Anda di halaman 1dari 5

MATERI INISIASI TUTON 4

Setelah mempelajari materi inisiasi ini Anda diharapkan mampu menjelaskan


Perkembangan Intelektual Anak SD. Oleh karena itu materi inisiasi 4 ini berupa kajian tentang
perkembangan intelektual anak menurut teori Piaget. Dipersilahkan Anda mempelajari materi
inisiasi 4 tuton ini dengan seksama.

I. PENDAHULUAN

Intelek atau kemampuan berpikir berkembang sejalan dengan pertumbuhan saraf otak.
Karena pada dasarnya menunjukkan fungsi otak, maka kemampuan intelektual dipengaruhi oleh
kematangan otak yang mampu menunjukkan fungsinya secara baik. Kemampuan intelektual anak-
anak berbeda dengan kemampuan intelektual orang dewasa. Hal ini tidak saja disebabkan karena
orang dewasa tahu banyak tentang segala sesuatu, tetapi ada faktor penting yang
membedakannya. Kemampuan intelektual berkembang sejalan dengan bertambahnya usia,
sehingga selalu hal ini terdapat tahap-tahap perkembangan intelektual yang pada akhirnya dapat
dikatakan bahwa tahap perkembangan yang satu berbeda dengan tahap perkembangan lain.
Tinjauan terhadap perkembangan intelektual anak sebenarnya tidak dapat dipisahkan
dengan perkembangan bahasa. Keduanya saling berkait, karena bahasa. adalah manifestasi dari
kemampuan intelektual, dan sebaliknya perkembangan intelektual dapat dipengaruhi oleh
kemampuan berbahasa.
Dalam dunia pendidikan di Indonesia, perkembangan intelektual dan bahasa pada diri anak
seringkali diabaikan. Orang dewasa dan orang-orang awam disekitar anak hanya mampu
menganggap mereka sebagai miniatur orang dewasa. Dunia anak sering diabaikan dan dianggap
dunia penuh kebodohan. Hal ini tidak akan terjadi jika orang tua mau memahami bahwa anak-
anak itu perlu waktu untuk berkembang. Bagaimanapun kemampuan intelektual dan bahasa pada
anak hanyalah sebuah potensi yang masih harus dikembangkan.
Makalah ini akan membahas bagaimana perkembangan intelektual dan bahasa anak.
Untuk keperluan pembahasan, kedua potensi tersebut akan disampaikan secara terpisah.

II. Perkembangan Intelektual Anak


Perkembangan Intelektual atau sering juga disebut perkembangan kognitif, merupakan
perubahan yang terjadi pada kemampuan berpikir (H.M Surya, 2005 : 7-14). Dalam konteks ini,
perkembangan intelaktual anak akan dibahas dengan mengacu pada teori perkembangan kognitif
yang dikemukakan Jean Piaget. Menurut Piaget, perkembangan Intelektual anak berlangsung
melalui perkembangan yang dimaksudkannya sebagai skema (Peterson, 1996:56). Skema ini
dimaksudkan Piaget sebagai penggambaran internal mengenai kegiatan fisik atau mental
sehingga skema dapat dianggap sebagai kumpulan kaidah mengenai bagaimana caranya
berinteraksi dengan lingkungan. Seorang anak yang memiliki skema tertentu akan terdorong untuk
menggunakannya. Selanjutnya menurut Piaget, aktivitas didalam menggunakan skema inilah yang
membawa anak kearah hubungannya dengan lingkungan. sehingga menghasilkan perkembangan
kognitif. Dalam proses hubungan anak dengan lingkungan akan menimbulkan dua proses berikut
yaitu : asimilasi dan akomodasi. (H.M Surya dkk, 2005 : 7.15) menjabarkan kedua proses yang
dikemukakan Piaget tersebut sebagai berikut
a. Asimilasi
Asimilasi merupakan suatu proses menerima berbagai stimulis atau rangsangan yang sampai
pada dirinya sendiri, kemudian diolah dan disesuaikan dengan kondisi dirinya. Pada saat
seseorang menerima suatu informasi baru maka informasi itu akan diterima, kemudian diolah
dan disesuaikan dengan struktur informasi yang telah dimilikinya.

b. Akomodasi
Akomodasi merupakan suatu proses menerima rangsangan yang datang dari lingkungan,
kemudian disimpan dalam kesadarannya. Hal ini berbeda dengan proses asimilasi berupa
pengolahan dan perpaduan dengan hal-hal yang telah ada dalam dirinya. Sedangkan dalam
akomodasi langsung diterima dan disimpan, kemudian digunakan bagi keperluan dirinya.

Sehubungan dengan proses asimilasi dan akomodasi ini, Noehi Nasution (1992: 55) berpendapat
bahwa:
“Apabila pada anak hanya dihadapkan informasi dan pengalaman yang dapat diasimilasikan
dengan mudah, tidak akan terjadi akomodasi dan perkembangan anak pun akan terhambat.
Dilain pihak akomodasi pun tidak akan terjadi apabila pengalaman yang terlalu asing bagi
anak, sehingga anak pun tidak dapat memahaminya”

Menurut Piaget perkembangan kognitif berlangsung melalui empat tahapan utama (Santrock,
1995:44-45), yaitu sebagai berikut:
1. Tahap sensorimotor, berlangsung dari kelahiran hingga usia 2 tahun. Dalam tahap ini pola
kognitif anak masih bersifat biologis yang berpusat pada fungsi-fungsi alat indra dan
gerak, kemudian secara bertahap berkembang menjadi kemampuan berinteraksi dengan
lingkungan secara lebih tepat.
2. Tahap praoperasional, berlangsung kira-kira pada usia 2 hingga 7 tahun. Dalam tahapan
ini pola berpikir anak sudah mulai berkembang kepada pola-pola berpikir tertentu. Anak
sudah mampu membuat logikanya sendiri meskipun masih bersifat primitif dan kurang
rasional. Pada tahap ini, anak-anak mulai melukiskan dunia dengan kata-kata dan
gambar-gambar.
3. Tahap Operasional Konkret, yang berlangsung kira-kira dari usia 7 tahun hingga 11
tahun. Pada masa ini anak telah mampu menggunakan pola berpikir operasional konkret
dalam arti masih memerlukan dukungan objek-objek konkret. Pada masa ini anak telah
memahami konsep yang berhubungan dengan ukuran kuantitas seperti panjang, lebar,
luas dan berat.
4. Tahap operasional Formal, yang tampak dari usia 11 hingga 15 tahun, merupakan tahap
keempat dan terakhir Piaget. Pada tahap ini, individu melampaui dunia nyata,
pengalaman-pengalaman konkret dan berpikir secara abstrak dan lebih logis. Sebagai
bagian dari pemikiran yang lebih abstrak, anak-anak remaja mengembangkan gambaran
keadaan yang ideal.

Sehubungan dengan tahap-tahap perkembangan kognitif yang diuraikan diatas, Piaget (Noehi
Nasution,1992:57) menjelaskan bahwa, urutan tahapan perkembangan kognitif anak tidak pernah
berubah, hanya saja ada beberapa anak yang mampu melewati tahapan itu lebih cepat daripada
anak-anak yang lain.
Dilihat dari keseluruhan tahapan perkembangan kognitif menurut Piaget, perkembangan kognitif
anak (khususnya anak usia sekolah dasar) telah berada pada tahap operasional konkret, yaitu
perkembangan kemampuan berpikir dengan objek-objek konkret (nyata). Dengan memasuki
sekolah, anak memperoleh penambahan wawasan lingkungan yang akan membantu
meningkatkan perkembangan berpikirnya. Di sekolah anak belajar mengenal beberapa konsep
dan cara berpikir. Menurut H.M Surya,dkk (2005:716-718), ada beberapa konsep yang telah
dimiliki anak di sekolah dasar, antara lain:
1. Konsep tentang kehidupan
Pada masa sebelumnya anak mengira bahwa kehidupan terjadi pada semua benda yang
bergerak, seperti air sungai yang mengalir, pohon yang bergoyang dan mobil yang sedang
melaju. Dalam masa ini secara bertahap anak mulai menyadari bahwa gerak bukanlah satu-
satunya ciri kehidupan. Anak menyadari bahwa ada ciri lain yang lebih hakiki dari kehidupan itu
sehingga mampu membedakan antara makhluk hidup dan benda mati.
2. Konsep tentang fungsi-fungsi tubuh
Setelah anak masuk sekolah, anak akan banyak memperoleh pemahaman tentang fungsi-
fungsi tubuh dan organ-organ tubuh. Dengan demikian anak menjadi lebih matang mengenal
konsep fungsi bagian-bagian tubuhnya dan bagaimana memperlakukannya secara tepat.
3. Konsep tentang bilangan.
Pada saat anak memasuki sekolah dasar, secara terbatas anak telah memiliki konsep tentang
bilangan, misalnya anak sudah tahu bilangan-bilangan dan caracara membilang.
4. Konsep tentang ukuran dan ruang
Sebelum memasuki usia sekolah, secara terbatas anak telah memiliki konsep tentang ukuran
dan ruang, seperti panjang, pendek, tinggi, luas, besar dan kecil. Setelah masuk sekolah anak
belajar menggunakan satuan ukuran tertentu, sentimeter, meter, kilometer, gram dan liter.
Selanjutnya konsep ruang, seperti luas dan volume.
5. Konsep tentang waktu
Konsep tentang waktu telah dimiliki anak sejak masa kanak-kanak, seperti konsep pagi, siang
dan malam. Setelah masuk sekolah, anak belajar mengenai konsep waktu secara lebih tepat
dan disertai dengan konsep-konsep ukuran waktu mulai dari satuan terkecil hingga terbesar
seperti detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, tahun dan abad.
6. Konsep tentang diri
Dengan makin luasnya lingkup pergaulan anak dan proses belajar di sekolah, anak
memperoleh kesempatan untuk lebih mengenal dirinya sendiri. Pengalaman berinteraksi
dengan orang lain serta pelajaran dari guru membuat anak makin luas lingkupnya dengan
lingkungannya. Dari situlah anak mengembangkan konsep tentang dirinya, baik fisik maupun
psikologis.

Beberapa konsep yang diuraikan diatas erat kaitannya dengan penguasaan tugas-tugas
perkembangan masa anak usia sekolah dasar. Hal ini berarti pencapaian tugas-tugas
perkembangan akan banyak ditentukan oleh penguasaan konsep-konsep seperti disebutkan
diatas. Disisi yang lain penguasaan konsep-konsep banyak ditentukan oleh tingkat perkembangan
kognitifnya.

III. Implikasi
Implikasi yang tersirat dalam teori perkembangan intelektual anak menurut Jean Piaget,
a. bahwa anak-anak berbeda dengan orang dewasa dalam cara memperoleh pengetahuan.
Oleh karena itu dalam proses pendidikan, pengajaran harus dipusatkan pada anak, dengan
mempertimbangkan tahap perkembangan kognitif anak;
b. bahwa anak-anak yang dalam perkembangan intektualnya masih berada di bawah tahap
operasional formal tidak dapat memecahkan masalah yang bersifat abstrak, untuk itu
pengajaran hendaknya melatih anak-anak untuk memecahkan masalah yang sifatnya
konkret;
c. pemberian informasi dan pengalaman kepada anak hendaknya jangan yang terlalu mudah
diasimilasikan, karena hal itu dapat menghambat proses akomodasi pada diri mereka;
d. agar anak dapat mengasimilasi dan mengakomodasi informasi dan pengalaman baru,
hendaknya informasi dan pengalaman baru tersebut dihubungkan dengan informasi dan
pengalaman yang telah mereka miliki sebelumnya.

IV. KESIMPULAN
Menurut Jean Piaget perkembangan kognitif anak melalui tahap-tahap sebagai berikut:
1. Tahap sensorimotor, sejak lahir sampai usia 2 tahun.
2. Tahap Praoperasional, dimulai dari usia 2 tahun sampai kira-kira usia 7 tahun.
3. Tahap Operasional Konkret, dimulai dari usia 7 hingga kira-kira 11 tahun.
4. Tahap Operasional Formal, dimulai dari usia 11 hingga kira-kira 15 tahun.
Teori perkembangan kognitif Piaget didasarkan atas prinsip proses adaptasi yang terjadi
dalam interaksi antara organisme (makhluk hidup) dengan lingkungannya.
Dalam proses adaptasi ini akan terjadi dua proses, yaitu proses asimilasi dana akomodasi.
Mengacu pada Piaget, maka anak-anak usia sekolah dasar telah berada pada tahap
perkembangan operasional konkret. Pada Tahap ini anak telah belajar mengenal berbagai
konsep dan cara berpikir. Beberapa konsep yang telah dimiliki anak pada usia sekolah dasar
diantaranya, konsep kehidupan, konsep tentang fungsi-fungsi tubuh, konsep tentang bilangan,
konsep tentang ukuran dan bilangan, konsep tentang waktu, konsep tentang diri.

Anda mungkin juga menyukai