HADITS TARBAWI Kewajiban Anak Terhadap Orang Tua
HADITS TARBAWI Kewajiban Anak Terhadap Orang Tua
Disusun oleh:
DP : Romyzal, M.Pd.I
Prodi : Pendidikan Agama Islam
Kelas : 3 (A)
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah HADITS TARBAWI yang berjudul “KEWAJIBAN ANAK
TERHADAP ORANG TUA”. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada
junjungan besar kita Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita semua
jalan yang lurus berupa ajaran agama islam yang sempurna dan menjadi anugerah terbesar
bagi seluruh alam semesta.
Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk
itu, kami mengharapkan kritik dan saran terhadap makalah ini agar kedepannya dapat kami
perbaiki. Kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan menambah
pengetahuan.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................iii
BAB II PEMBAHASAN
A. Kewajiban Anak Terhadap Orangtua Yang Masih Hidup.......................................1
B. Kewajiban Anak Terhadap Orangtua Yang Sudah Meninggal................................4
BAB III PENUTUP
a. Kesimpulan..............................................................................................................6
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak yang berbakti terhadap orang tua merupakan dambaan setiap orang tua.
Anak yang shaleh serta shalehah yangh mendo’akan orang tuanya merupakan amalan
dan tabung pahala yang tidak akan henti-hentinya mengalir kekubur orang tua. Hal
inilah yang disabdakan oleh rasulullah dalam sabdanya yang berarti “3 perkara yang
amalannya tidak akan terputus yakni ilmu yang bermanfaat, amal jariyah serta anak
yang shaleh yang mendo’akan kepada orangtuanya”. 3 hal inilah yang merupakan
penghubung amal yang terus menerus mengalir kepada orang yang telah meninggal
dunia.
Banyak sekali hal atau kewajiban anak terhadap orang tua mereka yang
memang seharusnya dilakukan anak terhadap orang tua. Hal inilah yang menjadi
acuan kita sebagai seorang anak yang terlahir dari seorang ibu yang memang sudah
seharusnya ta’at serta patuh akan apa yang diperintahkan oleh orang tua.
iii
BAB II
PEMBAHASAN
Orang tua adalah pihak yang membesarkan dan mengasuh anak sejak lahir sampai
dewasa, bahkan hingga menjadi orang sukses. Ayah dan ibu telah membesarkan seorang anak
sampai dewasa dengan kasih sayang yang mereka curahkan kepada buah hatinya tersebut.
Semua itu adalah bagian dari kewajiban yang harus dipenuhi orang tua untuk anaknya.
Tidak hanya orang tua yang memiliki kewajiban kepada anak, sebaliknya anak juga
memiliki kewajiban tertentu terhadap orang tuanya yang telah membesarkannya tanpa pamrih
dan dengan kasih sayang tersebut. Sudah sewajarnya apabila seorang anak juga memiliki
kewajiban terhadap orang tuanya untuk membalas segala kasih sayang yang dilimpahkan
kepadanya. Kewajiban anak kepada orang tua adalah sebagai berikut:
1. Menaati Orangtua.
Menaati kedua orangtua hukumnya wajib atas setiap muslim, sedang mendurhakai
keduanya merupakan perbuatan yang diharamkan, kecuali jika mereka menyuruh untuk
menyekutukan Allah (berbuat syirik) atau bermaksiat kepadaNya.[3] Allah berfirman: “Jika
salah seorang diantara keduanya/kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam
pemeliharaanmu, maka janganlah kamu sekali-kali mengatakan kepada keduanya dengan
perkataan “ah”, dan janganlah kamu membentak mereka, dan ucapkanlah kepada mereka
perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kasih
sayang dan ucapkanlah “wahai Tuhanku, kasihanilah mereka keduanya, sebagaimana mereka
berdua telah mendidik aku waktu kecil”. (Qs.Al Israa’: 23-24)
Mengucapkan kata “ah” kepada orang tua tidak dibolehkan oleh agama, apalagi
mengucapkan kata-kata atau memperlakukan mereka dengan lebih kasar daripada itu.
Adapun contoh ketaatan anak kepada orangtuanya dapat diwujudkan dalam bentuk:
A. Apabila orang tua meminta makan maka anak wajib memberikan makan.
B. Apabila orang tua butuh dilayani maka anak wajib melayani.
C. Apabila orang tua membutuhkan pakaian maka anak wajib membelikannya.
D. Jika anak dipanggil maka wajib segera datang.
E. Perintah apapun asal bukan maksiat maka wajib dilaksanakan.
1
2. Berbakti dan merendahkan diri di hadapan kedua orangtua
Allah berfirman, artinya, “Jika salah seorang diantara keduanya/kedua-duanya sampai
berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka janganlah kamu sekali-kali mengatakan
kepada keduanya dengan perkataan “ah”, dan janganlah kamu membentak mereka, dan
ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap
mereka berdua dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah “wahai Tuhanku, kasihanilah
mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil”. (QS.
Al-Israa’: 23-24)
Rasulullah bersabda, “Sungguh merugi, sungguh merugi, dan sungguh merugi orang
yang mendapatkan kedua orangtuanya yang sudah renta atau salah seorang dari mereka
kemudian hal itu tidak dapat memasukkannya ke dalam surga.” (HR. Muslim)
Wujud lain sebagai pernyataan anak berbakti dan merendahkan diri kepada orangtuanya
adalah:
a. Jangan memanggil orang tua dengan namanya.
b. Apabila berjalan tidak boleh mendahului orang tua (jika berjalan bersama).
c. Anak wajib ridho terhadap sesuatu yang terjadi / yang ada pada dirinya .
Sesuatu yang membuat kita senang beritahukan kepada orang tua agar senang, tetapi
jika sesuatu membuat kita sedih jangan diberitahukan pada orang tua.
4. Menyediakan makanan
Hal ini juga termasuk bentuk bakti kepada kedua orang tua, terutama jika
hal tersebut merupakan hasil jerih payah sendiri. Lebih-lebih jika kondisi keduanya sudah
renta. sudah seyogyanya, mereka disediakan makanan dan minuman yang terbaik dan
lebih mendahulukan mereka berdua dari pada dirinya, anaknya dan istrinya.
2
Laki-laki tersebut menjawab, “Masih”. Beliau bersabda, “Berjihadlah (dengan cara
berbakti) kepada keduanya.” (HR. al-Bukhari dan Muslim).
6. Memberikan nafkah
Beberapa ayat dalam Al Qur’an yang membahas tentang hal ini adalah Al Baqarah
ayat 15 dan Ar Rum ayat 38. Rasulullah pernah bersabda kepada seorang laki-laki ketika
ia berkata, “Ayahku ingin mengambil hartaku”. Nabi bersabda, “Kamu dan hartamu
adalah milik ayahmu.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan Ibnu Majah). Oleh sebab itu,
hendaknya seseorang jangan bersikap bakhil (kikir) terhadap orang yang menyebabkan
keberadaan dirinya, memeliharanya ketika kecil, serta telah berbuat baik kepadanya.
7. Membuat keduanya ridha dengan berbuat baik kepada orang-orang yang dicintainya.
Hendaknya seseorang membuat kedua orang tuanya ridha dengan berbuat baik kepada
orang-orang yang mereka cintai. Yaitu dengan memuliakan mereka, menyambung tali
silaturrahim dengan mereka, menunaikan janji-janji (orang tua) kepada mereka, dan lain
sebagainya.
3
10. Mendahulukan berbakti kepada ibu daripada ayah
Seorang lelaki pernah bertanya kepada Rasulullah, “Siapa yang paling berhak
mendapatkan perlakuan baik dariku?” beliau menjawab, “Ibumu.” Lelaki itu bertanya
lagi, “Kemudian siapa lagi?” Beliau kembali menjawab, “Ibumu”. Lelaki itu kembali
bertanya, “Kemudian siapa lagi?” Beliau menjawab, “Ibumu”. Lalu siapa lagi? Tanyanya.
“Ayahmu,” jawab beliau.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Hadits di atas tidak bermakna lebih menaati ibu daripada ayah. Sebab, menaati ayah
lebih didahulukan jika keduanya menyuruh pada waktu yang sama dan dalam hal yang
dibolehkan syari’at. Alasannya, ibu sendiri diwajibkan taat kepada suaminya.
Maksud ‘lebih mendahulukan berbuat baik kepada ibu’ dalam hadits tersebut adalah
bersikap lebih halus dan lembut kepada ibu daripada ayah. Sebagian Ulama salaf berkata,
“Hak ayah lebih besar dan hak ibu patut untuk dipenuhi.”
11. Mendoakan
Qs. Al-Israa’: 24. “Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh
kasih sayang dan ucapkanlah “wahai Tuhanku, kasihanilah mereka bkeduanya,
sebagaimana mereka berdua telah mendidik ku waktu aku kecil”.
12. Merawat
Qs. Al-Israa’: 23. “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan
menyembah selain Dia dan hendaklah (kamu berbakti) kepada kedua orang tua dengan
kebaktian sempurna. Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai
berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka janganlah sekali-kali kamu mengatakan
kepada keduanya perkataan “ah”, dan janganlah kamu membentak mereka dan
ucapkanlah kepada mereka dengan perkataan yang mulia.”
4
1. Mengurus jenazahnya dan banyak mendoakan keduanya, karena hal ini merupakan
bakti seorang anak kepada kedua orang tuanya. Menguburkan jenazah orang muslim
harus disegerakan, tidak boleh ditunda-tunda. Mungkin kita dapat menundanya untuk
waktu yang tidak terlalu lama.
2. Beristighfar (memohonkan ampun kepada Allah Ta’ala) untuk mereka berdua, karena
merekalah orang yang paling utama untuk didoakan agar Allah Ta’ala mengampuni
dosa-dosa mereka dan menerima amal baik mereka.
3. Menunaikan janji dan wasiat, kedua orang tua yang belum terpenuhi semasa hidup
mereka yang sesuai dengan syariat, dan melanjutkan amal-amal baik yang pernah
mereka kerjakan selama hidup mereka. Sebab, pahala akan terus mengalir kepada
mereka berdua apabila amal baik tersebut dilanjutkan.
4. Memuliakan teman atau sahabat dekat kedua orang tua. Rasulullah, “Sesungguhnya
bakti anak yang terbaik adalah seorang anak yang menyambung tali persahabatan
dengan keluarga teman ayahnya setelah ayahnya meninggal”. (HR. Muslim)
5. Menyambung tali silaturrahim dengan kerabat Ibu dan Ayah. Rasulullah bersabda,
“Barang siapa yang ingin menyambung silaturrahim ayahnya yang ada dikuburannya,
maka sambunglah tali silaturrahim dengan saudara-saudara ayahnya setelah ia
meninggal”. (HR. Ibnu Hibban)
6. Mendoakan kedua orangtua. Dalam sebuah hadist, Rasulullah bersabda bahwa
sesungguhnya ketika seorang hamba meninggal dunia maka putuslah segala amalnya
kecuali: (1) ilmu yang bermanfaat (2) amal jariyah (3) anak sholeh yang mendoakan
keduanya.
Pengertian anak dalam hadist ini bukan sekadar anak kandung, tetapi juga
anak tiri, anak angkat, atau anak muslim. Jadi bagi mereka yang tidak ada mempunyai
anak kandung tidak usah khawatir. Agar anak itu mendoakan orangtua baik ketika
hidup maupun sudah meninggal, maka tentu saja orangtua harus menunaikan
kewajibannya sebagai orangtua. Bukankah ketika kita berdoa, kita diajarkan untuk
mendoakan diri sendiri, orangtua dan kaum muslimin.
7. Membayarkan hutang-hutang keduanya. Hutang adalah salah satu hal yang harus
segera ditunaikan ketika kita mampu membayarkan. Tidak boleh ditunda-tunda. Oleh
sebab itu, jika kita mengetahui orangtua kita meninggalkan hutang segera kita
melunasinya jika kita mampu.
5
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan :
A. MenaatiOrangtua.
B. Berbakti dan merendahkan diri di hadapan kedua orangtua
C. Berbicara lemah lembut
D. Menyediakan makanan
E. Meminta izin sebelum berjihad dan pergi untuk urusan lainnya.
F. Memberikan nafkah
G. Membuat keduanya ridha dengan berbuat baik kepada orang-orang yang dicintainya.
H. Memenuhi sumpah/Nazar kedua orangtua
I. Tidak Mencaci maki dan menjaga kehormatan orangtua
J. Mendahulukan berbakti kepada ibu daripada ayah
K. Mendoakan
L. Merawat
6
DAFTAR PUSTAKA
https://tabloittdesa.wordpress.com/2019/07/02/kewajiban-anak-terhadap-orangtua-
dan-hak-anak-dalam-persefektif-islam/#:~:text=juga)%20hartaku%E2%80%9D.-,Nabi
%20saw.,(HR.%20Abu%20Daud).&text=Bahwa%20Allah%20memerintahkan%20kepada
%20manusia,kepada%20Ibu%20yang%20telah%20mengandung
https://umma.id/channel/answer/post/apa-saja-kewajiban-anak-terhadap-orang-tua-
481077
https://www.ruangmuslimah.co/28787-kewajiban-anak-terhadap-orangtua-ada-dalam-
hadist
http://makalahartikelkodeetikduniakesehatan.blogspot.com/2010/03/makalah-
kewajiban-anak-terhadap-orang.html