Anda di halaman 1dari 13

Interpretasi Artikel Hasil Penelitian

Makalah ini ditulis untuk memenuhi salah satu tugas Keperawatan Kritis

OLEH :

Laila Sa’adah
(1811313009)

JURUSAN ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2021
A. Analisis
No Analisis jurnal Keterangan

1 Judul jurnal Pengalaman Keluarga Dalam Pengambilan Keputusan Pada


Pasien Kritis Di Ruang Intensive Care Unit (ICU) RSUD Ulin
Banjarmasin

2 Penulis Ifa Hafifah, Noor Fithriyah

3 Nama jurnal Dunia Keperawatan

4 Volume, nomor, Volume 6, Nomor 1, Maret 2018: 11-18


tahun dan
halaman artikel

5 Tujuan penulisan Tujuan penelitian mengungkap secara mendalam tentang


pengalaman keluarga dalam pengambilan keputusan pada pasien
kritis

6 Ringkasan hasil Pengambilan keputusan untuk dilakukannya tindakan kesehatan


penelitian jurnal yang tepat bagi pasien adalah tugas utama keluarga pasien kritis.
Ditemukan banyak masalah yang dialami keluarga saat
pengambilan keputusan seperti masalah fisiologis, psikologis,
spiritual, sosial, dan budaya. Berdasarkan hasil analisa data
muncul 6 (enam) tema yang terkait dengan pengalaman keluarga
dalam pengambilan keputusan pada pasien kritis. Tema tersebut
yaitu diskusi dengan keluarga terkait perawatan pasien, informasi
terkait tindakan yang akan dilakukan, kesembuhan pasien
menjadi prioritas utama, lama perawatan pasien di ICU,
pendanaan perawatan pasien, dan keterlibatan keluarga dalam
perawatan pasien.

Salah satu responden menyatakan bahwa anggota keluarga


terdekat atau yang mempunyai pengetahuan lebih akan menjadi
perwakilan keluarga untuk memberikan keputusan setelah
melakukan diskusi bersama dan mendapatkan informasi yang
mereka perlukan. Kebutuhan anggota keluarga pasien kritis
adalah kebutuhan akan informasi, kebutuhan untuk kepastian dan
dukungan serta kebutuhan untuk berada di dekat pasien.
Umumnya keluarga menggunakan informasi yang didapatkan
dari perawat atau dokter. Keluarga yang sedang menghadapi
pasien kritis di ruang ICU akan melakukan suatu hal agar
keluarganya bisa cepat sehat kembali.

Informan mengatakan mencemaskan perihal biaya pengobatan


dan perawatan pasien selama dirawat di ICU karena pasien tidak
terdaftar BPJS. Padahal jika terdaftar BPJS, biaya rumah sakit
akan ditanggung BPJS. Menurut Media Internal Resmi BPJS
Kesehatan, dapat diketahui bahwa biaya perawatan dan
pengobatan pasien yang terdaftar sebagai anggota BPJS akan
ditanggung oleh BPJS. Pengalaman keluarga dalam pengambilan
keputusan mayoritas diputuskan dari semua atau anggota
keluarga yang ada dan dilakukan dengan cara diskusi dengan
anggota keluarga yang berada di rumah sakit atau keluarga
terdekat pasien melalui media komunikasi elektronik. Keputusan
keluarga diambil dengan cara diskusi dengan anggota keluarga
yang berada di rumah sakit.

Pemahaman dan banyaknya informasi yang diperoleh keluarga


sepanjang perubahan kondisi pasien selama dirawat di ICU
merupakan hal fundamental dalam pembuatan keputusan oleh
keluarga. Seperti halnya yang diungkapkan oleh informan
dimana mereka akan membuat keputusan sesuai dengan kondisi
pasien saat itu dan memprioritaskan apa yang terbaik untuk
pasien dan keluarga. Pada penelitian adalah ketika pasien kritis
dengan kondisi henti jantung, keluarga sebagai pembuatan
keputusan langsung menyetujui tindakan yang diberikan oleh tim
kesehatan. Hal ini berarti bahwa keputusan keluarga bergantung
pada kondisi pasien saat itu.

7 Implikasi hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa ada beberapa faktor yang
penelitian dapat mempengaruhi keluarga dalam pengambilan keputusan,
pada saat pasien kritis di ruang ICU. Saat pengambilan
keputusan ditemukan adanya masalah fisiologis, psikologis,
spiritual, sosial, dan budaya pada keluarga. Pengambilan
keputusan dalam keluarga ini, pasien menjadi inti dari hasil
keputusan. Namun, pasien membutuhkan keluarga untuk
tindakan yang akan dilakukan kepadanya, agar pengambilan
keputusan dapat dengan mudah disimpulkan.

Berdasarkan penelitian, didapatkan enam sudut pandang dalam


menilai pengambilan keputusan dalam keluarga. Pertama yaitu
diskusi dengan anggota keluarga terkait perawatan pasien. Disini
menyatakan bahwa adanya keterlibatan keluarga dalam
pengambilan keputusan, karena keluarga mempunyai peran
sebagai advokad. Artinya, yang bertanggung jawab ketika pasien
dalam ruang ICU dalam keadaan tidak stabil atau tidak sadar.
Jadi ketika pasien mengalami penurunan kesadaran, sebaiknya
keluarga yang memberikan simpulan atas tindakan yang akan
diberikan selanjutnya.

Kedua adalah informasi terkait tindakan yang akan dilakukan.


Informasi terkait kondisi pasien umumnya didapatkan dari
penyedia layanan kesehatan seperti dokter dan perawat. Ketika
informasi sudah didapat, maka keluarga bisa membuat keputusan
kedepannya terkait pilihan perawatan. Ketiga yaitu kesembuhan
pasien menjadi prioritas utama. Maksudnya pengambilan
keputusan dilakukan oleh keluarga secara cepat dan tepat dengan
harapan pasien yang berada di ICU bisa cepat sehat kembali,
dimana keluarga menginginkan yang terbaik untuk kesembuhan
pasien.

Keempat yaitu lama perawatan pasien di ICU. Keluarga tidak


hanya memikirkan pasien yang berada di ICU, namun ada
anggota keluarga lain yang ditinggalkan di rumah. Sehingga,
dapat timbul perubahan peran dalam jangka waktu yang tidak
bisa ditentukan tergantung ringan atau berat kondisi pasien saat
di ruang ICU. Kelima yaitu pendanaan perawatan pasien. Ada
beberapa keluarga yang khawatir dengan biaya pengobatan di
ICU yang tidak memiliki BPJS. Saya pernah menemukan adanya
BPJS denda di Rumah Sakit X, karena pasien masuk tanpa
mengurus BPJS terlebih dahulu, dimana pasien tidak tau cara
mengurus BPJS di Rumah Sakit tersebut.

Terakhir adalah keterlibatan keluarga dalam perawatan pasien.


Artinya, keterlibatan bagaimana keluarga mengurus apa - apa
saja persyaratan pasien kritis masuk ruang ICU, kemudian
tindakan perawatan dan pengobatan di putuskan dari semua
anggota keluarga yang ada di Rumah Sakit. Keputusan ini
diambil dengan cara diskusi dengan anggota keluarga serta
sebagian besar keluarga berpartisipasi, dimana keputusan yang
dibuat berdasarkan kondisi pasien. Misalnya ketika pasien
mengalami henti jantung, secara spontan keluarga yang akan
mengambil alih membuat keputusan secara cepat dan tepat, lalu
menyetujui tindakan yang akan dilakukan tim kesehatan.

B. Lampiran Jurnal yang di ACC


Dunia Keperawatan, Volume 6, Nomor 1, Maret 2018: 11-18

PENGALAMAN KELUARGA DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA


PASIEN KRITIS DI RUANG INTENSIVE CARE UNIT (ICU) RSUD ULIN
BANJARMASIN
Disetujui. 29 Nov 2021
Ifa Hafifah, Noor Fithriyah

Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Lambung


Mangkurat, Jl. A. Yani KM. 36 Banjarbaru, 70714

Email korespondensi: hafifah.ifa@ulm.ac.id

ABSTRAK
Pengalaman keluarga saat pengambilan keputusan pada pasien kritis bukan hal yang
mudah. Ditemukan banyak masalah yang dialami keluarga saat pengambilan keputusan
seperti masalah fisiologis, psikologis, spiritual, sosial, dan budaya. Masalah tersebut
harus diatasi agar keputusan yang dihasilkan merupakan keputusan yang terbaik untuk
pasien dan keluarga. Tujuan penelitian mengungkap secara mendalam tentang
pengalaman keluarga dalam pengambilan keputusan pada pasien kritis. Jenis penelitian
kualitatif dengan pendekatan fenomenologi deskriptif. Penelitian dilakukan di ICU
RSUD Ulin tanggal 20 Juli-6 Agustus 2017. Jumlah informan mencapai saturasi yaitu 7
orang keluarga. Teknik pengumpulan data wawancara mendalam. Analisis data
menggunakan analisis tematik Braun dan Clarke. Hasil penelitian ditemukan 6 tema yaitu
diskusi dengan keluarga terkait perawatan pasien, informasi terkait tindakan yang akan
dilakukan, kesembuhan pasien prioritas utama, lama perawatan pasien di ICU, pendanaan
perawatan pasien, keterlibatan keluarga dalam perawatan pasien. Hasil penelitian
diharapkan dapat memberikan masukan kepada perawat dan tenaga kesehatan terkait
kebutuhan pelayanan yang harus diberikan kepada keluarga sebelum pengambilan
keputusan.

Kata-kata kunci: ICU; paliatif; pengalaman keluarga; pengambilan keputusan.

ABSTRACT
Family experience when making decisions in critical patients is not an easy thing. Found
many problems experienced by the family when making decisions such as physiological,
psychological, spiritual, social, and cultural issues. Those problems must be overcome
and the resulting decision is the best decision for the patient and the patient's family. The
aim of this research was to explore about family’s experiences in making decision in
critical patients. The research design used qualitative research with descriptive
phenomenology approach. This research have been done in ICU of Ulin Hospital on July
20 to August 6, 2017. The number of informants had reached saturation that was 7
informants family of critical patients in ICU. The techniques of data collection in this
study has been used in-depth interviews. Data analysis used thematic analysis of Braun
and Clarke. The Result found that 6 themes are discussions with family-related to patient
care, information about the action to be taken, patient's cure a top priority, length of
patient care, patient care funding, and family involvement in patient care. The Advice for
nurses and health personnel are to provide all needs of services that must be given to the
family before making decision.

Keywords: decision making; family experience; ICU; palliative.

11
Ifa Hafifah, Noor Fithriyah, Pengalaman Keluarga Dalam...

PENDAHULUAN Pengambilan keputusan adalah hal


yang paling sering terjadi di ICU karena
Pengalaman keluarga saat
kondisi pasien di ICU tidak stabil. ICU
pengambilan keputusan pada pasien
merupakan suatu bagian dari rumah sakit
kritis bukan hal yang mudah. Ditemukan
dengan staf khusus dan perlengkapan
banyak masalah yang dialami keluarga
khusus. Pasien yang layak dirawat di
saat pengambilan keputusan seperti
ICU yaitu pasien yang memerlukan
masalah fisiologis, psikologis, spiritual,
intervensi medis segera, pemantauan
sosial, dan budaya. Pada saat studi
kontinyu serta pengelolaan fungsi sistem
pendahuluan peneliti melihat salah
organ tubuh secara terkoordinasi oleh
seorang keluarga pasien menangis ketika
tim intensive care (1).
menandatangani berkas yang diberikan
Pasien yang dirawat di ICU
perawat. Setelah keluarga pasien keluar
sebagian besar adalah pasien dalam
ruang perawatan, peneliti menanyakan
keadaan kritis dan hilang kesadaran.
penyebab keluarga menangis. Keluarga
Akan tetapi ada juga yang masih sadar
pasien tersebut berkata “Saya
dan dapat berperan aktif dalam
menandatangani kalau saya setuju alat
pengambilan keputusan selama proses
bantu pada pasien dilepas. Sebenarnya
perawatannya. Sebelum pengambilan
saya tidak rela tetapi mau bagaimana
keputusan tindakan, tenaga kesehatan
lagi Saya sudah tidak punya apa-apa”.
harus menjelaskan pengertian, tujuan,
Peneliti juga melihat keluarga pasien
dan pelaksanaan tindakan dengan jelas
menangis ketika diberikan berkas oleh
kepada keluarga dan pasien. Apabila
perawat. Peneliti menanyakan penyebab
pasien tidak kompeten, maka keluarga
keluarga menangis. Keluarga pasien
terdekatnya melakukannya atas nama
tersebut berkata “Kata perawat kondisi
pasien. Banyak pasien yang menolak dan
nenek Saya sudah sangat jelek keluarga
menganggap bahwa terapi-terapi yang
harus segera tanda tangan agar tindakan
diberikan untuk mempertahankan
bisa segera dilakukan. Namun Saya tidak
hidupnya bukan merupakan pilihan yang
berani tanda tangan, Saya masih
terbaik di akhir kehidupannya (2).
menunggu ayah saya ke sini. Saya
Tenaga kesehatan di ICU
bingung harus berbuat apa”.
sebaiknya mengusahakan untuk
Berdasarkan hasil wawancara dan
memperoleh pesan atau pernyataan
observasi peneliti dapat disimpulkan
pasien pada saat pasien sedang
bahwa keluarga mengalami berbagai
kompeten tentang apa yang harus atau
masalah saat pengambilan keputusan.
boleh atau tidak boleh dilakukan
Peneliti juga berdiskusi dengan
terhadapnya apabila kompetensinya
salah satu perawat di ICU RSUD Ulin
kemudian menurun (advanced directive).
Banjarmasin mengenai pengambilan
Pesan dapat memuat secara eksplisit
keputusan. Perawat tersebut mengatakan
tindakan apa yang boleh atau tidak boleh
“Pengambilan keputusan diserahkan
dilakukan, atau dapat pula hanya
kepada pasien, jika pasien dalam
menunjuk seseorang yang nantinya akan
keadaan sadar dan berusia 17 tahun ke
mewakilinya dalam membuat keputusan
atas. Namun apabila pasien tidak sadar
pada saat pasien tidak kompeten.
maka pengambilan keputusan diserahkan
Pernyataan tersebut dibuat tertulis dan
kepada keluarga. Hal menarik yang
akan dijadikan panduan utama bagi tim
sering terjadi adalah biarpun pasien
perawatan.
mampu mengambil keputusan sendiri,
Salah satu pengambilan keputusan
pasien tetap menyerahkan keputusan
penting di ICU adalah tindakan
kepada keluarganya”.
resusitasi. Pasien yang kompeten
memiliki hak untuk tidak menghendaki

12
Dunia Keperawatan, Volume 6, Nomor 1, Maret 2018: 11-18

resusitasi, sepanjang informasi adekuat METODE PENELITIAN


yang dibutuhkannya untuk membuat
keputusan telah dipahaminya. Keputusan Penelitian ini menggunakan
tersebut dapat diberikan dalam bentuk penelitian kualitatif dengan pendekatan
pesan (advanced directive) atau dalam fenomenologi deskriptif. Penelitian ini
informed consent menjelang pasien dilakukan di Ruang ICU Rumah Sakit
kehilangan kompetensinya. Keluarga Umum Daerah Ulin Banjarmasin,
terdekat pada dasarnya tidak boleh Provinsi Kalimantan selatan pada
membuat keputusan tidak resusitasi tanggal 20 Juli- 6 Agustus 2017. Sumber
kecuali telah dipesankan dalam data atau informan yaitu keluarga pasien
advanced directive tertulis. Namun dilakukan secara purposive sampling.
demikian dalam keadaan tertentu dan Kriteria inklusi yaitu
atas pertimbangan tertentu yang layak 1) Keluarga dari pasien ICU RSUD
dan patut, permintaan tertulis oleh Ulin Banjarmasin.
seluruh anggota keluarga terdekat dapat 2) Berusia 18 tahun ke atas.
dimintakan penetapan pengadilan untuk 3) Mampu berkomunikasi dengan baik
pengesahannya. Tenaga kesehatan dapat menggunakan Bahasa Indonesia
membuat keputusan untuk tidak 4) Kooperatif
melakukan resusitasi sesuai dengan 5) Bersedia menjadi informan pada
pedoman klinis yaitu apabila pasien penelitian ini.
berada dalam tahap terminal dan Kriteria eksklusi informan dalam
tindakan resusitasi diketahui tidak akan penelitian ini adalah
menyembuhkan atau memperbaiki 1) Keluarga yang mengalami penyakit
kualitas hidupnya berdasarkan bukti terminal
ilmiah pada saat tersebut (3). 2) Keluarga yang menderita
Dengan adanya masalah-masalah penyalahgunaan zat addiktif
yang dialami keluarga saat pengambilan Informan pada penelitian ini adalah 7
keputusan membuat penelitian ini orang keluarga pasien ICU RSUD Ulin
penting dilakukan. Masalah-masalah Banjarmasin. Jumlah informan
tesebut harus segera diatasi agar didasarkan pada taraf saturasi yaitu
keputusan yang dihasilkan merupakan datanya telah jenuh dengan ditambah
keputusan yang terbaik untuk pasien dan responden tidak memberikan informasi
keluarga pasien. Untuk mendapatkan yang baru. Teknik pengumpulan data
informasi yang menyeluruh mengenai dalam penelitian ini adalah wawancara
pengalaman yang dialami keluarga saat mendalam (in-depth interview) selama
pengambilan keputusan terhadap pasien 60 menit setiap informan. Teknik
kritis di ICU maka perlu dilakukan wawancara yang dilakukan tidak
penelitian kualitatif dengan pendekatan terstruktur. Analisis data dilakukan
fenomenologi deskriptif yang membahas dengan menggunakan analisis tematik
pengalaman keluarga dalam Braun dan Clarke terdiri dari 6 tahapan
pengambilan keputusan pada pasien (4). Teknik pemeriksaan untuk
kritis di Ruang ICU RSUD Ulin mendapatkan keabsahan data didasarkan
Banjarmasin. Dengan adanya hasil kriteria yaitu credibility, trasferability,
penelitian ini diharapkan dapat dependability dan confirability.
memberikan masukan kepada perawat Penelitian ini dilakukan setelah
dan tenaga kesehatan terkait kebutuhan mendapatkan ijin dari komite etik
pelayanan yang harus diberikan kepada Fakultas Kedokteran Universitas
keluarga sebelum pengambilan Lambung Mangkurat dan RSUD Ulin
keputusan. Banjarmasin. Penelitian ini dilakukan
selalu berpedoman pada prinsip-prinsip

13
Ifa Hafifah, Noor Fithriyah, Pengalaman Keluarga Dalam...

etika penelitian, lima hak yang harus Analisis Tema


didapatkan informan tersebut adalah self
determination, privacy atau dignity, Berdasarkan hasil analisa data
anonymity dan confidentiality, justice muncul 6 (enam) tema yang terkait
(penanganan yang adil), mendapatkan dengan pengalaman keluarga dalam
perlindungan dari ketidaknyamanan (5). pengambilan keputusan pada pasien
kritis. Tema tersebut yaitu diskusi
HASIL DAN PEMBAHASAN dengan keluarga terkait perawatan
pasien, informasi terkait tindakan yang
Karakteristik akan dilakukan, kesembuhan pasien
menjadi prioritas utama, lama perawatan
Informan dalam penelitian ini pasien di ICU, pendanaan perawatan
adalah 7 orang keluarga pasien ICU pasien, dan keterlibatan keluarga dalam
RSUD Ulin Banjarmasin. perawatan pasien.
Informan 01 Ny. S usia 39 tahun,
pendidikan terakhir SMP, pekerjaan ibu Tabel 1 Analisis Tema Hasil Penelitian
rumah tangga. Tempat tinggal di Kota No. Tema Ungkapan
Tanah Bumbu. Hubungan dengan pasien Informan
adalah kakak pasien. 1. Diskusi 01: “ Iya,
Informan 02 Ny. N usia 43 tahun, dengan berunding-
pendidikan terakhir SMA, pekerjaan ibu keluarga runding sama
rumah tangga. Tempat tinggal di Kota terkait keluarga,
Banjarmasin. Hubungan dengan pasien perawatan anaknya”.
adalah istri pasien. pasien 02: “Saya perlu
Informan 03 Ny. SA usia 31 tahun, diskusi dulu
pendidikan terakhir SD, pekerjaan ibu dengan kluarga
rumah tangga. Tempat tinggal di Kota saya”
Banjarmasin. Hubungan dengan pasien 04: “Keluarga
adalah istri pasien. kemarin
Informan 04 Tn.H usia 42 tahun, berkumpul di sini,
pendidikan terakhir SD, pekerjaan kita empat orang
swasta. Tempat tinggal di Hulu Sungai atau lima orang
Utara. Hubungan dengan pasien adalah lah. Jadi kita
ayah pasien. diskusikan dulu.
Informan 05 Tn.S usia 66 tahun, Karena
pendidikan terakhir SD, pekerjaan pertimbangan kita
pensiunan. Tempat tinggal di Kota paling nggak kan
Banjarmasin. Hubungan dengan pasien keluarga ini
adalah ayah pasien. paling tidak ya
Informan 06 Ny. D usia 47 tahun, mendukung lah.
pendidikan terakhir SMP, pekerjaan ibu Paling tidak, cara
rumah tangga. Tempat tinggal di Kota ini menghormati
Banjarbaru. Hubungan dengan pasien mereka, walaupun
adalah nenek pasien. pendapat kita
Informan 07 Tn. Y usia 53 tahun, merasa benar”.
pendidikan terakhir Diploma II, 07: “Saya minta
pekerjaan pensiunan PNS. Tempat waktu diskusi
tinggal di Kota Banjarbaru. Hubungan dengan keluarga”
dengan pasien adalah suami pasien. 2. Informasi 02: “menanyakan
terkait plus minusnya

14
Dunia Keperawatan, Volume 6, Nomor 1, Maret 2018: 11-18

tindakan yang tindakan kepada dipengaruhi oleh dinamika keluarga (7).


akan dokter, tindakan Salah satu responden menyatakan bahwa
dilakukan yang bagus anggota keluarga terdekat atau yang
seperti apa, mempunyai pengetahuan lebih akan
apakah tindakan menjadi perwakilan keluarga untuk
ini diperlukan?” memberikan keputusan setelah
3. Kesembuhan 03: “Langsung melakukan diskusi bersama dan
pasien saja saya ambil mendapatkan informasi yang mereka
menjadi keputusan. Bagi perlukan. Studi sebelumnya 32%
prioritas saya yang penting anggota keluarga lebih senang untuk
utama suami saya membuat keputusan akhir setelah
sembuh” mempertimbangkan pendapat dokter
4. Lama 04: “Saya punya atau tim kesehatan (8).
perawatan anak yang Hal yang harus dipahami yaitu
pasien di ICU ditinggalkan di tingkat keterlibatan dan peran dalam
rumah, padahal pembuatan keputusan dimana keluarga
saya kepala sebagai advokat bagi pasien (9).
keluarga. Saya Keluarga juga bertindak sebagai
harus memikirkan penjamin hak pasien kritis yang
dulu mengasumsikan tanggung jawab untuk
perawatannya di keputusan terkait perawatan dan
sini berapa lama pengobatan mereka (10). Kondisi pasien
sebelum saya yang tidak stabil dan umumnya
tanda tangan mengalami penurunan kesadaran
persetujuan” menjadikan keluarga sebagai pihak
5. Pendanaan 05: “Yang paling penting dalam pembuat keputusan yang
perawatan dipikirkanitu, berkaitan dengan tindakan keperawatan
pasien dananya dulu!” (11).
6. Keterlibatan 06: “apa saja Kebutuhan anggota keluarga
keluarga yang harus pasien kritis adalah kebutuhan akan
dalam disiapkan informasi, kebutuhan untuk kepastian
perawatan keluarga sebelum dan dukungan serta kebutuhan untuk
pasien tindakan, apakah berada di dekat pasien. Keluarga ingin
mengurus surat mendapatkan informasi apakah kondisi
dulu atau apa? pasien stabil atau tidak stabil, tingkat
Keluarga ingin kenyamanan pasien, dan pola tidur
terlibat” pasien (12). Salah satu responden
mengatakan bahwa mereka juga
PEMBAHASAN mendiskusikan hal terkait perawatan
dengan pasien ketika pasien dapat
Pengambilan keputusan untuk berkomunikasi dan setelah mendapatkan
dilakukannya tindakan kesehatan yang informasi perawatan dari tim kesehatan.
tepat bagi pasien adalah tugas utama Umumnya keluarga menggunakan
keluarga pasien kritis. Pengambilan informasi yang didapatkan dari perawat
keputusan dengan pertimbangan siapa atau dokter (13). Penyedia layanan
diantara keluarga yang mempunyai kesehatan yang selalu memberikan
kemampuan memutuskan untuk informasi terbaru terkait kondisi pasien
menentukan tindakan (6). Walau sangat membantu keluarga membuat
pembuat keputusan telah diidentifikasi, keputusan realistik terkait pilihan
proses pembuatan keputusan perawatan (7).

15
Ifa Hafifah, Noor Fithriyah, Pengalaman Keluarga Dalam...

Informan juga mengatakan kalau Pengalaman keluarga dalam


mereka perlu waktu untuk pengambilan keputusan mayoritas
mendiskusikan bersama anggota diputuskan dari semua atau anggota
keluarga lainnya sebagai penghargaan keluarga yang ada dan dilakukan dengan
bahwa mereka juga terlibat. Hal ini cara diskusi dengan anggota keluarga
dikarenakan proses keputusan yang akan yang berada di rumah sakit atau keluarga
diambil dalam sebuah keluarga, terdekat pasien melalui media
partisipasi anggota keluarga sangat komunikasi elektronik. Hasil serupa juga
diperlukan, dimana anggota keluarga ditemukan pada hasil penelitian
yang lain berpartisipasi untuk membantu sebelumnya dimana pengalaman
meringankan beban bagi anggota keluarga dalam pengambilan keputusan
keluarga yang sakit (14). Untuk tindakan medis, tindakan keperawatan
membuat suatu keputusan diperlukan dan pengobatan diputuskan dari semua
waktu untuk menegosiasikannya (9). anggota keluarga yang ada. Keputusan
Dalam membuat keputusan harus keluarga diambil dengan cara diskusi
dikenali dan didefinisikan adanya dengan anggota keluarga yang berada di
masalah atau situasi dan menganalisis rumah sakit (14).
pilihan yang ada, mencocokan tiap Sebagian besar anggota keluarga
pilihan konsekuensi dari keputusan yang ingin berpartisipasi dalam proses
diambil, dan membuat keputusan akhir pengambilan keputusan (17). Hal ini
(14). Hal itu dilakukan sebagai bentuk ditunjukkan oleh ungkapan informan
koping bersama bagi keluarga (6, 13). dimana keluarga inti sebagai pembuat
Anggota keluarga yang lain menegaskan keputusan utama yang melakukan
autoritas pembuatan keputusan untuk diskusi dengan anggota keluarga
melindungi anggota keluarga yang lainnya.
rentan (15). Pemahaman dan banyaknya
Keluarga yang sedang menghadapi informasi yang diperoleh keluarga
pasien kritis di ruang ICU akan sepanjang perubahan kondisi pasien
melakukan suatu hal agar keluarganya selama dirawat di ICU merupakan hal
bisa cepat sehat kembali (6). Informan fundamental dalam pembuatan
mengatakan bahwa mereka berusaha dan keputusan oleh keluarga (7). Seperti
berharap agar dapat mendapatkan hasil halnya yang diungkapkan oleh informan
yang terbaik. dimana mereka akan membuat
Informan mengatakan keputusan sesuai dengan kondisi pasien
mencemaskan perihal biaya pengobatan saat itu dan memprioritaskan apa yang
dan perawatan pasien selama dirawat di terbaik untuk pasien dan keluarga. Pada
ICU karena pasien tidak terdaftar BPJS. penelitian adalah ketika pasien kritis
Padahal jika terdaftar BPJS, biaya rumah dengan kondisi henti jantung, keluarga
sakit akan ditanggung BPJS. Menurut sebagai pembuatan keputusan langsung
Media Internal Resmi BPJS Kesehatan, menyetujui tindakan yang diberikan oleh
dapat diketahui bahwa biaya perawatan tim kesehatan. Hal ini berarti bahwa
dan pengobatan pasien yang terdaftar keputusan keluarga bergantung pada
sebagai anggota BPJS akan ditanggung kondisi pasien saat itu.
oleh BPJS (16). Informan lain
mencemaskan lama perawatan pasien, PENUTUP
terutama informan tidak bisa
melaksanakan peran kepala rumah Informan dalam penelitian ini
tangga karena harus tinggal di rumah adalah 7 orang keluarga pasien ICU
sakit dalam jangka waktu lama. RSUD Ulin Banjarmasin. Hasil analisa
data muncul 6 tema yang terkait dengan

16
Dunia Keperawatan, Volume 6, Nomor 1, Maret 2018: 11-18

pengalaman keluarga dalam Lippincott Williams and Wilkin;


pengambilan keputusan pada pasien 2006.
kritis yaitu diskusi dengan keluarga
terkait perawatan pasien, informasi 6. Ningsih SS. Pengalaman Keluarga
terkait tindakan yang akan dilakukan, Menghadapi Hospitalisasi Pasien
kesembuhan pasien menjadi prioritas Kritis di ruang ICU RSUP DR.
utama, lama perawatan pasien di ICU, Kariadi Semarang, BSN Research,
pendanaan perawatan pasien, Fakultas Kedokteran Universitas
keterlibatan keluarga dalam perawatan Diponegoro; 2017.
pasien.
Saran dari penelitian ini adalah 7. Abour RB, Wiegand DL. Self
bagi perawat dan tenaga kesehatan agar described nursing roles experienced
memenuhi kebutuhan keluarga sebelum during care of dying patients and
pengambilan keputusan dan bagi their families: A phenomenological
penelitian selanjutnya disarankan study. Intensive and Critical Care
membuat penelitian kuantitatif untuk Nursing 2014; 30: 211-8.
mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi keluarga pasien ICU 8. Heyland DK, Rocker GM,
dalam pengambilan keputusan. O'Callaghan CJ, Dodek PM, Cook
DJ. Ethics in Cardiopulmonary
KEPUSTAKAAN Medicine: Dying in the ICU
Perspectives of Family Members.
1. Morton PG, Dorrie F, Carolyn MH, CHEST 2003;
Barbara MG. Pendekatan Asuhan www.chestjournal.org.
Holistik Keperawatan Kritis Edisi 8 9. Kydonaki C. Family Involvement in
Alih Bahasa Nike Esty W. Jakarta: the care of the critically ill patient: A
EGC; 2011. case of Shared Decision-Making?,
Edinburgh Napier University, School
2. Cosgrove JF, Nesbitt ID, Bartley C. of Nursing, Midwifery & Social Care
Focus on: Gat & Controversies in 2014.
Anaesthesia: Palliative care on the
intensive care unit. Journal Current 10. Fortunatti, CFP. Most important
Anaesthesia & Critical Care 2006: needs of family members of critical
17: 283-8. patients in light of the Critical Care
Family Needs Inventory. Invest
3. Keputusan Menteri Kesehatan Educ Enferm 2014; 32(2): 306-16.
Republik Indonesia (Kepmenkes).
Tentang Kebijakan Perawatan 11. Arumsari DP, Etika E, Aat S.
Paliatif. Hambatan Komunikasi Efektif
Nomor:812/Menkes/SK/VII/2007; Perawat dengan Keluarga Pasien
2007. dalam Perspektif Perawat, Jurnal
Pendidikan Keperawatan Indonesia
4. Braun, V & Clarke, V. Using 2016; 2(2): 104-14.
thematic analysis in psychology.
Qualitative Research in Psychology 12. Kurniawan E. Gambaran Faktor
2006; 3: 77-101. yang Berhubungan dengan
Kecemasan Keluarga Pasien di ICU
5. Polit DF, Beck CT. Nursing research Rumah Sakit Umum Daerah
generating and assessing evidence Panembahan Senopati Bantul
for nursing practice. USA: Yogyakarta, Sekolah Tinggi Ilmu

17
Ifa Hafifah, Noor Fithriyah, Pengalaman Keluarga Dalam...

Kesehatan Jenderal Achmad Yani


Yogyakarta; 2015.

13. Coombs M. Research article: A


scoping review of family experience
and need during end of life care in
intensive care. Nursing Open
published by John Wiley & Sons
Ltd; 2015.

14. Sari RN. Pengalaman Keluarga


dalam Pengambilan Keputusan
Kesehatan yang Berhubungan
dengan Perspektif Keperawatan
Transkultural Pada Pasien yang
dirawat di RS PKU Muhammadiyah
Surakarta; 2012.

15. Quinn JR, Madeline S, Judith GB,


Sally AN, Mary TD, et al. Family
Member’s Informal Roles in End-of-
Life Decision Making in Adult
Intenaive Care Units, American
Journal of Critical Care 2012; 21(1):
43-53,
DOI:http://dx.doi.org/10.4037/ajcc20
12520.

16. Badan Penyelenggara Jaminan


Sosial. 2014. Panduan Praktis
Administrasi Klaim Fasilitas
Kesehatan Badan Penyelnggara
Jaminan Sosial Kesehatan.

17. Emaliyawati E. Interaksi Pasien,


Keluarga dan Petugas Kesehatan
dalam Perawatan Akhir Hidup
Pasien Sakit Terminal. Nursing
Journal Padjadjaran University
(Majalah Keperawatan Unpad) 2011;
12(2).

18

Anda mungkin juga menyukai