Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN


BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK) DISGRAFIA

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah


“Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus”
Dosen Pengampu : Andri Yani, M.Pd

Disusun Oleh : Kelompok 14

CARINI PURWATI (2021.01.08.0051)


SINDI CLAUDIYA (2021.01.08.0055)
MEGA NURJANAH (2021.01.08.0076)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PG-PAUD)
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP BABUNNAJAH 2022

1
KATA PENGANTAR

Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang mana berkat Rahmat dan
Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah
Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dengan judul “PENDIDIKAN
DAN BIMBINGAN BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK)
DISGRAFIA”
Shalawat serta salam tak lupa pula kami haturkan kepada Nabi Besar
Muhammad SAW yang melalui ajarannya telah membawa dan menuntun kami
dari zaman kegelapan menuju zaman yang penuh dengan kecanggihan seperti
sekarang ini.
Ucapan terima kasih tak lupa kami haturkan kepada semua pihak yang
telah turut membantu menyumbangkan fikiran dalam bentuk ide, gagasan, serta
bentuk lainnya sehingga penyusunan makalah ini bisa terselesaikan, terutama
kepada Dosen Pengampu Mata Kuliah Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus.
Tanpa bantuan dan dukungan semua pihak, maka makalah ini belum tentu dapat
mencapai proses akhir penulisan.
Penyusun sendiri menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan
demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhoi segala bentuk usaha kita. Amiiinn...

Pandeglang, Juni 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................... i


DAFTAR ISI .............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ..................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................. 2
C. Tujuan Penulisan ................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................... 3


A. Apa yang dimaksud dengan Disgrafia ............................... 3
B. Apa saja jenis Disgrafia ..................................................... 5
C. Faktor apa saja yang menjadi penyebab disgrafia .............. 6
D. Bagaimana cara menerapkan pendidikan dan melakukan
bimbingan bagi anak disgrafia ........................................... 6

BAB III PENUTUP ............................................................................... 9


A. Kesimpulan ........................................................................ 9
B. Saran ................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 11

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap pembelajaran yang dilakukan di sekolah baik tingkat dasar
maupun menengah memiliki kesulitan-kesulitan tersendiri dalam diri siswa
maupun dalam proses pembelajarannya. Kesulitan-kesulitan itu memang
menjadi lumrah dan sebuah keniscayaan jika kesulitan-kesulitan itu tidak akan
ada serta muncul dikarenakan dipengaruhi banyak faktor baik dari internal
bagian-bagian yang terlibat seperti siswa dan guru, juga dipengaruhi faktor
eksternal. Setiap pihak yang ada di dalamnya harus bersama-sama dan
berkolaborasi untuk mencari solusi atas kesulitan yang dihadapi supaya tujuan
akhir pembelajaran dapat tercapai.
Salah satu kesulitan-kesulitan dalam proses pembelajaran adalah
kesulitan menulis. Padahal, menulis merupakan kemampuan dasar yang harus
dimiliki oleh siswa sebagai upaya untuk mendokumentasikan apa yang ada
dalam pikiran dan benak siswa. Menulis juga merupakan proses yang
kompleks, proses ini melibatkan sejumlah kegiatan fisik dan mental. Menulis
dilakukan untuk keperluan mencatat dan komunikasi.
Kesulitan menulis tidak hanya menimbulkan masalah bagi anak namun
juga menimbulkan masalah bagi guru. Kesulitan dalam hal menulis terjadi
pada 5-10% dari seluruh anak di dunia. Kesulitan menulis biasa disebut
sebagai Disgrafia, umumnya terjadi pada anak-anak pada awal-awal masuk
sekolah, namun hal ini juga bisa terjadi pada siswa pada tingkat sekolah yang
lebih tinggi dengan kadar kesulitan yang relatif lebih ringan. Kesulitan
menulis harus dapat disolusikan baik oleh guru pengampu maupun siswa itu
sendiri, pendampingan yang cukup, pemberian motivasi yang tepat dan juga
menggunakan banyak bantuan metode ataupun alat juga dapat membantu
siswa keluar dari kesulitan menulis. Dalam makalah ini, penyusun mencoba
memaparkan dan menelaah lebih lanjut tentang bagaimana menerapkan
pendidikan dan bimbingan bagi ABK Disgrafia.

4
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan di bahas dalam makalah ini
berdasarkan permasalahan pada latar belakang tersebut adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan Disgrafia
2. Apa saja jenis Disgrafia
3. Faktor apa saja yang menjadi penyebab disgrafia
4. Bagaimana cara menerapkan pendidikan dan melakukan bimbingan bagi
anak disgrafia

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengetian dari disgrafia
2. Mengetahui jenis-jenis disgrafia
3. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab disgrafia
4. Untuk mengetahui cara menerapkan pendidikan dan melakukan bimbingan
bagi anak disgrafia

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Disgrafia
Disgrafia adalah kelainan sebagai akibat gangguan integrasi visual
motorik yang ditandai dengan adanya gangguan atau kesulitan dalam
mengikuti satu atau lebih bentuk pengajaran menulis dan keterampilan yang
terkait dengan menulis, seperti mendengarkan, berbicara, dan membaca.
Menurut Muhammad dalam bukunya Special Education for Special
Children pedoman khusus anak-anak dengan ketunaan dan Learning
Disabilities (2008:137) “disgrafia adalah masalah pembelajaran spesifik yang
berdampak pada kesulitan dalam menyampaikan hal yang ada dalam pikiran
dalam bentuk tulisan yang akhirnya malah menyebabkan tulisan menjadi
buruk”.
Menurut situs Understood.org, gejala disgrafia dibagi menjadi 6
kategori, yaitu visual-spasial, motorik halus, pengolahan bahasa, menulis dan
mengeja, tata bahasa, dan organisasi bahasa.
Untuk lebih jelasnya, beberapa gejala disgrafia pada anak adalah:
1. Gangguan Visual-spasial
 Kesulitan mengenali bentuk dan spasi antar huruf,
 Kesulitan mengelompokkan huruf dari kiri ke kanan,
 Kesulitan menulis dalam garis dan batas,
 Kesulitan membaca peta, gambar, atau menggambar ulang bentuk,
 Sangat lamban dalam menulis ulang.

2. Gangguan motorik halus


 Kesulitan memegang pensil dengan benar, menjiplak, memotong
makanan, mengikat tali sepatu, bermain puzzle, dan mengetik,
 Tidak bisa menggunakan gunting,
 Tidak bisa mewarnai di dalam garis dengan rapi,

6
 Saat menulis, anak memegang pergelangan tangan, tubuh, atau kertas
dengan posisi yang aneh.
3. Gangguan pengolahan bahasa
 Kesulitan menuangkan ide dalam kertas dengan cepat,
 Kesulitan memahami peraturan permainan,
 Kesulitan mengikuti arahan.

4. Gangguan mengeja dan menulis


 Kesulitan memahami peraturan mengeja,
 Kesulitan mengetahui ada kata yang salah eja,
 Bisa menyebutkan ejaan dengan benar, namun salah saat ditulis,
 Sering salah mengeja kata,
 Tidak bisa mengenali mana kata yang ejaannya benar,
 Sulit membedakan huruf besar dan huruf kecil,
 Sulit membedakan huruf dan tanda baca,
 Kesulitan membaca tulisannya sendiri,
 Menghindari kegiatan tulis menulis,
 Mudah lelah atau kram saat menulis,
 Sering sekali menghapus tulisannya.

5. Gangguan tata bahasa


 Tidak tahu cara pakai tanda baca,
 Terlalu sering menggunakan koma dan bingung menggunakan kata
kerja,
 Tidak memulai kalimat dengan huruf besar,
 Tidak menulis dengan kalimat lengkap,
 Lebih sering menulis dalam bentuk poin demi poin,
 Menulis kalimat yang sangat panjang.

6. Gangguan organisasi bahasa

7
 Kesulitan menceritakan sebuah kisah,
 Sering mengawali cerita dari tengah,
 Tidak memberikan fakta dan detil penting,
 Memberikan terlalu banyak informasi saat bercerita,
 Berasumsi orang lain selalu mengetahui apa yang ia bicarakan,
 Menulis kalimat yang lompat-lompat atau tidak urut,
 Lebih baik mengutarakan ide jika dibicarakan, bukan ditulis.

B. Jenis-jenis Disgrafia
Kendell dan Stefanyshyn (2012), membedakan jenis-jenis disgrafia
menjadi 5, yaitu:
1. Disleksia Dysgraphia
Adalah bentuk disgrafia yang ditandai dengan tulisan tangan anak
tak terbaca, huruf, dan tanda baca yang dibuat anak salah..

2. Motor Dysgraphia
Karena kekurangan keterampilan motorik halus, tidak tangkas, otot
kaku, sehingga gerakan tangannya tampak “kikuk”. Jika diminta untuk
menulis memerlukan tenaga ekstra, bentuk tulisan sering miring karena
memegang objek penulisan salah, tetapi pemahamannya tentang ejaan
tidak terganggu.

3. Dysgraphia Spasial
Adalah anak yang mengalami gangguan dalam pemahaman ruang .
tulisan anak terbaca, anak bisa menyalin, pemahaman ejaan normal, tetapi
tulisannya sering berada di atas garis atau di bawah garis, jarak antarkata
juga tidak konsisten.

4. Fonologi Dysgraphia
Ditandai dengan anak mengalami gangguan fonologi, jenis ini
umumnya di derita pada anak yang berbahasa asing seperti bahasa Inggris

8
dan bahasa barat lainnya yang di dalamnya terdapat perbedaan antara
ejaan dan bunyi.

5. Leksikal Dysgraphia
Disgrafia jenis ini sama dengan disgraphia fonologi, tetapi lebih
terjadi pada kata-kata yang tidak sama antara ejaan dan lafalnya, seperti
pada bahasa Inggris dan Perancis.

C. Faktor-faktor yang menjadi penyebab disgrafia


Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan anak mengalami
kesulitan belajar menulis antara lain kurangnya perhatian yang diberikan
kedua orang tua terutama ibu dalam menemani maupun membantu anak saat
belajar di rumah. Menurut Helmawati (2014: 50) “orang tua merupakan
pendidik pertama dan utama bagi anak-anak mereka karena dari merekalah
anak mula-mula menerima pendidikan.” Seharusnya orang tualah yang
berperan sangat besar dalam mengatasi kesulitan belajar menulis anak. Tetapi
perhatian yang orang tua berikan kepada anak justru kurang. Hal ini terlihat
dari kurangnya perhatian orang tua untuk membantu anaknya menjadwal pada
malam hari.
Faktor penyebab kesulitan belajar menulis anak lainnya adalah tidak
adanya komunikasi yang terjalin antara orang tua dan guru kelas dalam
bekerjasama mengatasi kesulitan belajar menulis yang dialami anak. Hal ini
dikarenakan antara orang tua dan guru kelas sama sekali tidak pernah bertemu
sehingga guru tidak bisa menyampaikan kepada orang tua mengenai hasil
perkembangan maupun penurunan hasil belajar akibat kesulitan belajar yang
dialami anak.

D. Cara menerapkan pendidikan dan melakukan bimbingan bagi anak


disgrafia
Anak disgrafia tidak bisa dibiarkan belajar menulis sendiri. Mereka
perlu bimbingan secara khusus. Terdapat beberapa cara mengatasi kesulitan

9
belajar menulis yang berkaitan dengan pengajaran menulis permulaan atau
handwriting antara lain yang dikemukaan Abdurrahman (1998) bahwa
terdapat 15 jenis kegiatan yang berfungsi untuk remedial menulis untuk anak
disgrafia, yaitu :
1. Aktivitas menggunakan papan tulis,
2. Bahan lain untuk latihan gerakan menulis,
3. Posisi duduk ketika akan menulis,
4. Posisi kertas yang dijadikan sebagai bahan untuk ditulis,
5. Cara memegang pensil,
6. Jenis kertas stensil atau karbon,
7. Melakukan kegiatan menjiplak,
8. Menggambar di antara dua garis,
9. Titik-titik,
10. Menjiplak dengan semakin dikurangi,
11. Menggunakan buku bergaris tiga,
12. Menggunakan kertas dengan garis pembatas,
13. Memperhatikan tingkat kesulitan penulisan huruf,
14. Bantuan verbal, dan
15. Penggunaan kata dan kalimat.

Cara-cara mengatasi gangguan disgrafia seperti di atas dapat dilakukan


secara bersamaan. Mula-mula guru mempersiapkan alat-alat dan media seperti
papan tulis, pensi segitiga, kertas (stensil, karbon, atau kertas HVS biasa), dan
buku bergaris. Aktivitasnya dapat berbarengan, misalnya ketika anak dilatih
untuk menjiplak, guru telah menyediakan tulisan balok untuk dijiplak, posisi
duduk, cara memegang pensil dan cara menggores ketika menjiplak atau
menggambar tulisan dapat dilakukan dalan satu kegiatan. Kesabaran,
ketelitian, dan ketepatan dalam membimbing menjadi bagian penting yang
harus dimiliki guru.
Keterampilan dasar yang perlu dikembangkan sebelum anak memulai
belajar menulis untuk keperluan memperkenalkan huruf pada anak adalah:

10
1. Pengendalian otot, keterampilan ini dikembangkan melalui aktivitas
manipulasi gerakan, misalnya: memotong dengan gunting, menggambar
dengan ujung jari, menelusuri dan mewarnai.
2. Koordinasi mata dan tangan, keterampilan ini dilakukan melalui kegitan
menggambar lingkaran dan bentuk geometri lainnya.
3. Diskriminasi visual, keterampilan ini dilakukan dengan latihan
membedakan bentuk, ukuran dan warna

11
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa Disgrafia adalah
kelainan sebagai akibat gangguan integrasi visual motorik. Anak-anak normal
dan anak disgrafia secara fisik dan psikologis pada umumnya sama, tetapi
ketika dalam proses belajar di dalam kelas, anak disgrafia terlihat sulit atau
lambat dalam menulis. Disgrafia pada umumnya tidak terkait dengan
kemampuan lainnya. Anak-anak disgrafia bisa saja normal dalam berbicara,
dan normal dalam keterampilan motorik lainnya, tetapi mengalami hambatan
dalam menulis.
Berdasarkan berbagai penyebab yang dikemukaan di atas
menunjukkan bahwa penyebab disgrafia tidak terkait dengan masalah
kemampuan intelektual, kemalasan, asal-asalan dalam menulis, dan bukan
karena tidak mau belajar, tetapi karena satu atau beberapa ganggunguan. Jadi
guru tidak boleh memfonis bahwa anak yang berkesulitan menulis adalah anak
yang malas dan boboh. Bahkan guru harus berusaha membantu anak-anak
disgrafia agar dapat menulis seperti anak-anak yang normal lainnya. Guru
perlu mencermati anak-anak yang menderita disgrafia secara individual agar
diketahui karakteristik dan jenis disgrafia masing-masing anak yang akan
dibantu dalam belajar menulis. Pemahaman ini penting agar penganannya
dapat dilakukan dengan tepat.

B. Saran
Anak-anak disgrafia merupakan anak yang berkesulitan di dalam
belajar (learning disorder). Guru harus yakin bahwa anak-anak disgrafia bisa
dibantu dalam hal menulis asalkan guru memiliki pengetahuan yang cukup
tentang ciri-ciri dan gejala-gejala disgrafia. Selanjutnya diharapkan guru
mampu berusaha untuk mengidentifikas ciri-ciri dan gejala-gejala yang
muncul pada anak disgrafia berkaitan dengan hambatannnya dalam belajar

12
nenulis. Dari hasil identifikasi tersebut kemudian guru menentukan strategi
pembelajaran menulis yang tepat untuk membantu anak dalam menulis.
Tidak kalah pentingnya dengan penetapan strategi adalah pentingnya
memelihara sikap positif terhadap anak penderita disgrafia. Sikap positif
terhadap anak disgrafia dapat membangun motivasi pada anak untuk belajar
menulis. Dengan sikap positif ini sekaligus dapat menghilangkan frustasi bagi
guru, orang tua dan anak dalam aktivitas belajar mengajar menulis.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://www.popmama.com/kid/4-5-years-old/tiffany/gejala-gangguan-belajar-
pada-anak/3
https://www.alodokter.com/disgrafia-kondisi-ketika-anak-mengalami-gangguan-
menulis
https://www.kanalpengetahuan.com/pengertian-disgrafia-dan-penyebabnya
https://www.academia.edu/23712010/Disgrafia

14

Anda mungkin juga menyukai