Oleh:
Imanaku Radhinawati (180210204024)
Siti Hidayatus Sholihah (180210204228)
Nada Adhaviana (180210204264)
Agnestin Tantriasih (180210204281)
Dibriga Januar (180210204285)
May Tri Damayanti (180210204306)
Penelitian
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ii
BAB 1. PENDAHULUAN......................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................2
1.3 Tujuan.....................................................................................................................2
1.4 Manfaat...................................................................................................................3
BAB . 2 PEMBAHASAN........................................................................................................4
2.1 Teori Koginitif........................................................................................................4
2.2 Teori Behaviorisme................................................................................................9
2.3 Teori Gagne..........................................................................................................13
2.4 Teori Belajar Bruner............................................................................................15
2.5 Teori Ausebel........................................................................................................18
BAB 3. PENUTUP................................................................................................................22
KESIMPULAN..................................................................................................................22
SARAN..............................................................................................................................22
SOAL.....................................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................35
ii
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Banyak Negara mengakui bahwa persoalan pendidikan merupakan persoalan
yang pelik,namun pendidikan merupakan tugas Negara yang amat penting.
Namun, di negara-negara berkembang adopsi system pendidikan sering
mengalami kesulitan untuk berkembang. Cara dan system pendidikannya
sering menjadi kritik dan kecaman. Pada makalah ini akan dikaji tentang
pandangan kognitif dalam kegiatan pembelajaran. Teori Kognitif lebih
menekankan bahwa belajar lebih banyak ditentukan karena adanya karsa
individu. Penataan kondisi bukan sebagai penyebab terjadinnya belajar, tetapi
sekedar memudahkan belajar. Keaktifan siswa menjadi unsure amat penting
dalam menentukan kesuksesan belajar. Aktivitas mandiri adalah jaminan
untuk mencapai hasilyang sejati. Para pendidik (Guru) dan para perancang
pendidikan serta pengembang program-program pembelajaran perlu
menyadari akan pentingnya pemahaman terhadap hakikat belajar dan
pembelajaran. Teori belajar dan pembelajaran seperti teori kognitif
pentinguntuk dimengerti dan diterapkan sesuai dengan kondisi dan konteks
pembelajaran yang dihadapi. Pada bagian ini dikaji tentang pandangan
kognitif terhadap proses belajar dan aplikasiteori kognitif dalam kegiatan
pembelajaran. Pembahasan diarahkan pada pengertian belajar menurut teori
kognitif, teori perkembangan Piaget, teori belajar menurut Bruner, dan
teori belajar menurut Ausubel. Masing-masing teori memilki kelemahan dan
kelebihan. Pendidik/pengajar yang professional akan dapat memilih teori
mana yang tepat untuk tujuan tertentu, karakteristik materi pelajaran tertentu,
dengan cirri-ciri siswa yang dihadapi, dan dengan kondisi lingkungan serta
sarana dan prasarana yang tersedia.
1
2
1.4 Manfaat
1.4.1 Memberikan Penjelasan Pengertian Belajar Teori Kognitif beserta
penerapannya dalam pengajaran pembelajaran IPA di SD
1.4.2 Memberikan Penjelasan Pengertian Belajar Teori Piaget beserta
penerapannya dalam pengajaran pembelajaran IPA di SD
1.4.3 Memberikan Penjelasan Pengertian Belajar Teori Behaviorisme beserta
penerapannya dalam pengajaran pembelajaran IPA di SD
1.4.4 Memberikan Penjelasan Pengertian Belajar Teori Gagne beserta
penerapannya dalam pengajaran pembelajaran IPA di SD
1.4.5 Memberikan Penjelasan Pengertian Belajar Teori Belajar Bruner beserta
penerapannya dalam pengajaran pembelajaran IPA di SD
1.4.6 Memberikan Penjelasan Pengertian Belajar Teori Ausebel beserta
penerapannya dalam pengajaran pembelajaran IPA di SD
BAB . 2 PEMBAHASAN
2.1 Teori Koginitif
Secara umum, kognitif mengacu pada potensi intelektual yang
terdiri dari tahapan berikut: pengetahuan, pemahaman, aplikasi,
analisis, sintesis, dan evaluasi. Kognisi mengacu pada masalah yang
melibatkan pengembangan kapasitas rasional (penyebab). Teori
kognitif menekankan pada aspek rasional bagaimana menghadapi atau
berusaha mengoptimalkan kemampuan orang lain.
2.1.1. Penerapan Teori Kognitif
Khusus dalam penerapan teori pembelajaran kognitif, akan ada
model pembelajaran model pengembangan intelektual Bruner,
Ausubel, Gagne dan Piaget. Secara umum penerapan teori
pembelajaran kognitif dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:
a. Pembelajaran tidak harus berpusat pada guru, tetapi siswa harus
lebih aktif. Oleh karena itu, siswa harus dibimbing untuk secara
aktif menemukan apa yang mereka pelajari. Oleh karena itu materi
yang dipelajari harus membangkitkan minat siswa dalam belajar
dan menantangnya agar mereka dapat berkonsentrasi dan
berpartisipasi dalam proses pembelajaran.
b. Materi pembelajaran dan metode pembelajaran harus menjadi
perhatian utama. Jika frekuensi pembelajaran tidak tinggi maka
siswa akan kesulitan dalam memahami buku teks. Bagi siswa
sekolah dasar, pengoperasian penjumlahan harus menggunakan
objek, terutama di kelas, karena tahap perkembangan berpikirnya
baru mencapai tahap operasi tertentu.
c. Dalam proses pembelajaran, guru harus memperhatikan berbagai
tahapan perkembangan kognitif siswa. Materi dirancang sesuai
4
5
daratan Inggris, Perancis, dan Rusia. Tokoh-tokoh yang terkenal dalam teori ini
meliputi E.L.Thorndike, I.P.Pavlov, B.F.Skinner, J.B.Watson, dll.
Edward L Thorndike, mengembangkan teori yang dikenal sebagai
koneksionisme. Dalam teori ini Thorndike berpandangan bahwa tipe
proses belajar yang paling mendasar selalu melibatkan koneksi antara
pengalaman sensorik (indera) dan impuls syaraf (respon) yang kemudian
ter-manifestasikan menjadi perilaku. Proses ini paling banyak terjadi
melalui Trial and Error.
Ivan Pavlov, mengembangkan teori pengkondisian stimulus untuk meraih
respon yang diinginkan melalui asosiasi antara stimulus asli
(Unconditioned Stimulus) dengan stimulus buatan (Conditioned Stimulus).
Teori yang dikembangkan oleh Pavlov ini disebut dengan Teori
Pengkondisian Klasikal (Classical Conditioning).
Edwin R Guthrie, mengembangkan Teori yang disebut dengan
Pengkondisian Secara Kontinyu (Contiguous Stimulus). Dalam teori ini
diyakini bahwa stimulus yang terus muncul berkali-kali dan terbukti sukses
menimbulkan respon tertentu dari obyek penelitian, maka stimulus tersebut
dapat diyakini menimbulkan respon yang sama ketika ia muncul kembali.
B. F Skinner, teori yang dikembangkan oleh Skinner disebut Operant
Conditioning, yang mengetengahkan penggunaan reinforcement
(penguatan) sebagai stimulus. Reinforcement dibagi menjadi positif dan
negatif. Reinforcement positif diberikan atas respon yang sesuai dengan
keinginan, sedang reinforcement negatif diberikan pada tidakan yang
sebaliknya. Teori Skinner ini kemudian mendasari munculnya strategi
reward and punishment untuk modifikasi perilaku dalam dunia pendidikan.
2.2.1 Penerapan pada pembelajaran IPA SD
11
b. Pemahaman
Pemahaman yaitu individu menerima dan memahami informasi yang
diperoleh dari pembelajaran. Pemahaman tersebut dapat melalui perhatian
contohnya seperti tanya jawab untuk menggali pengetahuan yang dimiliki
sebelum materi yang diajarkan dimulai
c. Pemerolehan
Pemerolehan yaitu menerima penyampaian kompetensi dasar (KD)serta
tujuan pembelajaran agar peserta didik lebih mengetahui atau tertanam
dipikirannya mengenaipembelajaran yang akan dilakukan bersama
guruserta tidak hilang arah atau kebingungan. Pemerolehan ini juga bisa
melakukan kegiatan mengamati dan menanya. Dalam kegiatan mengamati
siswa melakukan kegiatan membaca
d. Penahanan
Penahanan adalah menahan informasi atau hasil belajar agar dapat
digunakan untuk jangka panjang. Dengan memberikan soal serta guru
memberikan penjelasan mengenai tugas yang akan dikerjakan oleh peserta
didik
e. Ingatan kembali
Ingatan kembali adalah mengeluarkan kembali informasi yang telah
disimpan, bila ada rangsangan. Peserta didik menyampaikan hasil belajar
yang telah didapat dan guru membimbing peserta didik dalam
menyampaikan tugas serta memberi tindakan jika hasil yang didapat tidak
sesuai dengan pembelajaran yang diajarkan, dalam fase ini peserta didik
akan mengingat kembali materi yang diajarkan oleh guru
f. Generalisasi
Generalisasi adalah menggunakan hasil pembelajaran untuk keperluan
tertentu. Guru memberikan nasihat dan perhatian kepada peserta didik
bahwa pembelajaran yang dilakukan dikelas ini bermanfaat bagi
15
kehidupan nyata karena guru tidak bisa memantau ilmu yang diperoleh
mengeneralisasikan di kehidupan sehari-harinya
g. Perlakuan
Perlakuan adalah perwujudan perubahan perilaku individu sebagai hasil
pembelajaran. Guru memberikan bimbingan untuk menyimpulkan materi
pembelajaran dikelas. Guru akan bertanya hambatan yang mereka alami
dalam belajar.
h. Umpan balik
Umpan balik adalah individu memperoleh feedback dari perilaku yang
telah dilakukannya. Pada fase ini guru memberikan pujian-pujian kepada
peserta didik atas apa yang telah dipelajarinya pada akhir pembelajaran ini
dan juga guru bisa memberikan motivasi dan nasihat kepada peserta didik
agar tidak bermalas-malasan dalam belajar.
2.4 Teori Belajar Bruner
Belajar merupakan kegiatan perolehan informasi yang disebut sebagai
belajar penemuan yang merupakan berusaha sendiri untuk mencari pemecahan
masalah serta pengetahuan yang menyertainya, menghasilkan pengetahuan
yang benar-benar bermakna (Riati: 5).
Bruner mengungkapkan bahwa dalam proses belajar, anak sebaiknya
diberikan kesempatan untuk memanipulasi objek atau benda-benda (alat
peraga). Melalui alat peraga itu, anak akan langsung melihat bagaimana
keteraturan dan pola srtuktur dari benda yang diperhatikannya tersebut.
Keteraturan yang didapat anak melaui pengamatan/keterlibatan secara langsung
tersebut kemudian oleh anak dihubungkan dengan keterangan instuitif yang
melekat padanya (Riati: 5).
Tiga tahap pembelajaran (penyajian materi) dalam teori Bruner tentang
perkembangan intelektual adalah:
1) Enaktif, di mana seseorang belajar tentang dunia melalui aksi-aksi terhadap
objek (Smith, 2009: 117). Cara penyajian enaktif adalah melalui tindakan,
16
jadi bersifat manipulatif. Dengan cara ini seseorang mengetahi suatu aspek
kenyataan tanpa menggunakan pikiran atau kata-kata. Jadi cara ini terdiri
atas penyajian kejadian-kejadian masa lampau melalui respons-respons
motorik. Dengan cara ini dilakukan satu set kegiatan untuk mencapai hasil
tertentu (Dahar, 2011).
2) Iconic, di mana pembelajaran terjadi melalui penggunaan model-model dan
gambar-gambar (Smith, 2009: 117). Cara penyajian ikonik didasarkan atas
pikiran internal. Pengetahuan disajikan oleh sekumpulan gambar yang
mewakili suatu konsep, tetapi tidak mendefinisikan sepenuhnya konsep itu
(Dahar, 2011).
3) Symbolic, yang menggambarkan kapasitas berpikir dalam istilah-istilah
yang abstrak (Smith, 2009: 117). Penyajian simbolis menggunakan kata-
kata atu bahasa. Penyajian simbolis dibuktikan oleh kemampuan
memperhatikan proposisi atau pernyataan daripada objek, memberikan
struktur hierarkis pada konsep-konsep, dan memperhatikan
kemungkinan0kemungkinan alternatif dalam suatu cara yang bersifat
kombinasi (Dahar, 2011).
Menurut Bruner, dalam prosses belajar siswa menempuh tiga tahap, yaitu
(Riati: 5):
a) Tahap informasi (tahap penerimaan materi)
Dalam tahap ini, seorang siswa yang sedang belajar memperoleh sejumlah
keterangan mengenai materi yang sedang dipelajari.
b) Tahap transformasi (tahap pengubahan materi)
Dalam tahap ini, informasi yang telah diperoleh itu dianalisis, diubah atau
ditransformasikan menjadi bentuk yang abstrakatau konseptual.
c) Tahap evaluasi
17
Dalam tahap evaluasi, seorang siswa menilai sendiri sampai sejauh mana
informasi yang telah ditransformasikan tadi dapat dimanfaatkan untuk
memahami gejala atau masalah yang dihadapi.
2.4.1 Penerapan Model Belajar Bruner Dalam Pembelajaran IPA di SD
Dalam penerapannya dalam proses pembelajaran di kelas, Bruner
mengembangkan model pembelajaran penemuan. Model ini pada
prinsipnya memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh
informasi sendiri dengan bantuan guru dan biasanya menggunakan barang
yang nyata.Peranan guru dalam pembelajaran ini bukanlah sebagai
seorang pemberi informasi melainkan seorang penuntun untuk
mendapatkan informasi (Riati: 6).
Guru harus mempunyai cara yang baik untuk tidak secara lansung
memberikan informasi yang dibutuhkan oleh siswa. Model pembelajaran
ini mempunyai banyak manfaat, antara lain (Mad, 2013):
a. Pembelajar (Siswa) akan mudah mengingat materi pembelajaran
apabila informasi tersebut didapatkan sendiri, bukan merupakan
informasi perolehan.
b. Apabila pembelajar telah memperoleh informasi, maka dia akan
mengingat lebih lama.
Jadi dalam proses mengajar menurut Bruner adanya pendekatan
spiral atau lebih dikenal dengan a spiral curriculum, yaitu mengurutkan
materi pelajaran mulai dari mengajarkan materi secara umum kemudian
secara berkala kembali mengajarkan materi yang sama dalam cakupan
yang lebih rinci, dengan memperhatikan tahapan perkembangan kognitif
seseorang (enaktif, ikonik, dan simbolik) (Mad, 2013).
Teori Bruner ini dapat kita aplikasikan dalam melaksanakan
pembelajaran IPA di SD. Hal tersebut karena pada dasarnya teori ini
merupakan teori yang dapat mendorong siswa untuk memperoleh
18
d. Rekonsiliasi Integratif
Menurut konsep rekonsiliasi integratif dalam mengajar,
konsep-konsep perlu diintegrasikan dan disesuaikan dengan konsep-
konsep yang telah dipelajari sebelumnya. Dengan kata lain guru
hendaknya menunjukkan pada siswa bagaimana konsep dan prinsip
tersebut saling berkaitan. Guru menjelaskan dan menunjukkan secara
jelas perbedaan dan persamaan materi yang baru dengan materi yang
telah dijelaskan terlebih dahulu yang telah dikuasai siswa. Dengan
demikian siswa akan mengetahui alasan dan manfaat materi yang akan
dijelaskan tersebut. Contoh dalam pembelajaran, misal mempelajari
materi tentang bagian tumbuhan yaitu daun. Siswa pada kelas
sebelumnya telah mempelajari tentang daun, tetapi hanya sebatas
mengetahui tentang apa itu fungsi daun. Dan pada kelas berikutnya
siswa kembali mempelajari tentang daun, akan tetapi dalam materi ini
siswa akan lebih mendalami tidak hanya sebatas pada fungsi daun saja
melainkan macam-macam tulang daun.
22
BAB 3. PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Teori kognitif menekankan pada aspek rasional bagaimana menghadapi
atau berusaha mengoptimalkan kemampuan orang lain. Penerapan pembelajaran
teori kognitif ini biasanya setiap pembelajaran tidak harus berupusat pada
gurunya tetapi siswa pun haru bisa menjadi lebih aktif lagi Teori Behavioristik
adalah teori yang mempelajari perilaku manusia. Menurut Gagne (1988) Teori
pemrosesan informasi adalah gambaran atau model dari kegiatan di dalam otak
manusia di saat memroses suatu informasi penerapan model pembelajaran ini
dengan pemahaman, pemerolehan, ingatan kembali, generalisasi, perlakuan dan
juga umpan balik. Dalam proses belajar, Bruner menekankan adanya pengaruh
kebudayaan terhadap tingkah laku seseorang.
3.2 SARAN
Nantinya kita sebagai calon seorang guru harus dapat mempunyai wawasan
yang luas mengenai bagaimana cara mengajar yang tidak membosankan dan
dapat menarik perhatian siswa. Semoga nantinya kita sebagai calon seorang guru
dapat menggunakan teori –teori pendekatan dengan tepat sesuai dengan situasi
dan keadaan di kelas, sehingga nantinya proses belajar mengajar didalam kelas
akan berjalan dengan baik
22
23
SOAL
NAMA : DIBRIGA JANUAR A
NIM : (180210204285)
ANS: C
4. Seorang peserta mampu mengendalikan diri dengan baik dalam berbagai situasi
dan mampu mampu menjalin kerjasama yang baik dengan teman-temannya,
peserta didik tersebut memiliki kecerdasan
A. Moral
B. spiritual
C. Sosial emosional
D. Jenius
E. Kognitif
ANS : C
5. Seorang peserta didik selalu ingin mendominasi dalam suatu kelompok belajar.
Dia tidak memberi kesempatan anggota lain untuk mengemukakan pendapat,
peserta didik tersebut memiliki masalah dalam pengembangan
A. Sosial-emosional
B. Kognitif
C. Moral
D. Spritual
E. Pertumbuhan
ANS:A
25
1. Gambaran atau model dari kegiatan di dalam otak manusia di saat memroses
suatu informasi adalah pengertian dari teori….
a. Teori Behavioristik
b. Teori Kognitif
c. Teori Pemrosesan Informasi Gagne
d. Teori Piaget
e. Teori Ausubel
Ans : C
2. Penerapan pemrosesan informasi memiliki 8 langkah yaitu, kecuali ….
a. Motivasi
b. Pemahaman
c. Pemerolehan
d. Penahanan
e. Mengamati
Ans : E
3. Fase awal memulai pembelajaran dengan adanya dorongan untuk melakukan
suatu tindakan dalam mencapai tujuan tertentu adalah langkah penerapan
pemrosesan informasi ke-….
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
Ans : A
28
4. Menahan informasi atau hasil belajar agar dapat digunakan untuk jangka panjang
adalah pengertian dari….
a. Motivasi
b. Penahanan
c. Ingatan kembali
d. Generalisasi
e. Umpan balik
Ans : B
5. Umpan balik adalah ….
a. Mengeluarkan kembali informasi yang telah disimpan, bila ada rangsangan
b. Menggunakan hasil pembelajaran untuk keperluan tertentu
c. Perwujudan perubahan perilaku individu sebagai hasil pembelajaran
d. Individu memperoleh feedback dari perilaku yang telah dilakukannya
e. Menahan informasi atau hasil belajar agar dapat digunakan untuk jangka
panjang
Ans : D
29
NAMA : AgnestinTantriasih
NIM : 180210204281
1. Tidak mempunyai kaki, jalannya melata, kepala dan badan menjadisatu,
mempunyai tulang belakang, menuru tteori Bruner merupakan ....
A. koding
B. atribut
C. nilai
D. kategori
E. ikonik
ANS : D
2. Seoranganak yang jalan pikirannya dipengaruhi oleh persepsi, egosentris, dan
tidakstabil, menurut Bruner termasuk pada tahap ....
A. enaktif
B. ikonik
C. formal
D. simbolik
E. koding
ANS : B
3. Belajar penemuan merupakan salah satu cara belajar ....
A. Informasi datang secara berangsur-angsur
B. orang lain secara aktif memberikan informasi
C. terjadi apabila pembelajaran terjadi di kelas
D. pembelajaran secara aktif mencari informasi
E. mengemukakan pendapat
ANS : D
4. Dalam model pembelajaran penemuan, peran guru yang benaradalah ....
A. Memberikan informasi secara langsung kepada siswa
B. Menjelaskan konsep yang diperlukan oleh siswa
30
B. Consolidasi
C. Rekonsiliasi Integratif
D. Adcance organizer
E. Subsumer
ANS : A
5. Pada penerapan bagian apa guru mengintegrasikan dan menyesuaikan konsep-
konsep yang telah dipelajari sebelumnya ?
A. Diferensiasi progresif
B. Consolidasi
C. Rekonsiliasi Integratif
D. Adcance organizer
E. Subsumer
ANS : C
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, Siti. 2013. Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget. Jurnal Al-Ta’dib. Vol.6
No.1: 90 – 95
Ibda, Fatimah. (2015). Perkembangan kognitif: teori Jean Piaget. Intelektualita, 3 (1),
hlm. 32.
Riati, Mimis. Teori belajar dalam pembelajaran IPA SD. [Online]. Diakses dari
https://www.academia.edu/11769485/teori_belajar_ipa_SD.
35
Smith, Mark K, dkk. (2009). Teori pembelajaran & pengajaran. Jogjakarta: Mirza
Media Pustaka.
36