Problema Dan Solusi Pendidikan Agama Di Sekolah
Problema Dan Solusi Pendidikan Agama Di Sekolah
OLEH
AHMAD MUHAJIR SITOHANG
FAKULTAS TARBIYAH
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SISDIKNAS
INSTITUT AGAMA ISLAM
DAAR AL ULUUM
KISARAN
2023
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................................4
I. A. Latar Belakang..............................................................................................................4
BAB II P E M B A H A S A N................................................................................................................6
1 Muhammad Kholid Fathoni, Pendidikan Islam dan Pendidikan Nasional (Paradigma Baru), hal 37
2 ibid, hal 37
3 Ketika UU nomor 20 Tahun 2003 akan disahkan, banyak sekali protes yang diluncurkan, terutama berkenaan
dengan pasal 12 ayat 1(a) yang menyatakan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak:
mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya dan diajarkan oleh pendidik yang seagama.
Keberatan terutama disuarakan oleh para pengelola pendidikan swasta (Katolik/Kristen) dengan alasan
4
Dengan makin kuatnya posisi Pendidikan Agama Islam di dalam sistem
pendidikan Indonesia setelah mengalami masa pergulatan yang sangat panjang,
tentunya secara ideal telah menunjukkan hasil yang signifikan. Namun di dalam
kenyataan di lapangan, banyak sekali problematika yang muncul sehingga berakibat
tidak maksimalnya pendidikan Agama Islam di sekolah, baik di tingkat SD, SMP, SMA
dan SMK.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan
sebagai berikut:
5
BAB II
PEMBAHASAN
4 Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 1
6
Pendidikan Agama Islam merupakan tanggung jawab bersama. Oleh sebab itu
usaha yang secara sadar dilakukan oleh guru mempengaruhi siswa dalam rangka
pembentukan manusia beragama yang diperlukan dalam pengembangan kehidupan
beragama dan sebagai salah satu sarana pendidikan nasional dalam rangka
meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Secara sederhana, istilah
Pendidikan Islam dapat dipahami dalam beberapa pengertian yaitu5:
5 Drs. Muhaimin, MA. et. al, Paradigma Pendidikan Islam, Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama islam di
7
Dari pengertian di atas terbentuknya pendidikan dalam Islam adalah
pendidikan yang diarahkan pada terbentuknya kepribadian Muslim. Kepribadian
Muslim adalah pribadi yang menjadikan Islam sebagai sebuah pandangan hidup,
sehingga cara berpikir, merasa, dan bersikap sesuai dengan ajaran Islam. Dengan
demikian Pendidikan Agama Islam itu adalah usaha berupa bimbingan, baik jasmani
maupun rohani kepada anak didik menurut ajaran Islam, agar kelak dapat berguna
menjadi pedoman hidupnya untuk mencapai kebahagiaan hidup dunia dan akhirat.
Dasar adalah landasan tempat berpijak atau tempat tegaknya sesuatu. Dalam
hubungannya dengan Pendidikan Agama Islam, dasar-dasar itu merupakan pegangan
untuk memperkokoh nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
Adapun yang menjadi dasar dari Pendidikan Agama Islam adalah Al-Qur’an
yang merupakan kitab suci bagi kita umat Islam yang tentunya terpelihara keaslian
nya dari tangan-tangan yang tak bertanggung jawab dan tidak ada keraguan di
dalamnya, sebagaimana Firman Allah Swt dalam Al-Qur’an yaitu surat Al-Baqarah ayat
2 yaitu :
ِل ِق ِف ِه ِك َٰذ ِل
َك ا ْل َت ا ُب اَل َر ْيَب ۛ ي ۛ ُه ًد ى ْل ُم َّت ي َن
Artinya :
Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang
bertakwa,
Serta al-Hadits yang merupakan sabda Nabi Muhammad saww. Selain dari dua dasar
yang paling utama tersebut, masih ada dasar yang lain dalam negara kita khususnya
seperti yang termuat dalam Undang-Undang Dasar 1945, pasal 29 ayat 1 dan 2. Ayat 1
berbunyi, Negara berdasarkan azas Ketuhanan Yang Maha Esa. Ayat 2 berbunyi,
Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agama dan
kepercayaannya masing-masing.
Dalam pasal ini kebebasan memeluk agama dan kebebasan beribadah menurut agama
yang dianutnya bagi warga Indonesia telah mendapat jaminan dari pemerintah dan
hal ini sejalan dengan Pendidikan Agama Islam dan hal-hal yang terdapat di
dalamnya. Pendidikan Agama Islam mempunyai fungsi sebagai media untuk
8
meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah SWT, serta sebagai wahana
pengembangan sikap keagamaan dengan mengamalkan apa yang telah didapat dari
proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
Dari pendapat diatas dapat diambil beberapa hal tentang fungsi dari Pendidikan
Agama Islam yang dapat dirumuskan sebagai berikut:
Di samping fungsi-fungsi yang tersebut diatas, hal yang sangat perlu diingat bahwa
Pendidikan Agama Islam merupakan sumber nilai, yaitu memberikan pedoman hidup
bagi peserta didik untuk mencapai kehidupan yang bahagia di dunia dan di akhirat
selain itu Pendidikan Islam juga mempunyai fungsi secara umum yaitu :
1. Menyiapkan generasi muda untuk memegang peranan tertentu dalam
masyarakat pada masa yang akan datang, peranan ini berkaitan dengan
kelanjutan hidup (survival) masyarakat sendiri
2. Memindahkan ilmu pengetahuan yang bersangkutan dengan peranan tersebut
dari generasi tua ke generasi muda.
3. Memindahkan nilai-nilai yang bertujuan untuk memelihara keutuhan dan
kesatuan masyarakat yang menjadi syarat mutlak bagi kelangsungan hidup suatu
masyarakat dan peradaban, dengan kata lain, nilai-nilai keutuhan dan kesatuan
suatu masyarakat, tidak akan terpelihara yang akhirnya menyebabkan
kehancuran masyarakat itu sendiri. Adapun nilai-nilai yang dipindahkan ialah
nilai-nilai yang diambil dari 5 sumber, yaitu : Al-Qur’an, Sunah Nabi, Qiyas,
Kemaslahatan umum, dan kesepakatan atau Ijma’ ulama, dan cendekiawan Islam
yang dianggap sesuai dengan sumber dasar, yaitu Al-Qur’an dan Sunnah Nabi.
9
4. Mendidik anak agar beramal di dunia ini untuk memetik hasilnya di akhirat.
Jika kita cermati dari arti dan tujuan Pendidikan Agama Islam di atas maka,
tentunya dapat diketahui bahwa pendidikan Agama Islam tidak dapat dihayati
dan diamalkan kalau hanya diajarkan saja, tetapi harus dididik melalui proses
pendidikan.
Nabi telah mengajarkan untuk beriman dan beramal serta berakhlak baik sesuai
dengan ajaran Islam dengan berbagai metode dan pendekatan. Dari satu segi, kita
dapat melihat bahwa Pendidikan Agama Islam itu lebih banyak ditujukan pada
perbaikan sikap mental yang akan berwujud dalam amal perbuatan, baik dalam segi
keperluan diri sendiri maupun orang lain, pada segi lainnya, Pendidikan Agama Islam
tidak hanya bersifat teoritis saja, tetapi juga praktis, Pendidikan Agama Islam
merupakan pendidikan amal dan pendidikan iman, dan karena isi dari Pendidikan
Agama Islam adalah tentang sikap dan tingkah laku pribadi di masyarakat, maka
Pendidikan Agama Islam bukan hanya pendidikan yang berlaku secara individu saja
tetapi juga menjadi pendidikan masyarakat.
10
Al-Quran. Akan tetapi dalam prakteknya hanya ayat-ayat tertentu yang di
masukkan dalam materi Pendidikan Agama Islam yang disesuaikan dengan tingkat
pendidikannya.
b. Pengajaran Al-Hadits
Pengajaran Al-Hadits adalah pengajaran yang bertujuan agar siswa dapat
membaca Al-Hadits dan mengerti arti kandungan yang terdapat di dalam Al-
Hadits. Akan tetapi dalam prakteknya hanya hadits-hadits tertentu yang di
masukkan dalam materi Pendidikan Agama Islam yang disesuaikan dengan tingkat
pendidikannya.
c. Pengajaran keimanan (Aqidah)
Pengajaran keimanan berarti proses belajar mengajar tentang aspek kepercayaan,
dalam hal ini tentunya kepercayaan menurut ajaran Islam, inti dari pengajaran ini
adalah tentang rukun Islam.
d. Pengajaran akhlak
Pengajaran akhlak adalah bentuk pengajaran yang mengarah pada pembentukan
jiwa, cara bersikap individu pada kehidupannya, pengajaran ini berarti proses
belajar mengajar dalam mencapai tujuan supaya yang diajarkan berakhlak baik.
e. Pengajaran fiqih
Pengajaran fiqih adalah pengajaran yang isinya menyampaikan materi tentang
segala bentuk-bentuk hukum Islam yang bersumber pada Al-Quran, sunnah, dan
dalil-dalil syar’i yang lain. Tujuan pengajaran ini adalah agar siswa mengetahui
dan mengerti tentang hukum-hukum Islam dan melaksanakannya dalam
kehidupan sehari-hari.
f. Pengajaran Sejarah dan Kebudayaan Islam
Tujuan pengajaran dari sejarah Islam ini adalah agar siswa dapat mengetahui
tentang pertumbuhan dan perkembangan agama Islam dari awalnya sampai
zaman sekarang sehingga siswa dapat mengenal dan mencintai agama Islam.
11
1. Pendidikan Islam merujuk pada aturan-aturan yang sudah pasti.
Pendidikan Agama Islam mengikuti aturan atau garis-garis yang sudah jelas dan
pasti serta tidak dapat ditolak dan ditawar. Aturan itu adalah al-Quran dan al-Hadits.
Pendidikan pada umumnya bersifat netral, artinya pengetahuan itu diajarkan
sebagai mana adanya dan terserh kepada manusia yang hendak mengarahkan
pengetahuan itu. Ia hanya mengajarkan, tetapi tidak memberikan petunjuk kea rah
mana dan bagaimana memberlakukan pendidikan itu.
Pengajaran umum mengajarkan pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap yang
bersifat relative, sehingga tidak bisa diramalkan ke arah mana pengetahuan
keterampilan dan nilai itu digunakan, disertai dengan sikap yang tidak konsisten
karena terperangkap oleh. perhitungan untung rugi, sedangkan Pendidikan Agama
Islam memiliki arah dan tujuan yang jelas, tidak seperti pendidikan umum.
2. Pendidikan Agama Islam selalu mempertimbangkan dua sisi kehidupan duniawi dan
ukhrawi dalam setiap langkah dan geraknya.
Pendidikan Agama Islam seperti diibaratkan mata uang yang mempunyai dua sisi,
pertama; sisi keagamaan yang menjadi pokok dalam substansi ajaran yang akan
dipelajari, kedua; sisi pengetahuan berisikan hal-hal yang mungkin umum dapat di
indera dan diakali, berbentuk pengalaman factual maupun pengalaman pikir.
Sisi pertama lebih menekankan pada kehidupan dunia sedangkan sisi kedua lebih
cenderung menekankan pada kehidupan akhirat namun, kedua sisi ini tidak dapat
dipisahkan karena terdapat hubungan sebab akibat, oleh karena itu, kedua sisi ini
selalu diperhatikan dalam setiap gerak dan usahanya, karena memang Pendidikan
Agama Islam mengacu kepada kehidupan dunia dan akhirat.
3. Pendidikan Agama Islam bermisikan pembentukan akhlakul karimah
Pendidikan Agama Islam selalu menekankan pada pembentukan akhlakul karimah,
hati nurani untuk selalu berbuat baik dan bersikap dalam kehidupan sesuai dengan
norma-norma yang berlaku, tidak menyalahi aturan dan berpegang teguh pada
dasar Agama Islam yaitu Al-Qur’an dan Hadits.
4. Pendidikan Agama Islam diyakini sebagai dakwah atau misi suci
Pada umumnya, manusia khususnya kaum muslimin berkeyakinan bahwa
penyelenggaraan Pendidikan Agama Islam merupakan bagian dari dakwah, oleh
karena itu mereka menganggapnya sebagai misi suci.
12
Karena itu dengan menyelenggarakan Pendidikan Agama Islam berarti pula
menegakkan agama, yang tentunya bernilai suatu kebaikan di sisi Allah.
5. Pendidikan Agama Islam bermotifkan ibadah
Sejalan dengan hal yang dijelaskan pada sebelumnya maka kiprah Pendidikan
Agama Islam merupakan ibadah yang akan mendapatkan pahala dari Allah, dari segi
mengajar, pekerjaan itu terpuji karena merupakan tugas yang mulia, disamping
tugas itu sebagai amal jariah, yaitu amal yang terus berlangsung hingga yang
bersangkutan meninggal dunia, dengan ketentuan ilmu yang diajarkan itu
diamalkan oleh peserta didik ataupun ilmu itu diajarkan secara berantai kepada
orang lain.
Ruang
No Problematika Solusi
Lingkup/Aspek
13
ditambah
1. Kurangnya materi hadits 1. GPAI mengembangkan
yang ada di dalam materi hadits sehingga
kurikulum hadits yang ditampilkan
2 Al-Hadits lebih beragam
2. Bersifat hafalan 2. Mengaitkan materi hadits
dengan kehidupan sehari-
hari(lebih aplikatif)
1. Lebih bersifat pendoktrinan 1. Mengaitkannya dengan
kehidupan nyata sehari-hari
serta membuka dialog.
3 Keimanan/Aqidah
2. Bersifat kognitif 2. Memberikan pengalaman
belajar langsung sehingga
mengesankan bagi siswa
1. Lebih menekankan kepada 1. Evaluasi harus diubah, yaitu
kemampuan kognitif lebih menekankan kepada
penerapan, misalnya
4 Akhlak dengan pembelajaran
2. Contoh-contoh yang penerapan langsung
diberikan lebih bersifat 2. Mengaitkannya dengan
sosok ideal lama sosok/tokoh masa kini
1. Penilaian seringkali lebih 1. Evaluasi juga menekankan
menekankan kemampuan kepada penerapan
5 Fiqih kognitif 2. Bekerjasama dengan
2. Kurangnya sarana prasarana lembaga keagamaan di
sekotar sekolah
1. Seringkali hanya bersifat 1. Menekankan kepada
narasi dan hafalan pengambilan hikmah
2. Kurangnya minat siswa 2. Ditampilkan suasana yang
6 SKI menarik minat siswa,
dengan mengaitkannya
kepada kehidupan sehari-
hari siswa
14
Beberapa problematika dan solusi di atas hanya sebagian kecil dari problematika
Pendidikan Agama Islam di sekolah, serta hanya bersifat teknis pada segi pelaksanaan
pembelajaran. Namun pada kenyataannya, problematika yang muncul tidak hanya pada
sisi pembelajaran di dalam ataupun luar kelas. Namun juga berkenaan dengan kebijakan
sekolah, maupun pemerintah daerah yang kadangkala dinilai kurang mendukung
kesuksesan Pendidikan Agama Islam di sekolah 7. Demikian pula keadaan guru Pendidikan
Agama Islam di daerah yang masih banyak belum menguasai teknologi, sehingga
pembelajaran cenderung bersifat tradisional. Hal tersebut juga akan mempengaruhi
perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran.
BAB III
S I M P U L A N
C. 1. Pendidikan Agama Islam juga merupakan upaya sadar dan terencana dalam
menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga
7 Pada daerah yang mayoritas non muslim, pendirian tempat ibadah untuk praktek siswa muslim cenderung
dipersulit, misalnya yang penulis temui ketika bertugas sebagai GPAI di SMPN 2 Sentani – Kab. Jayapura.
Pembangunan Laboratorium PAI yang telah mendapatkan izin dari Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kab Jayapura
serta pendanaannya jga mendapatkan bantuan dari Direktorat PAIS – Kementerian Agama RI, terpaksa dihentikan
15
mengimani, bertaqwa, dan ber akhlak mulia Adapun yang menjadi dasar dari
Pendidikan Agama Islam adalah Al-Qur’an dan Hadits
2. Tujuan Pendidikan Agama Islam yaitu membina manusia beragama yang
berarti manusia yang mampu melaksanakan ajaran-ajaran agama Islam dengan baik
dan sempurna, sehingga tercermin pada sikap dan tindakan dalam seluruh
kehidupannya.
3. Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi keserasian, keselarasan,
dan keseimbangan antara hubungan manusia dengan Allah SWT, hubungan manusia
dengan sesama manusia.
4. Karakteristik pendidikan agama Islam yaitu yang merujuk pada aturan-
aturan yang sudah pasti, mempertimbangkan dua sisi kehidupan yaitu dunia dan
akhirat, bermisikan pembentukan akhlak, diyakini sebagai tugas suci dan dijadikan
sebagai ibadah.
5. Dalam pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di sekolah, banyak sekali muncul
problematika-problematika. Berbagai problematika yang muncul, bisa berkenaan
dengan masalah yang bersifat internal, maupun eksternal.
DAFTAR PUSTAKA
Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia,
Jakarta : Kencana, 2007
Muhaimin, 2006, Nuansa Baru Pendidikan Islam Mengurai Benang Kusut Dunia Pendidikan,
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
16
Muhaimin et al, 2004, Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan
Agama Islam di Sekolah, Bandung:PT Remaja Rosdakarya
Muhammad Kholid Fathoni, 2005, Pendidikan Islam dan Pendidikan Nasional (Paradigma
baru), Jakarta:Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam – Departemen Agama
Zuhairini dan Abdul Ghafir, 2004. Metodologi Pendidikan Agama Islam. Malang: UM Press
17