Kasus
NPM : 01202230005
A. IDENTITAS PASIEN
IDENTITAS PASIEN
No Kasus 05
Nama Pasien Tn. A
Tanggal Lahir 23-02-2008
Usia 19 tahun
Jenis Kelamin Laki-Laki
Alamat Perumahan Medibrata Indah, Pasar Wajo, Km. 5 Baubau
No HP 082251627399
Pekerjaan Pelajar
Agama Islam
Pendidikan Terakhir
Sekolah Pesantren setara SMA
Suku Buton
JIKA PASIEN ADALAH BAYI/BALITA
Nama Ayah Eko Wahyudin
Tanggal Lahir 05-03-1972
Usia 52 tahun
Alamat Perumahan Medibrata Indah, Pasar Wajo, Km. 5 Baubau
Pekerjaan Buruh Bangunan
Agama Islam
Pendidikan Akhir SMA
Suku Buton
No HP -
Nama Ibu Nurhidayah
Tanggal Lahir 23-06-1974
Usia 50 tahun
Alamat Perumahan Medibrata Indah, Pasar Wajo, Km. 5 Baubau
Pekerjaan Ibu Rumah Tangga
Agama Islam
Pendidikan Akhir SMA
Suku Buton
No HP -
HETEROANAMNESIS (JIKA DIDAPATKAN DARI ANGGOTA KELUARGA /
ORANG LAIN)
Nama Lengkap -
Tanggal Lahir -
Usia -
Jenis Kelamin -
Alamat -
No HP -
Pendidikan Akhir -
Pasien datang dengan keluhan mengeluh gatal-gatal di hampir seluruh tubuh. Rasa gatal di tangan
kanan dan kiri terutama sela sela jari sejak 3 bulan terakhir ini. Rasa gatal dirasakan sepanjang hari
namun terasa lebih berat pada malam hari hingga terkadang mengganggu tidur pasien. Keluhan
awalnya muncul di bagian paha, lipat paha, dan kaki pasien yang kemudian menyebar ke kedua tangan.
Pasien mengatakan pada mulanya terdapat gelembung-gelembung kecil berisi cairan di area gatal yang
kemudian digaruk dan pecah. Pasien mengeluhkan timbulnya bintik bintik luka berwarna kulit dan
merah di sela sela jari tangannya. Pasien mengaku beberapa teman pasien di lingkungan pesantren
yang memiliki keluhan yang sama sebelum pasien mengalami keluhan ini. Pasien sudah hampir 1
tahun berada di pesantren ini asa gatal itu membuatnya sering menggerak-gerakkan tubuh dan
menggaruk-garuk kulitnya. Keluhan lain tidak ada.
Pasien mengaku sejak kemarin rasa gatal semakin menjadi-jadi dan membuatnya kesulitan untuk
belajar dan beraktivitas. Ia meminta izin pada ustadz untuk diperiksa ke dokter terdekat.
- Pasien laki-laki berusia 19 tahun. Saat ini sedang menempuh pendidikan di salah satu pondok
pesantren di kota Baubau.
- Pasien tinggal di asrama pesantren dan tidak tinggal bersama kedua orangtuanya. Namun setiap
Sabtu pulang ke rumah di Pasar Wajo untuk tidur bersama kakak laki-lakinya.
- Tidak ada riwayat alergi atau penyakit lain pada keluarga inti pasien. Ayahnya hanya
menderita hipertensi dan rutin minum obat amlodipine 1x10 mg dan pernah pengobatan TB
paru namun sudah sembuh.
- Beberapa teman sepesantren pasien pernah mengalami keluhan serupa sebelum pasien.
- Pasien menggunakan BPJS.
Review Sistem:
Pasien datang dengan keluhan mengeluh gatal-gatal di hampir seluruh tubuh. Rasa gatal di
tangan kanan dan kiri terutama sela sela jari sejak 3 bulan terakhir ini.
Rasa gatal dirasakan sepanjang hari namun terasa lebih berat pada malam hari hingga terkadang
mengganggu tidur pasien.
Keluhan awalnya muncul di bagian paha, lipat paha, dan kaki pasien yang kemudian menyebar
ke kedua tangan.
Pasien mengatakan pada mulanya terdapat gelembung-gelembung kecil berisi cairan di area
gatal yang kemudian digaruk dan pecah.
Pasien mengeluhkan timbulnya bintik bintik luka berwarna kulit dan merah di sela sela jari
tangannya.
Pasien mengaku sejak Kemarin rasa gatal semakin menjadi-jadi dan membuatnya kesulitan
untuk belajar dan beraktivitas.
1. Pikiran:
- Pasien berpikir bahwa penyakit ini sangat mengganggu tubuhnya , terutama pada
malam hari hingga mengganggu tidurnya.
- Pasien berpikir hal ini mengganggu konsentrasi selama belajar di pesantren.
2. Perasaan:
- Pasien merasa tidak nyaman yang luar biasa akibat rasa gatal yang hebat di seluruh
tubuh.
- Pasien merasa terganggu dalam kegiatan sehari-hari seperti belajar dan berinteraksi
karena gangguan fisik akibat rasa gatal.
- Pasien khawatir penyakitnya tidak kunjung sembuh dan rasa gatal semakin parah.
- Pasien merasa Lelah dan istirahatnya terganggu karena gatal yang parah di malam hari.
4. Harapan:
- Pasien berharap dapat sembuh kembali sehingga bisa belajar dan beraktivitas normal tanpa
gangguan dari rasa gatal.
- Pasien berharap pengobatan dapat berjalan dengan baik sesuai anjuran dokter tanpa efek
samping, sehingga ia bisa sembuh total.
- Pasien berharap merasa nyaman kembali tanpa terus diganggu oleh rasa gatal yang menyiksa.
- Pasien Berharap penyakitnya tidak menular ke teman-teman atau anggota keluarganya.
D. INSTRUMEN PENILAIAN KELUARGA (FAMILY ASSESMENT TOOLS)
Skala Pengukuran
Hampir Selalu = 2
Kadang-kadang = 1
Hampir tidak pernah = 0
Total Skor
8-10 = sangat fungsional
4-7 = disfungsional sedang
0-3 = disfungsional berat
6. SCREEM KELUARGA (FAMILY SCREEM)
E. PEMERIKSAAN FISIS
5. Pemeriksaan Umum
Kulit: lihat status lokalis
Kelenjar Limfe: normal
Otot: normal
Tulang: normal
Sendi: normal
6. Pemeriksaan Khusus
Kepala: normosefali
Mata: anemis (-/-), ikterik tidak ada , secret (-/-)
THT : deviasi (-) , T1/T1 Faring hiperemis (-/-),
Mulut dan gigi: caries (+). Gusi tidak bengkak, sariawan (-/-)
Leher: pembesaran KGB tidak ada
Thorax
Pulmo
Inspeksi: statis dan dinamis simetris kanan dan kiri
Palpasi: stem fremitus kana = kiri
Perkusi: sonor pada kedua lapangan paru
Auskultasi: vesikuler +/+, ronki dan wheezing tidak ada
Cor:
Inspeksi: iktus cordis tidak tampak
Palpasi: iktus cordis tidak teraba
Perkusi: Batas jantung atas ICS II, batas kanan linea parasternal dextra, batas kiri LMC sinistra ICS V
Auskultasi: HR 89 x/menit, regular (+). Murmur (-)
Abdomen:
Inspeksi: datar, venektasi tidak ada, striae tdk ada
Auskultasi: Bising usus kesan peristaltic normal
Perkusi: lemas, hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan epigastrium tidak ada, turgor kulit baik.
Palpasi: Timpani, shifting dullness (-)
Ekstremitas:
Akral Hangat
Gerakan: baik
Tonus: normal
Trofi: eutrofi
Refleks Fisiologis: (-)
Refleks Patologis: (-)
Sensibilitas: baik
Meningeal signs: (-)
STATUS LOKALIS
- Regio interdigiti dorsum manus sinistra, interdigiti I-II, II-III, III-IV, IV-V : terdapat
papul, multiple, ukuran miliar, bentuk irreguler, penyebran diskret. Tampak makula
hipopigmentasi dan krusta berwarna putih
- Regio genital dan inguinal : tampak papul, multiple, disertai krusta pus dan makula eritema
- Regio femoralis bilateral : tampak papul, multiple, disertai krusta dengan pus dan makula
eritema.
- Regio tibia bilateral dan pedis bilateral : tampak papul eritema, multipel, ukuran miliar,
bentuk irreguler, penyebaran diskret dengan krusta berwarna kecoklatan
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium (-)
2. Radiologi (-)
Saran : Pemeriksaan Scrapping Kulit /lesi untuk dianalisis di bawah mikroskop guna mengamati
kehadiran kutu Sarcoptes scabiei secara langsung.
G. DIAGNOSIS BANDING
Skabies
Dermatitis Kontak Alergica
Dermatitis Insect bite
Folikulitis
Prurigo
Tinea Corporis
Kesimpulan :
M. DIAGNOSIS HOLISTIK
Aspek Personal
Alasan - Rasa gatal yang dirasakan sudah sangat parah dan mengganggu, baik
Konsultasi secara fisik maupun psikis hingga menyebar ke seluruh tubuh, serta
mengganggu aktivitas sehari-hari pasien seperti belajar dan berinteraksi.
- Menggaruk ternyata tidak membuahkan hasil, justru membuat luka baru.
- Beberapa teman di pesantren juga mengalami keluhan serupa, sehingga
kemungkinan penyakit menular.
- Pasien ingin diketahui penyebab pasti keluhannya agar mendapat
pengobatan tepat dan sembuh total.
Persepsi - Pasien merasa dirinya tidak sehat karena penyakit. Berharap setelah
sembuh bisa hidup normal kembali.
- Beberapa teman juga sakit, jadi penyakit ini mungkin menular di
lingkungan pesantren.
- Pasien optimis dapat sembuh total dan ke depannya tidak mengalami
penyakit serupa lagi.
- Pasien butuh dukungan sosial dan lingkungan agar proses pengobatan dan
pemulihan berjalan dengan baik
Harapan - Pasien Berharap gejala gatal dan penyakitnya dapat segera sembuh
dengan pengobatan dokter.
- Berharap setelah sembuh, dapat melanjutkan kegiatan sehari-hari tanpa
gangguan.
- Berharap pengobatan yang dilakukan berjalan dengan baik dan tidak
menimbulkan efek samping.
- Berharap tidak terinfeksi kembali penyakit kulit di masa mendatang.
- Berharap tidak menularkan penyakitnya ke teman-teman atau keluarga.
Aspek Klinis
- Kurangnya hygiene pribadi dan lingkungan. Pasien sering menggunakan kembali baju yang
sudah dipakai.
- Kebiasaan jarang cuci tangan menggunakan sabun setelah beraktivitas dan jarang memotong
kuku, jarang menjemur kasur dan bantal, jarang mencuci sprei, sarung bantal, dan handuk.
- Penyebaran infeksi ke bagian tubuh lain akibat kontaminasi diri sendiri, misalnya menggaruk
bekas luka.
- Usia remaja awal.
- Pengetahuan pasien kurang mengenai penyakit yang dialami, faktor risiko, pengobatan, serta
risiko penularannya.
Aspek Risiko Eksternal
- Adanya keluhan serupa di lingkungan rumah yaitu teman-teman pasien dan beberapa kali
sempat menginap bersama sehingga kemungkinan menjadi sumber penularan.
- Hygiene lingkungan rumah kurang baik
- Pengetahuan keluarga kurang mengenai penyakit pasien dan upaya apa yang perlu dilakukan
untuk membantu proses penyembuhan penyakit pasien
- Sosioekonomi menengah kebawah
- Faktor cuaca/lingkungan eksternal yang mendukung penyebaran/replikasi parasit penyebab
penyakit.
- Kurangnya edukasi masyarakat tentang hygiene dan pencegahan penyakit menular kulit.
- Ketidakpatuhan terhadap aturan kesehatan masyarakat di lingkungan sekitar.
Aspek Derajat Fungsional
Derajat 1 : artinya masih dapat bekerja dengan baik dan dapat merawat diri tanpa bantuan orang lain
N. PENGELOLAAN KOMPREHENSIF
Preventif
- Memberi edukasi terkait higienitas sebagai upaya untuk membantu proses penyembuhan dan
mencegah penularan, meliputi:
a. Melakukan dekontaminasi seluruh barang dan pakaian yang digunakan pasien dengan
cara merendam dan mencuci dengan air panas secara terpisah, dijemur di bawah terik
matahari, disetrika, dan disimpan terlebih dahulu tidak langsung digunakan.
b. Menyuci sprei, sarung bantal, dan handuk, dengan frekuensi lebih sering (1-2 minggu
sekali)
c. Menjemur kasur dan bantal di bawah sinar matahari
d. Menghindari penggunaan barang pribadi secara bersamaan meliputi pakaian, handuk,
alat mandi, dan barang lain.
e. Tidak menggunakan secara berulang pakaian yang telah digunakan.
f. Mengoptimalkan ventilasi di dalam rumah agar sirkulasi udara tetap baik dan rumah
tidak lembab. Hal ini dapat dilakukan dengan membuka jendala dan pintu kamar.
Kuratif
- Tatalaksana medikamentosa yang diberikan adalah krim Permethrin 5% satu kali selama 8-
10 jam kemudian dibilas dengan air saat mandi dan diulang 1 minggu setelahnya. Obat ini
merupakan pilihan pertama untuk eliminasi tungau dan telur Sarcoptes scabiei. Jika tidak
tersedia, dapat diberikan salep 24. Sebelum mengoleskan obat pasien mandi menggunakan
sabun ke seluruh bagian tubuh, lalu dibilas dengan bersih. Setelah badan kering, permetrin
dioleskan ke seluruh permukaan kulit dari leher sampai ujung jari kaki. Perhatian khusus
diberikan ke lesi di tempat predileksi misalnya sela-sela jari tangan, telapak tangan,
pergelangan tangan, bokong, dan alat kelamin.
- Apabila terhapus sebelum waktunya maka obat harus dioleskan lagi. Setelah mencapai waktu
yang ditentukan, obat dibersihkan dengan mandi memakai sabun. Selesai mandi, badan
dikeringkan dengan handuk bersih dan kering lalu handuk dijemur di bawah terik sinar
matahari.
- Pada pasien juga diberikan antihistamin H-1 yaitu cetirizine untuk mengurangi gejala gatal
yang cukup mengganggu terutama malam hari dengan dosis 1 x 10 mg/hari.
Rehabilitatif
- Edukasi kesehatan secara berkelanjutan untuk mencegah rekurensi dan pola hidup sehat.
- Konseling untuk mengelola stres dan trauma akibat pengalaman sakit.Ini dapat
meningkatkan kesejahteraan psikologis.
- Terapi fisik ringan seperti stretching dan senam untuk memulihkan mobilitas dan
fungsionalitas tubuh.
- Diet seimbang dan suplemen nutrisi bila perlu untuk memulihkan kondisi gizi dan kekebalan
tubuh.
- Terapi relaksasi seperti musik atau meditasi untuk menurunkan stress dan meningkatkan
mood.
- Pengawasan dan pendampingan dalam aktivitas sehari-hari secara bertahap untuk melatih
kemandirian.
- Bimbingan keluarga untuk memberikan dukungan sosial sepanjang proses pemulihan.
- Evaluasi berkala untuk memantau perkembangan dan mendeteksi masalah baru jika ada.
- Dorongan untuk terlibat aktivitas sosial secara bertahap untuk memulihkan kualitas hidup.
Family-Focused care
- Memberikan edukasi mengenai penyakit skabies yang dialami pasien.
- Menjelaskan kemungkinan penularan pada anggota keluarga yang lain dan menjelaskan
pentingnya deteksi dan melakukan pengobatan pada seluruh anggota keluarga meskipun
tidak bergejala sebagai upaya memutus rantai penularan.
- Memberikan edukasi cara penggunaan obat yang benar dan peran keluarga untuk
mengingatkan pasien menggunakan obat.
- Memberi edukasi terkait higienitas kepada keluarga sebagai upaya untuk membantu proses
penyembuhan dan mencegah penularan, meliputi:
g. Melakukan dekontaminasi seluruh barang dan pakaian yang digunakan pasien dengan
cara merendam dan mencuci dengan air panas secara terpisah, dijemur di bawah terik
matahari, disetrika, dan disimpan terlebih dahulu tidak langsung digunakan.
h. Menyuci sprei, sarung bantal, dan handuk, dengan frekuensi lebih sering (1-2 minggu
sekali)
i. Menjemur kasur dan bantal di bawah sinar matahari
j. Menghindari penggunaan barang pribadi secara bersamaan meliputi pakaian, handuk,
alat mandi, dan barang lain.
k. Tidak menggunakan secara berulang pakaian yang telah digunakan.
l. Mengoptimalkan ventilasi di dalam rumah agar sirkulasi udara tetap baik dan rumah
tidak lembab. Hal ini dapat dilakukan dengan membuka jendala dan pintu kamar.
- Menghindari sementara kontak dengan pasien maupun orang lain yang memiliki keluhan
serupa.
- Memberikan motivasi terkait penambahan penghasilan dengan cara mencari peluang usaha
atau pekerjaan yang ada.
Community- Oriented Care
- Memberikan penyuluhan tentang skabies pada warga sekitar terutama kepada beberapa
teman pasien yang memilki keluhan serupa.
- Memberikan edukasi kepada warga sekitar mengenai cara menjaga higienitas personal
maupun lingkungan dan mengingatkan pentingnya hal ini dalam proses penyembuhan
penyakit.
- Memberikan dorongan kepada masyarakat yang memilki keluhan serupa untuk segera
mencari pengobatan ke layanan kesehatan terdekat sebagai upaya untuk memutus rantai
penularan skabies.
- Membangun jejaring dukungan di masyarakat seperti LSM atau relawan yang bersedia
membantu pasien.
- Melibatkan tokoh di pesantren seperti ustad/ ustadzah dan ulama sebagai dukungan sosial
bagi pasien dan keluarga.
- Menginformasikan tren penyakit di lingkungan pesantren agar bisa WASPADA.
- Mendorong kerja sama antar sektor dalam menyediakan fasilitas kesehatan
berkesinambungan.
- Memantau lingkungan dan sanitasi di masyarakat agar dapat mendukung pola hidup sehat
pasien.