Anda di halaman 1dari 12

TEGANGAN PERMUKAAN ZAT CAIR

Asriani
Jurusan Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi UIN Alauddin Makassar

asrianianhi72@gmail.com

Abstrak
Tegangan permukaan adalah fenomena menark yang terjadi pada zat car (fluida)
yang berada dalam keadaan diam (statis). Tegangan permukaan didefinisikan sebagai
gaya F persatuan panjang L yang bekerja tegak lurus pada setiap garis di permukaan
fluida. Telah dilakukan percobaan tentang tegangan permukaan zat cair dengan
menggunakan metode secara langsung atau mengambil hasil secara langsung. Adapun
tujuan dari percobaan ini yaitu untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
tegangan permukaan, menggunakan alat-alat untuk penentuan tegangan permukaan dan
untuk menentukan tegangan permukaan zat cair. Alat dan bahan yang digunakan pada
percobaan ini adalah torsion dynamometer, magn heating stirrer, statif klem, cincin,
benang, air dan minyak. Adapun hasil dari percobaan ini diantaranya tabel pengaruh suhu
dengan gaya yang ditimbulkan diperoleh bahwa pada suhu 40º C larutan akuades atau air
menghasilkan gaya sebesar 0,7 N, sedangkan pada minyak menghasilkan gaya sebesar
0,8 N. Kesimpulan pada percobaan ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya
tegangan permukaan suatu zat cair adalah suhu dan jenis zat cair itu sendiri. Dalam
pengukuran tegangan permukaan zat cair, alat yang digunakan adalah torsion
dynamometer dan magn heating stirrer.

Kata kunci : Faktor tegangan permukaan, fluida (zat cair), gaya.

Pendahuluan

Gaya gesek merupakan gaya yang terjadi diantara dua benda yang saling

bersentuhan. Gaya gesek juga dapat diartikan sebagai gaya yang berarah melawan

gerak benda atau arah kecenderungan benda akan bergerak. Jadi, dapat

disimpulkan bahwa gaya gesek adalah gaya yang disebabkan karena adanya gaya

yang berarah melawan gerak benda akibat sentuhan dua buah benda. Benda yang

bersentuhan ini dapat berupa cair, padat dan gas. Gaya gesek antar benda padat

yang dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah gaya gesek antara tanah

dengan sepatu. Antara benda cair dan padat juga dapat terjadi gaya gesek,

misalnya antara sang perenang dengan air. Begitu pula gaya gesek antara benda
padat dengan gas. Misalnya gaya gesek yang terjadi pada pesawat terbang dan

udara (Hardiansyah, 2021: 67).

Gaya gesek dapat terjadi pada benda yang memiliki permukaan halus

maupun kasar. Semakin halus permukaan benda, maka semakin kecil gaya

geseknya. Sebaliknya, semakin kasar permukaan benda maka semakin besar gaya

geseknya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa besar kecilnya gaya dapat disebabkan

oleh halus atau kasarnya permukaan benda. Pada benda yang memiliki permukaan

licin tetap dapat terjadi gaya gesek meskipun sangat kecil (Fitrianto, 2015: 14).

Berdasarkan uraian di atas maka dilakukan percobaan koefisien gesekan

yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya

gaya gesekan, untuk mengetahui pengaruh gaya tarik terhadap keadaan benda,

untuk mengetahui pengaruh gaya normal terhadap gaya gesek dan untuk

mengetahui pengaruh keadaan permukaan terhadap gaya gesek.

Rumusan masalah pada percobaan ini adalah bagaimana faktor-faktor yang

mempengaruhi besarnya gaya gesekan, bagaimana pengaruh gaya tarik terhadap

keadaan benda, bagaimana pengaruh gaya normal terhadap gaya gesek dan

bagaimana pengaruh keadaan permukaan terhadap gaya gesek?

Tujuan pada percobaan ini adalah untuk memahami faktor-faktor yang

mempengaruhi besarnya gaya gesekan, untuk memahami pengaruh gaya tarik

terhadap keadaan benda, untuk memahami pengaruh gaya normal terhadap gaya

gesek dan untuk memahami pengaruh keadaan permukaan terhadap gaya gesek.

Manfaat dari percobaan ini dapat kita terapkan dalam kehidupan seperti

pada sepatu, adanya gaya gesek yang terjadi antara sepatu dengan permukaan

tanah menyebabkan kaki tidak mudah terpeleset ketika sedang berjalan ataupun

berlari.
Tinjauan Pustaka
Ayat yang berkaitan/berhubungan dengan percobaan ini terdapat pada Q.S

Asy-Syuura/42:33 yang berbunyi :

‫َّار َش ُكوْ ۙ ٍر‬


Gٍ ‫صب‬َ ِّ‫ت لِّ ُكل‬ ْ َ‫اِ ْن يَّ َشأْ يُ ْس ِك ِن ال ِّر ْي َح فَي‬
َ ِ‫ظلَ ْلنَ َر َوا ِك َد ع َٰلى ظَه ِْر ٖ ۗه اِ َّن فِ ْي ٰذل‬
ٍ ‫ك اَل ٰ ٰي‬
Terjemahnya :“Jika Dia menghendaki, Dia akan menghentikan angin, sehingga
jadilah (kapal-kapal) itu terhenti di permukaan laut. Sungguh, pada
yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi
orang yang selalu bersabar dan banyak bersyukur.”
Tafsir Kemenag : seandainya Allah mengehendaki kapal yang berlayar

tadi tidak dapat berlayar lagi, maka Dia akan menahan angina yang mendorong

kapal tadi bergerak dan berlayar, dan tinggallah kapal itu tetap di permukaan air

tidak dapat maju atau mundur. Ayat ini merupakan kelanjutan dari ayat

sebelumnya yakni setelah kapal berhasil mengapung di atas air, kapal memerlukan

energi angin sebagai penggerak. Dengan adanya angin kapal layar dapat terdorong

dan dapat dikendalikan melalui layar. Maka, apabila hembusan angina terhenti

maka otomatis kapal tidak akan bergerak. Dengan tidak adanya angina gelombang

laut pun akan terhenti pula.

Integrasi Q. S Asy-Syuura : 33 menjelaskan bahwa kapal layar dapat

bergerak dan dikendalikan arahnya karena adanya angina, sehingga jika tidak ada

angina maka kapal akan terhenti mdi atas permukaan air laut. Hal ini berkaitan

dengan teori gaya gesek yakni antara layar kapal dengan angina terdapat gaya

yang berarah melawan gerak benda akibat sentuhan dua buah benda tersebut. Jadi,

dapat disimpulkan bahwa antara angina dan layar kapal terjadi gaya gesekan,

yakni gaya gesek antara benda padat dengan gas.

Menurut Setyarini (2016: 18), gaya gesek adalah gaya yang timbul akibat

gerakan relatif antara dua permukaan yang bersinggungan sedemikian hingga

akibat persinggungan tersebut gerakan yang satu terhadap yang lain menjadi tidak

leluasa dan mengalami hambatan. Semakin lekat atau kuat persinggungan


tersebut, maka semakin besar pula gaya gesekannya. Gaya gesek terbagi menjadi

dua macam, yaitu gaya gesekan statik dan gaya gesekan kinetik. Gaya gesekan

statik adalah gaya gesekan yang bekerja di antara dua permukaan yang saling

diam satu terhadap yang lain, misalkan permukaan benda dengan lantai. Gaya

gesekan kinetik adalah gaya gesekan yang bekerja di antara dua permukaan yang

saling bergerak relatif. Bila permukaan permukaan tersebut kering atau tanpa

pelumas, maka gaya gesekan tersebut tidak bergantung pada luas permukaan

kontak (dalam batas yang cukup lebar), besarnya sebanding dengan gaya normal,

dan tidak bergantung pada laju relatif gerak permukaan yang satu di atas

permukaan lainnya.

Gaya gesekan statis fs mempunyai nilai maksimum :

fmax :

fs max = sFN (1)

dengan s adalah koefisien gesek statis dan FN adalah besarnya gaya normal pada

benda dari permukaan. Jika benda mulai bergeser di sepanjang permukaan,

magnitudo gaya gesekan berkurang dengan cepat sampai pada nilai fk yang

diberikan oleh persamaan :

fk = kFN (2)

dengan k adalah koefisien gesek kinetik.

Penentuan koefisien gesek kinetik dapat dilakukan dengan

menggelincirkan balok pada bidang miring. Dimisalkan bahwa sebuah balok tak

bergerak berada pada bidang miring kasar dengan sudut kemiringan 𝜃. Gaya-gaya

yang bekerja pada balok tersebut adalah gaya gravitasi mg, gaya gesekan statik fs

dan gaya normal FN.


Sketsa gaya-gaya yang bekerja pada benda tersebut diperlihatkan dalam

Gambar 1.

Gambar 1. Gaya-gaya yang bekerja pada sebuah balok di bidang miring yang kasar
Bila balok tersebut dalam keadaan tepat mulai meluncur untuk sudut

kemiringan tertentu, maka sudut kemiringan bidang miring tersebut merupakan

sudut kritis. Untuk sudut kemiringan bidang kurang dari sudut kritis tersebut,

balok berada dalam kesetimbangan statik.

Menurut Lohat (2008: 389), gaya gesekan yang bekerja pada permukaan

benda bersentuhan ketika benda tersebut belum bergerak disebut gaya gesek

statik. Gaya gesek statik yang maksimum sama dengan gaya terkecil yang

dibutuhkan agar benda dapat mulai bergerak. Ketika benda telah bergerak, gaya

gesek diantara dua permukaan akan berkurang sehingga diperlukan gaya yang

lebih kecil agar benda bergerak dengan laju tetap.

Gambar 2 Gaya gesek statis yang bekerja pada suatu benda


Menurut Elida (2007: 34), faktor yang mempengaruhi gaya gesek adalah

kekuatan permukaan suatu benda. Gaya gesek ini timbul karena ada permukaan

benda yang bersentuhan. Besar kecilnya gaya gesek dipengaruhi oleh kasar
licinnya permukaan benda-benda yang bergesekan. Gaya gesek juga dipengaruhi

oleh berat masing-masing benda yang bergesekan. Misalnya mendorong meja

akan lebih mudah dibandingkan dengan mendorong lemari. Hal ini dikarenakan

berat lemari lebih besar daripada berat kursi. Jadi, besar gaya gesek pada benda

yang ringan lebih kecil daripada benda dengan berat yang lebih besar.

Menurut Hardiansyah (2021, 68), penerapan gaya gesek dalam kehidupan

sehari-sehari seringkali dilakukan. Dalam penerapan gaya gesek, tentu bukan

hanya aspek yang menguntungkan saja, tetapi besar kemungkinan gaya gesek

menimbulkan aspek yang merugikan. Gaya gesek yang menguntungkan misalnya

gaya gesek yang terjadi antara sepatu dengan permukaan tanah. Saat kita sedang

berjalan, terjadi sebuah proses aksi dan reaksi. Ketika telapak kaki mendorong

tanah ke belakang, gesekan yang dikerjakan tanah pada telapak kaki akan

mendorong tubuh ke depan. Apabila tanah dalah dalam keadaan licin, maka

koefisien geseknya kecil sehingga gaya geseknya pun kecil sehingga

memungkinkan kaki akan terpeleset.

Gaya gesek pada roda kendaraan yang bergerigi juga merupakan salah satu

penerapan gaya gesek yang menguntungkan. Seperti yang kita ketahui bahwa

pada umumnya roda memiliki permukan yang bergerigi atau beralur. Hal ini

bertujuan untuk memperbesar gaya gesek antara roda dengan tanah. Semakin

besar gaya gesek maka kecil kemungkinan roda akan tergelincir khususnya pada

tanah atau jalan yang licin. Jika roda tidak dibuat beralur atau bergerigi, maka

gaya gesek yang dihasilkan akan semakin kecil, sehingga besar kmungkinan

menyebabkan roda mudah tergelincir.

Sementara itu, penerapan gaya gesek yang merugikan dapat dijumpai pada

gesekan antara ban kendaraan dengan aspal. Gesekan yang terjadi antara ban

kendaraan dengan aspal akan menyebabkan panas pada ban. Selain itu, gesekan
tersebut juga dapat menyebabkan permukaan ban semakin menipis. Ketika

permukaan ban menipis maka gerigi pada ban akan semakin halus. Sehingga

apabila digunakan, kendaraan akan mudah tergelincir karena gaya geseknya

dengan aspal kecil.

Gesekan antara udara dengan kendaraan juga merupakan salah satu

penerapan gaya gesek yang merugikan. Saat kita mengendarai kendaraan, maka

akan terjadi gaya gesek antara kendaraan yang kita kendarai dengan udara. Gaya

yang terjadi tersebut tentunya akan memengaruhi kelajuan kendaraan. Jika gaya

gesek yang dihasilkan besar, maka akan memperlambat laju kendaraan tersebut.

Untuk dapat mempercepat laju kendaraan maka dibutuhkan kinerja mesin yang

ekstra dan bahan bahan bakar yang lebih banyak.

Penerapan gaya gesek yang merugikan lainnya dapat dijumpai dalam

gesekan antara komponen-komponen mesin kendaraan. Saat mesin bekerja terjadi

proses pembakaran yang menyebabkan mesin melakukan gerakan mekanik.

Dalam gerakan ini, terjadi gesekan antar komponen mesin. Gesekan yang terjadi

antar komponen mesin pada kendaraan menyebabkan mesin cepat panas dan

membuat penggunaan bahan bakar menjadi boros. Untuk mengatasi ini,

diperlukan pelumas seperti oli yang bertujuan untuk mengurangi gaya gesek yang

terjadi antar mesin kendaraan sehingga mesin tidak mudah panas.

Metode Percobaan

Menyediakan alat-alat dan merangkai seperti pada gambar.


Gambar 3 Gaya gesek dengan satu beban

Mula-mula menentukan Nilai Skala Terkecil (NST) pada alat neraca

pegas. Menimbang salah satu balok yang akan digunakan untuk menentukan besar

gaya normal dengan neraca pegas (nyatakan dalam Newton (N)). Menarik pegas

pelan-pelan dengan gaya kecil. Memperhatikan penunjukan neraca pegas.

Memperbesar gaya tarik sambil memperhatikan keadaan balok. Melakukan hal ini

hingga balok tepat akan bergerak. Pada keadaan ini memperhatikan penunjukan

neraca pegas dan menarik terus sampai balok bergerak lurus beraturan,

memperhatikan penunjukan neraca pegas. Mencatat hasil pengamatan pada tabel

pengamatan yang tersedia.

Kegiatan 2.2 : Hubungan antara gaya normal dengan gaya gesekan

Meenambahkan beban di atas balok, melakukan seperti kegiatan di atas

(terlebih dahulu tentukan NST neraca pegas yang digunakan). Menimbang setiap

penambahan beban untuk menentukan masing-masing besar gaya normal.

Mengamati penunjukan neraca pegas pada saat balok tepat akan bergerak dan

pada saat balok bergerak lurus beraturan. Melakukan beberapa kali dengan

mengubah-ubah penambahan beban di atas balok. Mencatat hasil pengamatan

pada tabel pengamatan.

Gambar 4. Gaya gesek dengan beberapa beban


Kegiatan 2.3 : Hubungan antara keadaan permukaan dengan gaya gesekan

Mula-mula menentukan Nilai Skala Terkecil (NST) pada alat neraca

pegas. Menimbang salah satu balok yang akan digunakan untuk menentukan besar

gaya normal dengan neraca pegas (nyatakan dalam Newton (N)). Melakukan

seperti kegiatan 2.2, mengganti permukaan meja atau balok yang lebih kasar atau

halus. Mengamati penunjukan pegas pada saat balok tepat akan bergerak dan pada

saat balok bergerak lurus beraturan. Melakukan kegiatan ini beberapa kali dengan

mengganti permukaan meja atau balok yang lebih kasar atau halus. Mencatat hasil

pengamatan pada tabel pengamatan.

Hasil dan Pembahasan


Kegiatan 2.1 : Gaya tarik terhadap keadaan benda

Tabel 2.1 : Hubungan antara gaya tarik terhadap keadaan benda

NST Neraca Pegas = 0,1 N

No. Gaya Tarik (N) Keadaan benda

1. 1,0 Diam

2. 2,3 Tepat akan Bergerak


3. 0,8 Bergerak

Kegiatan 2.2 : Hubungan antara gaya normal dengan gaya gesek

Tabel 2.2 : Hubungan antara gaya gesek dengan gaya normal

NST Neraca Pegas = 0,1 N

No Gaya gesek (N) pada saat keadaan benda (N)


Gaya Normal (N)
.

Tepat akan bergerak GLB


1. 1,8 2,3 1,3

2. 3,0 4,2 2,4

3. 3,4 4,7 3,5

Kegiatan 2.3 : Hubungan antara keadaan permukaan dengan gaya gesekan

Tabel 2.3 : Hubungan antara gaya gesek dengan gaya normal

NST Neraca Gaya Normal =

Pegas =

Permukaan
Gaya Gesek (N) pada saat Keadaan Benda (N)
Benda

Diam Tepat akan bergerak GLB

I 1,0 2,3 1,3

II 2,8 4,2 2,4

III 3,4 4,7 3,5

Pembahasan
Gaya gesek adalah gaya yang timbul akibat gerakan relatif antara dua

permukaan yang bersinggungan sedemikian hingga akibat persinggungan tersebut


gerakan yang satu terhadap yang lain menjadi tidak leluasa dan mengalami

hambatan. Semakin lekat atau kuat persinggungan tersebut, maka semakin besar

pula gaya gesekannya. Gaya gesek terbagi menjadi dua macam, yaitu gaya

gesekan statik dan gaya gesekan kinetik. Gaya gesekan statik adalah gaya gesekan

yang bekerja di antara dua permukaan yang saling diam satu terhadap yang lain,

misalkan permukaan benda dengan lantai. Gaya gesekan kinetik adalah gaya

gesekan yang bekerja di antara dua permukaan yang saling bergerak relatif

(Setyarini, 2016: 18).

Pada percobaan yang telah dilakukan dengan menggunakan 3 balok yang

terdiri dari balok kasar, sedang dan halus. Pada tiap balok dilakukan 3 kali
percobaan dengan mengganti-ganti jenis balok yang akan digunakan. Pada

kegiatan pertama yaitu hubungan antara gaya tarik terhadap keadaan benda

diperoleh bahwa dengan gaya tarik 1,0 N benda akan berada dalam keadaan diam.

Dengan gaya tarik sebesar 2,3 N benda akan berada dalam keadaan tepat akan

bergerak serta dengan gaya tarik 0,8 N benda akan bergerak. Pada kegiatan kedua

yaitu hubungan gaya normal dengan gaya gesekan diperoleh bahwa dengan gaya

normal sebesar 1,8 N benda tepat akan bergerak dan pada saat telah bergerak

diperoleh gaya tarik sebesar 1,3 N. Pada kegiatan ketiga yaitu hubungan antara

keadaan permukaan dengan gaya gesek diperoleh bahwa pada permukaan halus

dengan gaya normal 1,0 N ketika benda diam didapat gaya tarik sebesar 1,0 N.

Ketika benda tepat akan bergerak gaya tarik sebesar 2,3 N dan ketika benda

bergerak gaya tariknya adalah 1,3 N.

Kesimpulan
Kesimpulan pada percobaan ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi

besarnya gaya gesekan adalah luas permukaan benda, massa benda dan tingkat

kekasaran permukaan benda. Pengaruh gaya tarik terhadap keadaan benda yaitu
gaya tarikan yang diberikan pada benda dapat mengubah keadaan benda dari

keadaan diam menjadi tepat akan bergerak, kemudian bergerak. Pengaruh gaya

normal dengan gaya gesek yaitu gaya normal berbanding lurus dengan gaya

gesek, dimana semakin besar gaya normal maka semakin besar pula gaya

geseknya. Pengaruh keadaan permukaan terhadap gaya gesek yaitu semakin kasar

permukaan benda mkaa gaya gesek yang ditimbulkan juga akan semakin besar.

Saran
Saran pada percobaan ini adalah balok yang sudah berkurang tigkat

kekasaran permukaannya diganti atau kekasaran permukaannya ditambah. Hal ini


bertujuan untuk membedakan hasil percobaan yang dilakukan pada tiap balok,

seperti balok halus, balok sedang dan balok kasar.

Anda mungkin juga menyukai