Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

BAHASA INDONESIA

Tentang

“KUTIPAN, RUJUKAN, dan DAFTAR PUSTAKA

Disusun Oleh:
Kelompok 5
FISTA HARLY : (2214070183)
RABIATUL ADAWIYAH : (2214070180)
IKHWAN SALEH : (2214070161)
MIFTAHUL JANNAH : (2214070193)

Dosen Pengampu:
Drs. H. Zulfahmi HB, M.Hum

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
IMAM BONJOL PADANG
1444 H/ 2022 M
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa selalu kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
limpahan Rahmat, Taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah yang berjudul “kutipan, rujukan, dan daftar pustaka“. Makalah ini dibuat dengan
tujuan memenuhi tugas dari Bapak Drs. H. Zulfahmi HB, M. Hum pada bidang studi Bahasa
Indonesia. Selain itu, penyusunan makalah ini bertujuan menambah wawasan kepada
pembaca tentang penulisan dan pengertian dari kutipan, rujukan dan daftar pustaka.

Kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Drs. H. Zulfahmi HB, M. Hum
selaku Dosen mata kuliah Bahasa Indonesia. Berkat tugas yang diberikan ini, dapat
menambah wawasan kita berkaitan dengan topik yang diberikan. Kami juga mengucapkan
terima kasih yang sebesarnya kepada semua pihak yang membantu dalam proses penyusunan
makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan banyak
kesalahan. Oleh karena itu kami memohon maaf atas kesalahan dan ketaksempurnaan yang
pembaca temukan dalam makalah ini. Kami juga mengharap adanya kritik serta saran dari
pembaca apabila menemukan kesalahan dalam makalah ini.

Padang, 2 September 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Rujukan, kutipan, dan daftar pustaka merupakan salah satu materi pembahasan
dalam bahasa Indonesia, kita harus memahami pengertian rujukan, kutipan maupun
daftar pustaka, harus dapat membedakan antara rujukan, kutipan dengan daftar pustaka,
serta memahami cara penyusunannya maupun penulisannya. Di dalam penyusunannya
dan penulisannya harus benar-benar dan memperhatikan syarat - syarat atau ketentuan
ketentuannya.

Proses rujukan, menyangkut gaya Merujuk dan penyusunan daftar pustaka


merupakan salah satu hal penting dalam penulisan ilmiah, termasuk penulisan artikel
dalam jurnal ilmiah. Hal tersebut dikarenakan dalam penyusunan karya ilmiah terdapat
unsur-unsur yang tidak terlepas dari sumber atau bahan ilmiah yang didapat. Segala
bentuk pernyataan, opini, kesimpulan, dan teori yang diambil dari karya orang lain, baik
menggunakan salah satu maupun campuran gaya penulisan Merujuk, harus disebutkan
sumbernya. Hal ini untuk menghindari adanya plagiasi, sebagai pemenuhan kode etik
yang berlaku, dan sebagai penghargaan terhadap karya orang lain. Oleh karena itu,
mengingat pentingnya rujukan, kutipan, dan daftar pustaka dalam penulisan karya
ilmiah.

Dalam makalah ini penulis akan memaparkan teknik penulisan kutipan, gaya
penulisan rujukan, teknik penulisan catatan kaki, dan teknik penulisan daftar pustaka.
dan daftar pustaka dalam penulisan karya ilmiah. Dalam makalah ini penulis akan
memaparkan teknik penulisan kutipan, gaya penulisan rujukan, teknik penulisan catatan
kaki, dan teknik penulisan daftar pustaka. dan daftar pustaka dalam penulisan karya
ilmiah. Dalam makalah ini penulis akan memaparkan teknik penulisan kutipan, gaya
penulisan rujukan, teknik penulisan catatan kaki, dan teknik penulisan daftar pustaka.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan tata penulisan rujukan?


2. Apa yang dimaksud dengan kutipan?

1
3. Apa yang dimaksud dengan daftar pustaka?

C. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami tata penulisan rujukan
2. Mengetahui dan memahami penulisan kutipan
3. Mengetahui dan memahami penulisan daftar pustaka

D. Manfaat
1. Penulis dapat memberikan pengetahuan serta informasi bagi mahasiswa serta
pembaca tentang gejala bahasa
2. Kita dapat lebih memahami tentang apa itu gejala bahasan, jenis-jenis dan penyebab
gejala bahasa
3. Memiliki sikap positif bahwa setiap tulisan dapat dijadikan acuan bagi pembaca.
4. Mendapatkan ilmu yang bermafaat dan menambah wawasan kita tentang gejala
bahasa

2
BAB II
GEJALA BAHASA DALAM BAHASA INDONESIA

A. Rujukan
1. Pengertian Merujuk
Merujuk, atau membuat rujukan, adalah proses pengambilan pendapat,
pandangan, pengertian, atau teori-teori suatu pengetahuan, agama, dan seni, ke
dalam pendapat atau tulisan kita (peneliti atau penulis). 1

Penulisan sumber kutipan dipakai untuk menandai identitas sumber data. Jenis
penulisan sumber data kutipan terdiri dari tiga macam, yaitu catatan kaki (footnote),
catatan tengah (innote/ middlenote), dan catatan akhir (endnote). Pada prinsipnya,
ketiga jenis penulisan sumber kutipan tersebut sama, hanya letaknya saja yang
berbeda. Catatan kaki terletak pada bagian bawah setiap halaman, catatan akhir
terletak pada bagian akhir teks, sementara catatan tengah ditulis pada tengah-tengah
teks.

2. Kegunaan
Merujuk dipergunakan untuk melandasi pendapat serta memperkuat teori-teori
yang akan kita kemukakan dalam suatu tulisan. Dengan demikian, telaah atau uraian
kita bersifat konsisten (taat asas) terhadap teori-teori sebelumnya.
3. Teknik
Kalau kita merujuk, maka rujukan tersebut dimasukkan ke dalam tulisan kita.
Jadi tidak perlu kita pisahkan (misalnya dengan memisahkan paragraf, kalimat atau
spasi ketikan) dengan kalimat-kalimat asli yang kita tulis.
Pada langkah kedua, hendaknya kita pahami, siapa nama penulis, atau yang
mengungkapkan teori yang akan kita rujuk? Dalam buku apa pendapat, atau teori
tersebut ditulis, pada halaman berapa,dan tahun berapa buku itu diterbitkan. Untuk
jelasnya perhatikan contoh berikut:
(1) Dengan menyebutkan judul buku dalam kalimat
Dalam “Komposisi” (Keraf, 1986:23) dijelaskan bahwa bahasa merupakan
alat komunikasi utama....
(2) Dengan menyebutkan nama pengarang
1
Zulfahmi HB, Bahasa Indonesia: Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi, (Padang: 2021), Hal. 185

3
Menurut Keraf (1986:23) bahasa merupakan alat komunikasi yang utama....
(3) Dengan menyebutkan nama pengarang tanpa halaman buku yang dirujuk
Menurut Keraf (1986) bahasa merupakan alat komunikasi yang utama....
(4) Jika pengarangnya dua orang: tuliskan masing-masing nama belakangnya, serta
urutannya sesuai dengan yang tertulis dalam buku yang kita rujuk. Contoh:
Menurut Selech dan Tani (1987:42) manusia purba di Indonesia dibagi ke dalam
tiga golongan utama sesuai dengan pola hidup yang dianutnya.
(5) Jika pengarangnya lebih dari dua orang
Menurut Selech, dkk.(1987:42) manusia Indonesia sejak zaman Belanda telah
keracunan sikap feodal, dan hingga kini belum sepenuhnya punah.
(6) Jika pengarangnya adalah satu lembaga:sebutkan lembaga yang menerbitkan
buku itu
Keberhasilan pendidikan di Indonesia (Depdikbud, 1987:65) tidak terlepas dari
sistem pendidikan itu sendiri.
(7) Jika dirujuk dari suatu harian, majalah, atau buletin: cantumkan nama penerbit,
atau nomor edisinya.
Untuk memaknai suatu karya seni, menurut Kalero (Suara Karya, Senin 23-7-89)
diperlukan mobilitas ingatan, sikap, pengetahuan dan intensitas persepsi
seseorang.
(8) Jika pendapat yang kita rujuk berasal dari pendapat lisan (misal perkuliahan,
ceramah, sinposium dan sebagainya): tuliskan nama peristiwa dan waktu
berlangsungnya:
Menurut Daradjat (ceramah di TVRI, 23-7-19988) bentuk-bentuk konpensasi
remaja bisa bersifat positif, dan bisa juga negatif.

B. Mengutip

Secara fungsional, antara merujuk dan mengutip tidak ada perbedaan tujuan.
Keduanya merupakan teknik pengambilan pendapat untuk melandasi dan memperkuat
pendapat kita. Tetapi, secara teknis, mengutip berbeda dengan merujuk. Perbedaan utama
adalah (a) mengutip berarti menyalin pendapat atau ide secara persis, sedangkan merujuk
menyimpulkannya, dan (b) kalau merujuk, ide rujukan dituliskan dalam kalimat kita,

4
dalam mengutip harus dipisahkan dan dibuat paragraf baru2. Untuk jelasnya, perhatikan
contoh kutipan berikut:

(1) Kutipan berupa kalimat singkat : tempatkan pada dua tanda kutip, dan masukkan
kedalam kalimat kita.
Dialektologi merupakan salah satu cabang ilmu kebahasaan yang mempelajari
variasi-variasi berbahasa, seperti diungkapkan Keraf (1987:23) “cabang ilmu bahasa
yang khusus mempelajari variasi-variasi bahasa dalam semua aspeknya".
(2) Kutipan berupa perangkat kalimat, paragraf yang terdiri lebih dari enam baris:
dipisahkan dalam paragraf baru, menjorok lima margin ke kanan, ditulis dalam tanda
kutip dan di bawah kutipan sebutkan sumbernya.

Perkembangan suatu dialek yang “unggul" memungkinkan dialek tersebut diangkat


menjadi bahasa standar. Hal ini juga diungkapkan oleh Keraf bahwa:“Dalam
perkembangannya, suatu dialek mungkin menjadi lebih penting kedudukannya dari pada
dialek-dialek lainnya karena foktor-faktor non-linguistik. Misalnya dialek X menjadi
pusat keagamaan, atau menjadi pusat perdagangan". (Keraf, 1987:23)

C. Penulisan Daftar Pustaka

Seperti telah diterangkan, fungsi rujukan dan kutipan yang utama adalah untuk
melandasi dan memperkuat pendapat kita. Konsekuensinya, nama-nama pengarang atau
penulis yang kita ambil pendapatnya hendaknya dituliskan dalam daftar pustaka. Daftar
pustaka berfungsi sebagai pedoman bagi pembaca, jika:

a. Ingin membuktikan kebenaran kutipan dan rujukan yang diambil oleh penulis;
b. Ingin memperdalam uraian dengan pendapat pengarang dalam kutipan, dan membeli
atau membaca buku tersebut.

Hal-hal yang harus ada pada sebuah daftar puistaka meliputi (a) nama pengarang, (b)
tahun terbit, (c) judul buku, (d) cetakan keberapa, (e) kota penerbit, (f) nama penerbit.
3
Untuk jelasnya perhatikan contoh berikut:

(1) Jika ditulis oleh satu orang pengarang


a. Buku asli : Ibnu Katsir judul buku “Tafsir Ibnu Katsir", diterbitkan oleh Pustaka
Imam Syafi'i, tahun 2006, di Jakarta.

2
Zulfahmi HB, Bahasa Indonesia: Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi, (Padang: 2021), Hal. 187
3
Zulfahmi HB, Bahasa Indonesia: Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi, (Padang: 2021), Hal. 189

5
b. Dituliskan dalam daftar pustaka:
Katsir, Ibnu.2006. Tafsir Ibnu Katsri. Jakarta: Pustaka Imam Syafi'i
(1) Perhatikan penulisan nama dan tanda baca.
(2) Judul buku cetak miring (jika dicetak, ataupun dalam tanda kutip jika
berupa artikel atau belum dicetak).
(3) Spasi yang digunakan adalah satu spasi.
(4) Perhatikan baris ke-2, delapan ketukan setelah garis tepi sebelah kiri.
(2) Jika dikarang oleh dua orang
Buku asli : M Hutagalung dan Sutarman Hasibuan, judul “Ekonomi Makro"
Cetakan ke-1, Diterbitkan oleh PT Rajawali di Jakarta, tahun 1988.
Dituliskan dalam daftar pustaka:
Hutagalung, M dan Sutarman Hasibuan. 1988. Ekonomi Makro. Cetakan ke-1.
Jakarta: Rajawali.
(3) Jika ditulis oleh lebih dari dua orang pengarang:
Setelah nama pengarang dituliskan (dkk, et. al)
Contoh:
a. Buku asli :

Kusrini, Nunung, Nita Fahmi. Alqoritma Data Mining


Penerbit Andi di Yogyakarta tahun 2009
b. Dituliskan dalam daftar pustaka :
Kusrini, dkk.2009. Alqoritma Data Mining.Yogyakarta:
Penerbit Andi
(4) Jika sumber tersebut diambil dari suatu artikel, buku ajar. Misalnya, dalam sebuah
jurnal:
Ermanto dan Emidar.2003. “Perbandingan Bahasa Minangkabau, Kerinci, dan
Mentawai: Suatu Tinjauan Linguistik Historis Komparatif”. Humanus Vol. V
No.2.sebagai Sumber Ilmiah

(5) Rujukan dari Internet sebagai Sumber Ilmiah


Kumaidi.1998.”Pengukuran Bekal Awal Belajar dan Tesnya”. Jurnal Ilmu Pendidikan,
Jilid 5 No.4 (Online), (Error! Hyperlink reference not valid. 20 Januari 2000)
(6) Rujukan dari surat kabar

6
Piliang IJ. 2010. Demokrasi di Era Otonomi Daerah. Kompas. Rubrik Opini:6
(kol1-6)

Catatan: dalam penulisan daftar pustaka, hendaknya diperhatikan tautan yang alfabetis.

Contoh:
DAFTAR PUSTAKA
Asori, Mohammad. 2008. Psikologi Pembelajaran. Bandung:
Wacana Prima
Brata, Nugroho Trisnu. 2007. Antropologi untuk SMA dan MA
Kelas XI. Jakarta: Erlangga.
Brown, Gillian and George Yule. 1983. Discourse Analysis. New
York: Cambridgee University press.
Depag RI. 2006. Alquran dan Terjemahan. Jakarta: Naladana.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Merujuk, atau membuat rujukan, adalah proses pengambilan pendapat,


pandangan, pengertian, atau teori-teori suatu pengetahuan, agama, dan seni, ke dalam
pendapat atau tulisan kita (peneliti atau penulis). Sedangkan antara merujuk dan
mengutip tidak ada perbedaan tujuan. Keduanya merupakan teknik pengambilan
pendapat untuk melandasi dan memperkuat pendapat kita. Tetapi, secara teknis,
mengutip berbeda dengan merujuk. Perbedaan utama adalah (a) mengutip berarti
menyalin pendapat atau ide secara persis, sedangkan merujuk menyimpulkannya, dan
(b) kalau merujuk, ide rujukan dituliskan dalam kalimat kita, dalam mengutip harus
dipisahkan dan dibuat paragraf baru.
Fungsi rujukan dan kutipan yang utama adalah untuk melandasi dan memperkuat
pendapat kita. Konsekuensinya, nama-nama pengarang atau penulis yang kita ambil
pendapatnya hendaknya dituliskan dalam daftar pustaka. Daftar pustaka berfungsi
sebagai pedoman bagi pembaca, jika:
a. Ingin membuktikan kebenaran kutipan dan rujukan yang diambil oleh penulis;
b. Ingin memperdalam uraian dengan pendapat pengarang dalam kutipan, dan
membeli atau membaca buku tersebut.

Hal-hal yang harus ada pada sebuah daftar puistaka meliputi (a) nama pengarang,
(b) tahun terbit, (c) judul buku, (d) cetakan keberapa, (e) kota penerbit, (f)nama
penerbit.

B. Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini,
akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki.
Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis.
Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat
diharapkan sebagai bahan evaluasi untuk ke depannya. Sehingga bisa terus menghasilkan
penelitian dan karya tulis yang bermanfaat bagi banyak orang. Dan penulis mengucapkan
terimah kasih kepada dosen yang sudah membimbing kami serta kepada teman-teman
yang memberikan masukan terhadap makalah kami agar lebih sempurna lagi.

8
DAFTAR PUSTAKA

HB, Zulfahmi. 2021. Bahasa Indonesia: Pengembangan Kepribadian di Perguruan


Tinggi. Padang: UIN Imam Bonjol Padang.

Achmad, alek. 2010. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakart: Kenca

Anda mungkin juga menyukai