Kel 4 PAI
Kel 4 PAI
Disusun oleh :
Kelompok IV
i
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ..................................................................................................... 9
B. Saran................................................................................................................ 9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aqidah merupakan dasar atau pondasi yang melekat dalam hidup manusia beragama
yang harus diyakini dengan kuat untuk mewujudkan manusia yang beriman dan taat pada
ajaran agama, selain itu aqidah juga merupakan pokok keimanan yang ditetapkan oleh
Allah SWT kepada umat manusia agar dapat diimani dan diyakini oleh mu`min. Aqidah
dapat menunjukkan kebenaran ajaran terhadap umat muslim yang bersifat fundamental dan
dogmatis. Aqidah dalam diri setiap muslim merupakan bagian terpenting yang harus selalu
dijaga dan ditingkatkan karena mengandung nilai keberhasilan didunia maupun
keberhasilan di akhirat yang berimplikasi dalam kehidupan sehari-hari baik secara social
budaya maupun politik.1
Aqidah Islam berpangkal pada keyakinan “ Tauhid “ atau keyakinan tentang wujud
Allah SWT tidak ada yang dapat menyekutuinya, baik dalam zat, sifat maupun perbuatan
akhlak mulia yang dimiliki seseorang itu berawal dari aqidah, jika aqidahnya baik maka
akhlak mulianya akan terbentuk dengan sendirinya. Beriman kepada Allah SWT dengan
melaksanakan segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya dapat membentuk
manusia dalam aspek kehidupan. 2Oleh karena itu kedudukan aqidah akhlak sebagai
landasan bagi seseorang untuk dapat menentukan baik dan buruknya segala sesuatu.
Islam adalah agama yang mengandung aqidah dan system kehidupan yaitu terdapat
pada keimanan kepada Allah SWT, malaikat, rasul-rasul, kitab, hari kiamat serta beriman
kepada qadha dan qadhar3, dapat disimpulkan bahwa aqidah adalah kesadaran dari diri
sendiri untuk mengimani Allah SWT untuk berperilaku yang baik dalam kehidupan sehari-
hari berdasarkan Al-Quran dan Al-Hadist. Aqidah bertujuan untuk menanamkan ajaran
islam pada diri kita sebagai pedoman untuk mencapai kebahagiaan didunia dan diakhirat.
Aqidah dan akhlak yang bersumber dari Al-Quran dan Al-Hadist dijadikan
pengembangan nilai spiritual agar dapat menghasilkan generasi yang berkualitas, dan
aqidah tidak terlepas dari yang namanya akhlak karena akhlak merupakan cermin bagi
seseorang dan pendidikan aqidah dan akhlak dikatakan sebagai pendidikan yang memiliki
moral dalam pendidikan islam. Berdasarkan latar belakang tersebut mengingat betapa
pentingnya pemahaman mengenai aqidah maka dalam makalah ini akan dijabarkan
mengenai aqidah, pembagian aqidah, ruang lingkup aqidah, dan pelaksanaan rukun iman.
1 Rohmad Qomari, “Prinsip dan Ruang Lingkup Pendidikan Aqidah Akhlaq,” Jurnal Pemikiran Alternatif kependidikan Vol
14,no. 1 (Purwokerto,Jan-Apr 2009), 46-47
2
Nabilah Zatadini, Puspita Anggraeni, “ Menganalisis aqidah islam dalam kerangka ajaran islam” Media Elektronik,
SCRIBD.com, 02 Oktober 2018, diakses https://id.scribd.com/document/408772505/Akidah (diakses 28 September 2021
pukul 16.20 WITA)
3
M.Ismail Yusanto, Muhammad Arif Yunus, Dasar-Dasar Ekonomi Islam, (Banjarmasin : Pustaka Kelompok Studi
Ekonomi Universitas Lambung Mangkurat , 2003), 122
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari aqidah islam ?
2. Apa saja pembagian aqidah islam ?
3. Apa saja ruang lingkup aqidah islam ?
4. Apa saja fungsi dari aqidah islam ?
5. Bagaimana pelaksanaan rukun iman dalam kerangka dasar ajaran islam ?
C. Tujuan Makalah
1. Menjelaskan tentang pengertian aqidah
2. Menjelaskan seperti apa pembagian aqidah
3. Menjelaskan apa saja ruang lingkup aqidah
4. Menjelaskan fungsi aqidah islam
5. Menjelaskan mengenai pelaksanaan rukun iman
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Aqidah
Aqidah adalah keyakinan, kepercayaan, tentang adanya wujud sang pencipta Allah
SWT, yang tunggal, dan tidak ada sekutu baginya. Aqidah merupakan dasar dari keislaman
seseorang, 4ilmu yang berhubungan dengan aqidah disebut Aqaid. Aqaid artinya
berhubungan dengan ketuhanan, kenabian, qadha dan qadhar, hari kiamat,dan sebagainya
yang telah dibahas secara naqliyah ( Al-Quran dan Al-Hadist ) dan aqliyah ( sesuai dengan
pemikiran umat manusia ).5
Aqidah berasal dari kata bahasa arab al-'aqdu (ُ )الْ َعقْدyang artinya ikatan, at-tautsiiqu
(ُ )التَّ ْوثِيْقyang artinya kepercayaan atau keyakinan yang kuat, al-ihkaamu (ُ )اْ ِإل ْحكَامyang
artinya mengokohkan (menetapkan), dan ar-rabthu biquw-wah (ُ)الربْطُ ِبق َّوة َّ yang berarti
6
mengikat dengan kuat . Sedangkan menurut istilah iman berarti membenarkan dengan hati,
mengucapkan dengan lidah, dan melakukan dengan anggota badan, itu tandanya iman tidak
hanya terkait dengan pembenaran dengan hati atau meyakini adanya Allah SWT melainkan
dengan membuktikannya dengan cara mengucapkan kalimat dzikir kepada Allah,
mengamalkan perintahnya dan menjauhi segala larangan-larangannya. 7
B. Pembagian Aqidah
1. Tauhid Al-Uluhiyyahs
Keesaan Allah SWT dalam beribadah, berdoa, tawakkal, takut, berharap, cinta dan
sebagainya yang telah diajarkan Allah SWT dan Rasulullah SAW
2. Tauhid Ar-Rububiyyah
Menauhidkan Allah SWT dalam kejadian-kejadian yang hanya bisa dilakukan oleh
Allah, dengan menyatakan bahwa Allah SWT adalah Rabb,Pencipta seluruh alam
semesta dan semua makhluk hidup dan Allah lah yang mengatur dan mengubah
keadaan mereka
Menauhidkan Allah SWT dalam penetapan nama dan sifat Allah, sesuai dengan
apa yang ia tetapkan bagi dirinya dalam Al-Quran dan Al-Hadist,dengan menetapkan
nama dan sifat Allah sesuai dengan tetapan baginya,Al-Asma dan Keesaan Allah SWT
4
Baiquni,N.A,I.A.Syawaqi.,R.A.Aziz,Kamus Istilah Agama Islam Lengkap (Surabaya: Indah, 1996), 31
5
Ibid., 47.
6
Lisaanul 'Arab (IX/311: )عقدkarya Ibnu Manzhur dan Mu'jamul Wasiith (II/614:)عقد,(Beirut : Darul Fikri, 1386 H)
7
Marzuki., Pembinaan Karakter Mahasiswa Melalui Pendidikan Agama Islam ( Yogyakarta, 2012), 75
3
adalah untuk percaya tidak ada yang mirip dengan Allah, satu, asma dan sifat, dan kita
sebagai umat muslim harus mengimani sifat asma Allah SWT8
Aqidah Islam berawal dari keyakinan dan kepercayaan kepada zat mutlak yang maha
esa yakni Allah SWT, dalam zat, sifat, perbuataan dan wujudnya yang disebut dengan
Tauhid, Menurut Hasan Al-Banna maka ruang lingkup aqidah islam antara lain :
1. Ilahiyyat ( Ketuhanan )
Bahwa zat Allah ialah satu tidak ada sekutu dalam wujudnya tidak ada tuhan lain
di luar Diri-Nya. Bersifat sederhana, tidak terdiri dari bagian-bagian ataupun organ-
organ, intinya Allah adalah satu dan tidak ada sekutu baginya9
Diungkapkan bahwa sifat-sifat Allah adalah zat Allah itu sendiri yang disebut
dengan “Tauhid dalam sifat” karena Allah tidak memiliki sifat diluar dirinya. Sifat
wajib dan mustahil bagi Allah ada dua puluh sifat:10 Sedangkan sifat jaiz bagi Allah,
terdapat dalam penjelasan Muhammad Taqi Mishbah Yazdi ketika menjelaskan
hubungan antara kemampuan dan kehendak Allah karena sifat Jaiznya Allah
berhubungan dengan dua hal tersebut. Jika kita mengatakan Allah dapat melakukan
segala sesuatu, yang kita maksudkan jika Allah menghendakinya, Dia akan
melakukannya, dan jika tidak, Dia tidak akan melakukannya, dan kemampuannya tidak
akan berkurang karenanya. 11
2. Nubuwwat ( Kenabian )
8
Aj.Jadid Syarh., Kitab Tauhid, (Pustaka Imam Bonjol, DKI Jakarta : 2018), 17
9
Muhammad Taqi Mishbah Yazdi, Terjemahan M. Habib Wijaksana, Filsafat Tauhid Mengenal Tuhan Melalui Nalar Dan
Firman (Bandung: Arasyi, 2003), 99.
10
Syeikh Muhammad Nawawi, Syarh Fath Al-Majid (t.k: Dar Ihya al-Kitab al-Arabiyah, 2015), 5-37.
11
Muhammad Taqi Mishbah Yazdi, Filsafat Tauhid.,(Mizan, 2003), 99-101.
4
Membahas tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan Nabi dan Rasul mengenai
sifat dan tugas mereka, atau sesuatu yang bertalian (mukjizat, karamah, dan kitab samawi)
3. Ruhaniyyat ( Kerohanian )
a) Malaikat
Malaikat adalah makhluk Allah yang diciptakannya dari cahaya yang memiliki
wujud dan sifat-sifat tertentu. tidak ada penjelasan kapan malaikat diciptakan, tapi
yang pasti ia diciptakan sebelum diciptakannya manusia pertama yaitu Nabi Adam as.
b) Jin
Al-jin berasal dari kata janna. Sedangkan akar kata janna atau junnah yang berarti
perisai. Kata yang digunakan al-Qur’an dan orang Arab dahulu sering menggunakan
kata jiniy yakni makhluk berakal yang tersembunyi dari pandangan manusia, yang
hidup bersama-sama12
Sebagian ahli mengatakan bahwa asal kata Iblis dari kata ablasa artinya putus asa,
sehingga dinamakan Iblis karena ia berputus asa dari rahmat Allah. Sedangkan Syaitan
berasal dari kata Syatana yang artinya menjauh, maka Syaitan ialah menjauh dari
kebenaran 13
4. Sam’iyyat
Pembahasan mengenai segala sesuatu yang hanya diketahui lewat sam’I, yakni dalil
naqli berupa AL-Quran dan As-Sunnah, misalnya seperti alam barzah, akhirat, azab kubur,
tanda-tanda hari kiamat, surga-neraka, dan lain sebagainya.
1. Aqidah Islam merupakan landasan seluruh ajaran islam, dengan keyakinan dasar
inilah dibangun ajaran islam lainnya, yakni ( syari’ah ) atau hukum islam, dan (
akhlaq ) atau moral, oleh karena itu, ajaran islam lainnya seperti shalat, puasa,
membayar zakat, haji, dan sebagainya.
2. Aqidah Islam dapat menyelamatkan seseorang dari keyakinan yang menyimpang (
bid’ah )
12 Muhammad Isa Dawud,Dialog Dengan Jin Muslim, Terj. Afif Muhammad dan H Abdul Adhiem (Bandung: Pustaka
Hidayah 1997),21
13 Sayid Sabiq dalam Yunahar Ilyas,Kuliah Aqidah,(Yogyakarta: Lembaga Pengkajian Dan Pengamalan Islam-
LPPI,UMY,1992),93
5
3. Aqidah Islam dapat membentuk keshalihan seseorang untuk mencapai kebahagian
diakhirat, secara fungsional keyakinan terhadap kehidupan tersebut akan di
pertanggung jawabkan kelak diakhirat.
1. Pengertian Iman
Iman berasal dari kata (ٌ ) ِإيْ َمانsecara bahasa berasal dari bahasa arab (ُُيؤْ مِن-ُ َ )آ َمنyang
merupakan pecahan asal kata ()أُمُن, menurut etimologi, Iman berarti mempercayakan dan
membenarkan. Sedangkan menurut terminology Iman adalah kepercayaan kepad Allah
SWT, dan Rasulullah SAW bersabda “Iman adalah pengakuan dengan lisan, pengakuan
dengan hati, dan pengakuan dengan amal perbuatan”, 14sama dengan pendapat Syaikhul
Islam Ibnu Taimiah, berkata “Iman adalah perbuatan atau ucapan hati dan lisan”15
2. Dasar Aqidah
Aqidah islam adalah kepercayaan atau keyakinan terhadap Allah SWT sebagai Rabb
dan Illah serta beriman dengan nama, sifat, beriman juga dengan adanya malaikat, kitab-
kitab, para rasul, hari akhirat dan beriman dengan takdir Allah SWT entah itu baik ataupun
buruk dan segala apapun yang bersumber dari Allah SWT,
a. Al-Quran
Al-Quran adalah firman Allah SWT yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW
melalui perantara malaikat Jibril yang berisi pedoman hidup bagi manusia, melalui Al-
Quran Allah SWT menuangkan firman-firmannya dengan konsep aqidah yang benar dan
harus diyakini dan dijalani oleh setiap umat mukmin, manusia yang mengikuti petunjuk
Al-Quran berarti telah memiliki aqidah yang benar, begitupun sebaliknya.
b. Hadits
14 Irsyad,:Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, Dan Psikoterapi Islam vol 08, no.3 (2020), 251-256
15Husnel Anwar Matondang “Konsep Al-Iman Dan Al-Islam: Analisis Terhadap Pemikiran Al-‘Izzin Ibn’ Abd As-Salam”,
Analytica Islamica vol 4, No.1, (2015), 55-56
6
a. Beriman Kepada Allah SWT
Beriman Kepada Allah SWT meyakini dan mempercayai akan sifat-sifatnya yang
sempurna dan terpuji. Mempercayai bahwa Allah itu ( maujud ) atau ada yang memiliki
sifat kesempurnaan, yang suci dari sifat kekurangan, tunggal ( tidak ada yang setara
dengan dia), Manusia mempunyai fitrah untuk mengimani adanya Tuhan tanpa harus
didahului dengan berfikir, fitrah ini sendiri tidak akan berubah kecuali ada pengaruh
lain yang ingin mengubahnya.16
Rasulullah SAW bersabda : Dari Abu Hurairah r.a berkata Nabi SAW bersabda
“Setiap anak terlahir dalam keadaan suci, kedua orangtuanya lah yang menjadikannya
yahudi, nasrani, atau majusi, sebagaimanabinatang ternak memperanakkan seekor
binatang yang sempurna ( yang sempurna anggota tubuhnya ) apakah anda mengetahui
diantara binatang itu ada yang cacat atau putus telinganya atau anggota tubuh yang lain?
Maka hadapkanlah wajahmu lurus kepada agama (Allah) tetaplah atas fitrah Allah yang
telah menciptakan manusia tidak ada perubahan dalam fitrah Allah, itulah agama yang
lurus tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui (HR. Muslim) 17
Meyakini bahwa Allah telah menurunkan beberapa kitabnya kepada beberapa rasul
untuk menjadi pegangan atau pedoman untuk kebahagian didunia maupun diakhirat.
Diantara kitab-kitab yang diturunkannya ada yang merupakan pembicaraan Allah
dengan rasul tanpa perantara, kita sebagai umat islam belum cukup beriman kepada
kitab-kitab Allah saja melainkan kita harus mengamalkannya, mempelajari, dan
memahami makna dari isi kandungannya.
16 Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, Ulasan Tuntas Tentang Tiga Prinsip Pokok, terj. Zainal Abidin
Syamsuddin,(Jakarta: Yayasan Al-Shofwa,2000),139
17 Al Iman Abi al-Husain Muslim bin al-Hajjaj Ibnu Muslim al-Qusyairi an-Naisaburi,al-Jami’as-Shahih (Lebanon: Darul
Fikri,2012),52
18 Ibid,hal 153
7
Iman kepada rasul artinya meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah telah
memilih diantara manusia beberapa orang sebagai utusan Allah ( rasul ) yang ditugaskan
untuk menyampaikan segala wahyu yang diterima dari Allah melalui malaikat jibril dan
menunjukkan kepada mereka jalan yang lurus atau benar, Rasul dan Nabi memiliki
pengertian yang berbeda, Rasul adalah manusia pilihan Allah yang diberi wahyu untuk
dirinya sendiri dan memiliki kewajiban untuk menyampaikan kepada umatnya,
sedangkan Nabi adalah manusia pilihan yang diberi wahyu oleh Allah untuk dirinya
sendiri, oleh karena itu Rasul sudah pasti Nabi tetapi Nabi belum tentu Rasul.19
Beriman kepada qadha dan qadhar berarti mempercayai bahwa segala ketentuan,
peratuan, dan hukum sebab akibat ditentukan pasti oleh Allah, menurut bahasa qadha
yang berarti kehendak atau ketetapan hukum, sedangkan qadar dari kata qadara yang
berarti segala ketentuan, peraturan, hukum yang ditetapkan.
19
Masjfuk Zuhdi,Studi Islam:Akidah,(Gunung Agung: 1995),63
20 Yunahar Ilyas, Kuliah Aqidah Islam,(Yogyakarta: Lembaga Pengkajian Dan Pengamalan Islam-LPPI,UMY,1992),158
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Aqidah adalah ketetapan yang tidak ada keraguan pada orang yang telah mengambil
keputusan atau sebuah keyakianan, aqidah dapat di ibaratkan sebagai fondasi ajaran islam
yang tegak diatasnya, aqidah berupa prinsip keyakinan dalam keyakinan itulah seseorang
dapat menjalankan kewajiban-kewajbannya .
Aqidah islam bersumber dari Al-Quran dan As-Sunnah, bukan dari akal atau pemikiran
manusia, akal dan pemikiran manusia itu hanyalah digunakan untuk memahami apa yang
terkandung didalam sumber aqidah tersebut. Aqidah mencerminkan unsur keyakinan yang
harus didasari dengan mengesakan Allah SWT, karena barang siapa yang meyakinkan
adanya Tuhan maka hendaknya yakin bahwa Allah itu satu atau esa.
Keimanan dan keislaman saling mempengaruhi perilaku manusia , yang semakin kuat
landasan tentang keimanan, keimanan dan keislaman merupakan satu rangka yang tidak
dapat dipisahkan, keduanya sama-sama saling menguatkan. Jika keduanya melemah maka
tingkat pengabdian akan menjadi lemah juga, perilaku menyimpang dari keimanan dan
keislaman disebut kekufuran, penyebabnya dikarenakan kecenderungan manusia yang
lebih menyukai kemaksiatan atau kesesatan.
Kepercayaan dan keyakinan kepada Allah SWT harus diiringi dengan perbuatan-
perbuatan amal shalih dalam setiap kesempatan dan setiap waktu dimana pun kita berada
bahwa selalu ingat untuk berbuat kebaikan, karena kita hidup didunia ini hanya bersifat
sementara untuk menjalankan pegabdian diri sebagai bekal yang baik.
B. Saran
Mengenai materi tentang menganalisis aqidah islam dan kedudukannya dalam kerangka
dasar ajaran islam, perlu adanya tinjauan lebih lanjut lagi dikarenakan materi ini sangat
membantu untuk menambah wawasan para peserta didik terutama bagi seseorang yang
belum paham tentang Aqidah Islam , agar kita bisa belajar bersama-sama dan mendapatkan
wawasan yang lebih baik lagi.
9
DAFTAR PUSTAKA
M, Isa Dawud, (1997). Dialog dengan jin Muslim(A. Muhammad dan H. Abdul Adhiem,
Terjemahan) Bandung: Hidayah
Manshur, Ibnu. (1386). Lisaanul’Arab dan Mu’Jamul Wasijth. Beirut: Darul Fikri
Matondang, H. (2015). Konsep Al-Iman Dan Al-Islam: Analisis Terhadap Pemikiran Al-Izzin Ibn’
Abd As-Salam.(1) 55-56
Muhammad Bin Shalih Al-Utsamin. (2000).Ulasan Tentang Tiga Prinsip Pokok (Z. Abidin,
Terjemahan. Jakarta: Al-Shofwa
Muhammad Taqi Misbah Yazdi. (2003). Filsafat TAuhid Mengenal Tuhan Melalui Nalar Dan
Firman (M. Habib Wijaksana, Terjemahan), Bandung: Arasyi
Nabilah Zatadini, Puspita Anggraeni. (2018). Menganalisis Aqidah Islam Dalam Kerangka Ajaran
Islam.(diakses 28 september 2021 pukul 16.20 WITA http://id
scribd.com/document/408772505/Akidah)
Nawawi Muhammad Syeikh. (2015). Syarh Fath Al-Majid. Arabiyah: Dar Ihya
Syarh, Jadid Aj. (2018). Kitab Tauhi. DKI Jakarta: Pustaka Imam Bonjol
Syawaqi, A, I, N,Baiquni. (1996). Kamus Istilah Agama Islam Lengkap. Surabaya: Indah
Yusanto Ismail M, Yunus Arif M. (2003). Dasar-Dasar Ekonomi Islam, Banjarmasin: Universitas
Lembung Mengkurat
10