MAKALAH MANAJEMEN PENDIDIKAN Kel 10
MAKALAH MANAJEMEN PENDIDIKAN Kel 10
OLEH :
KELOMPOK 10
DOSEN PEMBIMBING
BATUSANGKAR
2020
KATA PENGANTAR
Kelompok 10
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................i
Daftar Isi...........................................................................................ii
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang..........................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................2
C. Tujuan.......................................................................................2
Bab II Pembahasan
A. Kesimpulan...............................................................................9
B. Saran..........................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Para ilmuwan perilaku organisasi, ahli penelitian operasional dan
manajer berpendapat bahwa dalam suatu organisasi, sebagian besar para
bawahan menginginkan kesempatan untuk dilibatkan dalam proses
pengambilan keputusan. Mereka berpendapat bahwa peran serta yang
meningkat dalam keputusan memiliki dampak meningkatnya keterkaitan
mereka dalam organisasi, kepuasan pekerjaan, pertumbuhan dan
perkembangan pribadi, serta peneriman inovasi. Cara manajer
mempengaruhi para bawahan lebih berdasarkan tukar pikiran dan kerja
sama daripada berdasarkan otoritas.
Selain menyebabkan kepuasan yang lebih besar dari bawahan dan
sebagai dampaknya adalah usaha yang lebih besar, produktivitas kerja,
serta efektivitas yang lebih tinggi. Para pendukung pandangan tersebut
memiliki alasan tambahan atas keterlibatan bawahan dalam pengambilan
keputusan. Ditunjukan bahwa beberapa permasalahan yang dihadapi oleh
organisasi makin bertambah kompleks, memerlukan pengetahuan dalam
bidang yang canggih dan merupakan bentuk permasalahan yang tidak
pernah dihadapi organisasi sebelumnya, baik teknologi, sosial maupun
manusiawi.
1
ditemukan alternatif yang paling rasional dan penilaian atas keluaran yang
dicapai.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pengambilan keputusan pemecahan masalah?
2. Apa saja model pengambilan keputusan pemecahan masalah?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian pengambian keputusan pemecahan masalah.
2. Mengetahui model pengambilan kepuutusan pemecahan masalah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pengambilan Keeputusan Pemecahan Masalah
a. Pengambilan Keputusan
Kata “keputusan” berarti menentukan, mengakhiri,
menyelesaikan, mengatasi. Keputusan adalah pengakhiran daripada
2
proses pemikiran tentang apa yang dianggap sebagai “masalah”
sebagai sesuatu yang merupakan penyimpangan daripada yang
dikehendaki, direncanakan atau dituju dengan menjatuhkan pilihan
pada salah satu alternatif pemecahannya. pengambilan keputusan
merupakan suatu pendekatan yang sistematis terhadap suatu masalah
yang dihadapi.
Menurut Salusu pengambilan keputusan adalah suatu proses
memilih alternatif cara bertindak dengan metode yang sesuai dengan
situasi. Sedangkan Jannis & Mann (1977) menyebutkan bahwa
pengambilan keputusan merupakan pemecahan masalah dan terhindar
dari faktor situasional. Dapat diartikan bahwa pengambilan keputusan
adalah memilih dan menetapkan satu alternatif yang dianggap paling
tepat dari beberapa alternative. Keputusan itu harus bersifat fleksibel,
analitis dan mungkin untuk dilaksanakan dengan dorongan sarana
prasarana dan sumber daya yang tersedia (berupa manusia dan
material). (Ahmad. (2013). Kebijakan dan Pengambilan Keputusan
dalam Lembaga Pendidikan Islam. Jurnal Al-Ta’lim, jilid I, Nomor 5,
hlm. 373-379)
Hadari Nawawi mendefenisikan bahwa keputusan pada
dasarnya berarti hasil akhir dalam mempertimbangkan sesuatu yang
akan dilaksanakan secara nyata. Keputusan juga dapat diartikan
sebagai hasil terbaik dalam memilih satu diantara dua atau beberapa
alternatif yang dihadapi. Sementara itu, pengambilan keputusan
merupakan proses atau rangkaian kegiatan menganalisis berbagai
fakta, informasi, data dan teori/pendapat yang akhirnya sampai pada
satu kesimpulan yang dinilai paling baik dan tepat. Proses
pengambilan keputusan ini dapat dilakukan sendiri dan dapat pula
dilaksanakan dengan bantuan atau pengikutsertaan orang lain. Gatot
Suradji dan Engelbetus Martono mendefenisikan bahwa keputusan
merupakan proses pemikiran yang menetapkan satu pilihan diantara
alternatif pilihan guna memecahkan suatu masalah. Sementara itu,
3
pengambilan keputusan merupakan proses analisis informasi masalah
sampai penetapan suatu keputusan Irham Fahmi mendefenisikan
keputusan sebagai proses penelusuran masalah yang berawal dari latar
belakang masalah, identifikasi masalah hingga pada terbentuknya
kesimpulan atau rekomendasi.
Dari beberapa defenisi para ahli sebagaimana yang telah
dipaparkan di atas dapat dipahami bahwa pengambilan keputusan
adalah proses memilih salah satu alternatif terbaik di antara sekian
banyak alternatif yang ada yang dilakukan dalam rangka
menyelesaikan masalah. (.Raihan.PENGAMBILAN Keputusan
Dalam Kepemimpinan Manajemen Dakwah jurnal al-bayan / vol. 22
no. 34 juli - desember 2016.)
b. Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah adalah suatu proses terencana yang perlu
dilaksanakan agar memperoleh penyelesaian tertentu dari sebuah
masalah yang mungkin tidak didapat dengan segera. Pendapat lainnya
menyatakan bahwa pemecahan masalah sebagai usaha mencari jalan
keluar dari suatu kesulitan. Menurut Goldstein dan Levin, pemecahan
masalah telah didefinisikan sebagai proses kognitif tingkat tinggi yang
memerlukan modulasi dan kontrol lebih dari keterampilan rutin atau
dasar.
Penyelesaian atau pemecahan masalah adalah bagian dari proses
berfikir Sering dianggap merupakan proses paling kompleks di antara
semua fungsi kecerdaan pemecahan masalah telah didefinisikan
sebagai proses kognitif tingkat tinggi yang memerlukan modulasi dan
kontrol lebih dari keterampilan-keterampilan rutin atau dasar. Proses
ini terjadi jika suatu organisme atau sistem kecerdasan buatan tidak
mengetahui bagaimana untuk bergerak dari suatu kondisi awal menuju
kondisi yang dituju.
4
Pemecahan masalah merupakan salah satu tipe keterampilan
intelektual yang lebih tinggi derajatnya dan lebih kompleks dari tipe
keterampilan intelektual lainnya. juga berpendapat bahwa dalam
menyelesaikan pemecahan masalah diperlukan aturan kompleks atau
aturan tingkat tinggi dan aturan tingkat tinggi dapat dicapai setelah
menguasai aturan dan konsep terdefinisi. Demikian pula aturan dan
konsep terdefinisi dapat dikuasai jika ditunjang oleh pemahaman
konsep konkrit. Setelah itu untuk memahami konsep konkrit
diperlukan keterampilan dalam memperbedakan. (Marliani –
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Jurnal Formatif 5(2):
134-144, 2015 ISSN: 2088-351X)
Berkenaan dengan pengertian pemecahan masalah (problem
solving), Branca mengungkapkan tiga interpretasi umum tentang
pemecahan masalah, yaitu:
Pemecahan masalah sebagai tujuan menyangkut alasan mengapa
seuatu itu diajarkan dan apa tujuan pengajarannya. Dalam interpretasi
ini, pemecahan masalah bebas dari masalah khusus, prosedur atau
metode, dan konten. Yang menjadi pertimbangan utama adalah belajar
bagaimana memecahkan masalah, merupakan alasan utama untuk
belajar sesuatu.
Pemecahan Masalah Sebagai Proses. Pemecahan masalah
sebagai proses muncul dari interpretasinya sebagai proses dinamik dan
terus menerus. The National Council of Supervisors of Mathematics
mendefinisikan pemecahan masalah sebagai proses menerapkan
pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya ke dalam situasi baru
dan tak dikenal. Yang menjadi pertimbangan utama dalam hal ini
adalah metode, prosedur, strategi, dan heuristik yang digunakan dalam
memecahkan masalah. Pemecahan Masalah Sebagai Keterampilan
Dasar. Pemecahan masalah adalah suatu proses yang dilakukan untuk
menyelesaikan soal-soal atau tugas-tugas yang diberikan kepadanya
dengan melibatkan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya.
5
pemecahan masalah adalah proses menerima masalah dan berusaha
menyelesaikan masalah itu. Pemecahan masalah bisa juga dipandang
sebagai suatu proses untuk mengatasi kesulitan yang ditemui untuk
mencapai suatu tujuan yang diinginkan.
6
Di sisi lain Simon (1960) mengatakan, pengambilan keputusan
berlangsung melalui empat tahap, yaitu :
a. Intelligence adalah proses pengumpulan informasi yang bertujuan
memecahkan permasalahan.
b. Design adalah tahap perancangan soal cara menyelesaikan
masalah.
c. Choice adalah tahap mengkaji kelebihan dan kekurangan dari
berbagai macam alternative yang ada dan dipilih yang terbaik.
d. Implementasi atau implementation adalah tahap pengambilan
keputusan dan melaksanakannya.
7
memperhatikan skala pilihan (scale of preference) yang pasti, dan
memilih alternatif yang memberikan hasil maksimum.
b. Intuitif Emosional
Pengambil keputusan dengan intuitif emosional menyukai
kebiasaan dan pengalaman, perasaan yang mendalam, pemikiran
yang reflektif dan naluri dengan menggunakan proses alam bawah
sadar. Proses ini dapat didorong oleh naluri, orientasi kreatif, dan
konfrontasi kreatif. Mereka yang menentang pendekatan ini
mengemukakan bahwa cara ini tidak secara efektif menggunakan
semua sarana yang ada bagi keputusan modern.
Model pengambil keputusan yang menggunakan intuisinya
seringkali dikritik sebagi immoral. Kritik yang sering dilontarkan
terhadap pengambilan keputusan dengan intuisi adalah karena
kurang mengadakan analisis yang terkendali maka perhatian
hanya ditujukan pada beberapa fakta dan melupakan banyak
elemen penting. Dalam pengambilan keputusan dengan
menggunakan intuisi tidak banyak tergantung pada fakta yang
lengkap.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengambilan keputusan adalah proses memilih salah satu alternatif
terbaik di antara sekian banyak alternatif yang ada yang dilakukan dalam
rangka menyelesaikan masalah.
Pemecahan masalah adalah suatu proses terencana yang perlu
dilaksanakan agar memperoleh penyelesaian tertentu dari sebuah masalah
yang mungkin tidak didapat dengan segera. Pendapat lainnya menyatakan
bahwa pemecahan masalah sebagai usaha mencari jalan keluar dari suatu
kesulitan. Menurut Goldstein dan Levin, pemecahan masalah telah
didefinisikan sebagai proses kognitif tingkat tinggi yang memerlukan
modulasi dan kontrol lebih dari keterampilan rutin atau dasar.
9
konfrontasi kreatif. Mereka yang menentang pendekatan ini
mengemukakan bahwa cara ini tidak secara efektif menggunakan
semua sarana yang ada bagi keputusan modern.
Model pengambil keputusan yang menggunakan intuisinya
seringkali dikritik sebagi immoral. Kritik yang sering dilontarkan
terhadap pengambilan keputusan dengan intuisi adalah karena
kurang mengadakan analisis yang terkendali maka perhatian
hanya ditujukan pada beberapa fakta dan melupakan banyak
elemen penting. Dalam pengambilan keputusan dengan
menggunakan intuisi tidak banyak tergantung pada fakta yang
lengkap.
B. Saran
Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan pembaca
maupun pembuat makalah. Kami menyadari bahwa dalam pembuatan
makalah ini masih banyak terdpaat kekurangan dan kesalahan. Kami
sebagai pemakalah mohon maaf jika terdapat kesalahan dalam pembuatan
dalam makalah ini.
10
DAFTAR PUSTAKA