Anda di halaman 1dari 16

Lembar Penatalaksanaan

Kasus

Penatalaksanaan Komprehensif Masalah Kesehatan


Individu dan Keluarga

Nama : Denny Emilius

NPM : 01202230005

FasKes : RSUD Kota Baubau

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN KELUARGA LAYANAN PRIMER


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PELITA HARAPAN
2024
Lembar Penatalaksanaan Kasus

A. IDENTITAS PASIEN

IDENTITAS PASIEN
No Kasus 05
Nama Pasien Tn. A
Tanggal Lahir 23-02-2008
Usia 19 tahun
Jenis Kelamin Laki-Laki
Alamat Perumahan Medibrata Indah, Pasar Wajo, Km. 5 Baubau
No HP 082251627399
Pekerjaan Pelajar
Agama Islam
Pendidikan Terakhir
Sekolah Pesantren setara SMA
Suku Buton
JIKA PASIEN ADALAH BAYI/BALITA
Nama Ayah Eko Wahyudin
Tanggal Lahir 05-03-1972
Usia 52 tahun
Alamat Perumahan Medibrata Indah, Pasar Wajo, Km. 5 Baubau
Pekerjaan Buruh Bangunan
Agama Islam
Pendidikan Akhir SMA
Suku Buton
No HP -
Nama Ibu Nurhidayah
Tanggal Lahir 23-06-1974
Usia 50 tahun
Alamat Perumahan Medibrata Indah, Pasar Wajo, Km. 5 Baubau
Pekerjaan Ibu Rumah Tangga
Agama Islam
Pendidikan Akhir SMA
Suku Buton
No HP -
HETEROANAMNESIS (JIKA DIDAPATKAN DARI ANGGOTA KELUARGA /
ORANG LAIN)
Nama Lengkap -
Tanggal Lahir -
Usia -
Jenis Kelamin -
Alamat -
No HP -
Pendidikan Akhir -

Tanggal Pelayanan: 04-04-2024

B. ANAMNESIS PENYAKIT (DISEASE)

Keluhan Utama: Gatal-gatal diseluruh tubuh


Riwayat Penyakit Sekarang:

Pasien datang dengan keluhan mengeluh gatal-gatal di hampir seluruh tubuh. Rasa gatal di tangan
kanan dan kiri terutama sela sela jari sejak 3 bulan terakhir ini. Rasa gatal dirasakan sepanjang hari
namun terasa lebih berat pada malam hari hingga terkadang mengganggu tidur pasien. Keluhan
awalnya muncul di bagian paha, lipat paha, dan kaki pasien yang kemudian menyebar ke kedua tangan.
Pasien mengatakan pada mulanya terdapat gelembung-gelembung kecil berisi cairan di area gatal yang
kemudian digaruk dan pecah. Pasien mengeluhkan timbulnya bintik bintik luka berwarna kulit dan
merah di sela sela jari tangannya. Pasien mengaku beberapa teman pasien di lingkungan pesantren
yang memiliki keluhan yang sama sebelum pasien mengalami keluhan ini. Pasien sudah hampir 1
tahun berada di pesantren ini asa gatal itu membuatnya sering menggerak-gerakkan tubuh dan
menggaruk-garuk kulitnya. Keluhan lain tidak ada.

Pasien mengaku sejak kemarin rasa gatal semakin menjadi-jadi dan membuatnya kesulitan untuk
belajar dan beraktivitas. Ia meminta izin pada ustadz untuk diperiksa ke dokter terdekat.

Riwayat Penyakit Dahulu (beserta pengobatan):

- Riwayat keluhan serupa sebelumnya disangkal


- Riwayat penyakit lain seperti alergi makanan atau obat, asma, bersin berulang tidak ada.
- Riwayat kontak dengan bahan-bahan tertentu sebelum munculnya keluhan juga disangkal.

Riwayat Penyakit Keluarga:


- Tidak ada anggota keluarga yang mengalami keluhan serupa
- Ayah pasien menderita Hipertensi sejak 5 tahun terakhir dan rutin minum Amlodipin 1x10 mg
- Riwayat Atopi (-)
- Riwayat asma, alergi makanan juga tidak ada

Riwayat Personal Sosial:

- Pasien laki-laki berusia 19 tahun. Saat ini sedang menempuh pendidikan di salah satu pondok
pesantren di kota Baubau.
- Pasien tinggal di asrama pesantren dan tidak tinggal bersama kedua orangtuanya. Namun setiap
Sabtu pulang ke rumah di Pasar Wajo untuk tidur bersama kakak laki-lakinya.
- Tidak ada riwayat alergi atau penyakit lain pada keluarga inti pasien. Ayahnya hanya
menderita hipertensi dan rutin minum obat amlodipine 1x10 mg dan pernah pengobatan TB
paru namun sudah sembuh.
- Beberapa teman sepesantren pasien pernah mengalami keluhan serupa sebelum pasien.
- Pasien menggunakan BPJS.
Review Sistem:

 Pasien datang dengan keluhan mengeluh gatal-gatal di hampir seluruh tubuh. Rasa gatal di
tangan kanan dan kiri terutama sela sela jari sejak 3 bulan terakhir ini.
 Rasa gatal dirasakan sepanjang hari namun terasa lebih berat pada malam hari hingga terkadang
mengganggu tidur pasien.
 Keluhan awalnya muncul di bagian paha, lipat paha, dan kaki pasien yang kemudian menyebar
ke kedua tangan.
 Pasien mengatakan pada mulanya terdapat gelembung-gelembung kecil berisi cairan di area
gatal yang kemudian digaruk dan pecah.
 Pasien mengeluhkan timbulnya bintik bintik luka berwarna kulit dan merah di sela sela jari
tangannya.
 Pasien mengaku sejak Kemarin rasa gatal semakin menjadi-jadi dan membuatnya kesulitan
untuk belajar dan beraktivitas.

C. ANAMNESIS PENGALAMAN SAKIT (ILLNESS)

Pengalaman Sakit Pasien

1. Pikiran:

- Pasien berpikir bahwa penyakit ini sangat mengganggu tubuhnya , terutama pada
malam hari hingga mengganggu tidurnya.
- Pasien berpikir hal ini mengganggu konsentrasi selama belajar di pesantren.

2. Perasaan:
- Pasien merasa tidak nyaman yang luar biasa akibat rasa gatal yang hebat di seluruh
tubuh.
- Pasien merasa terganggu dalam kegiatan sehari-hari seperti belajar dan berinteraksi
karena gangguan fisik akibat rasa gatal.
- Pasien khawatir penyakitnya tidak kunjung sembuh dan rasa gatal semakin parah.
- Pasien merasa Lelah dan istirahatnya terganggu karena gatal yang parah di malam hari.

3. . Efek pada fungsi:


- Fungsi kulit terganggu karena rasa gatal hebat di seluruh tubuh akibat infeksi kutu.
Pasien sering menggaruk-garuk untuk mengurangi gatal.
- Tidur terganggu karena gatal yang lebih parah di malam hari. Hal ini dapat
menyebabkan pasien mengalami kekurangan tidur dan istirahat.
- Konsentrasi dan daya ingat terganggu saat belajar karena terus diganggu oleh rasa
gatal. Hal ini mempengaruhi kinerja akademis pasien.

4. Harapan:
- Pasien berharap dapat sembuh kembali sehingga bisa belajar dan beraktivitas normal tanpa
gangguan dari rasa gatal.
- Pasien berharap pengobatan dapat berjalan dengan baik sesuai anjuran dokter tanpa efek
samping, sehingga ia bisa sembuh total.
- Pasien berharap merasa nyaman kembali tanpa terus diganggu oleh rasa gatal yang menyiksa.
- Pasien Berharap penyakitnya tidak menular ke teman-teman atau anggota keluarganya.
D. INSTRUMEN PENILAIAN KELUARGA (FAMILY ASSESMENT TOOLS)

1. Genogram Keluarga (Family Genogram)

Tanggal 04/04/2024 – Diagnosis Tn. A / 19 tahun/ dengan Skabies

2. Bentuk Keluarga (Family Structure)

Keluarga inti yang tinggal serumah (Nuclear family)


3. Tahapan Siklus Kehidupan Keluarga (Family Life Cycle)

Keluarga dengan anak usia remaja (DUVALL 5)

4. Peta Keluarga (Family Map)


5. APGAR Keluarga (Family APGAR)
APGAR Keluarga Hampi Kadang Hampi
r Selalu -kadang r tidak
(2) (1) pernah
(0)
1. Saya merasa puas karena saya dapat meminta pertolongan X
kepada keluarga saya ketika saya menghadapi permasalahan
2. Saya merasa puas dengan cara keluarga saya membahas X
berbagai hal dengan saya dan berbagi masalah dengan saya.
3. Saya merasa puas karena keluarga saya menerima dan X
mendukung keinginan-keinginan saya untuk memulai kegiatan
atau tujuan baru dalam hidup saya.
4. Saya merasa puas dengan cara keluarga saya mengungkapkan X
kasih sayang dan menanggapi perasaan-perasaan saya, seperti
kemarahan, kesedihan dan cinta.
5. Saya merasa puas dengan cara keluarga saya dan saya berbagi X
waktu bersama.
Skor Total : 8 (sangat fungsional)

Skala Pengukuran
Hampir Selalu = 2
Kadang-kadang = 1
Hampir tidak pernah = 0

Total Skor
8-10 = sangat fungsional
4-7 = disfungsional sedang
0-3 = disfungsional berat
6. SCREEM KELUARGA (FAMILY SCREEM)

Aspek SCREEM Sumber Daya Patologis


Sosial -Tidak tinggal bersama Keluarga jarang
orangtua, hanya pulang sabtu ke berpartisipasi dalam
rumah kegiatan di sekitar
-Tinggal di asrama pesantren lingkungan, seperti
bersama teman-teman lain. pengabdian masyarakat,
berpartisipasi dalam
kerja bakti & event di
lingkungan perumahan

Cultural Pasien & Keluarga bangga


dengan budaya Jawa mereka.
Hal ini dapat dilihat dari sikap
pasien dalam menggunakan adat
& Bahasa buton dalam
kehidupan sehari-hari, dengan
tetap dapat menghormati dan
menghargai budaya lain.

Religion Pasien & Keluarga adalah


Muslim dan memahami ajaran,
dan ibadah. (anggota keluarga
salat 5 waktu di rumah, salat
berjamaah di mesjid), sekaligus
dapat menghormati dan
menghargai orang yang berbeda
keyakinan.

Education - Sedang menempuh Pasien mengeluh aktivitas


pendidikan di salah satu belajar dan konsentrasi
pondok pesantren terganggu
- Tingkat pendidikan dan
pengetahuan keluarga
ini rendah, kedua orang
tuanya hanya lulus
SMA.
- Pasien dan keluarga
tidak mampu
memahami penjelasan
medis dalam istilah
awam.

Ekonomic -Berasal dari keluarga dengan


latar belakang ekonomi
menengah ke bawah
- Biaya pendidikan dibantu oleh
pamannya
Medical Dalam mencari pelayanan
kesehatan, anggota keluarga
pergi ke rumah sakit atau klinik.
Pasien memiliki Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN) aktif,
dan biaya pengobatan
ditanggung oleh JKN.

7. Perjalanan Hidup Keluarga (Family Life line)


Tahun Usia (tahun) Life Events / Crisis Severity of Illness
2020 15 tahun Riwayat Jatuh dari Multiple Vulnus
sepeda motor Exoriatum

2021 16 tahun Ayahnya terdiagnosis TB paru on treatment


TB paru oleh dokter (Tuntas)

E. PEMERIKSAAN FISIS

1. Keadaan Umum : Tampak sakit sedang


2. Kesadaran : Composmentis
3. Tanda-tanda vital
Tekanan darah: 120/80 mm/Hg
Nadi: 98 x /menit, reguler
Respirasi: 20 x/menit, reguler
Suhu: 36,5 0C
SpO2: 99 % room air
4. Antropometri
Tinggi Badan: 155 cm
Berat Badan: 49 kg
Indeks Massa Tubuh: 20,39 kg/m2 (Normoweight)

5. Pemeriksaan Umum
Kulit: lihat status lokalis
Kelenjar Limfe: normal
Otot: normal
Tulang: normal
Sendi: normal
6. Pemeriksaan Khusus
Kepala: normosefali
Mata: anemis (-/-), ikterik tidak ada , secret (-/-)
THT : deviasi (-) , T1/T1 Faring hiperemis (-/-),
Mulut dan gigi: caries (+). Gusi tidak bengkak, sariawan (-/-)
Leher: pembesaran KGB tidak ada

Thorax
Pulmo
Inspeksi: statis dan dinamis simetris kanan dan kiri
Palpasi: stem fremitus kana = kiri
Perkusi: sonor pada kedua lapangan paru
Auskultasi: vesikuler +/+, ronki dan wheezing tidak ada

Cor:
Inspeksi: iktus cordis tidak tampak
Palpasi: iktus cordis tidak teraba
Perkusi: Batas jantung atas ICS II, batas kanan linea parasternal dextra, batas kiri LMC sinistra ICS V
Auskultasi: HR 89 x/menit, regular (+). Murmur (-)

Abdomen:
Inspeksi: datar, venektasi tidak ada, striae tdk ada
Auskultasi: Bising usus kesan peristaltic normal
Perkusi: lemas, hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan epigastrium tidak ada, turgor kulit baik.
Palpasi: Timpani, shifting dullness (-)

Anogenital: tidak di periksa

Ekstremitas:
Akral Hangat
Gerakan: baik
Tonus: normal
Trofi: eutrofi
Refleks Fisiologis: (-)
Refleks Patologis: (-)
Sensibilitas: baik
Meningeal signs: (-)

STATUS LOKALIS

- Regio interdigiti dorsum manus sinistra, interdigiti I-II, II-III, III-IV, IV-V : terdapat
papul, multiple, ukuran miliar, bentuk irreguler, penyebran diskret. Tampak makula
hipopigmentasi dan krusta berwarna putih
- Regio genital dan inguinal : tampak papul, multiple, disertai krusta pus dan makula eritema
- Regio femoralis bilateral : tampak papul, multiple, disertai krusta dengan pus dan makula
eritema.
- Regio tibia bilateral dan pedis bilateral : tampak papul eritema, multipel, ukuran miliar,
bentuk irreguler, penyebaran diskret dengan krusta berwarna kecoklatan

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium (-)

2. Radiologi (-)

3. Lainnya (EKG, Treadmill, Etc)

Saran : Pemeriksaan Scrapping Kulit /lesi untuk dianalisis di bawah mikroskop guna mengamati
kehadiran kutu Sarcoptes scabiei secara langsung.

G. DIAGNOSIS BANDING

 Skabies
 Dermatitis Kontak Alergica
 Dermatitis Insect bite
 Folikulitis
 Prurigo
 Tinea Corporis

H. DATA ANGGOTA KELUARGA INTI (KELUARGA ASAL)

No. Nama Jenis Tanggal Pekerjaan No HP Status


Kelamin Lahir / Kesehatan
Umur
1. Tn. E Laki-laki 52 tahun Buruh - HT + TB
bangunan Paru
(tuntas)
2. Ny.N Perempuan 50 tahun IRT - Gout
3 Tn. W Laki-laki 21 tahun Pelajar Baik

I. DATA ANGGOTA KELUARGA YANG TINGGAL SERUMAH

No. Nama Jenis Kelamin Tanggal Pekerjaan No Status


Lahir / HP Kesehatan
Umur
1. Tn. E Laki-laki 52 tahun Buruh - HT + TB
bangunan Paru
(tuntas)
2. Ny.N Perempuan 50 tahun IRT - Gout
3 Tn. W Laki-laki 21 tahun Pelajar Baik

J. RUMAH DAN LINGKUNGAN SEKITAR


1. Kondisi Rumah

2. Lingkungan Sekitar Rumah

K. INDIKATOR PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT

No Indikator PHBS Jawaban


Ya Tidak
1 Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan X
2 Pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 0 - 6 bulan X
3 Menimbang berat badan balita setiap bulan X
4 Menggunakan air bersih yang memenuhi syarat kesehatan X
5 Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun X
6 Menggunakan jamban sehat X
7 Melakukan pemberantasan sarang nyamuk di rumah dan lingkungannya sekali X
seminggu
8 Mengkonsumsi sayuran dan atau buah setiap hari X
9 Melakukan aktivitas fisik atau olahraga X
10 Tidak merokok di dalam rumah X
Kesimpulan
PHBS Cukup baik, hanya perlu meningkatkan aktivitas olahraga 2-3 kali seminggu

L. CATATAN TAMBAHAN HASIL KUNJUNGAN RUMAH

Nomor Kunjungan Tanggal Catatan, Kesimpulan dan


Rencana Tindak Lanjut

033/HOMEVISIT/04/2024 10-04-2024 - Edukasi PHBS di


Pesantren
- Kontrol Kembali bila
ada keluhan
- Follow up bila ada
dilingkungan sekitar/
pesantren mengalami
keluhan
- Follow up- keluarga
jika dalam satu rumah
mengalami keluhan

Kesimpulan :

- Pasien sudah teratur


menggunakan obat
- Pasien dan keluarga
melaksanakan sesuai
edukasi yang
diberikan

M. DIAGNOSIS HOLISTIK

Aspek Personal
Alasan - Rasa gatal yang dirasakan sudah sangat parah dan mengganggu, baik
Konsultasi secara fisik maupun psikis hingga menyebar ke seluruh tubuh, serta
mengganggu aktivitas sehari-hari pasien seperti belajar dan berinteraksi.
- Menggaruk ternyata tidak membuahkan hasil, justru membuat luka baru.
- Beberapa teman di pesantren juga mengalami keluhan serupa, sehingga
kemungkinan penyakit menular.
- Pasien ingin diketahui penyebab pasti keluhannya agar mendapat
pengobatan tepat dan sembuh total.

Persepsi - Pasien merasa dirinya tidak sehat karena penyakit. Berharap setelah
sembuh bisa hidup normal kembali.
- Beberapa teman juga sakit, jadi penyakit ini mungkin menular di
lingkungan pesantren.
- Pasien optimis dapat sembuh total dan ke depannya tidak mengalami
penyakit serupa lagi.
- Pasien butuh dukungan sosial dan lingkungan agar proses pengobatan dan
pemulihan berjalan dengan baik

Harapan - Pasien Berharap gejala gatal dan penyakitnya dapat segera sembuh
dengan pengobatan dokter.
- Berharap setelah sembuh, dapat melanjutkan kegiatan sehari-hari tanpa
gangguan.
- Berharap pengobatan yang dilakukan berjalan dengan baik dan tidak
menimbulkan efek samping.
- Berharap tidak terinfeksi kembali penyakit kulit di masa mendatang.
- Berharap tidak menularkan penyakitnya ke teman-teman atau keluarga.

Kekhawatiran - Pasien khawatir penyakitnya tidak kunjung sembuh meskipun diobati.


- Pasien khawatir menularkan ke orang sekitar bahkan dirumah, takut
dicemooh atau dijauhi oleh teman-teman atau keluarga dekat.
- Gejalanya semakin mengganggu aktivitas dan berdampak buruk.
- Pengobatan yang diterima tidak ampuh atau penyakitnya justru jadi lebih
parah.
- Gejala penyakit akan terus membuat tidak nyaman secara fisik maupun
mental

Aspek Klinis

Skabies (ICD 10 B.86)

Aspek Risiko Internal

- Kurangnya hygiene pribadi dan lingkungan. Pasien sering menggunakan kembali baju yang
sudah dipakai.
- Kebiasaan jarang cuci tangan menggunakan sabun setelah beraktivitas dan jarang memotong
kuku, jarang menjemur kasur dan bantal, jarang mencuci sprei, sarung bantal, dan handuk.
- Penyebaran infeksi ke bagian tubuh lain akibat kontaminasi diri sendiri, misalnya menggaruk
bekas luka.
- Usia remaja awal.
- Pengetahuan pasien kurang mengenai penyakit yang dialami, faktor risiko, pengobatan, serta
risiko penularannya.
Aspek Risiko Eksternal
- Adanya keluhan serupa di lingkungan rumah yaitu teman-teman pasien dan beberapa kali
sempat menginap bersama sehingga kemungkinan menjadi sumber penularan.
- Hygiene lingkungan rumah kurang baik
- Pengetahuan keluarga kurang mengenai penyakit pasien dan upaya apa yang perlu dilakukan
untuk membantu proses penyembuhan penyakit pasien
- Sosioekonomi menengah kebawah
- Faktor cuaca/lingkungan eksternal yang mendukung penyebaran/replikasi parasit penyebab
penyakit.
- Kurangnya edukasi masyarakat tentang hygiene dan pencegahan penyakit menular kulit.
- Ketidakpatuhan terhadap aturan kesehatan masyarakat di lingkungan sekitar.
Aspek Derajat Fungsional

Derajat 1 : artinya masih dapat bekerja dengan baik dan dapat merawat diri tanpa bantuan orang lain

N. PENGELOLAAN KOMPREHENSIF

Patient-Centered Oriented Care


 Promotif
- Sosialisasi tentang perilaku hidup bersih dan sehat seperti pola makan seimbang, istirahat
cukup, dan hindari stres berlebihan.
- Bimbingan membentuk pola hidup sehat secara mandiri dengan mengoptimalkan faktor
pendukung.
- Pemberdayaan perilaku antar teman sebaya untuk saling mendukung hidup sehat.
- Pengenalan manfaat kondisi fisik dan mental melalui senam ringan atau relaksasi.
- Pelatihan keterampilan untuk meningkatkan kepercayaan diri seperti komunikasi efektif.
- Peningkatan literasi kesehatan tentang pentingnya pencegahan penyakit dan hidup seimbang.
- Optimalisasi akses terhadap informasi kesehatan melalui media atau kader masyarakat.
- Pemberdayaan keluarga dalam mendukung perubahan perilaku hidup sehat.
- Evaluasi mandiri untuk menumbuhkan kesadaran akan kebutuhan perubahan.
- Pemberian penghargaan atas komitmen perilaku hidup sehat untuk menumbuhkan motivasi.

 Preventif
- Memberi edukasi terkait higienitas sebagai upaya untuk membantu proses penyembuhan dan
mencegah penularan, meliputi:
a. Melakukan dekontaminasi seluruh barang dan pakaian yang digunakan pasien dengan
cara merendam dan mencuci dengan air panas secara terpisah, dijemur di bawah terik
matahari, disetrika, dan disimpan terlebih dahulu tidak langsung digunakan.
b. Menyuci sprei, sarung bantal, dan handuk, dengan frekuensi lebih sering (1-2 minggu
sekali)
c. Menjemur kasur dan bantal di bawah sinar matahari
d. Menghindari penggunaan barang pribadi secara bersamaan meliputi pakaian, handuk,
alat mandi, dan barang lain.
e. Tidak menggunakan secara berulang pakaian yang telah digunakan.
f. Mengoptimalkan ventilasi di dalam rumah agar sirkulasi udara tetap baik dan rumah
tidak lembab. Hal ini dapat dilakukan dengan membuka jendala dan pintu kamar.

- Imunisasi rutin sesuai program untuk mencegah penyakit menular lain.


- Suplementasi nutrisi seperti vitamin jika terdeteksi kekurangan untuk meningkatkan daya
tahan tubuh.
- Pemeriksaan kulit secara berkala untuk mendeteksi gejala awal jika terjadi infeksi ulang.
- Pemantauan kondisi psikologis dan manajemen stres untuk mencegah penurunan daya tahan
tubuh.

 Kuratif
- Tatalaksana medikamentosa yang diberikan adalah krim Permethrin 5% satu kali selama 8-
10 jam kemudian dibilas dengan air saat mandi dan diulang 1 minggu setelahnya. Obat ini
merupakan pilihan pertama untuk eliminasi tungau dan telur Sarcoptes scabiei. Jika tidak
tersedia, dapat diberikan salep 24. Sebelum mengoleskan obat pasien mandi menggunakan
sabun ke seluruh bagian tubuh, lalu dibilas dengan bersih. Setelah badan kering, permetrin
dioleskan ke seluruh permukaan kulit dari leher sampai ujung jari kaki. Perhatian khusus
diberikan ke lesi di tempat predileksi misalnya sela-sela jari tangan, telapak tangan,
pergelangan tangan, bokong, dan alat kelamin.
- Apabila terhapus sebelum waktunya maka obat harus dioleskan lagi. Setelah mencapai waktu
yang ditentukan, obat dibersihkan dengan mandi memakai sabun. Selesai mandi, badan
dikeringkan dengan handuk bersih dan kering lalu handuk dijemur di bawah terik sinar
matahari.
- Pada pasien juga diberikan antihistamin H-1 yaitu cetirizine untuk mengurangi gejala gatal
yang cukup mengganggu terutama malam hari dengan dosis 1 x 10 mg/hari.

 Rehabilitatif

- Edukasi kesehatan secara berkelanjutan untuk mencegah rekurensi dan pola hidup sehat.
- Konseling untuk mengelola stres dan trauma akibat pengalaman sakit.Ini dapat
meningkatkan kesejahteraan psikologis.
- Terapi fisik ringan seperti stretching dan senam untuk memulihkan mobilitas dan
fungsionalitas tubuh.
- Diet seimbang dan suplemen nutrisi bila perlu untuk memulihkan kondisi gizi dan kekebalan
tubuh.
- Terapi relaksasi seperti musik atau meditasi untuk menurunkan stress dan meningkatkan
mood.
- Pengawasan dan pendampingan dalam aktivitas sehari-hari secara bertahap untuk melatih
kemandirian.
- Bimbingan keluarga untuk memberikan dukungan sosial sepanjang proses pemulihan.
- Evaluasi berkala untuk memantau perkembangan dan mendeteksi masalah baru jika ada.
- Dorongan untuk terlibat aktivitas sosial secara bertahap untuk memulihkan kualitas hidup.
Family-Focused care
- Memberikan edukasi mengenai penyakit skabies yang dialami pasien.
- Menjelaskan kemungkinan penularan pada anggota keluarga yang lain dan menjelaskan
pentingnya deteksi dan melakukan pengobatan pada seluruh anggota keluarga meskipun
tidak bergejala sebagai upaya memutus rantai penularan.
- Memberikan edukasi cara penggunaan obat yang benar dan peran keluarga untuk
mengingatkan pasien menggunakan obat.
- Memberi edukasi terkait higienitas kepada keluarga sebagai upaya untuk membantu proses
penyembuhan dan mencegah penularan, meliputi:
g. Melakukan dekontaminasi seluruh barang dan pakaian yang digunakan pasien dengan
cara merendam dan mencuci dengan air panas secara terpisah, dijemur di bawah terik
matahari, disetrika, dan disimpan terlebih dahulu tidak langsung digunakan.
h. Menyuci sprei, sarung bantal, dan handuk, dengan frekuensi lebih sering (1-2 minggu
sekali)
i. Menjemur kasur dan bantal di bawah sinar matahari
j. Menghindari penggunaan barang pribadi secara bersamaan meliputi pakaian, handuk,
alat mandi, dan barang lain.
k. Tidak menggunakan secara berulang pakaian yang telah digunakan.
l. Mengoptimalkan ventilasi di dalam rumah agar sirkulasi udara tetap baik dan rumah
tidak lembab. Hal ini dapat dilakukan dengan membuka jendala dan pintu kamar.
- Menghindari sementara kontak dengan pasien maupun orang lain yang memiliki keluhan
serupa.
- Memberikan motivasi terkait penambahan penghasilan dengan cara mencari peluang usaha
atau pekerjaan yang ada.
Community- Oriented Care
- Memberikan penyuluhan tentang skabies pada warga sekitar terutama kepada beberapa
teman pasien yang memilki keluhan serupa.
- Memberikan edukasi kepada warga sekitar mengenai cara menjaga higienitas personal
maupun lingkungan dan mengingatkan pentingnya hal ini dalam proses penyembuhan
penyakit.
- Memberikan dorongan kepada masyarakat yang memilki keluhan serupa untuk segera
mencari pengobatan ke layanan kesehatan terdekat sebagai upaya untuk memutus rantai
penularan skabies.
- Membangun jejaring dukungan di masyarakat seperti LSM atau relawan yang bersedia
membantu pasien.
- Melibatkan tokoh di pesantren seperti ustad/ ustadzah dan ulama sebagai dukungan sosial
bagi pasien dan keluarga.
- Menginformasikan tren penyakit di lingkungan pesantren agar bisa WASPADA.
- Mendorong kerja sama antar sektor dalam menyediakan fasilitas kesehatan
berkesinambungan.
- Memantau lingkungan dan sanitasi di masyarakat agar dapat mendukung pola hidup sehat
pasien.

Anda mungkin juga menyukai