetapan CCP pada Proses Pembuatan Starter dan Proses Produksi Yoghurt Drink
CCP/Non
Tahap Proses Bahaya Penyebab Pencegahan P1 P2 P3 P4 P5 Penyebab/Alasan
CCP
Proses
Pembuatan
Starter
Persiapan bahan - - - T - - - - Non CCP Tidak terdapat
baku bahaya dalam tahap
(0) ini
Pemasukan air Biologi : Air yang Pemeriksaan Y Y N Y Y Non CCP Tahap selanjutnya
(2) Coliform, digunakan mikrobiologi yaitu pasteurisasi
Salmonella sebagai bahan kualitas air yang dapat
sp, S. aureus baku digunakan menghilangkan
bahaya
Fisik : Air yang Pemeriksaan air Y Y N N - Non CCP Pembersihan manual
tanah, debu, digunakan yang digunakan, dapat
pasir sebagai bahan pembersihan menghilangkan
baku manual bahaya ini
Pemasukkan SMP Biologi : Handling Pemeriksaan Y Y N Y N Non CCP Tahap selanjutnya
(3) Coliform pekerja, mikrobiologi yaitu pasteurisasi
Salmonala kontaminasi saat barang akan dapat menghlangkan
sp, S. aureus, supplier dan diterima bahaya
penyimpanan
Mixing - - - T - - - - Non CCP Tidak terdapat
(4) bahaya dalam tahap
ini
Agitasi - - - T - - - - Non CCP Tidak terdapat
(5) bahaya dalam tahap
ini
CCP/Non
Tahap Proses Bahaya Penyebab Pencegahan P1 P2 P3 P4 P5 Penyebab/Alasan
CCP
Pemeriksaan - - - T - - - - Non CCP Tidak terdapat
(6) bahaya dalam tahap
103
ini
Filling Biologi : kontaminasi Penggunaan Y Y N Y N Non CCP Tahap selanjutnya
(7) Coliform, udara, pekerja, sanitasi alat yaitu pasteurisasi
Salmonella can yang dengan benar, dapat
sp, S. aureus belum Sanitasi pekerja menghilangkan
tersanitasi dengan benar bahaya
Pasteurisasi Biologi : Suhu dan Kontrol Y Y T Y Y Non CCP Merupakan tahap
(8) Coliform, waktu terhadap suhu untuk
Salmonella pemanasan dan waktu, menghilangkan
sp, S. Aureus, yang tidak kalibrasi alat bahaya namun
Bacillus sp cukup pemanas, belum sampai pada
kapang dan penerapan batas yang dapat
khamir SSOP yang diterima, ada tahap
tepat selanjutnya yang
menghilangkan
bahaya yaitu proses
sterilisasi
Pendinginan - - - T - - - - Non CCP Tidak terdapat
(9) bahaya dalam tahap
ini
Inokulasi Biologi : kontaminasi Inokulasi Y Y N Y Y Non CCP Tahap selanjutnya
(10) Coliform, udara, alat dan dilakukan di yaitu pasteurisasi
Salmonella pekerja ruang steril, dan sterilisasi dapat
sp, S. aureus penerapan menghilangkan
SSOP bahaya
CCP/Non
Tahap Proses Bahaya Penyebab Pencegahan P1 P2 P3 P4 P5 Penyebab/Alasan
CCP
Inkubasi Biologi : Suhu yang Kontrol waktu Y N Y Y Y Non CCP Ada tahap
(11) Kapang, berubah-ubah, dan suhu selanjutnya yaitu
khamir, waktu dengan seksama tahap pasteurisasi
Coliform, inkubasi yang serta kalibrasi dan sterilisasi yang
Salmonella tidak tepat dan dapat
sp, S. aureus pemeliharaan menghilangkan
alat bahaya
Pemeriksaan - - - T - - - - Non CCP Tidak terdapat
(12) bahaya
Proses
Pembuatan Base
Yoghurt
104
Jadwal produksi - - - T - - - - Non CCP Tidak terdapat
(1) bahaya dalam tahap
ini
Persiapan mesin - - - T - - - - Non CCP Tidak terdapat
dan bahan baku bahaya dalam tahap
(2) ini
Pemasukan air Biologi : Air yang Pemeriksaan Y Y N Y Y Non CCP Tahap selanjutnya
(3) Coliform, digunakan mikrobiologi yaitu pasteurisasi
Salmonella sebagai bahan kualitas air yang dan sterilisasi dapat
sp, S. aureus baku digunakan menghilangkan
bahaya
Fisik : Air yang pembersihan Y N N N - Non CCP Proses selanjutnya
tanah, debu, digunakan manual, yaitu filtrasi dapat
pasir sebagai bahan dilakukan menghilangkan
baku proses filtrasi bahaya
105
CCP/Non
Tahap Proses Bahaya Penyebab Pencegahan P1 P2 P3 P4 P5 Penyebab/Alasan
CCP
Pemanasan air - - - T - - - - Non CCP Tidak terdapat
(4) bahaya dalam tahap
ini
Pemasukan bahan Biologi : Kontaminasi Melakukan Y Y N Y N Non CCP Tahap selanjutnya
baku kecuali Coliform, supplier, pengujian pada yaitu pasteurisasi
flavour dan colour Salmonella pekerja, bahan baku dapat
(5) sp, S. aureus pengangkutan yang digunakan menghilangkan
dan bahaya
penyimpanan
Fisik : Kontaminasi Proses Y N N N - Non CCP Perlu pemantauan
Cemaran supplier, penyaringan terhadap cemaran
logam, pasir, pekerja, dapat fisik secara visual
debu, serat pengangkutan menghilangkan serta proses
karung, dan bahaya ini dan penyaringan
benang penyimpanan pembersihan
manual
Agitasi - - - T - - - - Non CCP Tidak terdapat
(6) bahaya dalam tahap
ini
Mixing - - - T - - - - Non CCP Tidak terdapat
(7) bahaya dalam tahap
ini
Pemeriksaan - - - T - - - - Non CCP Tidak terdapat
(8) bahaya
Filtrasi Fisik : melalui udara, Tahap ini Y T T - - Non CCP Tdak memiliki
(9) Cemaran debu, merupakan resiko dan keakutan
logam, penanganan tahap yang tinggi
106
CCP/Non
Tahap Proses Bahaya Penyebab Pencegahan P1 P2 P3 P4 P5 Penyebab/Alasan
CCP
pasir, debu, susu yang pencegahan mencegah bahaya
serat, karung, kurang baik, bahaya fisik
benang serta dari menggunakan
bahan baku filter 300µm
yang terbawa
Homogenisasi - - - T - - - - Non CCP Tidak terdapat
(10) bahaya dalam tahap
ini
Pasteurisasi Biologi : Cemaran yang kontrol suhu Y Y T Y Y Non CCP Merupakan tahap
(11) Coliform, terbawa susu dan waktu yang untuk
Salmonella segar dan tepat, kalibrasi menghilangkan
sp, S. aureus bahan baku alat secara bahaya namun
serta peralatan berkala, belum sampai pada
yang belum pemeliharaan batas yang dapat
tersanitasi alat secara diterima, ada tahap
berkala selanjutnya yang
menghilangkan
bahaya yaitu proses
sterilisasi
Pemeriksaan - - - T - - - - Non CCP Tidak terdapat
(12) bahaya
Proses pembuatan
Base Yoghurt dan
Sirup
Persiapan kultur Biologi : Kultur tank, Steam Y Y N Y Y Non CCP Proses steam dapat
tank Coliform, sisa kotoran menggunakan menghilangkan
(1) Salmonella yang masih uap panas serta bahaya tersebut
107
CCP/Non
Tahap Proses Bahaya Penyebab Pencegahan P1 P2 P3 P4 P5 Penyebab/Alasan
CCP
sp, S, aureus menempel kontrol waktu
dan suhu
Inokulasi Biologi : Kontaminasi Memerlukan Y Y N Y Y Non CCP Adanya tahap
(2) Coliform, dari alat, perlakuan selanjutnya yaitu
Salmonella pekerja dan sanitasi khusus tahap sterilisasi
sp, S. aureus lingkungan untuk mencegah dapat
terjadinya menghilangkan
kontaminasi dan bahaya
peningkatan
bahaya
Agitasi - - - T - - - - Non CCP Tidak terdapat
(3) bahaya dalam tahap
ini
Inkubasi Biologi : Suhu yang Kontrol waktu Y N Y Y Y Non CCP Ada tahap sterilisasi
(4) Coliform, berubah-ubah, dan suhu yang dapat
Salmonella waktu dengan seksama menghilangkan
sp, S. aureus inkubasi yang serta kalibrasi bahaya
tidak tepat dan
pemeliharaan
alat
Pemeriksaan - - - T - - - - Non CCP Tidak terdapat
(5) bahaya dalam tahap
ini
Pemasukan air Biologi : Air yang Pemeriksaan Y Y N Y Y Non CCP Tahap selanjutnya
(pembuatan sirup) Coliform, digunakan mikrobiologi sterilisasi dapat
(6) Salmonella sebagai bahan kualitas air yang menghilangkan
sp, S. aureus baku digunakan bahaya
108
CCP/Non
Tahap Proses Bahaya Penyebab Pencegahan P1 P2 P3 P4 P5 Penyebab/Alasan
CCP
Fisik : Air yang Pemeriksaan air Y N N N - Non CCP Pembersihan manual
tanah, debu, digunakan yang digunakan, dapat
pasir sebagai bahan pembersihan menghilangkan
baku manual bahaya
Pemanasan air - - - T - - - - Non CCP Tidak terdapat
(7) bahaya dalam tahap
ini
Pemasukan bahan Biologi : Kontaminasi Melakukan Y Y N Y N Non CCP Adanya tahap
baku (flavour dan Coliform, supplier, pengujian pada selanjutnya yaitu
colour) Salmonella pekerja, bahan baku sterilisasi yang
(8) sp, S. aureus pengangkutan yang digunakan dapat
dan menghilangkan
penyimpanan bahaya
Fisik : Kontaminasi Dilakukan Y N N N - Non CCP Pembersihan manual
Cemaran supplier, pembersihan dapat
logam, pasir, pekerja, manual menghilangkan
debu, serat pengangkutan bahaya
karung, dan
benang penyimpanan
Pasteurisasi Biologi : Cemaran yang kontrol suhu Y Y N N - Non CCP Tahap ini berfungsi
(9) Coliform, terbawa pada dan waktu yang menghilangkan
Salmonella air, flavour tepat, kalibrasi bahaya, masih
sp, S. aureus dan colour dan terdapat proses
pemeliharaan selanjutnya yaitu
alat secara sterilisasi yang
berkala membunuh semua
mikroorganisme
109
CCP/Non
Tahap Proses Bahaya Penyebab Pencegahan P1 P2 P3 P4 P5 Penyebab/Alasan
CCP
Pendinginan - - - T - - - - Non CCP Tidak terdapat
(sirup) bahaya dalam tahap
(10) ini
Pendinginan (sirup - - - T - - - - Non CCP Tidak terdapat
dan base yoghurt) bahaya dalam tahap
(11) ini
Mixing base - - - T - - - - Non CCP Tidak terdapat
yoghurt dan sirup bahaya dalam tahap
(12) ini
Agitasi - - - T - - - - Non CCP Tidak terdapat
(13) bahaya dalam tahap
ini
Pemeriksan - - - T - - - - Non CCP Tidak terdapat
(14) bahaya dalam tahap
ini
Homogenisasi - - - T - - - - Non CCP Tidak terdapat
(15) bahaya dalam tahap
ini
Proses pembuatan
Yoghurt Drink
Tanki - - - T - - - - Non CCP Tidak terdapat
penampungan bahaya dalam tahap
(1) ini
Filling dan Sealing Biologi : Kontaminasi Penggunaan Y Y N Y N Non CCP Tahap ini
(2) Coliform, dari udara, bahan sanitasi memerlukan
Salmonella alat, pekerja, dan pelaksanaan pemantauan dan
sp, Staph. bahan SSOP dengan kontrol terhadap
110
CCP/Non
Tahap Proses Bahaya Penyebab Pencegahan P1 P2 P3 P4 P5 Penyebab/Alasan
CCP
aureus pengemas tepat serta pelaksanaan SSOP,
serta filling dilakukan adanya tahap
lingkungan pada ruang steril selanjutnya yaitu
proses sterilisasi
yang menghilangkan
bahaya
Kimia : Mesin filling Pembersihan Y N N - - Non CCP Oli yang sudah
Oli dari dan mesin secara rutin dan dibersihkan tidak
mesin sealing maintenance lagi menjadi bahaya,
rutin terhadap perlu tindak sanitasi
mesin filling dan kontrol terhadap
dan sealing SSOP
setiap dan akan
digunakan
Fisik : Bahan Pemeriksaan Y Y N N - Non CCP Perlu pemeriksaan
partikel pengemas, botol di ruang botol terhadap
mesin, mesin, udara unscrumble, adanya cemaran,
partikel dan maintenance perlu adanya
botol, debu, lingkungan mesin secara pemantauan yang
partikel ruitin dan ketat
alumunium pembersihan
foil ruang filling
setiap hari
Pemeriksaan - - - T - - - - Non CCP Tidak terdapat
sealing dan volume bahaya dalam tahap
produk ini
(3)
111
CCP/Non
Tahap Proses Bahaya Penyebab Pencegahan P1 P2 P3 P4 P5 Penyebab/Alasan
CCP
Loading - - - T - - - - Non CCP Tidak terdapat
creater/pemasukan bahaya dalam tahap
botol ke dalam ini
keranjang
(4)
Sterilisasi Biologi Waktu dan Pemantauan Y Y Y - - CCP Merupakan tahap
(5) : suhu yang terhadap suhu menghilangkan
Coliform, tidak tepat dan waktu saat bahaya
Salmonella, atau berubah- proses sterilisasi
S. Aureus ubah
Unloading / - - - T - - - - Non CCP Tidak terdapat
pemindahan botol bahaya dalam tahap
ke conveyor ini
(6)
Labelling & - - - T - - - - Non CCP Tidak terdapat
penyusutan label bahaya dalam tahap
(7) ini
Pengkodean botol - - - T - - - - Non CCP Tidak terdapat
(8) bahaya dalam tahap
ini
Pengemasan dan - - - T - - - - Non CCP Tidak terdapat
pengkodean karton bahaya dalam tahap
(9) ini
Penumpukan pallet - - - T - - - - Non CCP Tidak terdapat
(10) bahaya dalam tahap
ini
Keterangan : Y = Ya, T = Tidak, CCP = Critical Control Point
112
Penetapan Critical Control Point (CCP)
CCP didefinisikan sebagai suatu titik yang memerlukan pengawasan kritis di
dalam alur produksi pangan dimulai dari bahan baku yang digunakan hingga sampai
kepada produk akhir yang dihasilkan yang memungkinkan terjadinya resiko
keamanan pangan yang tidak dapat diterima (Thaheer, 2005). Winarno (2002)
mendefinisikan bahwa CCP atau titik-titik kritis pengawasan adalah setiap tahap di
dalam proses dimana apabila tidak terawasi dengan baik, kemungkinan dapat
menimbulkan tidak amannya pangan, kerusakan dan resiko kerugian ekonomi.
Penetapan CCP pada bahan baku pembuatan yoghurt drink dapat dilihat pada Tabel
15 dan Penetapan CCP pada produksi yoghurt drink dapat dilihat pada Tabel 16.
Proses Produksi yoghurt drink di PT Indolakto Factory Pandaan memiliki
satu CCP yaitu pada proses Sterilisasi menggunakan mesin Rotoclave. CCP pada
proses sterilisasi memang dimaksudkan untuk pengendalian terhadap bahaya
mikrobiologis sehingga pelaksanaannya diperlukan pengawasan ketat agar proses
sterilisasi dapat dilakukan dengan sempurna. Sterilisasi merupakan proses
membunuh semua mikroorganisme pada bahan pangan yang dapat menyebabkan
kebusukan pada pangan (Fardiaz, 1992). Sterilisasi dilakukan dengan menggunakan
mesin rotoclave pada suhu 900C selama 10 menit. Botol-botol yoghurt disusun dalam
keranjang baja. Satu mesin dapat memasak hingga 3860 botol dalam sekali proses
sterilisasi. Sterilisasi ini membunuh semua mikroorganisme patogen dan spora.
Mikroorganisme yang ada di dalam yoghurt merupakan mikroorganisme yang
terkandung di dalam starter serta masih terdapat peluang adanya spora bakteri
patogen yang tidak rusak pada proses pasteurisasi. Proses sterilisasi membunuh spora
dan mencegah terjadinya bahaya. Akibat proses fermentasi yang dilakukan oleh
kultur yang digunakan yaitu Streptococcus thermophillus, Lactobacillus lactis dan
Lactobacillus bulgaricus yang merupakan bakteri penghasil asam laktat
menyebabkan kondisi yoghurt menjadi asam dengan memanfaatkan laktosa yang ada
di dalam susu. Kondisi asam ini membuat mikroorganisme yang tahan terhadap asam
saja yang dapat hidup. Terdapat 13 genus yang termasuk dalam bakteri gram positif
yang menghasilkan asam laktat yaitu Carnobacterium, Enterococcus, Lactococcus,
Lactobacillus, Lactosphaera, Leuconostoc, Oenococcus, Pediococcus,
Paralactobacillus, Streptococcus, Tetragenococcus, Vagococcus dan Weisella (Jay,
Loessner dan Golden, 2005)
113
Penetapan Batas Kritis
Batas kritis pada CCP sterilisasi adalah suhu sterilisasi pada saat holding
yaitu 900C dan holding time 10 menit. Batas kritis ini tidak boleh terlampaui, karena
batas-batas kritis ini sudah merupakan toleransi yang menjamin bahwa bahaya dapat
dikontrol.
114
HACCP. Verifikasi internal dapat dilakukan secara harian atau daily verification
ataupun secara berkala atau periodic verifications tergantung dari rencana dan
kondisi unit pengolahan. Verifikasi eksternal mencakup konfirmasi bahwa operasi
pelaksanaan HACCP berdasarkan rencana operasi yang dikembangkan dan disetujui
oleh lembaga verifikasi atau sertifikasi sistem HACCP yang dibuktikan dengan
adanya supervisor yang terlatih dan bersertifikat ataupun inspeksi terhadap catatan-
catatan dari pengolahan yang benar dan disposisi terhadap kesalahan-kesalahan,
inspeksi terhadap catatan-catatan ketaatan dalam pengawasan CCP dan seleksi
peralatan. Frekuensi verifikasi dapat disesuaikan berdasarkan resiko produk dan nilai
dari hasil inspeksi unit usaha sebelumnya.
115
Tabel 17. Lembar Kerja Pengendalian CCP
Tindakan
Pemantauan Verifikasi
Pengendalian Batas Koreksi Dokumentasi
Tahap Bahaya CCP Kritis What &
CCP What Where How When Who What & who
who
Sterilisasi Biologi Pemantauan CCP Suhu Batas Mesin Memantau Saat Operator Sterilisasi Kalibrasi alat formulir
(5) Coliform, terhadap suhu 90oC, kritis, Rotoclave suhu proses Rotoclave ulang oleh steam selama maintenance,
Salmonella, S. dan waktu waktu suhu sterilisasi sterilisasi operator 6 bulan formulir
aureus,kapang, sterilisasi holding sterilisasi dan waktu Rotoclave sekali, pencatatan
khamir, 10 dan holding maintenance proses
mikroorganisme menit waktu secara sterilisasi,
pembentuk spora sterilisasi berkala oleh grafik proses
(B. cereus, C. engeneering sterilisasi
perfringens)
11
Lampiran 10. Susunan Tim HACCP serta Tugas dan Tanggung Jawab
Jabatan Nama
Steering Committee : Sutiyo
Hendrien Leskona
Ferdinand W.Napitulu
Agus Sudarsono
L.Berry Kristiono
Taufik Hidayat
117