MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Masalah Sosial
Kontemporer
DOSEN PEMBIMBING
DISUSUN OLEH
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas yang berjudul Masalah Sosial Mengenai
Transgender atau LGBT ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari tugas ini adalah untuk memenuhi tugas Bapak
Dede Kuswanda, Ph.D. dan Ibu Dra. Nenden Rainy Sundary, MP pada Masalah
Sosial Mengenai Transgender atau LGBT. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang tingkah laku manusia dalam lingkungan sosial
secara kelompok bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dede Kuswanda, Ph.D. dan Ibu
Dra. Nenden Rainy Sundary, MP selaku dosen mata kuliah Masalah Sosial
Kontemporer yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami menyadari, tugas yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan tugas ini.
KATA PENGANTAR..................................................…………………………………i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................................1
BAB 2 PEMBAHASAN..................................................................................................5
PENDAHULUAN
Di Belanda negara yang lebih maju dari kita pun homoseksual sudah
menjadi budaya mereka dengan dikeluarkannya hukum politik atas perkawinan
antara kaum gay atau lesbian, hal tersebut seharusnya tidak dapat dijadikan
contoh yang baik, apalagi menjadi rujukan untuk diterapkan pula di Indonesia
karena tidak sesuai dengan nilai-nilai pancasila yang menjadi dasar Negara kita.
LGBT merupakan perbuatan asusila yang sangat menyimpang dan menunjukkan
pelakunya seorang yang mengalami penyimpangan psikologis dan tidak normal.
Disamping itu tidak sedikit fenomena LGBT mengarah kepada terjadinya tidak
pidana. Alih-alih menjadi korban, Justru kaum LGBT semakin meluas
merajalela meresahkan masyarakat. Masalah homoseksual dan lesbian di
Indonesia kini memasuki babak-babak yang semakin menentukan. Sejauh ini
hukum nasional Indonesia tidak mengkriminalisasikan homoseksualitas. Hukum
pidana nasional tidak melarang hubungan seksual pribadi dan hubungan
homoseksual non-komersial antara orang dewasa yang saling bersetuju. Hal ini
berarti, Kitab Undangundang Hukum Pidana (KUHP) tidak menganggap
perbuatan homoseksual sebagai suatu tindakan kriminal, selama tidak melanggar
hukum-hukum lain yang lebih spesifik, antara lain hukum yang mengatur
mengenai perlindungan anak, kesusilaan, pornografi, pelacuran, dan kejahatan
pemerkosaan. Perbuatan homoseksual tidak dianggap sebagai tindakan kriminal,
selama hanya dilakukan oleh orang dewasa (tidak melibatkan anak-anak atau
remaja di bawah umur), secara pribadi (rahasia/tertutup, tidak dilakukan di
tempat terbuka/umum, bukan pornografi yang direkam dan disebarluaskan),
non-komersial (bukan pelacuran), dan atas dasar suka sama suka (bukan
pemaksaan atau pemerkosaan).
Dalam hal ini, perlu pula diketahui apa yang dimaksud dengan
kesopanan dalam Pasal 281 KUHP. R. Soesilo menjelaskan bahwa yang
dimaksud dengan kesopanan yaitu dalam arti kata kesusilaan, perasaan malu
yang berhubungan nafsu kelamin misalnya bersetubuh, meraba buah dada
perempuan, meraba tempat kemaluan wanita, memperlihatkan anggota kemaluan
wanita atau pria, mencium, dan sebagainya. 6Topo Santoso Dan Eva Achjani
Zulfa, kriminologi, Raja Grafindo Persada, Jakarta 2012, hal.9 9 Pengrusakan
kesopanan ini semuanya dilakukan dengan perbuatan. Sifat merusak kesusilaan
perbuatan-perbuatan tersebut kadang-kadang amat tergantung pada pendapat
umum pada waktu dan tempat itu.
PEMBAHASAN
2. Sasaran Garapan
a. Penerima manfaat
b. Orangtua/ wali
c. Teman dekat penerima manfaat baik di dalam asrama maupun di luar
asrama
d. Lingkungan tempat tinggal
e. Pengasuh
f. Pengajar (Guru)
g. Psikolog
3. Program dan Langkah-langkah Kegiatan
a. Melakukan perjanjian kontrak dengan penerima manfaat untuk
mengetahui hak-hak dan kewajiban penerima manfaat dan pekerja
sosial
b. Menyusun jadwal kegiatan bimbingan dengan penerima manfaat, baik
bimbingan sosial individu (konseling), bimbingan sosial kelompok
maupun bimbingan belajar
c. Mengadakan homevisit untuk melihat kondisi keluarga dan
lingkungan tempat tinggal penerima manfaat
d. Menentukan indikator keberhasilan yaitu :
1) Fisik
a) Kondisi penerima manfaat sehat dan fisik sempurna tidak ada
kecacatan
b) Penampilan dalam kebersihan maupun cara berpakaian mulai
sedikit rapi
c) Berat badan penerima manfaat ada kenaikan
2) Mental
a) Pelaksanaan ibadah ke gereja
b) Menunjukkan perilaku yang sopan ketika bertemu dengan
petugas
c) Mengucapkan salam ketika bertemu dengan petugas
d) Meminta ijin apabila ada keperluan meskipun masih harus
diingatkan
e) Penyimpangan perilaku mencuri berkurang
3) Sosial
a) Mampu berkomunikasi dan bersosialisasi dengan teman
maupun petugas dengan aturan/etika kesopanan
b) Mampu beradaptasi dengan lingkungan yang baru
c) Dapat bekerjasama dengan teman
d) Menghargai orang lain
e) Tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan
4) Emosi
a) Dapat mengendalikan emosi dengan baik terlihat lebih tenang
dan tidak gelisah
b) Kesabaran dalam mengikuti kegiatan sampai dengan selesai
c) Keberanian mengungkapkan apa yang dirasa tidak sesuai
dengan diri penerima manfaat dan ketika penerima manfaat
mengalami kesulitan / menghadapi permasalahan kepada
pekerja sosial
5) Pola pikir
a) Semangat yang tinggi untuk sekolah meskipun tingkat
intelegensi rendah
b) Sudah membuat rencana untuk mencapai tujuan hidupnya
c) Merubah pola pikir negatif yang pernah dilakukan menjadi
positif
6) Keterampilan/belajar
a) Kesungguhan dan konsentrasi dalam mengikuti kegiatan
belajar
b) Dapat membaca, menulis dan berhitung
c) Dapat duduk di sekolah formal
d) Dapat memahami penjelasan yang diberikan oleh pengajar/
guru
l. Evaluasi
Evaluasi perkembangan dilaksanakan satu bulan sekali dengan sistem
laporan perkembangan penerima manfaat sehingga diketahui tingkat
perubahan yang dialami.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
- Kepada Pemerintah :
1) Ketersediaan sistem sumber yang memadai bagi para penyandang
masalah LGBT;
- Kepada Masyarakat :
https://minanews.net/dampak-buruk-dan-pencegahan-lgbt-di-masyarakat-oleh-
imaamul-muslimin/
https://rmol.id/read/2018/02/06/325739/