Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN JIWA
KEHILANGAN DAN BERDUKA
Dosen Pengampu: Ns. Noor Fitriyani S.Kep.., M.Kep

Disusun Oleh
Dyah Ayu Anggraini
P21174
P21D

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA
TAHUN 2021/2022
LAPORAN PENDAHULUAN
KEHILANGAN DAN BERDUKA

A. MASALAH UTAMA
Kehilangan dan berduka

B. PROSES TERJADINYA MASALAH


1. Definisi
a. Kehilangan
Kehilangan (loss) adalah suatu situasi aktual maupun potensial
yang dapat dialami individu ketika berpisah dengan sesuatu yang
sebelumnya ada, baik sebagian atau keseluruhan, atau terjadi
perubahan dalam hidup sehingga terjadi perasaan kehilangan
(Hidayat,2012).

b. Berduka
Berduka (grieving) adalah reaksi emosional dari kehilangan dan
terjadi bersamaan dengan kehilangan baik karena perpisahan,
perceraian maupun kematian. Sedangkan istilah bereavement
adalah keadaan berduka yang ditujukan selama individu melewati
rekasi atau masa berkabung (mourning) (Hidayat,2012).
2. Tanda dan gejala
a. kehilangan
menurut (Prabowo, 2014) tanda dan gejala kehilangan
diantaranya :
- perasaan sedih, menangis
- perasaan putus asa, kesepian
- mengingkari kehilangan
- kesulitan mengespresikan perasaan
- konsentrasi menurun
- kemarahan yang berlebihan
- tidak berminat dalam berinteraksi dengan orang lain
- merenungkan perasaan berasal secara berlebihan
- rekasi emosional yang lambat

3. Penyebab terjadinya masalah


Faktor predisposisi
Faktor yang mempengaruhi rentang respon kehilangan yaitu :
a. Faktor genetik
Individu yang dilahirkan dan dibesarkan dalam keluarga yang
mempunyai riwayat depresi akan sulit mengembangkan sikap
optimis dalam menghadapi suatu permasalahan termasuk dalam
menghadapi perasaan kehilangan.
b. Kesehatan jasmani
Individu dengan keadaan fisik sehat, pola hidup yang teratur,
cenderung mempunyai kemampuan mengatasi stress yang lebih
tinggi dibandingkan dengan individu yang mengalami gangguan
fisik.
c. Kesehatan mental
Individu yang mengalami gangguan jiwa terutama yang
mempunyai riwayat depresi yang ditandai dengan perasaan tidak
berdaya persimis, selalu dibayangi oleh masa depan yang suram,
biasanya sangat peka dalammenghadapi situasi kehilangan
d. Pengalaman kehilangan dimasa lalu
Kehilangan atau perpisahan dengan orang yang berarti pada masa
kanak-kanak akan mempengaruhi individu dalam mengatasi
perasaan kehilangan pada masa dewasa
e. Struktur kepribadian
Individu dengan konsep yang negatif, perasaan rendah diri akan
menyebabkan rasa percaya diri yang rendah tidak objektif terhadap
stress yang dihadapi (Hidayat, 2009) (Prabowo,2014).

Faktor presipitasi
Ada beberapa stressor yang dapat menyebabkan munculnya perasaan
kehilangan. Kehilangan kasih sayang secara nyata atau imajinasi
individu seperti kehilangan sifat bio-psiko-sosial antara lain :
a. Kehilangan kesehatan
b. Kehilangan fungsi seksualitas
c. Kehilangan peran dalam keluarga
d. Kehilangan posisi dimasyarakat
e. Kehilangan harta benda atau orang yang dicintai
f. Kehilangan kewarganegaraan (prabowo,2014)

4. Akibat terjadinya masalah


Inti dari kemampuan seseorang agar dapat bertahan terhadap
kehilangan adalah pemberian makna (personal meaning) yang baik
terhadap kehilangan (husnuzon) dan kompensasi yang positif
(konstruktur). Apabila kondisi tersebut tidak tercapai, maka akan
berdampak pada terjadinya depresi. Pada saat individu depresi sering
menunjukkan sikap menarik diri, kadang sebagai pasien sangat
penurut, tidak mau bicara, menyatakan keputusasaan, perasaan tidak
berharga, ada keinginan bunuh diri, dsb. Gejala fisik yang ditunjukkan
antara lain : menolak makan, susah tidur, letih, dorongan libido
menurun (Prabowo, 2014).

C. POHON MASALAH
Perubahan Persepsi Sensori : Halusinasi  Effect

Isolasi Sosial : Menarik Diri  Care Problem

Koping Individu Infektif  Causa

D. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI


1. Masalah keperawatan yang mungkin muncul
Isolasi sosial (D.0121)
Perubahan persepsi sensori : halusinasi (D.0085)
2. Data yang perlu dikaji
a. Data subjektif
- Merasa ingin sendirian
- Merasa tidak aman di tempat umum
- Merasa berbeda dengan orang lain
- Merasa tidak mempunyai tujuan yang jelas
b. Data objektif
- Menarik diri
- Tidak berminat/ menolak berinteraksi dengan orang lain atau
lingkungan
- Afek datar
- Afek sedih
- Riwayat ditolak
- Menunjukkan permusuhan
- Tidak mampu memenuhi harapan orang lain
- Kondisi difabel
- Tindakan tidak berarti
- Tidak ada kontak mata
- Perkembangan terlambat
E. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Isolasi sosial (D.0121)

F. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


1. Kriteria hasil : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24
jam diharapkan keterlibatan sosial meningkat, dengan kriteria hasil
(L.13116) :
- Minat interaksi meningkat
- Verbalisasi tujuan yang jelas meningkat
- Minat terhadap aktivitas meningkat
- Verbalisasi isolasi menurun
- Verbalisasi ketidak amanan ditemoat umum menurun
- Perilaku menarik diri menurun
- Verbalisasi perasaan berbeda dengan orang lain menurun
- Verbalisasi preokupasi dengan pikiran sendiri menurun
- Afek murung/ sedih menurun
- Perilaku bermusuhan menurun
- Perilaku sesuai dengan harapan orang lain membaik
- Perilaku bertujuan membaik
2. Intervensi
Promosi sosial (I.13498)
Observasi
- Identifikasi melakukan interaksi dengan orang lain
- Identifikasi hambatan melakukan interaksi dengan orang lain
Terapeutik
- Motivasi meningkatkan keterlibatan dalam suatu hubungan
- Motivasi kesabaran dalam mengembangkan suatu hubungan
- Motivasi dalam berpartisipasi suatu aktivitas baru dan kegiatan
kelompok
- Motivasi berinteraksi diluar lingkungan (mis. Jalan-jalan, ke
toko buku)
- Diskusikan kekuatan dan keterbatasan dalam berkomunikasi
dengan orang lain
- Diskusikan perencanaan kegiatan di masa depan
- Berikan umpan balik positif dalam perawatan diri
- Berikan umpan balik positif pada setiap peningkatan
kemampuan
Edukasi
- Anjurkan berinteraksi dengan orang lain secara bertahap
- Anjurkan ikut serta kegiatan sosial dan kemasyarakatan
- Anjurkan berbagi pengalaman dengan orang lain
- Anjurkan meningkatkan kejujuran diri dan menghormati hak
orang lain
- Anjurkan menggunakan alat bantu (mis. Kacamata dan alat
bantu dengar)
DAFTAR PUSTAKA

Prabowo, E. (2014). Konsep & aplikasi asuhan keperawatan jiwa. Yogyakarta:


nuha medika
PPNI (2016). Standar diagnosis keperawatan Indonesia: definisi dan indikator
diagnostik, edisi 1. Jakarta : DPP PPNI
PPNI (2018). Standar luaran keperawatan Indonesia: definisi dan kriteria hasil
keperawatan, edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
PPNI (2018). Standar intervensi keperawatan Indonesia. Definisi dan tindakan
keperawatan, edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

Anda mungkin juga menyukai