Anda di halaman 1dari 16

DESKRIPSI K13 DAN KURIKULUM MERDEKA

Disusun Sebagai Tugas Kelompok Mata Kuliah Telaah Kurikulum Bahasa Arab

Program Studi PBA Kelas B Semester VI

Disusun Oleh :

Kelompok III
Nurhafipa Ruslan : 20200119080
Imroatul Aliyah : 20200121041
Husnul Muawiyah Arif : 20200121042
Ahmad Faqih Afrizal Nurdin : 20200121050
Muhammad Al-Fatih Al-Muntazar : 20200121062

Dosen Pengampu:
Dr. Hamka, M.Th.I

PENDIDIKAN BAHASA ARAB

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

2024
ii

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah swt yang telah memberikan banyak kenikmatan,
diantaranya nikmat kesehatan maupun kesempatan, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah dengan judul “Deskripsi K13 dan Kurikulum Merdeka”.
Tak lupa pula shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw
yang telah mengukir sebaik-baik sejarah sepanjang zaman.

Selama proses pengerjaan makalah ini, tentunya terdapat beberapa kendala


yang dialami. Akan tetapi, berkat kerja sama kami sebagai kelompok, sehingga
kami dapat menyelesaikannya dengan baik. Adapun penulisan makalah ini disusun
untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah telaah kurikulum bahasa arab.
Selain itu, makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan bagi pembaca dan
penulis sendiri.

Sehubung dengan keterbatasan ilmu dan kemampuan yang dimiliki, jika


terdapat kesalahan dan kekeliruan dalam penulisan makalah ini, maka penulis
mengharapkan segala bentuk saran, masukan, serta kritikan untuk membangun
makalah ini menjadi lebih baik lagi.

Makassar, 31 Maret 2024

Penulis
iii

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i

KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1

A. Latar Belakang ...................................................................................................1


B. Rumusan Masalah ..............................................................................................2
C. Tujuan.................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................3

A. Definisi K13, Kelebihan, dan Kekurangannya ..................................................3


B. Definisi Kurikulum Merdeka, Kelebihan, dan Kekurangannya.........................5
C. Perbedaan K13 dan Kurikulum Merdeka ...........................................................8

BAB III PENUTUP ...............................................................................................12

A. Kesimpulan ......................................................................................................12
B. Saran .................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................13


1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan
yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi
rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu
periode jenjang pendidikan. Penyusunan perangkat mata pelajaran ini
disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan setiap jenjang pendidikan dalam
penyelenggaraan pendidikan tersebut serta kebutuhan lapangan kerja. Lama waktu
dalam satu kurikulum biasanya disesuaikan dengan maksud dan tujuan dari sistem
pendidikan yang dilaksanakan. Kurikulum ini dimaksudkan untuk dapat
mengarahkan pendidikan menuju arah dan tujuan yang dimaksudkan dalam
kegiatan pembelajaran secara menyeluruh.1

Kurikulum pendidikan di Indonesia mengalami perubahan dari masa ke


masa, perubahan ini secara umum didasarkan atas kebutuhan dan mengakomodir
kebutuhan dan perkembangan yang ada. Perubahan kurikulum 2013 ke kurikulum
merdeka bukan disebabkan karena ketidakberhasilan dari implementasi kurikulum
2013 disekolah namun kurikulum merdeka adalah suatu kebijakan yang
dikeluarkan pemerintah dalam rangka pemulihan pendidikan pada saat Pandemi
Covid-19 di Indonesia. Langkah ini dilakukan untuk menghadapi fenomena
krisis belajar dan menurunnya kompetensi peserta didik yang diakibatnya oleh
terhentinya proses pembelajaran tatap muka. Setiap kurikulum memiliki
kekurangan dan kelebihannya masing-masing, Oleh karena itu, dalam makalah
ini penulis akan membahas mengenai deskripsi kurikulum 2012 dan kurikulum
merdeka beserta kelebihan dan kekurangannya.

1
Ahmad Fuadin, “Analisis Perbedaan Kurikulum 2013 dengan Kurikulum Merdeka”, Jurnal
Pendidikan Sains dan Komputer 3 no. 1, (2023): h. 58.
2

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dibuat rumusan masalah
sebagai berikut:

1. Apa Definisi K13, Kelebihan, dan Kekurangannya?

2. Apa Definisi Kurikulum Merdeka, Kelebihan, dan Kekurangannya?

3. Apa Perbedaan K13 dan Kurikulum Merdeka?

C. Tujuan

1. Pembaca dapat mengetahui definisi K13 beserta kelebihan dan

kekurangannya.

2. Pembaca dapat mengetahui definisi Kurikulum Merdeka beserta kelebihan

dan kekurangannya.

3. Pembaca dapat mengetahui perbedaan K13 dan kurikulum merdeka.


3

BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi K13, Kelebihan, dan Kekurangannya


Kurikulum 2013, juga disebut K13, adalah perubahan atau peralihan dari
kurikulum sebelumnya yang menggunakan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan). Perubahan kurikulum berdampak pada materi dan proses
pembelajaran. Salah satu cara untuk mengubah kurikulum adalah dengan
menyempurnakan kurikulum yang sudah ada.

Kurikulum 2013 dimaksudkan untuk membekali peserta didik dengan


proporsi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor yang seimbang, yang hasilnya
berupa penilaian berdasarkan aspek-aspek tersebut, yaitu penilaian kognitif, afektif,
dan psikomotorik. Kebijakan tentang kurikulum 2013 ini tercantum dalam
dokumen regulasi Permendikbud No. 81A tahun 2013 yang diperbaharui dengan
Permendikbud No. 104 tahun 2014 tentang Pembelajaran.

Kurikulum 2013 merupakan kurikulum berbasis kompetensi yang pernah


digagas dalam rintisan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004, tapi belum
terselesaikan karena desakan untuk segera mengimplementasikan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum
berbasis kompetensi dan karakter, dengan pendekatan tematik dan kontekstual.2

Kurikulum 2013 mendorong siswa untuk mengamati, bertanya, menalar,


mencoba, dan membentuk jaringan. Perubahan lainnya adalah materi menjadi lebih
mendalam dan lebih luas, sepenuhnya diserahkan kepada guru untuk memenuhi
kebutuhan, sehingga siswa diarahkan untuk menggunakan pengetahuan yang
diajarkan, bukan hanya menghafal atau memahami secara kognitif. Kurikulum
2013 lebih ditekankan pada pendidikan karakter terutama pada tingkat dasar yang
akan menjadi pondasi bagi tingkat berikutnya. Melalui pengembangan kurikulum
2013 yang berbasis karakter dan berbasis kompetensi, kita berharap bangsa ini

2
Romana Oktavia, “PERSEPSI GURU TERHADAP PENERAPAN KURIKULUM 2013 DI SMA
NEGERI 1 MAUROLE KABUPATEN ENDE”, Jurnal Ilmu Pendidikan 5 no. 2, (2020): h. 28.
4

menjadi bangsa yang bermartabat dan masyarakatnya memiliki nilai tambah dan
nilai jual yang bisa ditawarkan kepada bangsa-bangsa lain dalam pencaturan
global.3

Dalam sejarah, kurikulum di Indonesia telah mengalami beberapa kali


perubahan yang dilakukan pengembangan, revisi dan penyempurnaan. Kurikulum
2013 telah berkembang sejalan dengan perkembangan teori dan praktik pendidikan,
ada tiga konsep tentang perkembangan Kurikulum 2013, yaitu :

1. Kurikulum sebagai suatu substansi kegiatan pembelajaran yang berisi rumusan


tentang tujuan, bahan ajar, kegiatan belajar-mengajar, jadwal dan evaluasi
pembelajaran.

2. Kurikulum 2013 sebagai suatu sistem dari sekolah, pendidikan bahkan


masyarakat.

3. Kurikulum sebagai suatu bidang studi untuk mendalami dan mengembangkan


ilmu tentang kurikulum dan sistem kurikulum tersebut”.

Kurikulum 2013 menghadirkan pembelajaran yang mengacu pada tiga

ranah kompetensi yaitu, sikap, pengetahuan dan keterampilan. Kurikulum 2013

menganut pandangan dasar bahwa pengetahuan tidak dapat dipindakan secara utuh

dari guru kepada siswa, melainkan membutuhkan proses pembelajaran secara

langsung/ilmiah untuk menyampaikan informasi sehingga dapat memberikan

makna dalam belajar. Siswa adalah subjek yang memiliki kemampuan untuk secara
aktif mencari, mengolah, mengkonstruksi, dan menggunakan pengetahuan.

Di balik proses perkembangan, Kurikulum 2013 memiliki kelebihan dan

kekurangan dalam proses pembelajaran. Implementasi kurikulum 2013 diharapkan

3
Nuraini. “Implementasi Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SD
Muhammadiyah Terpadu Ponorogo”, Jurnal Pendidikan Islam 1 no. 2, (2016): h. 55.
5

dapat menghasilkan insan yang produktif, kreatif, dan inovatif. Kurikulum 2013
memiliki beberapa keunggulan dalam pengimplementasiannya sebagai berikut:

1. Siswa dituntut untuk lebih aktif, kreatif dan inovatif dalam memecahkan
masalah yang dihadapinya.
2. Penilaian yang mengacu pada seluruh proses pembelajaran yang terkandung
dalam tiga ranah kompetensi siswa.

3. Pendidikan budi pekerti dan karakter diintegrasikan kesemua program studi dan
mata pelajaran.

Selain itu, adapun kelemahan Kurikulum 2013 sebagai berikut:

1. Penguasaan teknologi dan informasi untuk pembelajaran masih terbatas.


2. Materi yang disampaikan terlalu banyak sehingga tidak maksimal penyampaian
dalam pembelajaran.

3. Beban belajar bagi siswa maupun guru yang sangat banyak.

4. Sebagian besar guru masih terbiasa menggunakan cara konvensional.

B. Definisi Kurikulum Merdeka, Kelebihan dan Kekurangannya.


Kurikulum 2013 diubah menjadi kurikulum merdeka. Kurikulum ini
disahkan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan dan dan Teknologi pada tahun
2022. Kurikulum ini menawarkan berbagai jenis pembelajaran intrakulikuler untuk
memaksimalkan tersebarluasnya pendidikan di Indonesia. Selain itu, Pembelajaran
intrakurikuler yang beragam dari kurikulum merdeka memberi siswa cukup waktu
untuk memahami ide-ide dan memperkuat keterampilan mereka. Guru dapat
memilih berbagai metode pembelajaran sehingga pembelajaran dapat disesuaikan
dengan kebutuhan belajar dan minat siswa.4

4
Inayati. “Konsep dan Implementasi Kurikulum Merdeka pada Pembelajaran Abad 21 di SD/MI”,
International Converence on Islamic Education 2 no. 1, (2022): h. 293–304.
6

Mengutip laman Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan


Teknologi (Kemendikbudristek), Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan
pembelajaran intrakurikuler yang beragam. Di mana konten pembelajaran akan
lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep
dan menguatkan kompetensi. Di sisi lain, guru memiliki keleluasaan untuk memilih
berbagai perangkat ajarnya. Sehingga, pembelajaran dapat disesuaikan dengan
kebutuhan belajar dan minat peserta didik.

Kurikulum merdeka memberi sekolah dan guru lebih banyak kebebasan


untuk membuat kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan lokal. Namun,
keberhasilan pelaksanaan kurikulum ini dipengaruhi oleh kesulitan meningkatkan
kemampuan guru dan ketersediaan sumber daya.5 Di dalam kurikulum ini terdapat
proyek untuk menguatkan pencapaian profil pelajar Pancasila disebut dengan
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang dikembangkan berdasarkan
tema tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah. Proyek ini tidak bertujuan untuk
mencapai target capaian pembelajaran tertentu, sehingga tidak terikat pada konten
mata pelajaran.

Profil Pelajar Pancasila mengidentifikasi komponen integral dari kurikulum


Merdeka. Pelajar Pancasila adalah pelajar yang memiliki kompetensi kepribadian
berdasarkan nilai-nilai Pancasila secara utuh dan mendalam. Profil Pelajar
Pancasila sesuai dengan visi dan misi pemerintah yang tertuang dalam Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2020, yang menyatakan
bahwa pelajar Pancasila merupakan perwujudan peserta didik Indonesia sebagai
peserta didik sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global, kepribadian, dan
berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, dengan enam dimensi yaitu (1)
beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, serta berakhlak mulia, (2) berkebinekaan
global, (3) bergotong royong, (4) mandiri, (5) bernalar kritis, serta (6) kreatif.

Kurikulum Merdeka juga dimaknai dengan pemberian ruang yang lebih


terhadap siswa dengan adanya kesempatan belajar secara nyaman, tenang,dan bebas

5
Nisa. “Analisis Kritis Kebijakan Kurikulum : Antara KBK, KTSP, K13 dan Kurikulum Merdeka”,
Ar-Rosikhun: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam 2 no. 2, (2022).
7

tanpa adanya tekanan dan mengembangkan bakat siswa. Membicarakan Konsep


Merdeka tentu ada beberapa relevansi terhadap teori belajar kontruktivisme,dalam
proses kontruktivisme pembelajaran anak lebih cenderung memiliki tiga titik fokus
terhadap keaktifan setiap individu dalam membentuk pengetahuan. Kurikulum
Merdeka memiliki ciri khas dalam proses pembelajaran yang kritis, kreatif, inovatif,
transformatif, relavan, efektif, dan efisien.6

Kurikulum Merdeka dikembangkan sebagai kerangka kurikulum yang lebih


adaptif sebagai bagian dari inisiatif reformasi pembelajaran, dengan fokus pada
materi yang penting dan pengembangan karakter serta keterampilan siswa .
Pemerintah menjelaskan bahwa karakteristik utama kurikulum ini yang mendukung
pemulihan pembelajaran adalah: (1) Pembelajaran berbasis proyek untuk
pengembangan soft skill dan karakter sesuai Profil Pelajar Pancasila; (2) Fokus
pada materi penting sehingga tersedia waktu yang cukup untuk pembelajaran
kompetensi dasar secara mendalam seperti literasi dan numerasi; dan (3)
kemerdekaan bagi guru untuk melaksanakan.

Kurikulum yang ada di Indonesia, yang selama ini digunakan ada


keunggulan dan kelemahannya. Kurikulum merdeka, misalnya, memiliki beberapa
kelebihan dibandingkan dengan kurikulum 2013, menurut Al-Marisi (2023)
kelebihan kurikulum merdeka yaitu:

1. Kurikulum lebih sederhana, tetapi cukup mendalam.


2. Kurikulum merdeka lebih berfokus pada pengetahuan esensial dan
pengembangan siswa berdasarkan proses dan tahapan.
3. Pembelajaran lebih menyenangkan, tidak tergesa-gesa atau terkesan
menyelesaikan materi, dan pembelajaran lebih bermakna.
4. Peserta didik memiliki lebih banyak kebebasan, seperti tidak ada lagi
program peminatan untuk siswa SMA. Peserta didik dapat memilih mata
pelajaran apa yang mereka minati berdasarkan minat dan bakat mereka.

6
Sherly Shyafitri,“Kurikulum 2013 Dan Kurikulum Merdeka”, Jurnal Pendidikan Indonesia, (2023):
h. 485-487.
8

5. Manfaat Kurikulum Merdeka untuk Guru: Selama kegiatan belajar


mengajar, guru dapat mengatur pengajaran berdasarkan jenjang capaian dan
perkembangan siswa mereka.

Setelah menyebutkan beberapa kelebihan dari Kurikulum Merdeka yang dibuat


oleh Kemenristekdikti, berikut beberapa kekurangan dari kurikulum tersebut, di
antaranya:

1. Kurikulum merdeka masih jauh sempurna dalam hal penerapan.


2. Sistem pendidikan dan pengajaran yang direncanakan belum berhasil
sepenuhnya
3. Sistem yang tidak terstruktur dan kekurangan sumber daya manusia
(SDM).7
C. Perbedaan K13 dan Kurikulum Merdeka

Karakteristik utama dalam kurikulum 2013 dirancang untuk


mengembangkan keseimbangan antara sikap spiritual dan sosial, pengetahuan, dan
keterampilan, serta menerapkannya dalam berbagai situasi disekolah dan
masyarakat; Menempatkan sekolah sebagai bagian dari masyarakat yang
memberikan pengalaman belajar agar peserta didik mampu menerapkan apa yang
dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber
belajar; Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap,
pengetahuan, dan keterampilan; Mengembangkan kompetensi yang dinyatakan
dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi
dasar mata pelajaran; Mengembangkan kompetensi inti kelas menjadi unsur
pengorganisasi (organizing elements) kompetensi dasar. Semua kompetensi dasar
dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapaikompetensi yang
dinyatakan dalam kompetensi inti; dan mengembangkan kompetensi dasar
berdasar pada prinsip akumulatif, saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya

7
Almarisi. “Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum Merdeka pada Pembelajaran Sejarah dalam
Perspektif Historis”, MUKADIMAH: Jurnal Pendidikan, Sejarah, Dan Ilmu-Ilmu Sosial 7 no. 11,
(2023): h. 111–117.
9

(enriched) antar-mata pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan


vertikal).

Pada kurikulum merdeka dirancang dengan karakteristik pembelajaran


berbasis projek untuk pengembangan soft skills dan karakter sesuai profil pelajar
Pancasila; Fokus pada materi esensial sehingga ada waktu cukup untuk
pembelajaran yang mendalam bagi kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi;
Fleksibilitas bagi guru untuk melakukan pembelajaran yang terdiferensiasi
sesuai dengan kemampuan peserta didik dan melakukan penyesuaian dengan
konteks dan muatan lokal.8 Berikut ini beberapa penjelasan tambahan mengenai
perbedaan antara K13 dan Kurikulum Merdeka:

1. Kerangka Dasar:
 Rancangan landasan utama Kurikulum 2013 adalah tujuan Sistem Pendidian
Nasional (sisdiknas) dan Standar Nasional Pendidikan.
 Rancangan landasan utama Kurikulum Merdeka adalah tujuan Sistem
Pendidian Nasional (sisdiknas), Standar Nasional Pendidikan, serta
pengembangan profil pelajar Pancasila pada peserta didik.
2. Kompetensi yang Dituju:
 Pada kurikulum 2013 untuk mencapai Standar Isi, Pemerintah menyediakan
lingkup dan urutan (scope and sequence) dalam bentuk Kompetensi Dasar
(KD) yang dikelompokkan pada empat Kompetensi Inti (KI) yaitu: Sikap
Spiritual, Sikap Sosial, Pengetahuan, dan Keterampilan. Rumusan kompetensi
inti kurikulum 2013 menggunakan notasi sebagai berikut:
1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual;
2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial;
3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; dan
4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.
- KD dinyatakan dalam bentuk point-point diurutkan untuk mencapai Kl yang
diorganisasikan pertahun

8
Ahmad Fuadin, “Analisis Perbedaan Kurikulum 2013 dengan Kurikulum Merdeka”, Jurnal
Pendidikan Sains dan Komputer 3 no. 1, (2023): h. 61.
10

- KD pada KI 1 dan KI 2 hanya terdapat pada mata pelajaran Pendidikan


Agama dan Budi Pekerti dan Pendidikan Pancasila dan Kewaganegaraan.
 Pada kurikulum Merdeka, Capaian Pembelajaran yang disusun per fase,
dinyatakan dalam paragraf yang merangkaikan pengetahuan, sikap, dan
keterampilan untuk mencapai, menguatkan, dan meningkatkan kompetensi
- Pembagian fase sebagai berikut:
1) PAUD: 1 fase, yaitu fase fondasi
2) SD/sederajat: fase A, B, dan C
3) SMP/sederajat: fase D
4) SMA/sederajat: Fase E dan F
3. Struktur Kurikulum:
 Pada Kurikulum 2013, Jam Pelajaran (JP) diatur per minggu. Satuan mengatur
alokasi waktu pembelajaran secara rutin setiap minggu dalam setiap semester,
sehingga pada setiap semester peserta didik akan mendapatkan nilai hasil
belajar setiap mata pelajaran.
Satuan pendidikan diarahkan menggunakan pendekatan pengorganisasian
pembelajaran berbasis mata pelajaran, kecuali SD/MI yang menggunakan
pendekatan tematik integratif.
 Pada Kurikulum Merdeka, Jam Pelajaran (JP) diatur per tahun. Satuan
pendidikan dapat mengatur alokasi waktu pembelajaran secara fleksibel untuk
mencapai JP yang ditetapkan.
Satuan pendidikan dapat menggunakan pendekatan pengorganisasian
pembelajaran berbasis mata pelajaran, tematik, atau terintegrasi. (mapel baru
sesuai jenjang)
4. Perangkat Ajar yang Disediakan Pemerintah:
 Pada kurikulum 2013, disediakan buku teks dan buku non-teks
 Pada kurikulum Merdeka, disediakan buku teks dan buku non-teks, contoh-
contoh modul ajar, alur tujuan pembelajaran, contoh projek penguatan profil
pelajar Pancasila, contoh kurikulum operasional satuan pendidikan.
11

5. Perangkat Kurikulum:
 Pada kurikulum 2013, terdapat Pedoman implementasi kurikulum, Panduan
Penilaian, Panduan Pembelajaran setiap jenjang.
 Pada kurikulum Merdeka, terdapat Panduan Pembelajaran dan Asesmen,
panduan pengembangan kurikulum operasional sekolah, panduan
pengembangan projek penguatan profil pelajar Pancasila.
12

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
a. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum berbasis kompetensi dan karakter,
dengan pendekatan tematik dan kontekstual.
b. Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler
yang beragam. Di mana konten pembelajaran akan lebih optimal agar peserta
didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan
kompetensi.
c. Ada banyak perbedaan K13 dan Kurikulum Merdeka diantaranya meliputi
kerangka dasar, kompetensi yang dituju, struktur kurikulum, perangkat ajar
yang disediakan pemerintah dan perangkat kurikulum.
B. Saran
Demikian apa yang dapat kami sampaikan, diharapkan makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua. Jikalau terdapat ada salah kata atau penulisan maupun
pembahasan, kami memohon maaf sebesar-besarnya, Penulis sangat berharap
makalah ini dapat memudahkan pembaca untuk memahami materi yang penulis
sampaikan mengenai “Dekripsi K13 dan Kurikulum Merdeka” serta dapat
digunakan sebagai sarana untuk menambah pengetahuan dan wawasan dibidang
kurikulum pendidikan.
13

DAFTAR PUSTAKA
Almarisi. “Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum Merdeka pada Pembelajaran
Sejarah dalam Perspektif Historis”, MUKADIMAH: Jurnal Pendidikan,
Sejarah, Dan Ilmu-Ilmu Sosial 7 no. 11, (2023): h. 111–117.
Fuadin, Ahmad. “Analisis Perbedaan Kurikulum 2013 dengan Kurikulum
Merdeka”, Jurnal Pendidikan Sains dan Komputer 3 no. 1, (2023): h. 58.
Inayati. “Konsep dan Implementasi Kurikulum Merdeka pada Pembelajaran Abad
21 di SD/MI”, International Converence on Islamic Education 2 no. 1,
(2022): h. 293–304.
Nisa. “Analisis Kritis Kebijakan Kurikulum : Antara KBK, KTSP, K13 dan
Kurikulum Merdeka”, Ar-Rosikhun: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam 2
no. 2, (2022).
Nuraini. “Implementasi Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Islam di SD Muhammadiyah Terpadu Ponorogo”, Jurnal Pendidikan Islam
1 no. 2, (2016): h. 55.
Oktavia, Romana. “PERSEPSI GURU TERHADAP PENERAPAN KURIKULUM
2013 DI SMA NEGERI 1 MAUROLE KABUPATEN ENDE”, Jurnal Ilmu
Pendidikan 5 no. 2, (2020): h. 28.

Shyafitri, Sherly.“Kurikulum 2013 Dan Kurikulum Merdeka”, Jurnal Pendidikan


Indonesia, (2023): h. 485-487.

Anda mungkin juga menyukai