Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, keceerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU No.20 Tahun 2003 Pasal 1).
Pendidikan mengandung pengertian suatu perbuatan yang disengaja untuk
menjadikan manusia memiliki kualitas yang lebih baik. Dari tidak tahu menjadi
tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dan sebagainya. Pendidikan IPS pada
tingkat  sekolah dasar menggunakan pendekatan secara terpadu / fusi. Hal ini
disesuaikan dengan karakteristik tingkat perkembangan usia siswa SD yang masih
pada taraf berfikir abstrak.
Pengembangan pendidikan IPS tidak hanya diarahkan pada pengembangan
kompetensi yang berkaitan dengan aspek intelektual saja. Keterampilan sosial
menjadi salah satu faktor yang dikembangkan  sebagai kompetensi yang harus
dikuasai oleh siswa dalam pendidikan IPS. Keterampilan mencari, memilih,
mengolah dan menggunakan informasi untuk memberdayakan diri serta
keterampilan bekerjasama dengan kelompok yang majemuk nampaknya
merupakan aspek yang sangat penting dimiliki oleh peserta didik yang kelak akan
menjadi warga negara dewasa dan berpartisipasi aktif di era global.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Karakteristik pkn dengan IPS Dan Mata Pelajaran Lainnya?
2. Bagaimana Keterkaitan Pendidikan Kewarganegaraan dengan IPS?
3. Bagaimana Hubungan Bidang Studi Pendidikan Kewarganegaraan Dengan
Mata Pelajaran Lainnya?

1
C. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui Karakteristik pkn dengan IPS Dan Mata Pelajaran
Lainnya
2. Untuk mengetahui Keterkaitan Pendidikan Kewarganegaraan dengan
IPS
3. Untuk memahami Hubungan Bidang Studi Pendidikan
Kewarganegaraan Dengan Mata Pelajaran Lainnya

2
BAB II

PEMBAHASAN

A.    Gambaran Umum Dan Karakteristik PKn dengan IPS Dan Mata
Pelajaran Lainnya
Pendidikan kewarganegaraan merupakan mata pelajarn yang
memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosio-
kultural, bahasa, usia, dan suku bangsa untuk menjadi warga negara indonesia
yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang dilandasi oleh pancasila dan UUD
1945. Tujuan pendidikan kewarganegaraan secara umum adalah:
1.      Memberikan pengertian, pengetahuan, dan pemahaman tentang pancasila.
2.      Membentuk pola fikir yang sesuai dengan pancasila.
3.      Menanamkan nilai-nilai moral pancasila ke peserta didik.
4.      Menggugah kesadaran anak didik sebagai warga negara dan warga
masyarakat Indonesia untuk selalu mempertahankan dan melestarikan nilai-
nilai moral pancasila untuk menghadapi arus globalisasi.
5.      Memberi motivasi agar berperilaku sesuai dengan nilai, moral, dan norma
pancasila.

B.     Keterkaitan Pendidikan Kewarganegaraan dengan IPS


Keterkaitan PKn dengan IPS sangat kuat. Hal ini dikarenakan sebelum
menjadi Bidang Studi Pendidikan Kewarganegaraan yang menurut Kurikulum
tahun 1994 diberi nama Bidang Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
(sebagai upaya mewujudkan pesan UU sistem Pendidikan Nasional No. 2 Tahun
1989 khususnya Pasal 39 Ayat (2) dan (3)), Bidang studi Pendidikan
Kewarganegaraan adalah bagian dari bidang studi IPS. Bidang studi IPS
mencakup aspek Geografi, Ekonomi, dan Sejarah, Pancasila serta UUD 1945
yang menyangkut warga negara serta pemerintahan. Kemudian terjadi pemisahan
menjadi bidang studi IPS yang mencakup aspek Geografi, Ekonomi, dan Sejarah.

3
o Pembelajaran Terpadu
 Pembelajaran terpadu dikembangkan selain untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan, diharapkan siswa juga dapat: (1)
Meningkatkan pemahaman konsep yang dipelajarinya secara lebih
bermakna; (2) Mengembangkan keterampilan menemukan, mengolah, dan
memanfaatkan informasi; (3) Menumbuhkembangkan sikap positif,
kebiasaan baik, dan nilai-nilai luhur yang diperlukan dalam kehidupan; (4)
Menumbuhkembangkan keterampilan sosial seperti kerja sama, toleransi,
komunikasi, serta menghargai pendapat orang lain; (5) Meningkatkan minat
dalam belajar; dan (6) Memilih kegiatan yang sesuai dengan minat dan
kebutuhannya.
o Karakteristik Pembelajaran Terpadu
 Menurut Depdikbud (1996:3), pembelajaran terpadu sebagai suatu proses
mempunyai beberapa karakteristik atau ciri-ciri yaitu: holistik, bermakna,
otentik, dan aktif.

1.      Holistik
Suatu gejala atau fenomena yang menjadi pusat perhatian dalam pembelajaran
terpadu diamati dan dikaji dari beberapa bidang kajian sekaligus, tidak dari sudut
pandang yang terkotak-kotak. Pembelajaran terpadu memungkinkann siswa untuk
memahami suatu fenomena dari segala sisi. Pada gilirannya nanti, hal ini akan
membuat siswa lebih arif dan bijak di dalam menyikapi atau mengahdapi kejadian
yang ada di depan mereka.
2.      Bermakna
Pengkajian suatu fenomena dari berbagai aspek seperti yang dijelaskan di atas,
memungkinkan terbentuknya semacam jalinan antar konsep-konsep yang
berhubungan yang disebut skemata. Hal ini akan berdampak pada kebermaknaan
dari materi yang dipelajari. Rujukan yang nyata dari semua konsep yang diperoleh
dan keterkaitannya dengan konsep-konsep lainnya akan menambah kebermaknaan
konsep yang dipelajari. Selanjutnya, hal ini akan mengakibatkan pembelajaran
yang fungsional. Siswa mampu menerapkan perolehan belajarnya untuk
memecahkan masalah-masalah yang muncul dalam kehidupannya.

4
3.      Otentik
Pembelajaran terpadu memungkinkan  siswa memahami secara langsung
prinsip dan konsep yang ingin dipelajarinya melalui kegiatan belajar secara
langsung. Mereka memahami dari hasil belajarnya sendiri, bukan sekedar
pemberitahuan guru. Informasi dan pengetahuan yang diperoleh sifatya lebih
otentik. Misalnya, hukum pemantulan cahaya diperoleh siswa melalui eksperimen.
Guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator, sedangkan siswa bertindak sebagai
aktor pencari informasi dan pemberitahuan.
4.      Aktif
Pembelajaran terpadu menekankan keaktifan siswa dalam pembelajaran, baik
secara fisik, mental, intelektual, maupun emosional guna tercapainya hasil belajar
yang optimal dengan mempertimbangkan hasrat, minat dan kemampuan siswa
sehingga mereka termotivasi untuk terus-menerus belajar. Dengan demikaian,
pembelajaran terpadu bukan hanya sekedar merancang aktivitas-aktivitas dari
masing-masing mata pelajaran yang saling terkait. Pembelajaran terpadu bisa saja
dikembangkan dari suatu tema yang disepakati bersama dengan melirik aspek-
aspek kurikulum yang bisa dipelajari secara bersama melalui pengembangan tema
tersebut.

C.     Hubungan Bidang Studi Pendidikan Kewarganegaraan Dengan Mata


Pelajaran Lainnya
Pendidikan kewarganegaraan (PKN) merupakan program pendidikan yang
memiliki misi untuk mengembangkan  nilai luhur dan moral yang berakar pada
budaya dan keyakinan bangsa indonesia yang memungkinkan dapat diwujudkan
dalam perilaku dalam kehidupan sehari-hari.
Mata pelajaran PKn merupakan mata pelajaran yang bersifat
interdisipliner terutama disiplin ilmu hukum, politik, dan filsafat moral. Sifat
interdisipliner ini menjadikan PKn jelas batang keilmuannya (body of knowledge).

Dalam paradigma PKn sekarang dikenal tiga komponen yang saling berkaitan.
Menurut Udin Saripuddin Winataputra, ada tiga komponen tersebut adalah
sebagaimana uraian berikut ini.

5
1.      Komponen pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge) berupa materi
pelajaran PKn yang harus dicapai peserta didik.

2.      Komponen keterampilan kewarganegaraan (civic skills) berupa kemampuan


bersifat partisipatoris dan kemampuan intelektual.

3.      Komponen watak/karakter kewarganegaraan (civic dispositions) seperti


bertanggung jawab secara moral; disiplin; rasa hormat terhadap nilai dan martabat
kemanusiaan; rasa hormat terhadap peraturan (hukum); mau mendengarkan,
bernegosiasi dan berkompromi untuk mencapai kebaikan publik; dan menjunjung
tinggi kebenaran dan keadilan.

 Hubungan Pendidikan Kewarganegaraan terhadap ilmu sosial lainnya

1.      Hubungan PKn dengan ilmu politik

Pendidikan kewarganegaraan merupakan praktik dari ilmu


kewarganegaraan, sedangkan ilmu kewarganegaraan adalah bagian dari ilmu
politik. Seperti yang dikemukakan oleh checter van yakni bagian dari ilmu poltik
akan membahas tentang hak dan kewajiban warga negara terdapat di civics/ilmu
kewarganegaraan. Jadi dapat disimpulkan bahwa pendidikan kewarganegaraan
mengandung praktik-praktik yang diturunkan ilmu politik. Sesuai dengan tujuan
PKn yaitu menjadikan warganegara yang baik. Maka kita harus memahami teori
tentang demokrasi politik yang meliputi konstitusi, parpol pemilu dan semuan hal
itu merupakan adopsi dari ilmu politik. Dengan memahami teori ilmu politik
maka warga negara mempunyai pengetahuan tentang kenegaraan melalui praktis
dari pendidikan kewarganegaraan maka warga negara dapat melaksanakan
kewajibannya dan mengetahui hak yang harus diterimanya sebagai warga negaa
yang baik.

2.      Pendidikan kewarganegaraan dengan sosiologi

Sosiologi merupakan ilmu tentang masyarakat. Yang mana yang


dibahas tidak hanya keteraturan dalam msyarakat tetapi juga penyimpangan
sosial. Salah satu penyebab terjadi penyimpangan sosial yaitu kekurangpahaman
masyarakat terhadap hak dan kewajibannya sebagai warga negara. Contoh kasus

6
keterkaitan sosiologi dengan pendidikan kewarganegaraan, dalam sebuah desa
mempunyai kendala dalam aksesbilitas. Seperti kurang memadainya jalan raya
untuk masyarakat desa untuk keluar dari desa dalam rangka memenuhi kebutuhan,
seperti berjualan, melanjutkan pendidikan, dan membeli kebutuhan rumah tangga
yang tidak disediakan desa. Namun hal tersebut terkendala sehingga menimbulkan
ketergangguan pola kehidupan masyarakat, terjadinya konflik antar masyarakat
dan meresahkan kondisi desa. Bagi masyarakat yang paham dengan haknya
sebagai warganegara maka mereka akan menuntutnya sesuai prosedur tanpa harus
meresahkan kampungnya sendiri. Kemudan jika mereka memahami tentang
kewajiban sebagai warga negara maka mereka akan berusaha memenuhi
kewajibannya seperti pajak supaya pemerintah dapat membangun sarana umum
seperti yang diinginkan dan mengelola sumberdaya ala dengan baik. Jadi
pendidikan kewarganegaraan dapat menjad solusi permasalahan di masyarakat.
Sama-sama mengkaji masyarakat / warga negara.

3.      Pendidikan kewarganegaraan dengan ilmu sejarah

Dalam mempelajari sejarah terdapat latar belakang mempelajari


pendidikan kewarganegaraan, proses dan alasannya pendidikan kewarganegaraan
dipelajari. Kemudian dengan pada ilmu sejarah dapat diketahui mengapa perlunya
pendidikan yang bertujuan menjadikan warga negara yang baik. Semua itu
didasari oleh sejarah/peristiwa yang terjadi diwaktu yang lalu. Dengan
mempelajari sejarah kita dapat mengetahui kekurangan apa yang akan terdapat
pada era dulu dan diperbaiki pada masa sekarang sehingga terdapat perbaikan-
perbaikan dari waktu ke waktu.  Dengan mempelajari sejarah dapat ditemukan hal
positif yang dapat dipertahankan untuk tercapanya tujuan PKn saat ini atau
kedepannya.

D.    Konsep dan Prinsip Kepribadian Nasional


1. Keanekargaman Bangsa Indonesia sebagai Kepribadian Nasional
Indonesia merupakan bangsa yang dapat dilihat dari dua sudut pandang yaitu
secara horizontal dan vertical.

7
Horizontal yaitu adanya perbedaan, tetapi tidak menunjukkan tingkatan
seperti berikut ini :
A. Perbedaan fisik dan Ras: Penduduk Indonesia memiliki ragam ciri fisik
dan ras seperti golongan Malesoid yang terdapat di daerah papua yang
memiliki ciri rambut kriting, bibir tebal dan berkulit hitam.
B. Perbedaan suku bangsa: di Indonesia terdapat lebih dari 300 suku bangsa
dengan jumlah yang beragam seperti suku dayak, batak, minang, dan
lainnya.
C. Perbedaan Agama: Adanya kepercayaan animisme dan dinamisme serta
kebebasan rakyat Indonesia untuk memeluk agama yang di yakininya.
D. Perbedaan Jenis kelamin: perbedaan gender tidak menjadi masalah karena
disesuaikan dengan nilai bangsa tersebut.

Secara Vertical dengan menunjukkan adanya tingkatan. Misalnya adanya


urutan tingkat pendidikan yaitu Pendidikan SD, SMP, SMA/SMK, dan perguruan
tinggi. Ada juga yang berdasarkan jabatan dan kekuasaan.

2. Latar Belakang Kemajemukan Bangsa Indonesia 


Secara geografis, kondisi kepulauan Indonesia berbeda, seperti perbedaan
iklim, curah hujan, suhu, kelembapan udara, jenis tanah, morfologi tata air, flora,
dan faunanya.
Secara sosiologis dan cultural, dampak teknologi manuusia yang berkembang
selama berabad-abad menghasilkan perbedaan yang berbeda. Heterogenitas selain
merupakan potensi kekayaan bangsa, sekaligus juga sangat rentan akan bahaya
konflik.

3. Keanekaragaman Kebudayaan yang merupakan Unsur Kebangsaan dan


Kepribadian Nasional:
1. Kebudayaan daerah sebagai unsure kebudayaan nasional
2. Pengenalan keanekaragaman budaya di Indonesia
3. Suku-suku bangsa Indonesia

8
4. Membina dan melestarikan budaya daerah dan nasional

4. Bhineka Tunggal Ika dan Integrasi Nasional


Konsepsi bhineka tunggal ika lahir dilatarbelakangi oleh keanekaragaman
suku bangsa Indonesia yang ingin bersatu. Untuk mewujudkan suatu kesatuan
nasional terebut dikenal dengan istilah Integrasi nasional, yaitu suatu proses dan
hasil kehidupan social yang dicapai melalui beberapa tahap akomodasi, kerja
sama, koordinasi, dan asimilasi.
Factor-faktor penunjang integrasi nasional:
a. Bahasa Nasional
b. Pancasila sebagai Dasar Negara
c. Kesadaran dan Solidaritas kelompok
d. Perundang-undangan yang bersifat Nasional

5. Landasan Hukum Bhineka Tunggal Ika


1. Pancasila
2. Pembukaan UUD 1945 alinea 2
3. Batang Tubuh UUD 1945
4. Pembinaan kebudayaan

E. Konsep Dan Prinsip Semangat Kebangsaan


1. Pengertian Dan Unsur Terbentuknya Bangsa
Negara dan bangsa adalah sekelompok manusia yang memiliki cita-
cita bersama yang mengikat warga Negara menjadi satu kesatuan, memiliki
sejarah hidup bersama sehingga tercipta rasa senasib sepenanggungan, memilki
adat,budaya, dan kebiasaan yang sama.Unsur-unsur yang merupakan factor-
faktor penting bagi pembentukan bangsa Indonesia, antara lain:
1. Persamaan pola kebudayaan
2. Persamaan tempat tinggal yang disebut dengan nama khas tanah air
3. Persamaan nasib kesejahterannya

9
4. Persamaan cita-cita

2. Menunjukkan Semangat Kebangsaan (Nasionalisme dan Patroitisme)


1.   Bangsa Indonesia berpandangan
a.   Monodualistik yaitu suatu paham yang menganggap bahwa hakikat
sesuatu merupakan dua unsur yang terikat menjadi suatu kebulatan
b.   Monopluralistik yaitu mengaku bahwa bangsa Indonesia terdiri dari
berbagai unsur yang beraneka ragam
c.   Integralistik yaitu kebersamaan, kekeluargaan
2.   Bhineka Tunggal Ika
Prinsip Bhineka Tunggal Ika mengharuskan kita untuk mengakui
keanekaragaman bangsa Indonesia, baik dari suku bangsa, bahasa, dan agama.
3. Paham Yang Bertentangan Dengan Nasionalisme
a.Suknismse yaitu paham kecintaan yang berlebihan terhadap suku bangsa serta
berusaha memisahkan diri dari kehidupan suku-suku lain.
b. Chauvinism yaitu rasa cinta tanah air yang berlebihan dengan mengagung-
agungkan bangsa sendiri, dan merendahkan bangsa lain.
c.Ekstrimisme yaitu tindakan suatu golongan atau kelompok yang berusaha
menggulingkan pemerintahan yang sah melalui cara-cara yang tidak
konstitusiona
4. Patriotisme Sebagai Wujud Sikap Perilaku Kebangsaan
Patriotisme diartikan sebagai pecinta atau pembela tanah air. Tujuan konsep
patriotisme adalah menumbuhkan dan meningkatkan semangat cinta tanah air
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Patriotisme mengandung makna yang dalam bagi bangsa Indonesia, yaitu:
1. Merupakan ciri khas kepribadian bangsa Indonesia
2. Merupakan falsafah hidup bangsa Indonesia
3. Merupakan alat pemersatu rakyat Indonesia dalam mewujudkan cita-
cita bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur
5. Nilai-Nilai Semangat Kebangsaan
1. Nilai persatuan

10
2. Nilai kecintaan
3. Nilai kebanggaan
4. Nilai pengorbanan

F. Konsep dan Prinsip Cinta Tanah Air


1. Pengertian Cinta Tanah Air
Cinta tanah air adalah suatu kasih sayang dan suatu rasa
cinta terhadap bangsa atau tanah airnya. Cinta tanah air adalah perasaan yang
timbul dari dalam hati sanubari seorang warga negara, untuk mengabdi,
memelihara, membela, melindungi tanah airnya dari segala ancaman dan
gangguan.
Definisi lain mengatakan bahwa rasa cinta tanah air adalah rasa kebanggaan, rasa
memiliki, rasa menghargai, rasa menghormati dan loyalitas yang dimiliki oleh
setiap individu pada negara tempat ia tinggal yang tercermin dari perilaku
membela tanah airnya, menjaga dan melindungi tanah airnya, rela berkorban demi
kepentingan bangsa dan negaranya, mencintai adat atau budaya yang ada
diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari di keluarga, sekolah dan masyarakat.
Cinta tanah air adalah sama saja rela berkorban demi kepentingan negara,
memajukan kehidupan bangsa, mencerdaskan diri demi ikut berpartisipasi dalam
rangka proses pembangunan tanah air atau negaranya dari negara yang kecil,
berkembang sampai menjadi negara yang maju.

2. Perlunya Cinta Tanah Air


Bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus
1945. Kemerdekaan itu diperoleh melalui perjuangan dan pengorbanan para
pejuang yang tidak ternilai harganya. Sejak itu, bangsa Indonesia bertekad untuk
membela tanah airnya dari segala bentuk gangguan dan ancaman, baik yang
datangnya dari dalam maupun dari luar. Kita tidak boleh lengah sedikit pun
karena ancaman akan datang dari berbagai arah. Semangat persatuan dan kesatuan
harus diperkokoh melalui berbagai kegiatan, baaik yang bersifat lokal,
kedaerahan, nasional, maupun internasional.

11
Perilaku cinta tanah air dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk, diantaranya
memelihara persatuan dan kesatuan dan menyumbangkan pengetahuan dan
keterampilan yang dimiliki untuk membangun negara. .
Ciri-ciri cinta tanah air diantaranya rela berkorban untuk tanah air dan bangsa;
bangga berbangsa, berbahasa, dan bertanah air Indonesia; giat dalam
melaksanakan pembangunan di segala bidang; dan ikut mempertahankan
persatuan dan kesatuan. Semangat cinta tanah air perlu terus dibina sehingga
keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia tetap terjamin. Cinta tanah air
bermanfaat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Manfaat tersebut
diantaranya negara akan aman dan damai, pembangunan dapat berjalan lancar,
dan pendapatan negara akan meningkat. Manfaat tersebut kita sendiri yang
merasakan. Kita akan merasa aman dan damai serta kesejahteraan hidup
meningkat. Jika cinta tanah air tidak terbina pada diri setiap warga maka negara
akan mudah dilanda kekacauan, pembangunan tidak behasil, pendapatan negara
menurun, dan pada akhirnya tingkat kesejahteraan dan kesehatan warga sendiri
yang akan hancur.

3. Menanamkan Sikap Cinta Tanah Air dan Bernegara


A. Sikap cinta tanah air harus ditanamkan kepada anak sejak usia dini agar
menjadi manusia yang dapat menghargai bangsa dan negaranya misalnya dengan
upacara sederhana setiap hari Senin,
B. Pada aspek kognitif, anak mengenal konsep bilangan dan angka, mengenal
konsep warna merah dan putih, mengenal konsep posisi di atas warna merah, di
bawah warna putih, dan mengenal konsep bentuk persegi panjang atau kotak.
C. Membiasahkan sikap dan perilaku, misalnya, menjaga kebersihan dan
kelestarian lingkungan, menyanyangi sesama penganut agama, menyanyangi
sesama makhluk Tuhan yang lain, tenggang rasa dan menghormati orang lain.
D. Perwujudan persatuan dan cinta tanah air harus kita laksanakan di lingkungan
keluarga, sekolah, tempat tinggal kita, bahkan dimanapun kita berada. Misalnya

12
di keluarga, kita amalkan sikap dan tingkah laku hemat, disiplin dan
bertanggungjawab dalam mewujudkan keutuhan dan kebersamaan agar tercapai
kebahagiaan lahir batin. Di sekolah, perwujudan rasa persatuan dan cinta tanah
air dapat kita wujudkan atau amalkan melalui kegiatan-kegiatan seperti OSIS,
PRAMUKA, UKS, PMR, dan lain-lain.

6. Cara-cara Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air terhadap NKRI


Ada berbagai cara dalam meningkatkan rasa cinta tanah air terhadap Negara
Kesatuan Republik Indonesia, diantaranya yaitu :
1. Mempelajari sejarah perjuangan para pahlawan pejuang kemerdekaan kita
serta menghargai jasa para pahlawan kemerdekaan.
2. Menghormati upacara bendera sebagai perwujudan rasa cinta tanah air dan
bangsa Indonesia.
3. Menghormati simbol-simbol negara seperti lambang Burung Garuda,
Bendera Merah Putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya, dan lain
sebagainya.
4. Mencintai dan menggunakan produk dalam negeri agar pengusaha lokal
bisa maju sejajar dengan pengusaha asing.
5. Ikut membela mempertahankan kedaulatan dan kemerdekaan bangsa dan
negara Indonesia dengan segenap tumpah darah secara tulus dan ikhlas.

G.    Konsep dan Prinsip Bela Negara


Bela negara adalah sebuah konsep yang disusun oleh perangkat
perundangan dan petinggi suatu negara tentang patriotisme seseorang, suatu
kelompok atau seluruh komponen dari suatu negara dalam kepentingan
mempertahankan eksistensi negara tersebut. Landasan konsep bela negara adalah
wajib militer.
Pembelaan negara yang diwujudkan dengan keikutsertaan dalam upaya
pertahanan negara merupakan tanggung jawab dan kehormatan setiap warga
negara. Oleh karena itu, tidak ada seorang warga negara pun yang boleh
menghindarkan diri dari kewajiban untuk ikut serta dalam upaya pembelaan

13
negara, kecuali jika ditentukan lain oleh undang-undang. Prinsip ikut serta dalam
pembelaan negara sebagai tanggung jawab dan kehormatan setiap warga negara
mengandung makna bahwa upaya pertahanan negara harus didasarkan pada
kesadaran akan hak dan kewajiban warga negara serta keyakinan pada kekuatan
diri sendiri.
Bangsa Indonesia cinta perdamaian, tetapi lebih cinta kemerdekaan dan
kedaulatannya. Penyelesaian segala pertikaian atau perselisihan yang timbul dari
hubungan antarbangsa atau antarnegara akan selalu diusahakan melalui cara-cara
damai. Bagi bangsa Indonesia, cara kekerasan (perang) merupakan jalan terakhir
yang hanya dilakukan apabila semua usaha dalam menyelesaikan pertikaian atau
perselisihan secara damai tidak berhasil. Prinsip ini menunjukkan pandangan
bangsa Indonesia tentang perang dan damai.

1. Pengertian  Bela Negara di Indonesia


Bela negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh
kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup
bangsa dan negara yang seutuhnya. Pembelaan negara bukan semata-mata tugas
TNI, tetapi segenap warga negara sesuai kemampuan dan profesinya dalam
kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara. Tiap-tiap warga negara
berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara dan syarat-syarat
tentang pembelaan negara diatur dengan undang-undang. Kesadaran bela negara
itu hakikatnya kesediaan berbakti pada negara dan kesediaan berkorban membela
negara. Unsur dasar bela negara diantaranya yaitu :
a.Cinta tanah air
b.Kesadaran berbangsa dan bernegara
c.Yakin akan Pancasila sebagai ideologi negara
d.Rela berkorban untuk bangsa dan negara
e.Memiliki kemampuan awal bela negara

14
2. Hukum Bela Negara
Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 pada pasal 30 tertulis bahwa "Tiap-
tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara."
dan " Syarat-syarat tentang pembelaan diatur dengan undang-undang." Jadi sudah
pasti mau tidak mau kita wajib ikut serta dalam membela negara dari segala
macam ancaman, gangguan, tantangan dan hambatan baik yang datang dari luar
maupun dari dalam.

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dengan memperhatikan karakteristik anak SD maka pembelajaran yang
menggunakan pendekatan keterkaitan amatlah tepat karena hal itu akan
membantu siswa memperoleh pengatahuan secara utuh dan melakukan tugas-
tugasnya sesuai dengan kemampuan dan kebutuhannya. Hal itu sesuai pula
pesan kurikulum Pendidikan Kewarganegaraan 1994 yang memungkinkan,
dikaitkannya maka makna pelajaran atau bidang studi Pendidikan
Kewarganegaraan dengan mata pelajaran dan bidang studi lainnya. Keterkaitan
antara pendidikan kewarganegaraan tidak hanya dengan mata pelajaran IPS,
tetapi juga dengan mata pelajaran atau bidang studi-studi lainnya seperti
Pendidikan Agama, Matematika, IPA, Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, dan
Kerajinan Tangan dan Kesenian.
Untuk melaksanakan keterkaitan tersebut ada berbagai pendekatan yang
dapat digunakan, namun pada kesempataan ini contoh-contoh pendekatan-
pendekatan yang dikemukakan hanyalah beberapa diantaranya pendekatan yang
bersifat intra dan pendekatan yang bersifat antar, inter, atau lintas.

B. Saran
Penulis menyadari kalau makalah ini masih jauh dari sempurna.
Kesalahan ejaan, metodologi penulisan dan pemeliharaan kata serta cakupan
masalah yang masih kurang adalah diantara kekurangan dari makalah ini. Oleh
karena itu saran dan kritik membangun sangat kami butuhkan dalam
penyempurnaan makalah ini dan semoga makalah ini bias memebantu para
pembaca, Amin ya robbal’alamin

16
DAFTAR PUSTAKA

Wahyu Dwi Ulfa Febri, 2015. hubungan pendidikan kewarganegaraan dengan


ilmu sosial lainnya. [online]. (dwiulfafebriwahyu.blogspot.com/.../hubungan-
pendidikan-kewarganegaraanterh.html.). diakses pada tanggal 18 oktober 2022.

Viva. 2014. KONSEP SERTA PRINSIP KEPRIBADIAN NASIONAL, SEMANGAT


KEBANGSAAN, CINTA TANAH AIR DAN BELA NEGARA. [online].
(vievalavieda.blogspot.com/2014/11/konsep-serta-prinsip-kepribadian.html).
diakses pada tanggal 18 oktober 2022.

Shadia. 2012. Makalah Konsep serta Prinsip Cinta Tanah Air dan Bela Negara.
[online]. (coretanshadia.blogspot.com/2012/11/makalah-konsep-serta-prinsip-
cinta.html). diakses pada tanggal 18 oktober 2022.

Karomah, Mufidatul, dan Nisaul A’zizah. 2012. Konsep serta Prinsip


Kepribadian Nasional Dan Semangat Kebangsaan. [online].
cenatcenutpgsd.blogspot.com/p/blog-page_9277.html. diakses pada tanggal 18
oktober 2022.

Rafika, Satdhlin, Shelvy Mayangsari, Merryanti, Hafizah, Ema Birthayanti. 2017.


HUBUNGAN PKN TERPADU DENGAN MATA PELAJARAN LAINNYA. [online].
(https://rafikaterritory.wordpress.com/.../hubungan-pkn-terpadu-dengan-mata-
pelajaran-lainnya). Diakses pada tanggal 18 oktober 2022.

17

Anda mungkin juga menyukai