Ny. A berusia 36 tahun tanpa memiliki riwayat yang signifikan sebelumnya. Pasien
menggunakan KB hormonal sebelum kehamilan. Saat ini merupakan kehamilan
kedua dengan umur kehamilan 33 minggu. Pasien rutin memeriksakan diri selama
kehamilan dan anak pertama pasien usia 12 tahun. Pada hari masuk rumah sakit,
pasien mendadak mengalami nyeri kepala hebatdisertai dengan muntah menyemprot
beberapa kali, diikuti dengan kelemahan anggota gerak kanan, pelo, perot, serta
kesulitan komunikasi, pemeriksaan fisik menunjukkan status kesadaran kompos
metis dengan afasia global dan hemiparesis dextra. Tekanan darah 150/90 mmHg.
Hasil pemerikasaan urin +1, pemeriksaan obstetrik menunjukkan tinggi fundus sesuai
dengan usia kehamilan, DJJ terdengar dan regular, tanpa disertai kontraksi uterus dan
perdarahan. Penilaian klinis tidak menunjukkan terjadinya kondisi eklamsi.
Selanjutnya dilakukan pemeriksaan penunjang dengan CT-Scan kepala,
menunjukkan adanya PIS dilobus temporalis kiri bervolume 21 ml tanpa adanya
perdarahan vertical maupun herniasi.
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
(INSTITUTE OF HEALTH SCIENCES)
BANYUWANGI
Kampus 1 : Jl Letkol Istiqlah 40 Telp (0333) 421610 Banyuwangi
Kampus 2 : Jl Letkol Istiqlah 109 Telp (0333) 425270 Banyuwangi
Website : www.stikesbanyuwangi.ac.id
FORMAT PENGKAJIAN
(KEPERAWATAN MEDICAL SURGICAL)
A. PENGKAJIAN
1. BIODATA
a. Nama : Ny. A
b. Umur : 36 Tahun
c. Jenis Kelamin : perempuan
d. Agama : Islam
e. Suku/ Bangsa : Jawa / Indonesia
f. Alamat : Malang
g. Pekerjaan : IRT
h. Nomor Register :
i. Tanggal MRS : 21 April 2020 Pukul 10.00
j. Tanggal Pengkajian : 22 April 2020 Pukul 08.00
k. Diagnosis : CVA IVH
b. Pola Eleminasi
No Pola yang dikaji Pola di rumah Pola di RS
1 BAB Keluarga mengatakan Keluarga mengatakan
pasien BAB 1 kali sehari pasien BAB 1 hari 1
dengan konsistensi lunak, kali menggunak diapres
warna kuning bau khas
feses
2 BAK Keluarga mengatakan Keluarga mengatakan
pasien BAK 5- 6 kali sehari pasien BAK
dengan warna kuning, bau menggunakan diapres
khas urin
3 Kesulitan BAB / BAK Tidak ada kesulitan saat Tidak ada kesulitan saat
BAB dan BAK BAB dan BAK
d. Pola Aktifitas
No Pola yang dikaji Pola di rumah Pola di RS
1 Aktivitas sehari-hari Melakukan aktivitas sehari- Istirahat bed rest total
hari secara mandiri diatas tempat tidur
e. Pola Istirahat dan Tidur
No Pola yang dikaji Pola di rumah Pola di RS
1 Jumlah jam tidur 6 – 7 jam 9 – 10 jam (sering
terbangun saat tidur)
9. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum
a. Keadaan sakit
K/U : Cukup, GCS 4,5,6, terpasang infus di tangan kiri
b. Tanda-tanda vital
Tensi : 150/90 mmHg Nadi : 88 x/menit
Suhu : 37,50 C RR : 22x/menit
BB : 65 kg
c. Pemeriksaan Cepalo Caudal
1). Kepala dan Rambut
Kepala : tidak ada benjolan pada kepala, tidak ada lesi dan tidak ada
nyeri tekan
Rambut : Penyebaran rambut merata dan warna rambut hitam
2). Hidung
Lubang hidung simetris, penciuman normal, tidak terdapat benjolan, tidak
terdapat nyeri tekan.
3). Telinga
Telinga simetris, tidak terdapat lesi, tidak terdapat tanda-tanda infeksi,
daun telinga lentur, tidak terdapat nyeri tekan pada tragus dan
mastoid,tidak dapat benjolan.
4). Mata
Bentuk mata simetris, pupil isokor, tidak terdapat edema, terdapat lesi
sekitar dan mata dan wajah, tidak terdapat benjolan, reflek cahaya baik,
konjungtiva merah muda, tidak terdapat nyeri tekan . wajah pasien ta,pak
menyeringai menahan nyeri
5). Mulut, Gigi, Lidah, Tonsil dan Pharing
Mukosa bibir kering, kebersihan gigi cukup, tidak terdapat pembesaran
pada faring dan tonsil, lidah warna merah, tidak terdapat nyeri tekan
6). Leher dan Tenggorokan
Tidak terdapat lesi/ luka isekitar leher, tidak terdapat pembesaran
kelenjar tiroid
7). Dada/Thorak
a). Pemeriksaan Paru
1) Inspeksi
Bentuk dada simetris kanan dan kiri
2) Palpasi
Vocal premitus teraba merata, tidak ada nyeri tekan
3) Perkusi
Sonor bagian kanan, redup bagian kiri
4) Auskultasi
Suara nafas vesikuler
Vesikuler Vesikuler
Vesikuler
Vesikuler Vesikuler
b) Pemeriksaan Jantung
1) Inspeksi
Warna dada sama dengan area sekitar, ictus kordis tidak tampak.
2) Palpasi
Ictus kordis teraba di ICS 5 midklavikula linea sinistra.
3) Perkusi
- Batas atas = ICS 2 sinistra
- Batas bawah = ICS 5 sinistra
- Batas kanan = midklavicula sinistra
- Batas kiri = linea klavicula sinistra
- Bunyi pekak pada jantung
- Kesimpulan : batas-batas jantung dalam batasan normal
4) Auskultasi
Bunyi jantung 1 : Tunggal (menutupnya katup AV)
Bunyi jantung 2 : Tunggal (menutupnya katup aorta dan pulmonal)
c) Payudara
1) Inspeksi
Tidak ada lesi, warna kulit dengan area sekitar sama
2) Palpasi
Tidak terdapat nyeri tekan, tidak terdapat benjolan.
8). Pemeriksaan Abdomen
1) Inspeksi
Tidak terdapat pembesaran abdomen, tidak terdapat lesi
2) Auskultasi
Bising usus 8 x/menit
3) Palpasi
Tidak terdapat benjolan, tidak terdapat nyeri tekan pada perut
4) Perkusi
Pekak timpani
timpani timpani
13. Genogram
: Perempuan
: Laki-laki
: Menikah
: Tinggal serumah
: Meninggal
: Klien
ANALISA DATA
Nama : Ny. A
No. RM :
0 5
- Pemreiksaan neurologi
N11 angkat bahu
-/+, menoleh +/+
reflek patologis
ka/ki -/+ .
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama : Ny. A
No. RM :
No. Diagnosa Keperawatan Tanggal teratasi TTD
1 Resiko perfusi cerebra tidak efektif b.d Gangguan
aliran darah dan oksigen ke otak
Nama : Ny. A
No. RM :
Tgl Jam No.Dx Tindakan Keperawatan TT
22/04/20 09.00 1 1. Monitor tanda gejala peningkatan TIK
h/ pasien sudah tidak mengalami muntah
proyektil
2. Meminimalkan stimulus dengan menyediakan
lingkungan yang tenang
h/ pasien merasa cukup tenang lingkungan yang
disediakan
3. Memberikan posisi fowler
h/ pasien istirahat dengan posisi semifowler
4. Mempertahankan suhu tubuh normal
h/ suhu : 37,5 ℃
5. Kolaborasi pemberian diuretic osmosis. Jika
perlu
h/ inj furosemide 1 mg/KgBB
22/04/20 09.15 2 1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri.
h/ nyeri kepala hebat, seperti tertimpa benda
berat, tidak hilang dengan istirahat
2. Mengidentifikasi skala nyeri
h/ skala nyeri 7
3. Mengidentifikasi respon nyeri non verbal
h/ wajah pasien tampak meringis menahan nyeri
4. Memberikan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
h/ memilih metode pengalihan dengan cara
mendengarkan murotal melalui handphone
5. Mengajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
h/ pasien kooperatif dan mau mepraktekkan
teknik relaksasi untuk menghilangkan nyeri
6. Kolaborasi pemberian analgetik untuk
mengurangi nyeri
h/ tidak diberikan karena belum ada indikasi
22/04/20 09.30 3 1. Identifikasi teleransi melakukan pergerakan
h/ pasien masih belum bias melakukan
pergerakan pada bagian tubuh kanan
2. Monitor kondisi umum selama melakukan
mobilisasi
h/ kondisi umum pasien cukup, GCS 4 5 6
3. Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu
h/ pasien msih belum bisa melakukan aktifitas
mobilisasi mandiri
4. Libatkan keluarga untuk membantu pasien
dalam meningkatkan pergerakan
h/ pasien dan keluarga kooperatif dalam
membantu pergerakan pasien
5. Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi
h/ keluarga dan pasien memahami tujuan
prosedur mobilisasi
6. Ajarkan mobilisasi sederhana yang harus
dilakukan
h/ keluarga pasien mulai membantu moilisasi
pasien dengan miring kanan-kiri dan duduk
22/04/20 09.45 4 1. Monitor proses kognitif, anatomis, dan fisiologis
yang berkaitan dengan bicara
h/ pasien pelo dan berbicara masih belum jelas
2. Gunakan metode komunikasi alternative
h/ pasien hanya menganggu dan menggeleng
ketika diberikan pertanyaan
3. Mengulangi apa yang disampaikan pasien
h/ pasien hanya menganggukkan kepala
4. Memberikan dukungan pskologis
h/ pasien tampak koperatif dan antusian untuk
segera sembuh
5. Menganjurkan berbicara perlahan
h/ pasien tampak kooperatif dan belajar untuk
berbicara perlahan
6. Mengajarkan pasien dan keluarga proses
kognitif, anatomis, dan fisiologis yang berkaitan
dengan bicara
h/ pasien dan keluarga memahami proses
kognitif, anatomis, dan fisiologis yang berkaitan
dengan bicara
7. Rujuk ke ahli patologi bicara atau terapis
h/ masih belum ada indikasi untul dirujuk ke ahli
patologi bicara
23/04/20 08.00 1 1. Monitor tanda gejala peningkatan TIK
h/ pasien sudah tidak mengalami muntah
proyektil
2. Meminimalkan stimulus dengan menyediakan
lingkungan yang tenang
h/ pasien merasa cukup tenang lingkungan yang
disediakan
3. Memberikan posisi fowler
h/ pasien istirahat dengan posisi semifowler
4. Mempertahankan suhu tubuh normal
h/ suhu : 37,0 ℃
5. Kolaborasi pemberian diuretic osmosis. Jika
perlu
h/ inj furosemide 1 mg/KgBB
23/04/20 08.15 2 1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri.
h/ nyeri kepala hebat, seperti tertimpa benda
berat, tidak hilang dengan istirahat
2. Mengidentifikasi skala nyeri
h/ skala nyeri 5
3. Mengidentifikasi respon nyeri non verbal
h/ wajah pasien tampak meringis menahan nyeri
4. Memberikan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
h/ memilih metode pengalihan dengan cara
mendengarkan murotal melalui handphone
5. Mengajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
h/ pasien kooperatif dan mau mepraktekkan
teknik relaksasi untuk menghilangkan nyeri
Nama : Ny. A
No. RM :
No. Tanggal Tanggal Tanggal
22/04/2020 23/04/2020 24/04/2020
1 S : keluarga pasien mengatakan S: keluarga pasien mengatakan S: keluarga pasien
pasien mengalami nyeri nyeri kepala pasien sedikit mengatakan pasien
kepala hebat, nyeri seperti berkurang , pasien tidak sudah tidak mengeluh
tertipa benda berat, nyeri muntah nyeri kepala , pasien
tidak hilang dengan O : tidak muntah
istirahat, pasien muntah - Keadaan umum cukup O:
menyemprot beberapa - Kesadaran kompos - Keadaan umum
kali. metis cukup
O: - GCS 4 5 6 - Kesadaran kompos
- Keadaan umum cukup - Suhu 37,0 ℃ metis
- Kesadaran kompos - Hasil pemeriksaan - GCS 4 5 6
metis Urin +1 - Suhu 36,5 ℃
- GCS 4 5 6 CT-Scan kepala : - Hasil pemeriksaan
- Suhu 37,5 ℃ adanya PIS dilobus Urin +1
- Hasil pemeriksaan terporalis kiri CT-Scan kepala :
Urin +1 bervolume 21 ml adanya PIS
CT-Scan kepala : tanpa adanya dilobus terporalis
adanya PIS dilobus perdarahan vertikel kiri bervolume
terporalis kiri maupun herniasi 21 ml tanpa
bervolume 21 ml - Hasil pemeriksaan adanya
tanpa adanya neurologi perdarahan
perdarahan vertikel N1 tes penghidu vertikel maupun
maupun herniasi normal. N2 visus herniasi
- Hasil pemeriksaan kasar baik, lapang - Hasil pemeriksaan
neurologi pandang baik. neurologi
N1 tes penghidu N3,4,6: pupil N1 tes penghidu
normal. N2 visus isokor 3 mm bulat, normal. N2 visus
kasar baik, lapang posisi sentral kasar baik, lapang
pandang baik. Reflek cahaya +/+. pandang baik.
N3,4,6: pupil isokor N5 buka mulut N3,4,6: pupil
3 mm bulat, posisi baik, gerakan isokor 3 mm
sentral Reflek rahang baik. N7 bulat, posisi
cahaya +/+. N5 pelo. N8 nistagmus sentral Reflek
buka mulut baik, tidak ada, tes cahaya +/+. N5
gerakan rahang gerakan jari +/+. buka mulut baik,
baik. N7 pelo. N8 N9,10 reflek faring gerakan rahang
nistagmus tidak +, disatria (+), baik. N7 pelo. N8
ada, tes gerakan jari disfagia (-). N11 nistagmus tidak
+/+. N9,10 reflek angkat bahu -/+, ada, tes gerakan
faring +, disatria menoleh +/+. N12 jari +/+. N9,10
(+), disfagia (-). tremor (-), julur reflek faring +,
N11 angkat bahu lidah mengarah ke disatria (+),
-/+, menoleh +/+. kiri. disfagia (-). N11
N12 tremor (-), Reflek kaku kuduk (-), angkat bahu -/+,
julur lidah reflek brudzinski 1,2 menoleh +/+.
mengarah ke kiri. (-), kernig (-) , reflek N12 tremor (-),
Reflek kaku kuduk (-), patologis ka/ki -/+ . julur lidah
reflek brudzinski 1,2 - mengarah ke kiri.
(-), kernig (-) , reflek A : masalah teratasi sebagai Reflek kaku kuduk
patologis ka/ki -/+ . P: lanjutkan intervensi no (-), reflek brudzinski
1,2 (-), kernig (-) ,
1,2,3,4,5,
A : masalah teratasi sebagai reflek patologis ka/ki
P: lanjutkan intervensi no -/+ .
1,2,3,4,5,
A : masalah teratasi sebagai
P: lanjutkan intervensi no
1,2,3,4