Vitamin B12
Jenis Vitamin Sumber Bahan Makanan
Vitamin C Sayur-sayuran, brokoli, kembang kol,
kubis, dan paprika merah, buah-buahan,
asparagus, sawi, kacang-kacangan segar,
kol lembang, salada air, cabe hijau, jambu
batu, jeruk lemon, jeruk nipis, jeruk
orange, mangga, nanas.
copy right :
hendri.apt@gmail.com
2. Pengering Lemari
Produk pangan dikeringkan diletakkan pada tray-tray
yang selanjutnya dipindahkan kedalam suatu ruang
pengering. Salah satu kelemahan terbesar tipe
pengering ini adalah tidak mudah mendapatkan
produk yang kering seragam pada tray yang berbeda
lokasi. Hal ini disebabkan karena tidak seragamnya
aliran udara yang melalui produk serta suhu dan
kelembaban absolut udara yang masuk ke alat
pengering.
Lemari Pengering
3. Pengering Lorong
Pada pengering tipe lorong ini, produk yang akan
dikeringkan diletakkan pada tray-tray tersebut
kemudian disusun per unit tumpukan seperti pada
pengering tipe lemari, selanjutnya unit-unit tumpukan
ditempatkan teratur pada suatu lorong pengering. Ada
beberapa sistem pendekatan untuk mengekspose
produk yang akan dikeringkan dengan udara panas
pengeringan. Variasinya antara lain aliran searah
produk dan udara yang masuk lorong, aliran
berlawanan arah dengan sebagian udara panas
pengering di resirkulasikan. Kelemahan Pengering
tipe Lorong ini sama dengan kelemahan Pengering
tipe Lemari.
Pengering Lorong
Sistem Pengeringan Pangan
Pengeringan merupakan proses penurunan
kadar air bahan sampai mencapai kadar air
tertentu sehingga dapat memperlambat laju
kerusakan produk akibat aktivitas biologi dan
kimia.
Pengeringan pada dasarnya merupakan
proses perpindahan energy yang digunakan
untuk menguapkan air yang berada dalam
bahan
Teknik Pengeringan
Pengeringan atau pengurangan kadar air dapat
dibagi menjadi dua golongan sebagai berikut:
Pengeringan alami (natural drying);
pengeringan dengan sinar matahari,
pengeringan rumah kaca/Surya.
Pengeringan Buatan (artificial drying) atau
Pengeringan Mekanis (mechanical drying);
pengeringan mekanis, pengeringan vakum.
Pemilihan Jenis Pengeringan
Bentuk bahan yang akan dikeringkan: cair,
pasta, pulp, cairan kental, agregat besar,
agregat kecil.
Sifat Bahan: sensitif terhadap oksidasi, peka
terhadap suhu, rentan terhadap degradasi
panas, dll.
Sifat produk akhir yang diinginkan: bubuk
instan yang mudah larut, bentuk tidak
berubah.
Metode penguapan air/pengeringan
Proses pengeluaran atau menghilangkan
sebagian air dari suatu bahan sampai
kadar air keseimbangan dengan udara
lingkungan atau sampai kadar air
tertentu dimana jamur, enzim dan
serangga yang merusak tidak dapat aktif
(Hall, 1957, Henderson and Perry, 1976)
Proses yang menggunakan panas
dengan kondisi terkendali untuk
mengeluarkan sebagian besar air
yang secara normal terdapat pada
bahan pangan, melalui proses
penguapan atau sublimasi (pada
pengeringan beku) (Fellows, 1990)
Geankoplis (1983)
Metode pengeringan spray drying
merupakan metode pengeringan
yang paling banyak digunakan
dalam industri terutama industri
makanan. Metode ini mampu
menghasilkan produk dalam
bentuk bubuk atau serbuk dari
bahan-bahan seperti susu, buah
buahan, dll.
Pengeringan Udara Bergerak
a. Pengeringan semprot
Sistem Pengeringan ini biasa dipakai untuk
mengeringkan bahan bentuk cair yang bisa
disemprotkan. Bahan cair tersebut dilalukan melalui
atomizer sehingga menjadi droplet halus yang
kemudian kontak langsung dengan aliran udara
panas. Permukaan droplet-droplet tersebut
merupakan area intensif pindah panas dan pindah
massa yang berlangsung selama pengeringan.
Pengeringan semprot cocok untuk
mengeringkan produk yang lebih terhadap
panas seperti enzim dan susu. Pengeringan
Semprot memiliki 2 tahapan penting, yaitu
proses atomisasi atau pembentukan droplet
cair dan prosesevaporasi kandungan air pada
droplet sehingga didapatkan partikel produk
padat yang kering. Fungsi utama proses
atomisasi adalah membentuk droplet
berukuran kecil agar tercipta luas permukaan
yang besar untuk berlangsungnya penguapan
air.
b. Fluidized Bed Drying
Pada proses pengeringan fluidized
bed, udara panas dipaksa melalui
partikel-partikel produk dengan
kecepatan yang cukup tinggi agar
melebihi gaya gravitasi, sehingga
partikel-partikel produk yang
dikeringkan tersebut selalu dalam
posisi melayang-layang dalam udara
panas pengering.
c. Pengeringan Drum
Sistem Pengeringan Drum dipakai untuk
mengeringkan bahan pangan berbentuk bubur.
Drum berbentuk silinder dipanaskan berputar
pada suatu poros. Bahan berbentuk bubur akan
mengering bila dijatuhkan melekat pada
permukaan drum tersebut, setelah kering di kerat
dengan aksi sebuah pisau untuk mendapatkan
produk keringnya. Ada dua tipe, single atau double
drum dryer akan bergerak berlawanan arah, jarak
antara kedua drum dipakai untuk mengontrol
ketebalan lapisan yang dikeringkan.
Keterlibatan Enzim
Tidak semua menguntungkan
Enzim bisa merugikan menyebabkan kerusakan
pangan seperti; pembusukan, perubahan flavor,
warna, tekstur dan kandungan gizinya.
Tidak semua enzim protein, namun sebagian besar
merupakan protein yang tersusun atas asam-asam
amino.
Kemampuan enzim untuk mengkatalisis suatu reaksi
erat hubungannya dengan struktur tersier atau
kuartener molekul penyusunnya.
• Penggunaan enzim dalam industri
pangan dilakukan karena enzim
merupakan alat ideal untuk
memanipulasi bahan-bahan biologis.
• Enzim aman terhadap kesehatan karena
bahan alami mengatalisis reaksi yang
sangat spesifik tanpa efek samping. Aktif
pada konsentrasi yang rendah, dapat
diinaktivasi dan dapat digunakan sebagai
indikator.
Tugas
• Buat formula produk makanan
siap konsumsi dari bahan ubi,
buah-buahan, biji-biji dan atau
hendri.apt@gmail.com
copy right :
sayuran yang dikonsumsi di
masyarakat yang ada keterlibatan
enzim.
copy right :
hendri.apt@gmail.com
copy right :
hendri.apt@gmail.com
METODE
PENGUAPAN AIR
DALAM SEDIAAN
PANGAN
• Kandungan zat cair dalam bahan yang
dikeringkan berbeda dari satu bahan ke
bahan lain. Ada bahan yang tidak
mempunyai kandungan zat cair sama
sekali (bone dry). Pada umumnya zat
padat selalu mengandung sedikit fraksi air
sebagai air terikat. Kandungan air dalam
suatu bahan dapat dinyatakan % berat
yaitu perbandingan jumlah air dengan
jumlah bahan kering.
Pengeringan merupakan proses
penghilangan sejumlah air dari
material. Air dihilangkan dengan
prinsip perbedaan kelembaban
antara udara pengering dengan
bahan makanan yang dikeringkan.
Proses pengeringan bahan pangan
bergantung pada; kadar air,
dimensi produk, suhu medium
pemanas, berbagai laju
perpindahan pada permukaan dan
kesetimbangan kadar air.
copy right : hendri.apt@gmail.com
• Pengeringan adalah terjadinya
penguapan air ke udara karena
perbedaan kandungan uap air
antara udara dengan bahan
yang dikeringkan. Dalam hal
ini, kandungan uap air udara
lebih sedikit. Salah satu faktor
yang mempercepat proses
pengeringan adalah kecepatan
angin atau udara yang
mengalir.
Proses pengeringan diperoleh
dengan cara penguapan air. Cara
tersebut dilakukan dengan
menurunkan kelembapan udara
dengan mengalirkan udara panas
di sekeliling bahan, sehingga
tekanan uap air bahan lebih besar
dari tekanan uap air di udara.
Perbedaan tekanan itu
menyebabkan terjadinya aliran
uap air dari bahan ke udara.
SISTEM PENGERINGAN BAHAN
PANGAN
• Proses pengeringan ini dilakukan biasanya sebagai
tahap akhir sebelum dilakukan pengepakan suatu
produk ataupun proses pendahuluan agar proses
selanjutnya lebih mudah, mengurangi biaya
pengemasan dan transportasi suatu produk dan
dapat menambah nilai guna dari suatu bahan. Dalam
industri makanan, proses pengeringan ini digunakan
untuk pengawetan suatu produk makanan.
Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi
Pengeringan
A. Luas Permukaan
Makin luas permukaan bahan makin cepat
bahan menjadi kering Air menguap melalui
permukaan bahan, sedangkan air yang ada di bagian
tengah akan merembes ke bagian permukaan dan
kemudian menguap. Untuk mempercepat
pengeringan umumnya bahan pangan yang akan
dikeringkan dipotong-potong atau di iris-iris
terlebih dulu.
Kerusakan Jantung
Kerusakan Ginjal
Penyakit Leukimia
Penyakit Diabetes
Kanker Otak
Tumor pada Perut dan Liver
Asam Sitrat
• Bahan pengawet makanan dengan nama lain citric
acid ini aman dikonsumsi tubuh. Fungsi utama zat
ini untuk mencegah perkembangan jamur serta
bakteri jahat pada makanan.
• Serangkaian uji penelitian telah membuktikan
bahwa asam sitrat 99,9% bisa dikonsumsi oleh
manusia. Meski demikian, tidak semua orang cocok
dengan pengawet satu ini alias alergi. Sehingga
yang perlu diperhatikan saat mengkonsumsi
makanan berbahan ini adalah reaksi tubuh. Jika
muncul alergi akibat reaksi zatnya, sebaiknya
segera hentikan pemakaian.
Cuka
Cuka mengandung asam asetat dalam jumlah
tinggi. Pembuatan cuka berasal dari
campuran air fermentasi dan gula. Keduanya
mampu membasmi organisme atau mikroba
yang menyebabkan makanan membusuk.
Sejumlah besar produk minuman diawetkan
menggunakan cuka, disamping ada jelly,
kimchi serta acar. Cuka adalah pilihan tepat
bagi Anda yang ingin mengawetkan makanan
tanpa efek samping berbahaya.
Propil Galat
Bahan pengawet makanan ini lebih sering
diaplikasikan ke makanan yang
mengandung lemak atau minyak. Produk
permen karet juga sering memanfaatkan
propil Galat. Begitu juga makanan sosis
yang dicampuri bahan propil galat agar
ketengikannya bisa lebih lambat.
Chitosan
Pengawet organik ini sudah terbukti tidak
beracun dan bahkan mengalami degradasi
secara biologis sehingga aman bagi
makanan dan konsumen. Kegunaannya
sebagai coating alias pelapis pada ikan
asin.
PENGOLAHAN
DAN
PENGAWETAN
DAGING
Daging merupakan bahan pangan
hewani yang memiliki nilai gizi tinggi.
Produk ini diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan tubuh akan gizi protein yang
mengandung susunan asam amino yang
lengkap. Daging ayam merupakan produk
yang disukai oleh hampir setiap orang
karena memiliki kandungan protein dan
asam amino esensial, dan juga asam lemak
esensial, vitamin dan mineral yang baik
untuk pertumbuhan manusia.
• Sumber protein daging, beberapa jenis yang
sudah umum dikonsumsi
Daging sapi
Daging kerbau
Daging kambing
Daging domba
Daging kuda
Daging unta
Daging kelinci
Daging ialah bagian lunak pada hewan yang
terbungkus kulit dan melekat pada tulang
yang menjadi bahan makanan. Daging
tersusun sebagian besar dari jaringan otot,
ditambah dengan lemak yang melekat
padanya, urat, serta tulang rawan.
Sebagai komoditas dagang, daging biasanya
disematkan untuk yang berasal dari hewan
besar (mamalia dan reptil) saja.
• Daging semacam ini disebut pula “daging
merah”, dan diperdagangkan dalam
bentuk potongan-potongan. Meskipun
memiliki otot (dan daging), ikan
(termasuk pula amfibi), hasil laut, dan
unggas bukanlah termasuk komoditas
daging, karena diperdagangkan secara
utuh. Daging dari hewan-hewan terakhir
ini disebut pula”daging putih”.
SYARAT HASIL AWETAN DAGING
Beberapa Produk Olahan Daging
• Sosis
Sosis atau sausage berasal dari bahasa latin
salsulus yang berarti digarami. Jadi sosis sebenarnya
merupakan daging yang diolah melalui proses
penggaraman.
• Bakso
Bakso merupakan produk olahan daging yang populer di
kalangan masyarakat Indonesia.
Kornet
Kornet adalah bahan olahan daging
yang diawetkan.
Abon
Abon merupakan produk olahan daging
dengan cara disuwir.
Dendeng
Dendeng merupakan salah satu
makanan tradisional Indonesia.
Dendeng termasuk makanan semi-
basah, yaitu mengandung kadar air
antara 15 – 50%.
Nugget
Nugget biasanya dibuat dari daging
ayam tetapi semua daging bisa dibuat
nugget.
Produk-produk olahan daging lainnya
baik yang tradisional Indonesia maupun
manca negara dan yang modern.
Beberapa diantaranya adalah Sate,
Rendang (Indonesia), Jerky (Amerika),
Charqui (Brazil), Biltong, (Afrika), dan
lain-lain.
Daging fermentasi : sosis, salami, ham dan pepperoni.
Daging biasanya diberi garam, air jeruk nipis,
atau cuka kemudian difermentasi di ruang dengan suhu
tertentu selama beberapa minggu atau beberapa bulan,
dan hasil fermentasi dapat berbentuk sosis, salami atau
pepperoni. Salami dapat dibuat dari daging : sapi, rusa,
kalkun, kuda,ikan hiu. Adapun bumbunya : garam,
merica putih, bawang putih, anggur rempah dan cuka.
Daging untuk fermentasi tidak dapat diambil
sembarang daging, harus daging pada bagian paha,
karena lebih empuk dan tidak banyak lemak.
PENGERINGAN DENDENG
Dendeng adalah bahan pangan yang mempunyai kadar
air tidak terlalu tinggi dan juga tidak terlalu rendah, yaitu
antara 15-50 persen.
Tujuan dari pengeringan / mengurangi kandungan air
yaitu menghambat atau mencegah terjadinya kerusakan,
mempertahankan mutu, menghindarkan terjadinya
keracunan sehingga dapat mempermudah penanganan
dan penyimpanan dari bahan pangan.
Terjadinya kerusakan pada bahan pangan dendeng
disebabkan oleh beberapa mikroba yang dapat
menyebabkan pembusukan bahan yang didahului
terjadinya produksi racun atau toksin.
10
PERALATAN/METODE YANG DIGUNAKAN
DALAM PENGAWETAN DAGING
1. Sun drying
- Yaitu proses pengeringan dengan menggunakan panas sinar
matahari. Keuntungan metode ini adalah energi panas
didapat secara gratis karena langsung dari panas sinar
matahari.
- Kerugian metode ini adalah suhu dan waktu pengeringan
tidak dapat diatur serta kebersihan bahan pangan yang
dikeringkan tidak terjamin dari kontaminasi yang berasal
dari luar.
- Namun saat ini dalam perkembangan teknologi telah
dikembangkan alat pengering dengan menggunakan panas
sinar matahari. Yang tentunya dengan biaya yang murah dan
hasil produk yang terbebas dari kontaminasi.
11
Alat pengering Sinar Matahari
12
2. Artificial drying
- Yaitu proses pengeringan dengan
menggunakan panas yang berasal dari suatu
mesin pengering.
- Keuntungan metode ini adalah suhu dan
waktu pengeringan dapat diatur serta
kebersihan bahan pangan lebih terjamin.
- Kerugiannya adalah membutuhkan biaya
lebih banyak karena mesin pengering
memerlukan listrik untuk menghasilkan
panas.
13
Alat pengering dengan Listrik
14
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KECEPATAN PENGERINGAN
16
1. Pengawetan daging dengan suhu rendah
Cara pengawetan daging dengan suhu rendah
ada 2 macam yaitu pendinginan (cooling) dan
pembekuan (freezing). Pendiginan adalah
penyimpanan daging di atas suhu pembekuan
bahan yaitu -2 sampai +10 0 C. Sedangkan
pembekuan adalah penyimpanan daging
dalam keadaan beku yaitu pada suhu 12
sampai -24 0 C. Pembekuan cepat (quick
freezing) di lakukan pada suhu -24 sampai -
40 0 C.
2. Pengawetan daging dengan penggaraman
Penggaraman (curing) adalah cara pengolahan
dan pengawetan daging dengan
menambahkan bahan seperti garam NaCl, Na-
nitrit atau Na-nitrat, dan gula. Curing
bertujuan mendapatkan warna yang stabil,
aroma, tekstur dan kelezatan yang baik, dan
untuk mengurangi pengerutan daging selama
pengolahan serta memperpanjang masa
simpan produk daging (Soeparno, 1992).
3. Pengawetan daging dengan pengasapan
Pengasapan bersifat pengawetan karena ada
penyimpanan/ penimbunan di permukaan
daging senyawa kimia seperti formaldehida,
asetaldehida, aseton diasetil, methanol,
etanol, fenol, asam-asam format dan asetat,
furfural dehida, resins, bahan lilin, ter dan
bahan lain yang semua bahannya terdapat
pada produk yang diasap dengan konsentrasi
berbeda. Proses pengasapan konvensional
yaitu dengan menggantungkan produk dalam
rumah pengasapan selama 4-8 jam pada suhu
35-40°C
4. Fermentasi daging
Fermentasi yaitu proses penguraian senyawa
kompleks yang terdapat pada daging menjadi
senyawa-senyawa yang lebih sederhana oleh
enzim yang berasal dari daging itu sendiri
atau dari mikroorganisme yang berlangsung
dalam lingkungan yang terkontrol. Proses
penguraian ini dapat berlangsung dengan
atau tanpa aktivitas mikroorganisme,
terutama golongan jamur dan ragi. Enzim
yang berperan dalam proses fermentasi
terutama didominasi oleh enzim proteolisis
yang mampu mengubah protein.