Draf Jurnal Marpuah
Draf Jurnal Marpuah
E-ISSN 2549-9866
Tersedia online di http://jnh.stikesbanisaleh.ac.id
Submisi: 06-04-2021
Review: 13-04-2021
Accepted : LoA No.35/JNH-LPPM/STIKES-BS/IV/2021
Publish : scheduled
PENGARUH PENERAPAN PIJAT OXYTOCIN DAN KONSUMSI BISKUIT
DAUN KELOR TERHADAP PRODUKSI ASI PADA IBU POST PARTUM DI
KOTA BAU-BAU
ABSTRAK
Berdasarkan data dari Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2019, angka
pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 (nol sampai enam) bulan di Sulawesi Tenggara cenderung
fluktuatif, data untuk setiap Kabupaten ditemukan di Kabupaten Konawe Selatan mencapai 100%,
Kabupaten Konawe Kepulaun 94,92%, Buton Tengah 72,49%, Buton Utara 72,44%, Kolaka Timur
67,14%, Konawe 66,78%, Kota Kendari 62,14%, Kolaka, 62,31%, Kolaka Utara 59,87%, Buton
Selatan 57,37%, Muna Barat 53,70%, Buton 53,44%, Bombana 42,94%, Wakatobi 39,43%, Muna
28,545, Kabupaten Konawe Utara 27,94% dan tersedikit capaian ASI ekslusif di Kota Bau-Bau
23,27%
Tujuan Penelitian ini Untuk menganalisis pengaruh penerapan Pijat Oxitosin dan Konsumsi
Biskuit Daun Kelor terhadap meningkatkan produksi ASI Bagi ibu post partum di Kota Bau-Bau,
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental semu dengan desain pre-and post-test.
Hasil penelitian ini diketahui ringkasan statistic diskriptif dari kedua data pretest dan post
test Nilai Rata untuk Pemberian perlakuan Pijat Oxytocin sebelum dan sesudah mengalami
peningkatan dari 288.86 menjadi 603.86, untuk perlakuan pemberian biscuit daun kellor sebelum
perlakuan dan sesudah diketahu memiliki peningkatan dari 348.14 menjadi 596.86, dan nilai rata
untuk perlakuan pemberian pijat plus biscuit daun kellor mengalami peningkatan dari 399.00
menjadi 613.29, Ada hubungan pre test dan post tes di ketahui nilai signifikansi untuk perlakuan
pijat 0,000, untuk perlakuan pemberian biscuit daun kellor dengan nilai signifikansi 0.039 dan
pemberian perlakuan pijat plus pemberian biscuit daun kellor dengan nilai signifikansinya 0.001
dimana dari semua perlakuan memiliki nilai yang lebih kecil dari α 0.05 maka diketahui semua
variable memiliki arti hubungan yang signifikan.
Hasil penelitian ini setelah diulas secara singkat dan disimpulkan Ada Pengaruh penerapan
pijat Oxytocin terhadap ASI yang di produksi oleh ibu post partum Ada Pengaruh pemberian biscuit
daun kellor terhadap ASI yang di produksi oleh ibu post partum, Ada Pengaruh penerapan pijat
Oxytocin dan Pemberian Biskuit Daun Kelor terhadap ASI yang di produksi oleh ibu post partum.
Adapun saran Agar lebih memprioritaskan dalam permasalahan dalam pemenuhan program
ASI Ekslusif, baik dengan cara sosialisasi atau dengan cara lain yang dinilai lebih efektif dan relevan
dengan harapan agar tercapainya derajad kesehatan yang setingi-tingginya, Untuk peneliti
selanjutnya dengan judul yang sama atau mirip disarankan lebih mendalami dalam melakukan
penelitiannya baik mengunakan metode analisis yang berbeda ataupun menganalisis yang lebih
spesifik lagi dari semua variabel tersebut
ABSCTRACT
Based on data from the Southeast Sulawesi Provincial Health Profile in 2019, the rate of
exclusive breastfeeding for infants 0-6 (zero to six) months in Southeast Sulawesi tends to fluctuate,
data for each district is found in Konawe Selatan District reaching 100%, Konawe Kepulaun District
94, 92%, Central Buton 72.49%, North Buton 72.44%, East Kolaka 67.14%, Konawe 66.78%,
Kendari City 62.14%, Kolaka, 62.31%, North Kolaka 59.87% , South Buton 57.37%, West Muna
53.70%, Buton 53.44%, Bombana 42.94%, Wakatobi 39.43%, Muna 28.545, North Konawe Regency
27.94% and the least achievement of exclusive breastfeeding in the city Odors 23.27%
The purpose of this study was to analyze the effect of massage application and consumption
of Moringa leaf biscuits on the increase in breast milk production of postpartum mothers in Bau-
Bau City. This type of research is a quasi-experimental study with a pre-and post-test design.
The results of this study indicate that the summary statistics are descriptive of the pretest
and posttest data. The average value of the massage treatment before and after increased from
288.86 to 603.86, for the treatment of giving kellor leaf biscuits before and after treatment was found
to have increased from 348.14 to 596.86, and the average value for the treatment of giving massage
plus kellor leaf biscuits has increased from 399.00 to 613.29, there is a relationship between pre-
test and post-test, where the significance value for the massage treatment is 0.000, for the treatment
of giving kellor leaf biscuits with a significance value of 0.039 and giving massage treatment plus
giving kellor leaf biscuits with a significance value of 0.001 where all treatments have a value less
than α 0.05, it is known that all variables have a significant relationship.
The results of this study were briefly reviewed and concluded that there was an effect of the
application of Oxytocin massage on breast milk produced by post partum mothers. Breast milk
produced by post partum mothers.
There are suggestions to prioritize problems in fulfilling the exclusive breastfeeding
program, either by means of socialization or in other ways that are considered more effective and
relevant in the hope that the highest degree of health can be achieved. For further researchers with
the same or similar title, it is suggested to go deeper. In conducting research, either using different
analytical methods or analyzing more specifically of all these variables
Selain pijat Oxitosin peningkatan seharusnya justru lebih baik dari kabupaten
produktivitas ASI dipengaruhi juga oleh status dengan kepuauan lainnya atau di Sulawesi
gizi ibu. Hal ini dapat di siasati dengan tenggara, Dari ulasan pendahuluan tersebut
mengkonsumsi daun Kelor (Moringa oleifera). penulis merasa sangat perlu dalam melakukan
Kelor merupakan makanan lokal potensial penelitian di Sulawesi Tenggara khususnya Kota
sebagai kuliner untuk semua kalangan terutama Bau-Bau tentang bagiamana Pengaruh Penerapan
ibu menyusui. Senyawa fitosterol yang yang Pijat Oxytocin Dan Konsumsi Biskuit Daun Kelor
terdapat pada tanaman kelor berfungsi untuk (Moringa Oleifera) terhadap jumlah produksi ASI
meningkatkan produksi (Djajanti, 2013). pada ibu Post Partum di Kota Bau-Bau
Hormon Oxytocin sangat di butuhkan .
pada Air Susu Ibu (ASI) yang sudah diproduksi Metode
untuk memperlancara proses pengaliran. Kondisi Jenis penelitian ini adalah penelitian
psikologis pada setiap ibu mempengaruhi eksperimental semu dengan desain pre-and post-
produksi Oxytocin. ASI akan mengalir lancar dan test. Penelitian kuasi eksperimental dilakukan
berlimpah apa bila kondisi ibu dalam keadaan untuk menguji hipotesis tentang ada atau tidaknya
tenang, merasa nyaman, dan bahagia. Beberapa prosedur jika dibandingkan dengan tindakan lain
faktor yang mempengaruhi produktivitas hormon dengan mengontrol variabel sesuai kondisi saat
oxitosin antara lain status gizi ibu, isapan bayi saat ini. (Sugiyono, 2012).
menyusui dan Penerapan pijat oxotosin. Cara Penelitian ini telah dilaksanakan Kota
kerja hormon Oxytocin yaitu memacu otot halus Bau-Bau pada bulan Februari 2021, dengan
pada wilayah alveoli sehingga terjadi kontraksi sampel berjumlah 105 ibu post partum dengan
dengan mengeluarkan ASI, hal tersebut yang membagi 3 kelompok dimana terdiri dari
dinamakan sebagai reflex pengalihan (Delima, et kelompok dengan perlakuan pijat Oxytocin,
al., 2016). kelompok dengan perlakuan pemberian Biskuit
Kota Bau-Bau merupakan urutan ke 1 daun kelor dan kemlopok perlakuan pijat
dengan cakupan ASI ekslusif terendah di dengan kombinasi pemberian biscuit daun kelor,
Sulawesi tenggara, yang menjadi dasar peneliti ini untuk masing masing setiap keompok memiliki
dimana daerah kepulauan dengan pusat informasi jumlah responden yang sama yaitu berjumlah 35
bagi daerah kepulauan lainnya termasuk pusat orang.
transportasi laut di Sulawesi tenggara hal ini
sangat berbanding jauh dengan harapan dimana
Hasil
1. Gambaran Karakteristik Responden
Dalam penelitian ini terdiri karakteristik bentuk tabel berikut yang disertakan dengan
responden diantaranya; Kelompok Umur, penjelasannya
Pendidikan dan pekerjaan dapat diuraikan dalam
Tabel 51. Distribusi Umur
Umur Frekuensi (f) Persentae (%)
<20 tahun 2 1.90
20-35 tahun 82 78.10
>35 tahun 21 20.00
Total 105 100
Tabel di atas, menunjukkan bahwa balita kelompok umur < 20 tahun berjumlah 2 orang
yang terbanyak pada Kelompok umur 20-35 tahun (1.90%).
sebanyak 82 orang (78.10%), dan sedikit
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa mengalami peningkatan setelah dilakukan pijat
ditemukan 5 (14,28%), responden tidak oxytocin, perlakuan ini diberikan selama 30 hari
mengalami peningkatan jumlah ASI selama dan lakukan pemeriksaan untuk mengetahui
diberikan perlakuan pijat Oxytocin, dan peningkatan jumlah produksi ASI dalam mili liter
ditemukan sebanyak 35 (85,72%) responden per hari.
Tabel 5. Distribusi Jumlah ASI sebelum Perlakuan dan setelah perlakuan dalam ml/hari
untuk perlakuan Pemberian Biscuit Daun Kellor
Pemberian Biscuit Pemberian Biscuit
Daun Kelor No Daun Kelor Keterangan
No Keterangan
Pre Post Pre Post
1 350 400 Meningkat 19 400 700 Meningkat
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa dilakukan Pemberian Biskuit Daun Kelor,
ditemukan 6 (17,14%), responden tidak perlakuan ini diberikan selama 30 hari dan
mengalami peningkatan jumlah ASI selama lakukan pemeriksaan untuk mengetahui
diberikan perlakuan Pemberian Biskuit Daun peningkatan jumlah produksi ASI dalam mili
Kelor, dan ditemukan sebanyak 29 (82,86%) liter per hari
responden mengalami peningkatan setelah
Tabel 6. Distribusi Jumlah ASI sebelum Perlakuan dan setelah perlakuan dalam ml/hari
untuk perlakuan pijat Oxytocin dan Pemberian Biscuit Daun Kellor
Pemberian Pijat Pemberian Pijat
Oxitocin dan Biskuit Oxitocin dan Biskuit
No Keterangan No daun kelor Keterangan
daun kelor
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa peningkatan setelah dilakukan pijat Oxytocin dan
ditemukan 8 (22,86%), responden tidak Pemberian Biskuit Daun Kelor, perlakuan ini
mengalami peningkatan jumlah ASI selama diberikan selama 30 hari dan lakukan
diberikan perlakuan pijat Oxytocin dan pemeriksaan untuk Mengetahui peningkatan
Pemberian Biskuit Daun Kelor, ditemukan jumlah produksi ASI dalam mili liter per hari.
sebanyak 27 (77,14%) responden mengalami
3. Analisis Inferensial
1. Uji Normalitas Data
Tabel 7. Distribusi Hasil Uji Normalitas Data Setiap Variabel
No n Variabel Pre Tes-Post Tes Asymp. Sig. (2-tailed) Alpha (α)
1 35 Pijat Oxitocin 0.200 0.05
2 35 Pemberian Biscuit Daun Kelor 0.055 0.05
3 35 Pemberian Pijat Oxitocin + 0.200 0.05
Biscuit Daun Kelor
Diketahui dari hasil uji normalitas data untuk distribusi sampel yang normal, model regresit
pijat oxytocin pre dan post dengan nilai Asymp. elah memenuhi asumsi normalitas. Dan diketahui
Sig. (2-tailed) yaitu 0.200 lebih besar dari α 0.05 dari hasil uji normalitas data untuk Pemberian
yang dapat disimpulkan bahwa memiliki Pijat Oxitocin beserta Biscuit Daun Kelor pre dan
distribusi sampel yang normal, model regresi post dengan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) yaitu
telah memenuhi asumsi normalitas. Diketahui 0.200 lebih besar dari α0.05 yang dapat
dari hasil uji normalitas data untuk Pemberian disimpulkan bahwa memiliki distribusi sampel
Biscuit Daun Kelor pre dan post dengan nilai yang normal, model regresitelah memenuhi
Asymp. Sig. (2-tailed) yaitu 0.055 lebih besar dari asumsi normalitas.
α0.05 yang dapat disimpulkan bahwa memiliki
1. Uji statistik
a. Uji-T Berpasangan (Paired Sample T-Test)
Tabel 8 Distribusi Pengaruh Pijat Oxytocin Terhadap Peroduksi ASI
Responen (n) Rata-Rata Produksi ASI T Hitung T Tabel Sig.
Sebelum Sesudah
35 288.86 603.86 11.009 1.96 0.000
Hasil ringkasan statistic diskriptif dari kedua yang mana menunjukkan ada pengaruh, atau
data pretest dan post test Nilai Rata untuk dapat disimpulkan bahwa melalui treatment
Pemberian perlakuan Pijat Oxitocin sebelum dan pemberian perlakuan dapat memberikan
sesudah mengalami peningkatan dari 288.86 perubahan pada jumlah produksi ASI dalam
menjadi 603.86, dimana T hitung Lebih besar dari statistic di jelaskan bahwa Ha diterima dan Ho di
T table dengan nilai signifikansi 0.000< dari 0.05 tolak.
Tabel 9 Distribusi Pengaruh Pijat Oxytocin Terhadap Peroduksi ASI
Responen (n) Rata-Rata Produksi ASI T Hitung T Tabel Sig.
Sebelum Sesudah
35 348.14 596.86 8.508 1.96 0.000
Untuk perlakuan pemberian biscuit daun disimpulkan bahwa melalui treatment pemberian
kellor sebelum perlakuan dan sesudah diketahu perlakuan dapat memberikan perubahan pada
memiliki peningkatan dari 348.14 menjadi jumlah produksi ASI dalam statistic di jelaskan
596.86, Dimana T hitung Lebih besar dari T table bahwa Ha diterima dan Ho di tolak
dengan nilai signifikansi 0.000< dari 0.05 yang .
mana menunjukkan ada pengaruh, atau dapat
Tabel 10 Distribusi Pengaruh Pijat Oxytocin Terhadap Peroduksi ASI
Responen (n) Rata-Rata Produksi ASI T Hitung T Tabel Sig.
Sebelum Sesudah
35 399.00 744.43 13.042 1.96 0.000
Nilai rata untuk perlakuan pemberian pijat menunjukkan ada pengaruh, atau dapat
oxytocin plus biscuit daun kellor mengalami disimpulkan bahwa melalui treatment pemberian
peningkatan dari 399.00 menjadi 744.43. Dimana perlakuan dapat memberikan perubahan pada
T hitung Lebih besar dari T table dengan nilai jumlah produksi ASI dalam statistic di jelaskan
signifikansi 0.000< dari 0.05 yang mana bahwa Ha diterima dan Ho di tolak.
b. Uji Wilcoxon
Tabel 11 Distribusi Hasil Uji Wilcoxon
Sesudah_Pijat_Ox Sesudah_Pemberia Sesudah_Pemberian_Pija
ytocin - n_Biscuit_Kellor - t_dan_Biscuit_Kellor -
Sebelum_Pijat_O Sebelum_Pemberi Sebelum_Pemberian_Pija
xytocin an_Biscuit_Kellor t_dan_Biscuit_Kellor
Z -4.842b -4.734b -5.077b
Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on negative ranks.
Dari tabel diatas dijelaskan bahwa hasil uji 0,05 dan Z hitung > Z table dimana Z table 1.96,
Wilcoxon mengunakan SPSS. Dapat diketahui sehingga dapat di simpulkan bahwa terdapat
bahwa p-value uji Wilcoxon lebih kecil dari α perbedaan antara pre dan post perlakuan.
Dari tabel Descriptives nampak bahwa peningkatan sebesar 441.14 dan responden
responden yang diberikan perlakuan Pjat dengan diberikan perlakuan Pjat Oxitocin serta
Oxitocin rata-rata mengalami peningkatan Pijat Oxytocin rata-rata mengalami peningkatan
sebesar 432.86, diberikan perlakuan pemberian sebesar 744.43.
Biskuit Daun Kelor rata-rata mengalami
Tabel 13 Distribusi Hasil Uji Anova
Produksi_ASI
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 2206489.048 2 1103244.524 51.817 .000
Within Groups 2171691.143 102 21291.090
Total 4378180.190 104
Dari table diatas nampak perbedaan demikian pada taraf nyata = 0,05 dapat
pendapatan dari ketiga kelompok disimpulkan Ho di tolak sehingga ada perbedaan
perlakuan. Dari tabel ANOVA , pada kolom Sig. yang bermakna rata-rata produksi ASI
diperoleh nilai P (P-value) = 0,000. Dengan berdasarkan ketiga kelompok perlakuan tersebut.
Tabel 14 Distribusi Hasil perbedaan peningkatan produksi ASI setiap Treatment
mengunakan Uji Anova
Dalam table berikut bertujuan untuk melihat perlakuan apa yang dapat lebih banyak
meningkatkan produksi ASI
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Produksi_ASI
Bonferroni
95% Confidence
Mean Interval
Difference Std. Lower Upper
(I) Perlakuan (J) Perlakuan (I-J) Error Sig. Bound Bound
Pijat Oxytocin Biskuit Daun Kelor -8.286 34.880 1.000 -93.19 76.62
*
Pijat Oxytocin dan -311.571 34.880 .000 -396.47 -226.67
Pemberian Biskuit Daun
Kelor
Biskuit Daun Pijat Oxytocin 8.286 34.880 1.000 -76.62 93.19
Kelor Pijat Oxytocin dan -303.286 *
34.880 .000 -388.19 -218.38
Pemberian Biskuit Daun
Kelor
Pijat Oxytocin 311.571* 34.880 .000 226.67 396.47
Pijat Oxytocin Biskuit Daun Kelor 303.286* 34.880 .000 218.38 388.19
dan Pemberian
Biskuit Daun
Kelor
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
Dari table di atas Nampak peningkatan Oxytocin dengan menambahkan konsumsi biscuit
produksi ASI untuk setiap perlakuan dimana daun kelor dan urutan ke dua pada perlakuan Pijat
perlkuan dengan peningkatan produksi ASI Oxytocin.
terbanyak adalah pada perlakuan pemberian pijat
ASI pada ibu post partum. Pijat oksitosin ini
Pembahasan merupakan salah satu bentuk upaya atau
1. Pengaruh penerapan pijat Oxitocin dukungan yang dapat dilakukan seorang tenaga
terhadap ASI yang di produksi oleh ibu kesehatan dan keluarga dalam mendukung
post partum di Kota Bau-Bau. pemberian ASI eksklusif. Sebagai tenaga
Dari hasil penelitian di ketahui bahwa kesehatan atau bidan pada pemeriksaan
hubungan yang signifikan antara pengaruh kehamilan sudah seharusnya mengajarkan semua
pemberian perlakuan pijat oxytocin dengan ibu hamil, suami/ pendamping cara melakukan
peningkatan volume ASI. Nilai signifikansi lebih pijat oksitosin sehingga pada saat masa post
kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa partum tiba ibu dan keluarga bisa melakukannya
melalui treatment pemberian perlakuan pijat tanpa adanya seorang bidan.
Oxytocin dapat memberikan perubahan pada Berdasarkan hasil T test menunjukan
volume ASI dalam statistic di jelaskan bahwa Ha peningkatan produksi ASI setelah dilakukan pijat
diterima dan Ho di tolak. oksitosin diperoleh nilai T test 0,000 (p<0,05) .
Produksi ASI dapat ditingkatkan melalui hal ini menunjukan secara statistik bahwa terdapat
pijat oksitosin yaitu pijat atau rangsangan pada pengaruh yang sangat signifikan antara pijat
tulang belakang, neurotransmitter akan oksitosin dengan peningkatan produksi ASI pad
merangsang medulla oblongata ke hypothalamus ibu post partum.
untuk mengeluarkan oksitosin yang Penelitian ini sesuai dengan penelitian
menyebabkan buah dada mengeluarkan air (Endah dan Mardinarsah, 2011) mengatakan
susunya. Dengan pijatan di daerah tulang bahwa pijat oksitosin memiliki pengaruh yang
belakang ini juga akan merelaksasikan lebih signifikan terhadap pengeluaran ASI pada
ketegangan dan menghilangkan stress dengan ibu post partum (p value : 0,001). Maka dapat di
begitu hormon oksitosin keluar akan membantu asumsikan bahwa pijat oksitosin seharusnya perlu
pengeluaran air susu ibu.(Sutadi, et al., 2016) dilakukan untuk ibu post partum agar
Dalam penelitian ini pijat oksitosin memberikan efek rileks sehingga dapat
dilakukan berdasarkan Standar Operasional menstimulasikan hormon oksitosin dan akan
Prosedur (SOP). Pijat oksitosin merupakan membantu pengeluaran produksi ASI. Dan pijat
reseptor mekanik secara langsung pada kulit, oksitosin ini sangat membantu untuk masalah
sehingga simultan merangsang impul saraf aferen yang terjadi pada ibu saat menyusui bayi
pada system limbic sepanjang vertebra dan costa nya(Endah & Masdinarsah, 2011).
5-6, rangsangan tersebut memberikan umpan
balik pada kelenjar hifose posterior 2. Pengaruh Biskuit Daun Kelor terhadap
(neurohipofise) sehingga oksitosin disekresi meningkatnya ASI Yang produksi pada
memasuki system peredaran darah. Sesuai dengan ibu post partum di Kota Bau-Bau.
teori yang mengatakan pijat oksitosin merupakan Dari hasil penelitian di ketahui bahwa
salah satu solusi untuk mengatasi ketidaklancaran hubungan yang signifikan antara pengaruh
produksi ASI, mengurangi bengkak, mengurangi pemberian perlakuan pemberian Biskuit Daun
sumbatan ASI, merangsang pelepasan hormon Kelor dengan peningkatan volume ASI. Nilai
oksitosin, terutama pada hari-hari pertama signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka dapat
kelahiran dimana ASI secara bertahap akan disimpulkan bahwa melalui treatment pemberian
dihasilkan dan dikeluarkan 10-100 ml(Delima, et Biskuit Daun Kelor dapat memberikan perubahan
al., 2016). pada volume ASI dalam statistic di jelaskan
Berdasarkan hal ini peneliti berpendapat bahwa Ha diterima dan Ho di tolak.
pijat oksitosin dapat mempengaruhi pengeluaran
Kandungan serat pada tepung daun kelor 3. Pengaruh penerapan pijat oxitocin dan
mencapai 19,2%, dengan komponen protein kelor Pemberian Biskuit Daun Kelor terhadap
masih terikat dalam komponen serat sehingga meningkatnya produksi ASI pada pada
nenurunkan daya cerna protein termasuk ibu post partum di Kota Bau-Bau
besi.Pembuatan kapsul ekstrak daun kelor melalui Dari hasil penelitian di ketahui bahwa
proses pemanasan filtrate pada suhu 30-40oC hubungan yang signifikan antara pengaruh
menurunkan kandungan serat yang tinggi sebagai pemberian penerapan pijat oxitocin dan
salah satu faktor inhibitor sehingga daya cerna Pemberian Biskuit Daun Kelor dengan
protein dan besi dapat meningkat. Daun kelor peningkatan volume ASI. Nilai signifikansi lebih
yang telah diolah (dimasak dengan pemanasan) kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa
akan memiliki nilai daya cerna yang lebih tinggi melalui treatment pemberian penerapan pijat
dibandingkan dalam bentuk mentahnya, dengan oxitocin dan Pemberian Biskuit Daun Kelor dapat
demikian bahwa kelor mengandung protein yang memberikan perubahan pada volume ASI dalam
sangat mudah dicerna (Zakaria, et al., 2016). statistic di jelaskan bahwa Ha diterima dan Ho di
Asupan makanan ibu menyusui ikut tolak.
menentukan kualitas ASI-nya. Ada beberapa Kenyataan di lapangan menunjukkan
tanaman yang dipercaya baik secara turun- produksi ASI yang sedikit pada hari-hari pertama
temurun maupun yang sudah terbukti uji setelah melahirkan menjadi kendala dalam
keilmiahannya dalam meningkatkan kualitas dan memberikan ASI secara dini. ibu yang dapat
kuantitas ASI, misalnya daun katuk (Sauropus menyusui pada hari-hari pertama disebabkan oleh
androgynus), klabet (Trigonella graceum L.) dan kecemasan dan ketakutan ibu akan kurangnya
daun bangun-bangun (Coleus amboinicus, Lour), produksi ASI serta kurangnya pengetahuan ibu
serta kelor (Moringa Oleifera). Ibu menyusui tentang proses menyusui. Oleh karena itu, perlu
membutuhkan asupan zat besi yang cukup karena adanya upaya melancarkan produksi ASI untuk
pada saat melahirkan ibu mengeluarkan darah ibu postpartum. Dalam upaya pengeluaran ASI
banyak serta 50% kebutuhan zat besi janin berasal ada dua hal yang mempengaruhi yaitu produksi
dari ibu. Selain itu zat besi yang berasal dari ASI dan pengeluaran(Kiftia, 2011).
diserap 100% oleh bayi, berbeda dengan susu sapi Produksi ASI di pengaruhi oleh hormon
atau susu formula yang diserap hanya 50% dan prolaktin sedangkan pengeluaran dipengaruhi
40%, sehingga ibu perlu menambah asupan zat oleh hormon oksitosin. Hormon oksitosin akan
besi untuk mengembalikan volume zat besi yang keluar melalui rangsangan keputing susu melalui
terserap oleh bayinya. Mengkonsumsi biscuit isapan mulut bayi atau melalui pijatan pada tulang
kelor, diyakini dapat meningkatkan produksi ASI belakanag ibu bayi(Nugraheni & Heryati, 2017).
pada ibu menyusui. Senyawa-senyawa alami di Terdapat beberapa cara yang dapat
dalam daun mungil ini berkhasiat untuk dilakukan untuk memperlancar produksi ASI
mendorong sekresi hormon yang memerintah diantaranya yaitu perawatan payudara, massage
produksi susu dalam kelenjar payudara(Dewi, payudara, Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan pijat
2017). oksitosin vertabrae pada ibu. Pijat punggung
Biskuit daun kelor dimana diyakini dari dilakukan untuk merangsang reflek oksitosin atau
100 gr biscuit daun kelor mengandung protein reflex let down melalui stimulasi sensori dari
12,31%, lemak 18,62%, provitamin A (β-karoten) sistem afferen. Pemijatan yang dilakukan di area
313,47 mg, vitamin E 1549,4 mg, vitamin C punggung ini dapat dilakukan pada ibu pasca
1514,96 mg, besi (Fe) 9,72 mg, seng (Zn) 3,7 mg bedah sesar pada 24 jam setelah melahirkan
dan selenium 47,45 mg, yang dinilai cukup untuk ketika ibu sudah mampu memulai mobilisasi
merangsang peningkatan hormone secara bertahap(Dewi, 2017).
oxytocin(Djajanti, 2013). Daun kelor merupakan salah satu bagian
Dalam hal ini asumsi peneliti dari hasil dari tanaman kelor yang telah banyak diteliti
data yang diperoleh dan perbandingan dengan kandungan gizi dan kegunaannya. Daun kelor
jurnal, penelitian orang lain dan didukung oleh sangat kaya akan nutrisi, diantaranya kalsium,
teori-teori referensi buku maka kapsul ekstrak besi, protein, vitamin A, vitamin B dan vitamin C.
daun kelor efektif meningkatkan produksi ASI Daun kelor mengandung zat besi lebih tinggi
pada ibu Post Partum. Disebabkan kandungan daripada sayuran lainnya yaitu sebesar 17,2
daun kelor fitosterol yang berfungsi memacu mg/100 g. Daun kelor mengandung fitosterol
produksi ASI. yang dapat meningkatkan produksi ASI bagi
wanita yang sedang menyusui, Daun kelor
mengandung Fe 5,49 mg/100 g dan fitosterol antihipersensitif, anti anemik, diabetes , colitis,
yakni sitosterol 1,15%/100 g dan stigmasterol diare, disentri, dan rematik (Dewi, 2017).
1,52%/100 g yang merangsang produksi ASI, Kesimpulan
Dengan demikian peneliti berasumsi bahwa selain Berdasarkan hasil penelitian dan
mengonsumsi biscuit kelor namun bias di pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai
kombinasikan untuk lebih meningkatkan berikut :
produksi ASI, selain itu mencegah terjadinya 1. Ada Pengaruh penerapan pijat Oxitocin
stress pada ibu post partum. terhadap ASI yang di produksi oleh ibu post
4. Perbedaan Jumlah Produksi ASI dengan partum serta terdapat perbedaan volume ASI
Perlakuan Pijat Oxytocin, pemberian Pre dan Post Perlakuan
biscuit daun kelor, dan Kombinasi 2. Ada Pengaruh pemberian biscuit daun kellor
perlakuan pijat oxytocin serta pemberian terhadap ASI yang di produksi oleh ibu post
biscuit daun kelor. partum serta terdapat perbedaan volume ASI
Diktahui dari semua perlakuan terdapat Pre dan Post Perlakuan
perbedaan pengaruh untuk setiap treatman, 3. Ada Pengaruh penerapan pijat oxitocin dan
diketahui dari tabel di atas Nampak peningkatan Pemberian Biskuit Daun Kelor terhadap ASI
produksi ASI untuk setiap perlakuan dimana yang di produksi oleh ibu post partum serta
perlakuan dengan peningkatan produksi ASI terdapat perbedaan volume ASI Pre dan Post
terbanyak adalah pada perlakuan pemberian pijat Perlakuan.
Oxytocin dengan menambahkan konsumsi biscuit 4. Diktahui dari semua perlakuan terdapat
daun kelor dengan jumlah rata-rata 311.571 perbedaan pengaruh untuk setiap treatment,
ml/hari dan urutan ke dua pada perlakuan Pijat diketahui nampak perbedaan peningkatan
Oxytocin dengan jumlah rata-rata 303.286 produksi ASI untuk setiap perlakuan dimana
ml/hari. perlakuan dengan peningkatan produksi ASI
Hal ini dapat disimpulkan bahwa perlakuan terbanyak adalah pada perlakuan pemberian
pijat oxytocin memiliki efektifitas dan pengaruh pijat Oxytocin dengan menambahkan
terhadap peningkatan produksi ASI pada ibu post konsumsi biscuit daun kelor dan urutan ke
partum namun jika di kombinasikan dengan dua pada perlakuan Pijat Oxytocin.
pemberian Biskuit daun kelor makan akan Saran
menimbulkan hasil yang lebih baik atau Hasil penelitian ini setelah diulas secara
mengalami peningkatan produksi ASI yang lebih singkat dan disimpulkan untuk setiap variabelnya
banyak. dengan demikian ada beberapa saran yang peneliti
Pijat pasca melahirkan diketahui memiliki sampaikan dari hasil penelitian ini yaitu:
sejumlah manfaat, termasuk relaksasi, 1. Pemerintah Kota Bau-Bau
menghilangkan stres, meningkatkan kualitas Agar lebih memprioritaskan dalam
tidur, membantu menyusui, dan pemulihan permasalahan dalam pemenuhan program ASI
hormonal setelah melahirkan. Pijat oksitosin Ekslusif, baik dengan cara sosialisasi atau
adalah salah satu teknik pijat pasca melahirkan dengan cara lain yang dinilai lebih efektif dan
yang paling popular, ini bisa menjadi salah satu relevan dengan harapan agar tercapainya
alasan untuk percaya bahwa pijat oksitosin derajad kesehatan yang setingi-tingginya.
membantu proses menyusui(Pilaria & Sopiatun, 2. Dinas Kesehatan Kota Bau-Bau
2018). Terkhusus bagi penanggung jawab
Menurut (Sulaeman, et al., 2016) manfaat program KIA agar lebih terfokus dalam
Pijat Oxitocin adalah; Meningkatkan rasa percaya pemenuhan ASI Ekslusif dengan cara
diri ibu, Mengurangi sumber rasa sakit dan takut, sosialisasi maupun secara personal bagi tenaga
dan Membantu pola pikir dan perasaan yang pada kesehatan khususnya yang menangani ibu
ibu terhadap bayi. pasca salin, baik di rumah sakit maupun di
Manfaat dari daun kelor antara lain pelayanan kesehatan lainnya.
sebagai anti peradangan, hepatitis, memperlancar 3. Peneliti Selanjutnya
buang air kecil, anti alergi dan sangat di anjurkan Untuk peneliti selanjutnya dengan judul
bagi ibu menyususi untuk meningkatkan produksi yang sama atau mirip disarankan lebih
ASI. Daun kelor (Moringa oleifera) banyak mendalami dalam melakukan penelitiannya
digunakan dan dipercaya sebagai obat infeksi, baik mengunakan metode analisis yang
anti bakteri, infeksi saluran urin, luka eksternal, berbeda ataupun menganalisis yang lebih
spesifik lagi dari semua variabel tersebut