Disusun Oleh :
Ari Ardiansyah (18050394015)
FAKULTAS TEKNIK
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, bahwa penulis telah
menyelesaikan tugas mata kuliah ‘HIDANGAN KHUSUS yaitu laporan praktikum tentang
pembuatan adonan danish. Dalam penyusunan tugas ini, tidak sedikit hambatan yang penulis
hadapi. Namun penyusun menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan laporan ini tidak
lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan orang tua dan teman - teman ,sehingga kendala
- kendala yang penulis hadapi dapat teratasi.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak
yang membutuhkan, khususnya bagi penyusun sehingga tujuan yang diharapkan dapat
tercapai.
Penyusun
I. JUDUL
Laporan Hidangan Khusus
II. TUJUAN
Untuk membuat hidangan brokohan
III. DASAR TEORI
Brokohan
Brokohan merupakan upacara tradisi menyambut kelahiran
bayi. Kata brokohan berasal dari kata brokoh-an yang memiliki
arti memohon berkah dan keselamatan atas kehaliharan bayi.
Iwel iwel
Makna lain dari Iwel-iwel merupakan adaptasi oleh masyarakat Jawa dari
penggalan dari bahasa Arab waliwalidayya yang artinya “kedua orang tua kami” dan
diambil dari doa ‘allahummaghfirli dzunubib waliwalidayya warhamhuma kama
rabbayani soghiro’. Maksud dari doa tersebut ialah kita diharuskan mengingat orang
tua yang telah mendidik dan membesarkan. Iwel-iwel bisa menjadi pengingat bahwa
sebagai anak harus senantiasa mengingat dan berbakti pada orang tua, salah satu
caranya adalah memanjatkan doa untuk orang tua.
Iwel-iwel juga dikaitkan dengan bahasa Jawa, ‘kemiwel’, artinya adalah
menggemaskan. Itulah alasan iwel-iwel dibuat untuk menyambut kelahiran sang anak.
Harapannya adalah supaya bayinya sehat, lucu, dan tentu menggemaskan. Selain itu,
kedua orang tua berharap semoga sang anak menjadi anak yang berbakti kepada
kedua orang tua.
Warna merah dan putih juga konon diyakini melambangkan keberanian dan
kesucian, layaknya Sang Saka Merah Putih. Dalam acara kelahiran bayi atau
pemberian nama, bubur ini menyimbolkan harapan agar nantinya anak tumbuh
menjadi pribadi yang berani dan selalu bertindak di jalan yang suci, benar, dan baik.
Sementara itu, mitologi Jawa menyebutkan bahwa bubur putih merupakan
simbol bibit dari ayah, sedangkan bubur merah merupakan simbol bibit dari ibu. Saat
disatukan dalam satu wadah, maka ada simbol penyatuan dan hadirnya manusia baru.
Bubur merah putih melambangkan kehidupan manusia di dunia. Secara turun
temurun, bubur merah putih ini senantiasa terus hadir dalam acara-acara yang tak
lepas dari harapan dan doa.
Urapan
Dalam tradisi Jawa, selain sebagai hidangan sehari-hari, urap juga
menjadi salah satu kudapan pelengkap tumpeng. Menurut Ki Juru Bangun
Jiwa dalam buku Panduan Kuliner Selamatan Adat Jawa (2015), urap menjadi
salah satu masakan yang sebaiknya ada dalam tumpeng karena begitu
bermakna. Urap sayuran mewakili tumbuhan darat. Jenis sayurnya tidak dipilih
begitu saja karena tiap sayur juga mengandung perlambang tertentu. Sayuran
yang harus ada dalam urap adalah kangkung, bayam, taoge, dan kacang
panjang.
ditempelkan pada badan kerucut. Kacang panjang dan kangkung yang sebagian
tidak dipotong-potong, dibiarkan memanjang apa adanya. Hal ini merupakan
doa agar panjang rezeki, panjang umur, panjang usus (sabar), dan panjang akal
(pintar).
Tahu tempe terik
Lodeh kluweh
sayur lodeh kluwih (keluih atau timbul) agar si jabang bayi
menjadi anak yang linuwih.
Peyek teri
Peyek teri diibaratkan seperti ikan teri yang bergerombol, agar si jabang bayi
diberikan rejeki yang banyak dan selalu mengitarinya
IV. Bahan dan alat
A. Bahan – bahan :
1. Kacang panjang 1 ikat
2. Tauge 50 gr
3. Kelapa parut
4. Kencur 3 gram
5. Cabai merah besar 2 buah
6. Terasi 5 gram
7. Gula 5 gram
8. Garam 5 gram
9. Lembayung / bayam 1 ikat
B. Cara Membuat :
1. Rebus tauge dan kacang panjang hingga matang
2. Haluskan cabai merah, kencur, terasi, gula dan garam
3. Campur bumbu halus dengan kelapa parut
4. Urap kacang panjang dan tauge dengan kelapa parut
Lodeh kluweh
2 porsi
1 buah kluwih/timbul
5 helai kacang panjang, potong-potong
50 g daun melinjo muda
2 lembar daun salam
3 cm lengkuas, memarkan
sckpnya gula pasir
sckpnya penyedap
1.5 liter santan segar
2 buah cabe hijau, iris serong
Bumbu Halus:
Bahan:
3 potong bagian ayam
50 ml santan kental
20 ml santan encer
3 cm kunyit
¼ sdt jintan
½ sdt ketumbar
3 butir kemiri
3 siung bawang merah
2 siung bawang putih
1 sdt garam
1/2 sdt asam jawa, larutkan dengan 50 ml air
4 cm lengkuas, digeprek
1 batang serai, memarkan
2 lembar daun jeruk
2 lembar daun salam
30 ml minyak untuk menumis
Cara Membuat
1. Haluskan bawang merah, bawang putih, dan kemiri.
2. Tumis bumbu halus dan semua bahan bumbu lain (kecuali asam jawa) sampai
harum.
3. Masukkan daginga ayam ke tumisan bumbu. Masak hingga daging ayam berubah
warna.
5. Tambahkan larutan asam jawa dan santan kental. Masak hingga mendidih.
B. Cara Membuat :
1. Siapkan telur, tempe, tahu yang sudah digoreng terlebih dahulu.
2. Haluskan bawang merah, bawang putih, kemiri dan kunyit.
3. Panaskan minyak. Masukkan bumbu halus, lengkuas, daun salam dan serai. Beri
garam, gula pasir dan merica. Aduk hingga harum.
4. Masukkan air dan telur. Tunggu hingga mendidih.
5. Masukkan tahu, tempe, santan, cabe besar iris dan cabe rawit. Beri penyedap rasa
dan tunggu hingga matang.
6. Siap disajikan dengan bawang goreng.
Telur rebus
2 porsi
A. Bahan – bahan :
1. Telur 2 buah
B. Cara Membuat :
1. Cuci telur hingga bersih
2. Masukan telur kedalam panci yng sudah berisi air
3. Rebus hingga matang
Peyek grago
2 porsi
Bumbu Halus
Cara Membuat
Iwel iwel
Bahan-Bahan
Cara Membuat
1. Campur tepung ketan, tepung beras, kelapa parut, dan garam. Aduk rata.
3. Ambil 1 sdm adonan, beri isian gula merah, bungkus dengan daun pisang.
Lakukan sampai semua bahan adonan habis.
Bahan-Bahan
Cara Membuat
1. Rebus santan, air, dan daun pandan hingga mendidih.
2. Masukkan beras. Aduk selama 5 menit. Tutup panci dan matikan api. Diamkan
selama 30 menit.
1 Wok 1 Stainless
3 Knive 1 Besi
4 Strainerr 1 Stainless
5 Ladle 1 Stainless
8 Plate 5 stainless
Hasil jadi