Anda di halaman 1dari 4

PERCOBAAN 4

PENETAPAN INDEKS PEMBUSAAN DAN ANGKA IKAN

I. Tujuan Percobaan
 Memahami cara penetapan indeks pembusaan simplisia serta
dapat mengetahui manfaat dari penetapan indeks pembusaan.
II. Prinsip Percobaan
 Mengukur banyaknya senyawa yang dapat menghasilkan busa
pada simplisia.
 Menetapkan indeks busa berdasarkan pengocokan sampel
(filtrat) dengan mengukur tinggi busa.
III. Alat Dan Bahan

Alat Bahan
1. Timbangan analitis 1. Aquadest
2. Beker glass 500 ml 2. Simplisia
3. Pemanas
4. Labu takar 100 ml
5. Gelas ukur 10 ml
6. Corong
7. Penjepit tabung
8. Beker glass 250 ml
9. Tabung reaksi
10. Kertas saring

IV. Prodesur Percobaan

V. Data Pengamatan
VI. Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan dalam menetapan
indeks pembusaan dan angka ikan. Pada praktikum kali ini dilakukan
analisis terhadap daun kisembung dengan menggunakan metode
indeks pembusaan dan angka ikan. Pada indeks pembusaan untuk
dapat melihat adanya saponin atau tidak dengan cara melihat saat
simplisia tersebut dikocok, busa yang dihasilkan tidak hilang selama ±
30 detik. Sedangkan pada angka ikan untuk dapat melihat apakah
saponin benar dapat mematikan makhluk hidup dalam konsentrasi
tertentu.
Saponin merupakan senyawa yang umum berada dalam tumbuhan.
Saponin pada dasarnya merupakan senyawa metabolit sekunder yang
terikat dengan suatu gugus gula atau dikenal juga senyawa glikosida.
Saponin terdiri dari Sapogenin yaitu bagian yang bebas dari Glikosida
yang disebut juga “Aglycone”. Sapogenin mengikat sakarida yang
panjangnya bervariasi dari monosakarida hingga mencapai 11 unit
monosakarida. Yang paling sering panjang sakaridanya antara 2-5 unit.
Apabila sakaridanya monosakarida yang sering dijumpai adalah D-
Glukosa dan D Galaktosa . Sapogenin (Aglycone) bisa triterpenoid
atau steroid. Karena Sapogenin yang bersifat lipofilik serta sakarida
yang hidrofilik maka Saponin bersifat amfifilik (amphiphilic atau
surfactant properties). Dengan demikian Saponin dapat membentuk
busa dan merusak membran sel karena bisa membentuk ikatan dengan
lipida dari membran sel.
Dari penjabaran tersebut saponin mempunyai sifat menurunkan
tegangan permukaan karema saponin bersifat ampifilik. Dimana
tegangan permukaan terjadi antara air dan udara. Air bersifat polar
dimana pada saponin yang menyukai air (hidrofil) adalah gula atau
glukosa yang merupakan karbohidrat sederhana. Dan terdapat pula
udara yang bersifat non polar yang merupakan aglikon. Dimana
aglikon terdiri dari steroid dan triterpenoid. Dimana steroid bila
terhidrolisis dan mengikat aglikon menjadi saponin dan triterpeniod
dihidrolisis menjadi sapogenin.
Saponin dapat menjadi surfaktan karena sifatnya yang ampifilik
dimana terdapat sisi yang suka air maupun tidak suka air, sehingga
pada saat dikocok terdapat busa. Dan busa yang timbul itu bisa lama
menghilang karena pada umumnya busa tersebut sedang menurunkan
tegangan permukaan air.
Saponin ada pada seluruh tanaman dengan konsentrasi tinggi pada
bagian-bagian tertentu, dan dipengaruhi oleh varietas tanaman dan
tahap pertumbuhan. Fungsi dalam tumbuh-tumbuhan tidak diketahui
mungkin sebagai penyimpan karbohidrat atau merupakan weste
product dan metabolism tumbuh-tumbuhan kemungkinan lain adalah
sebagai pelindung terhadap serangan serangga. Sifat-sifat Saponin :
a. Mempunyai rasa pahit
b. Dalam larutan air membentuk busa stabil
c. Menghemolisa eritrosit
d. Merupakan racun kuat untuk ikan dan amfibi
e. Membentuk persenyawaan dengan kolesterol dan
hidroksiteroid lainya
f. Sulit untuk dimurnikan dan diidentifikasi
g. Berat molekul relative tinggi dan analisi hanya
menghasilkan formula empiris yang mendekati

Pada percobaan ikan didapatkan indeks ikan yaitu pada konsentrasi


0,003 M indeks ikannya adalah 5x10-2 , pada konsentrasi 0,001 M
indeks ikan yang didapat adalah 1000 dan pada konsentrasi 0,0004 M
indeks yang didapat adalah 2500. Dari pola ini terlihat bahwa semakin
besar konsentrasinya maka indeks ikannya akan semakin kecil. Hal ini
karena pada dasarnya indeks ikan ini merupakan bilangan atau angka
yang menunjukkan pada pengenceran berapa larutan suatu zat
membunuh 3 dari 5 ekor ikan dalam satu jam. Pada indeks ikan ini
hanya dilihat pada pengenceran berapa ikan tersebut mati. Pada
pengamatan yang telah dilakukan pada larutan yang pekat ikan lebih
cepat mati dibandingkan pada larutan yang diencerkan. Hal ini
disangkutkan dengan indeks busa dari kisabun lebih dari 200, sehingga
dapat disimpulkan bahwa ki sabun ini mematikan untuk hewan
berdarah dingin. Ikan mati karena saponin ini dapat menghemolisis sel
darah karena sifatnya yang dapat menjadi surfaktan bisa menekan sel
darah yang mempunyai struktur bikonkaf ini ditekan oleh saponin
yang bersifat surfaktan sehingga dapat memecah sel darah. Dan
saponin juga bisa menjadi toksin bagi hewan karena toksisitasnya akan
timbul karena terbentuknya suatu senyawa saat bereaksi dengan lesitin
yang merupakan komponen utama dari sebagian besar lemak pada sel
hewan.

Pada paparan diatas hubungan antara indeks pembusaan dan angka


ikan yaitu indeks pembusaan merupakan metode untuk melihat apakah
ada saponin di dalam simplisia tersebut. Dan pada metode angka ikan
untuk melihat apakah saponin yang dikandung pada simplisia
mematikan hewan atau tidak. Karena pada indeks busa diperoleh nila
200, maka dapat dikatakan bahwa kisembung ini sedikit berbahaya.
Karena bila pada jumlah yang sangat pekat kadar saponinnya akan
menjadi racun bagi manusia juga untuk hewan terutama yang berdarah
dingin. Namun, dari semua itu dalam jumlah yang wajar atau dosis
yang wajar ki sembung ini dapat menjadi manfaat bagi manusia. Dan
juga ikan yang mati mungkin saja bukan karena keracunan saponin
bisa saja ruang geraknya yang kecil sehingga oksigen yang ada
berkurang. Dan juga pada larutan yang sangat pekat jumlah air yang
ada sangat sedikit sehingga suplai yang masuk ke tubuh ikan sedikit
atau pun ikan tersebut stress sehingga mudah untuk mati.

VII. Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai