Anda di halaman 1dari 3

REFLEKSI KASUS

RUANG IGD BEDAH


DI RS WAHIDIN SUDIROHUSODO

NOVIAWATI
R014182047

CI LAHAN CI INSTITUSI

[ ] [ ]

PROGRAM STUDI PROFESI

NERS FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2019
REFLEKSI KASUS

A. DESKRIPSI
Tn. Z berusia 42 tahun masuk RS pada tanggal 18 September 2019 dengan keluhan
penurunan kesadaran. Penurunan kesadaran dialami sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit
akibat menabrak truck SPBU bersama dengan temannya. Saat ini Tn.I memiliki tingkat
kesadaran derilium dengan GCS 12 (E3M5V4). Klien tampak selalu memberontak dan
berteriak-teriak.
Pada pukul 06.00 Wita mahasiswa akan melakukan pengambilan sampel darah pada
klien. Pada saat itu klien tampak gelisah. Klien sedang dipegang oleh istri dan anaknya
karena tidak berhenti bergerak di atas brankar. Beberapa saat kemudian klien sudah tampak
agak tenang. Mahasiswa mencoba untuk memulai mencari vena klien yang akan ditusuk pada
vena brakhialis dan pada saat itu juga klien kemudian kembali memberontak, mahasiswa pun
tersontak kaget. Klien kemudian dipegang kembali ditahan agar tidak terlalu banyak
bergerak. Saat itu istri mengatakan bahwa memang ketika klien disentuh ia akan
memberontak kembali. Oleh karena itu mahasiswa mencoba menenangkan klien dan pergi
untuk memberitahukan kepada perawat bahwa sampel darah belum bisa diambil karena klien
sedang memberontak. Namun, perawat mengatakan sampel darah harus segera dibawa ke lab
dan mengatakan untuk meminta pada keluarga klien untuk menahan klien agar tidak
bergerak. Mahasiswa pun kembali untuk pergi mengambil sampel darah klien. Mahasiswa
memperhatikan pembuluh darah klien yang bisa ditusuk dan mudah dijangkau sambil
meminta keluarga klien untuk tetap menahan agar tidak bergerak. Sambil mengusap-usap
tangan klien untuk tetap tenang mahasiswa mulai menusuk dan akhirnya berhasil mengambil
sampel darah klien.

B. PERASAAN
Pada saat menghadapi kasus ini terdapat rasa takut dan bingung. Takut jika
pengambilan sampel darah terse but gagal namun sepertinya vena klien cukup jelas sehingga
mahasiswa berpikir bisa melakukannya. Akan tetapi mahasiswa masih bingung dengan posisi
yang digunakan agar dapat menusuk dengan mudah karena klien terus memberontak belum
lagi area sempit karena beberapa keluarga menahan klien. Saat itu mahasiswa merasa
kesusahan untuk menyuntiknya karena posisi mahasiswa berada diatas tangan klien dan
keluarga yang memegang tangan klien berada di bawah. Namun, datang kakak perawat yang
melihat hal tersebut kemudian menyarankan untuk mahasiswa dan keluarga yang menahan
klien berubah poisi agar mahasiswa tidak kesusahan untuk menusuknya dan alhamdulillah
posisi tersebut memudahkan mahasiswa. Hal ini merupakan hal yang pertama kali bagi
mahasiswa karena mendapatkan pasien dengan penurunan kesadaran dan memberontak.

C. EVALUASI
Sisi positif dari kasus ini adalah menjadikan pengalaman baru bagi mahasiswa dalam
menangani klien dengan penurunan kesadaran dan memberontak. Hal ini kemudian menjadi
tugas baru untuk mahasiswa mempelajari bagaimana cara menangani pasien-pasien dengan
penurunan kesadaran dan memberontak.

D. ANALISIS
Hal yang membuat menarik pada kasus ini adalah karena klien terus mengamuk dan
memberontak padahal sudah cukup banyak keluarga yang memegang klien. Mahasiswa
sudah mencoba mencari vena dengan hati-hati namun tetap saja hal ini membuat klien
terbangun kemudian memberontak, berteriak, dan menarik-narik tangannya sehingga
mahasiswa bingung bagaimana cara mengambil sampel darah tersebut.

E. KESIMPULAN
Pengetahuan dalam menangani pasien dengan penurunan kesadaran seperti derilium
adalah hal yang sangat penting untuk menjadi landasan mahasiswa dan perawat dalam
bertindak. Selain itu diperlukan kepercayaan diri dalam melakukan tindakan, sehingga
mahasiswa bisa mengurangi kerugian bagi klien.

F. RENCANA TINDAKAN
Rencana tindakan yang dapat dilakukan adalah lebih memperdalam lagi pengetahuan
mahasiswa terkait tindakan-tindakan keperawatan lainnya dan lebih cepat dan tenang dalam
bertindak.
.

Anda mungkin juga menyukai