Anda di halaman 1dari 6

Nama : Anindita Permata H.P.

NIM : 201611101056
Kelompok :G

PRETEST ORTHO

1. Faktor yang memengaruhi prognosis perawatan ortho:


Prognosis merupakan prediksi keberhasilan dari rencana perawatan yang telah
ditentukan. Faktor yang memengaruhi prognosis adalah tingkat kekooperatifan pasien,
fase geligi, etiologi maloklusi, tipe maloklusi, kebiasaan buruk, dan ada atau tidaknya
penyakit sistemik. Prognosis baik apabila pasien kooperatif, pasien dalam fase
pertumbuhan, factor etiologi dental, dan tidak ada penyakit sistemik.

2. Jelaskan klasifikasi maloklusi menurut Angle dan Dewey:


a. Menurut Angle
i. Maloklusi Angle Klas I : Cusp mesiobukal gigi M1 permanen
RA terletak pada bukal groove gigi M1
permanen RB. Caninus RA terletak di
antara C dan P1 RB.
ii. Maloklusi Angle Klas II : Cusp mesiobukal gigi M1 permanen
RA terletak lebih ke mesial dari bukal
groove gigi M1 permanen RB
(diantara distal P2 dan mesial M1 RB).
Caninus RA terletak diantara I2 dan C
RB.
iii. Maloklusi Angle Klas III : Cusp mesiobukal gigi M1 permanen
RA terletak pada sisi distal M1 RB dan
sisi mesial M2 RB. Caninus RA terletak
diantara P1 dan P2 RB.
b. Modifikasi Dewey
i. Modifikasi Klas I
1. Tipe 1 : berdesakan anterior
2. Tipe 2 : protrusi/labioversi RA
3. Tipe 3 : gigitan silang anterior
4. Tipe 4 : gigitan silang posterior
5. Tipe 5 : mesioversi/ mesial drifting gigi molar
6. Tipe 6 : diastema, gigitan terbuka, gigitan dalam, pergeseran
garis median
ii. Modifikasi Klas III
1. Tipe 1 : gigitan anterior edge to edge → RB berjejal dan
inklinasi RB cenderung ke lingual → crowding
anterior.
2. Tipe 2 : hubungan gigi insisiv RA dengan RB tampak normal
→ RB insisivnya lebih condong ke lingual dan
berdesakan, Caninus RB berjejal.
3. Tipe 3 : gigitan silang anterior dan insisivus atas berdesakan

3. Jelaskan tentang path of closure, TMJ, dan pola atrisi!


a. Path of closure
Path of closure merupakan gerakan mandibula dari posisi istirahat menuju
posisi oklusi sentris. Caranya adalah pasien didudukkan pada posisi istirahat
kemudian dilihat posisi garis mediannya. Kemudian pasien diinstruksikan
untuk oklusi sentris dari posisi istirahat dan perhatikan garis mediannya.
Apabila posisi garis median pada saat istirahat dalam keadaan oklusi sentris
tidak terdapat pergeseran, berarti tidak terdapat gangguan path of closure
Sedangkan jika ada pergesran posisi garis median pada saat istirahat dalam
keadaan oklusi sentris, maka terdapat displacement mandibula.
b. TMJ
Pemeriksaan TMJ dilakukan untuk mengetahui mengetahui apakah ada tanda-
tanda masalah pada sendi temporomandibular. Cara pemeriksaannya adalah
pasien didudukkan pada rest position lalu kedua jari telunjuk operator
memegang bagian luar meatus accusticus externus kiri dan kanan pasien.
Pasien kemudian diinstruksikan untuk membuka dan menutup mulut beberapa
kali. Apabila tidak terasa adanya krepitasi saat palpasi atau tidak terdapat
bunyi clicking pada saat membuka dan menutup mulut maka pergerakan TMJ
pasien normal. Sedangkan bila terdapat krepitasi dan clicking maka terdapat
masalah pada TMJ pasien.
c. Pola atrisi
Merupakan keausan di permukaan insisal/oklusal karena fisiologis atau
kelainan fungsi. Cara menentukannya adalah melihat permukaan oklusal/
insisal geligi dengan dihubungkan dengan faktor lainnya. Bila terdapat suatu
pola atrisi maka pasien dianamnesa untuk menentukan etiologinya.

4. Jelaskan mengenai tumpang gigit, jarak gigit, dan free way space serta
bagaimana cara menentukannya
a. Tumpang gigit
Tumpang gigit merupakan jarak vertikal antara insisal insisiv RA dengan
insisial insisiv RB. Cara mengukurnya adalah dengan menggunakan jangka
pada model studi diukur jarak antara insisal insisiv RA dan insisal insisiv RB
dalam posisi oklusi. Kemudian jarak yang didapatkan ditandai dan diukur
menggunakan penggaris. Besar tumpang gigit normal adalah 1-2 mm. Bila
lebih dari normal maka memiliki gigitan dalam sedangkan jika kurang dari
normal atau minus maka pasien memiliki gigitan terbuka.
b. Jarak gigit
Jarak gigit adalah jarak horizontal antara insisiv RA dengan bidang labial
insisiv RB atau bidang insisal I RB terhadap bidang labial RA pada kasus
gigitan terbalik. Cara mengukurnya adalah dengan menggunakan jangka pada
model studi diukur jarak dari permukaan labial insisiv RB sampai insisal RA
atau insisal insisiv RB terhadap bidang labial insisiv RA pada gigitan terbalik.
Besar jarak gigit normalnya adalah 2-3 mm. Jika lebih dari normal maka
pasien mengalami protrusi sedangkan bila skor minus maka pasien memili
gigitan terbalik.
c. Free way space
Free way space merupakan jarak interoklusal pada saat mandibula dalam
posisi istirahat. Cara menentukannya dengan cara penderita didudukkan dalam
posisi istirahat kemudian ditarik garis yang menghubungkan antara titik di
ujung hidung dan ujung dagu (paling anterior) dan dilihat berapa jaraknya.
Penderita dalam keadaan oklusi sentris kemudian ditarik garis yang
menghubungkan titik dari ujung hidung dan dagu kemudian dihitung jaraknya.
Nilai FWS = Jarak pada saat posisi istirahat – oklusi sentris. Nilai FWS
normal adalah 2-3 mm.
5. Jelaskan cara menentukan ALD pada gigi permanen dan pada gigi pergantian
a. Gigi pergantian
i. Metode Moyers
• Tempat yang tersedia
Diukur dengan cara membagi 4 segmen yaitu mesial M1 kiri
sampai mesial C kiri, distal I2 kiri sampai mesial I1, mesial I1
sampai distal I2 kanan, dan mesial C kanan sampai mesial MI
kanan. Keempat segmen tersebut lalu dijumlahkan untuk
mendapatkan besar tempat yang tersedia.
• Tempat yang dibutuhkan
Caranya dengan menjumlahkan lebar mesiodital keempat
insisiv RB. Lihat table moyers untuk mendapatkan prediksi
lebar gigi Caninus dan Premolar RA RB. Lalu hasil akhir
tempat yang dibutuhkan didapatkan dengan rumus ∑4I + (2 x
nilai table prediksi).
• Hasil akhir
Dihitung dengan cara menghitung selisih tempat yang tersedia
dengan tempat yang dibutuhkan. Apabila hasilnya negative,
maka kekurangan tempat. Sedangkan bila hasilnya positif maka
kelebihan tempat.
b. Gigi permanen
i. Metode Nance
• Tempat yang tersedia
Diukur dengan menggunakan brasswire dimulai dari mesial M1
permanen kiri menyusuri fissure dan insisal (dengan sudut
inklinasi yang benar) sampai ke M1 permanen kanan.
Kemudian brasswire ditandai dan diukur untuk mendapatnya
lebar tempat yang tersedia.
• Tempat yang dibutuhkan
Diukur dengan menggunakan jangka berujung runcing. Lalu
diukur lebar mesiodistal masing-masing gigi dari gigi yang
berada di mesial M1 kanan sampai M1 kiri. Jumlah mesiodital
masing-masin gigi tersebut kemudian dijumlahkan untuk
mendapatkan lebar tempat yang dibutuhkan.
• Hasil akhir
Dihitung dengan cara menghitung selisih tempat yang tersedia
dengan tempat yang dibutuhkan. Apabila hasilnya negative,
maka kekurangan tempat. Sedangkan bila hasilnya positif maka
kelebihan tempat.

6. Jelaskan perbedaan DHE dan KIE


• DHE : suatu bentuk edukasi kepada pasien mengenai cara menjaga
kebersihan rongga mulut. Edukasi ini meliputi cara pencegahan agar
tidak terjadi karies, pemilihan diet makan, dan cara sikat gigi yang
benar.
• KIE : singakatan dari komunikasi, informasi, dan edukasi. KIE mencakup
komunikasi pada pasien pada aspek yang lebih luas yang meliputi
informed consent, informasi cara lepas pasang alat, dan edukasi
mengenai pemeliharan alat.

7. Jelaskan tentang macam-macam perawatan


a. Ektraksi seri
Merupakan prosedur encabutan gigi sulung dan permanen dalam waktu
tertentu. kekurangan tempat pada fase geligi campuran > 10 mm. PAsien yang
akan terindikasi dilakukan ekstraksi seri harus memiliki foto rontgen pada fase
geligi campuran. Keuntungan ekstraksi seri adalah tidak menggunakan alat
ortho lepasan.
b. Non-ekstraksi
Tidak dilakukan pencabutan pada gigi dengan indikasi besar kekurangan
tempat ≤ 4. Terdapat beberapa macam perawatan non-ekstraksi yaitu:
• Ekspansi menambah besar tempat tersedia dengan cara memperlebar
lengkung rahang ke arah sagital maupun transversal
• Enamel stripping
Mengurangi tempat yang dibutuhkan dengan jalan pengasahan pada
enamel gigi menggunakan enamel strip. Besar pengurangan yaitu
sebanyak 0,25 mm per gigi
• Enamel slicing
Mengurangi tempat yang dibutuhkan dengan jalan pemotongan pada
enamel gigi permanen. Besar pengurangan yaitu 0,5 mm per gigi
c. Ekstraksi
Merupakan prosedur pencabutan pada gigi permanen apabila kekurangan
tempat cukup banyak yaitu lebih dari 8 mm.

8. Jelaskan tentang evaluasi perawatan ortodonti


Fase evaluasi adalah koreksi lebih lanjut di perawatan yang telah dilakukan. Evaluasi
perawatan bertujuan agar perawatan selanjutnya dapat berjalan. Contohnya fase
evaluasi pada geligi pergantian dengan kasus borderline. Geligi pergantian dapat
diukur kembali diskrepansinya karena masi terjadi pertumbuhan dan perkembangan.

Anda mungkin juga menyukai